bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Rear Window, Melihat Dunia dari Jendela

Ditulis oleh Aditya Putra
Rear Window
4.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Manusia merupakan mahluk sosial yang nggak bisa hidup sendiri. Dengan kata lain, manusia yang satu membutuhkan manusia lain untuk bisa berinteraksi, saling membantu dan memenuhi kebutuhan. Kehidupan manusia secara sederhana bisa dilihat di sekitar kita. Masing-masing orang pasti punya aktivitas dan tujuan yang hendak dicapai.

Sebagian besar orang nggak menyukai hidup sendiri. Ada kebutuhan dalam diri mereka untuk berbaur bersama yang lain. Tapi kadang keterbatasan dan keadaan memaksa kita untuk membatasinya. Seperti yang terjadi di film Rear Window ketika seseorang melihat kehidupan manusia lewat jendela dan menemukan sebuah keganjilan. Yuk kita bahas sinopsis dan review filmnya!

Sinopsis

L.B. “Jeff” Jefferies adalah seorang fotografer handal yang kakinya sedang mengalami cedera. Hal itu memaksanya untuk duduk di kursi roda dan hanya tinggal di apartemennya di Greenwich Village, Manhattan. Dia punya hobi baru yaitu memandangi halaman yang dikelilingi tembok beberapa apartemen dari jendela kamar.

Melihat jendela membuat Jeff bisa merasakan kehidupan. Terkadang dia menggunakan teropong supaya bisa melihat lebih jelas. Dia bisa melihat orang-orang dengan perilaku yang berbeda-beda. Ada seorang penari, seorang perempuan yang dijulukinya Miss Lonely Hearts, pasangan yang anjingnya suka menggali di halaman apartemen, dan Lars Thorwald seorang penjual berlian.

Hanya ada dua orang yang kerap mengunjungi Jeff. Pertama, pacar Jeff, seorang sosialita bernama Lisa Fremont. Kedua, perawat Jeff, Stella namanya. Jeff sering bercerita pada Stella tentang kehidupan percintaannya dengan Lisa. Menurut Stella, ini sudah waktunya Jeff menikahi Lisa. Jeff selalu menolak menikah dengan Stella karena mereka punya gaya hidup yang berbeda.

Pada suatu malam, badai menerjang Manhattan. Jeff duduk di samping jendela sambil memandangi keluar. Dia mendengar suara wanita yang meminta tolong dan kaca pecah. Mulai merasa khawatir, dia memaksakan diri untuk tidur. Karena gelisah, dia pun bangun dan melihat Thorwald meninggalkan apartemen sambil membawa koper padahal sedang hujan deras di luar.

Pada malam yang sama, Jeff melihat Thorwald membawa koper keluar dari apartemennya untuk kedua kalinya. Pada pagi harinya, Jeff nggak melihat istri Thorwald. Kecurigaan Jeff pada sosok Thorwald bertambah ketika dia melihat Thorwald mencuci pisau dan gergaji. Kemudian, dia melihat sampah dari apartemen Thorwald cukup banyak tapi diikat menggunakan tali.

Jeff menceritakan kecurigaannya terhadap Thorwald pada Lisa dan Stella. Mereka berdua merasa bahwa Jeff bertindak berlebihan dan yang dilihatnya hanyalah imajinasi. Jeff mendesak keduanya untuk memperhatikan perilaku Thorwald. Mereka berdua pun mulai mempercayai Jeff setelah melihat perilaku Thorwald yang mencurigakan.

Berbagai perilaku mencurigakan Thorwald membuat Jeff meyakini bahwa Thorwald sudah membunuh istrinya. Jeff menghubungi Tom Doyle, detektif di NYPD kenalannya untuk melaporkan kejadian. Doyle mendatangi apartemen Jeff untuk menindaklanjuti laporan dari Doyle. Doyle menemukan istri Thorwald membuang sampah yang membuktikan tuduhan Jeff nggak benar.

Nggak lama kemudian, anjing yang biasa menggali di halaman ditemukan mati. Pemiliknya langsung histeris ketika menemukan anjingnya mati. Semua penghuni apartemen melihat dari jendela untuk mengetahui apa yang terjadi. Dari semua penghuni, hanya sosok Thorwald yang nggak dilihat Jeff. Padahal Jeff bisa melihat api dari cerutu yang dihisap Thorwald di apartemennya.

Jeff mulai menyusun rencana untuk membuat Thorwald keluar dari apartemen. Dia menelpon Thorwald untuk janjian bertemu di bar. Dia yakin Thorwald menyembunyikan barang bukti di halaman apartemen. Dia berasumsi bahwa anjing yang mati, dibunuh karena menggali tepat di titik yang sama dengan Thorwald.

Thorwald pergi keluar, Lisa dan Stella menggali di titik yang sama. Tapi mereka berdua nggak menemukan apa pun. Lisa semakin terpacu untuk membantu Jeff. Mereka membuat rencana, Lisa akan menyelinap masuk ke apartemen Thorwald untuk menemukan bukti kejahatan yang dilakukan oleh Thorwald.

Rencana itu berjalan mulus sampai Thorwald memergoki Lisa. Lisa pun dilaporkan pada polisi atas tuduhan masuk properti orang lain tanpa izin. Apakah Thorwald benar-benar melakukan kejahatan? Atau kecurigaan Jeff hanyalah sebuah halusinasi? Dibangun dengan premis yang sederhana, film ini memberikan keseruan yang memuaskan.

Satir tentang Voyeur

Secara harfiah, voyeur yang berasal dari bahasa Inggris, berarti kepuasan yang didapat seseorang ketika mengintip orang lain. Walau seringkali dikaitkan dengan kepuasan seksual, tapi voyeur di film Rear Window diterjemahkan sebagai upaya untuk mengetahui urusan orang lain. Dalam film ini, Jeff yang butuh hiburan dan hiburan itu didapat dengan cara mengintip lewat jendela.

Hitchcok yang mengadaptasi film ini dari cerita pendek Cornell Woolrich yang berjudul It Had to Be Murder, mencoba menabrakan sesuatu yang tabu dengan nilai moral. Bagi masyarakat barat, mencoba mengetahui urusan orang lain merupakan sesuatu yang dilarang. Film ini menjadikannya satir dengan melakukan hal yang tabu tapi dimaksudkan untuk tujuan yang baik.

Jeff bukan hanya mengintip, tapi juga mengirim Lisa untuk menyelinap masuk ke apartemen Thorwald. Tindakan itu bisa dikategorikan tindakan kriminal berdasarkan hukum yang berlaku di Amerika. Hitchcock menjadikan karyanya sebagai sebuah apresiasi atas hal tabu yang membawa kebaikan. Terlebih hal itu diceritakan terjadi di kondisi masyarakat yang individualistis.

Baca juga: Inilah Daftar Film Thriller Terbaik Sepanjang Masa

Minim Penggunaan Efek

Kalau diperhatikan lebih lanjut, di film ini akan terdengar suara-suara yang kadang terdengar lumayan kencang dan kadang juga sunyi. Suara musik dari permainan piano atau radio benar-benar diambil dari lokasi apartemen Jeff tinggal. Oleh karena itu, volume yang berada di level berbeda memang sebuah kesengajaan yang dibuat oleh Hitchcock untuk membangun nuansa yang realistis.

Minimnya penggunaan efek merupakan cara Hitchcock untuk menempatkan penonton pada sudut pandang Jeff. Terkadang terdengar sayup-sayup suara dari luar merupakan cerminan kehidupan sunyi yang sedang dihadapi Jeff. Begitu juga suara dari penghuni lain merupakan bukti nyata bahwa ada kehidupan di sekitar Jeff walau nggak bisa dilihat lewat matanya secara langsung.

Suspense yang Apik

Ada dua hal yang menjadi kehebatan Rear Window. Yang pertama adalah kemampuannya dalam membangun unsur ketegangan secara psikologis. Yang kedua adalah menyembunyikan penyelesaian konflik di akhir film tapi dengan membangun teka-teki yang sulit untuk ditebak. Penonton dibuat bertanya-tanya dulu sebelum diberi klimaks.

Ketegangan secara psikologis dibangun dengan cara-cara unik. Permainan kamera dan shot panjang dalam adegan seolah-olah membuat kita berada di lokasi yang sama dengan Jeff. Dengan begitu, kita bisa merasakan kehampaan yang dirasakan oleh Jeff karena harus duduk di kursi roda. Pun dengan pilihannya melihat ke luar jendela yang dianggap bisa mengobati rasa hampa.

Dari segi cerita, ketegangan diekspos dari karakter Jeff. Kecurigaan pada Thorwald yang hidup nggak jauh darinya, tentu membuat adanya resiko Thorwald akan datang langsung ke apartemen Jeff. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya kalau seorang pembunuh masuk, sementara Jeff nggak bisa berbuat banyak karena cedera yang dialaminya.

Penyelesaian konflik merupakan bukti kegemilangan Hitchcock dalam membuat suspense. Kita hanya dihadapkan pada dua kesimpulan, kecurigaan Jeff pada Thorwald itu benar atau salah. Jeff melakukan pengamatan pada sosok Thorwald, tapi nggak ada bukti kuat. Hasilnya, sampai akhir film kita terus dibayangi rasa penasaran bagaimana konflik akan diselesaikan.

Rear Window merupakan salah satu film klasik Hitchcock. Sutradara asal London itu dikenal dengan kemampuan briliannya dalam menciptakan suspense. Film rilisan tahun 1954 ini merupakan salah satu karya terbaik yang menampilkan ciri khasnya. Suka film-film klasik? Kalau punya rekomendasi film lain, bagikan di kolom komentar, yuk!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram