bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film Requiem for a Dream (2000)

Ditulis oleh Aditya Putra
Requiem for a Dream
4.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Setiap orang pasti memiliki mimpi yang ingin dicapai. Yang membedakan satu sama lain adalah sebesar apa mimpinya dan sebesar apa tekad untuk mewujudkannya.

Tapi terkadang tekad yang terlalu besar dan berlebihan bisa membuat seseorang mengesampingkan segala sesuatu demi bisa mewujudkannya. Bahkan nggak jarang dengan berani mengorbankan hal yang berharga.

Ketika seseorang dikuasai oleh mimpi, maka yang muncul adalah obsesi. Obsesi itulah yang bisa membawa kehancuran. Seperti yang terjadi dalam film Requiem for a Dream.

Masing-masing karakter di filmnya punya mimpi dan saking tingginya mimpi itu malah merusak mereka. Yuk, kita bahas lebih lengkap di sinopsis dan review berikut!

Sinopsis

requiem-for-a-dream-2_

Sara Goldfarb adalah seorang wanita lanjut usia yang ditinggal mati oleh suaminya. Harry, anak Sara satu-satunya sudah nggak tinggal dengannya lagi.

Untuk menghabiskan waktu, dia gemar menonton televisi dengan acara favoritnya adalah Maylin and Block. Dia berharap suatu saat bisa tampil di acara tersebut dengan menggunakan gaun merah favoritnya.

Harry tengah berusaha mewujudkan mimpinya dengan sang kekasih, Marion, yaitu membuka toko pakaian yang didesain Marion. Harry kecanduan heroin, pun dengan sahabatnya Tyrone.

Harry dan Tyrone pun berusaha untuk mengumpulkan uang dengan cara menjual heroin. Tyrone sendiri kabur dari rumahnya dan berusaha untuk mendapat pengakuan dari ibunya.

Suatu hari, Sara mendapatkan kabar menyenangkan bahwa dia diundang untuk hadir di acara Maylin and Block. Dia segera mencari gaun merah favoritnya dan mencoba memakainya. Sayangnya, tubuhnya nggak seramping ketika dia muda dulu.

Dia pun bertekad melakukan diet ketat agar baju itu kembali muat. Selain itu, dia juga mengubah warna rambutnya menjadi merah agar selaras dengan gaunnya.

Sara mengurangi porsi makannya secara drastis. Tapi ketika dia melakukannya, godaan untuk melahap makanan di kulkas semakin menghantuinya. Diet yang direncanakan pun gagal dilakukan. Dia mendapat saran dari temannya, Rae untuk bertemu dengan seorang dokter yang bisa memberi obat mengurangi nafsu makan.

Harry yang mulai mendapat penghasilan tinggi, memberi hadiah berupa televisi pada sang ibu. Ketika berkunjung, Harry mendapati berat badan sang ibu turun serta penyebabnya adalah obat amfetamin. Harry meminta ibunya untuk berhenti mengonsumsi obat tersebut.

Sara menolak dengan alasan dia mengonsumsinya untuk tampil di televisi dan membuat dua temannya, Ada dan Rae mengaguminya. Dengan begitu, dia merasa lebih hidup.

Sara semakin nggak sabar menunggu hari dia akan tampil di televisi. Akibatnya, dia lebih banyak mengonsumsi amfetamin. Sementara itu, bisnis yang dijalankan Harry mulai mendapat ganjalan. Tyrone yang mencari heroin harus terjebak dalam peperangan antara pengedar narkoba dan mafia sampai-sampai dia ditangkap oleh polisi.

Harry menggunakan uang hasil berjualan heroin untuk menjamin Tyrone supaya bebas. Adanya peperangan antara pengedar dengan mafia membuat mereka berdua kesulitan mendapatkan barang untuk dijual.

Tyrone mendapat kabar bahwa ada heroin yang bisa dibeli tetapi dengan harga dua kali lipat. Untuk bisa membeli heroin, Harry menyuruh Marion untuk tidur dengan psikiater yang dijumpai Harry, demi mendapatkan uang.

Tindakan Harry memanfaatkan Marion membuat hubungan keduanya memburuk ditambah dengan kondisi mereka yang sering dalam pengaruh heroin. Sementara itu, Sara mulai berhalusinasi bahwa dia tampil di televisi dan diejek oleh pembawa acara serta penonton. Yang lebih parahnya, dia berhalusinasi kulkas di rumah menyerang dirinya.

Sara memutuskan untuk mendatangi kantor Maylin and Block untuk mendapat jawaban kapan dia akan tampil di televisi. Harry dan Tyrone harus pergi ke Miami untuk mendapat heroin. Di perjalanan, kondisi tangan Harry membusuk dan mengharuskan Tyrone membawa Harry ke rumah sakit.

Resikonya adalah mereka bisa ditangkap oleh polisi. Sementara Marion kesulitan mencari uang dan harus menjajakkan tubuhnya. Adakah keempat dari mereka yang selamat?

Film Penyalahgunaan Obat-Obatan Paling Suram

requiem-for-a-dream-3_

Film yang menampilkan cerita tentang penyalahgunaan obat-obatan sudah banyak dibuat. Salah satu yang paling terkenal adalah Trainspotting. Bedanya, Requiem for a Dream menggunakan pendekatan yang berbeda.

Film psikologi garapan sutradara Darren Aronofsky ini mengeksploitasi betapa mengerikannya pengaruh obat-obatan tersebut. Mimpi berbeda pada karakter-karakternya coba dituju dengan jalan yang sama yaitu melibatkan obat-obatan. Sara menggunakan amfetamin agar gaun merah favoritnya muat di tubuhnya.

Ada pula Harry, Marion dan Tyrone mengonsumsi heroin untuk rekreasional. Selain itu, Harry berjualan heroin untuk mewujudkan mimpi Marion serta Tyrone mencari pengakuan dari ibunya dengan ingin sukses secara finansial.

Film yang ceritanya berdasarkan novel dengan judul serupa karya Hubert Selby Jr. ini mengandalkan pendekatan psikologis yang mengerikan.

Sara digambarkan mengalami halusinasi, Harry tangannya membusuk, Tyrone dipenjara serta Marion terjerumus ke dunia prostitusi. Salah satu adegan paling mengerikan adalah ketika Sara berhalusinasi sampai mendapat bayangan seisi studio mencemoohnya.

Sinematografi Brilian

requiem-for-a-dream-4_

Selain dari cerita, Requiem for a Dream memberikan pengalaman yang cukup progresif dari segi visual. Secara sinematografi, film ini berani melakukan eksperimen.

Ada hip hop montage bagaimana ketika heroin digunakan dengan editing yang rapi untuk menunjukkan transisi dari karakter masih sadar menjadi teler, close up tepat di depan wajah karakter sampai time-lapse.

Hebatnya dari film ini adalah penggunaan teknik sinematografi itu ditempatkan pada momen-momen yang tepat. Seperti time-lapse untuk menunjukkan kegelisahan Sara yang tinggal sendirian di apartemennya.

Ada pula close up di depan karakter ketika Marion akan menjajakan dirinya serta adegan yang mengekspos ekspresi kegelisahan Sara. Kesan sunyi, momen gelisah dan mengerikan secara psikologis di film ini benar-benar bisa ditampilkan secara selaras dari segi sinematografi.

Perubahan warna dalam adegan-adegan pun menjadi nilai tambahnya. Terlebih kebanyakan warna yang dipilih merupakan warna gelap yang tiba-tiba bisa menjadi terang tapi nuansa dingin dan suram tetap terasa.

Penampilan Memukau Ellen Burstyn

requiem-for-a-dream-5_

Pendalaman karakter di Requiem for a Dream digambarkan dengan rinci. Masing-masing karakter punya mimpi yang ingin dicapai dengan jalan pintas.

Sara ingin kurus tapi malah menggunakan amfetamin, Harry dan Tyrone mencari uang dengan berjualan heroin sampai Marion yang menjual tubuhnya agar mendapat uang untuk membeli heroin.

Keempat karakter utama di film ini tampil apik tapi kredit lebih harus diberikan pada Ellen Burstyn yang berperan sebagai Sara Goldfarb. Ellen bisa menampilkan ekspresi yang dibutuhkan.

Dia bisa memancing kesan agar orang-orang bersimpati atas sepi yang dirasakannya, keinginannya untuk merasa hidup sampai kengerian ketika dia berhalusinasi.

Nggak mengherankan kalau namanya masuk nominasi Best Actress di Academy Awards. Requiem for a Dream merupakan tontonan tentang mimpi, obsesi dan obat-obatan terlarang yang bisa membuat kita merasa terikat secara emosional.

Durasi selama 101 menit nggak terasa panjang karena kita akan dibuat sedih, tegang dan ngeri nyaris sepanjang film. Selain itu, sajian sinematografi yang unik bisa memberikan pengalaman baru secara visual.

Kalau suka film psychological drama, film ini jangan sampai dilewatkan. Punya rekomendasi film serupa? Kasih tahu di kolom komentar, dong!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram