bacaterus web banner retina

Review & Sinopsis Ready or Not, Mimpi Buruk di Malam Pertama

Ditulis oleh Sri Sulistiyani
Ready or Not
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Bagaimana bayanganmu mengenai malam pertama yang dilalui oleh pasangan pengantin  yang baru saja melangsungkan pernikahan? Tentunya hal-hal romantis dan indah yang menjadi bayangan bagi setiap pasangan baru. Namun bagi Grace dalam film Ready or Not, malam pertama pernikahannya justru menjadi mimpi buruk yang membuat nyawanya terancam.

Inilah review dan sinopsis film Ready or Not, film bergenre horror thriller berpadu komedi yang akan menghancurkan bayangan indahmu tentang malam pertama pernikahan.

Sinopsis

Film Ready or Not bermula dari adegan pernikahan yang indah antara Grace dan Alex Le Domas. Grace begitu bahagia di hari pernikahannya tersebut. Selain bisa menikahi Alex yang begitu ia cintai, ia juga akan menjadi istri dari salah satu orang kaya dan pewaris harta keluarga Le Domas, keluarga kaya yang dikenal sukses dalam bisnis gim atau permainan.

Malam setelah pesta tersebut usai, Grace dan Alex baru saja hendak beristirahat di kamar mereka. Namun keduanya kemudian dipanggil untuk berkumpul bersama keluarga besar.

Setelah semua anggota keluarga berkumpul, Tony, paman Alex menjelaskan pada Grace bahwa setiap anggota keluarga baru Le Domas harus mengikuti sebuah permainan yang sudah menjadi tradisi keluarga.

Grace harus ikut berpartisipasi agar bisa diterima di keluarga tersebut. Permainan yang terpilih dan harus dimainkan rupanya adalah petak umpet. Grace dan para anggota keluarga lain pun mulai memainkan permainan tersebut.

Dengan masih menggunakan gaun pengantinnya, Grace mencoba bersembunyi sambil mengintip para anggota yang ketahuan di permainan tersebut.

Saat ia mengintip apa yang terjadi, Grace mulai sadar bahwa permainan yang mereka mainkan sangatlah berbahaya karena keluarga tersebut saling membunuh dan melakukan kekerasan.

Suami Grace, Alex, kemudian secara diam-diam datang ke tempat persembunyian Grace. Ia mengatakan bahwa tradisi permainan tersebut merupakan pemujaan setan.

Rupanya, selama ini keluarga Le Domas bisa meraih kesuksesan karena bersekutu dengan setan seperti yang sudah dilakukan oleh kakek buyutnya.

Permainan petak umpet tersebut pun berubah menjadi ajang pertumpahan darah. Grace kini harus terus bersembunyi untuk menyelamatkan nyawanya. Ia bahkan merobek gaun pernikahannya agar lebih mudah bergerak.

Gaun putih yang cantik itu pun harus berlumuran darah saat Grace berusaha untuk membunuh para anggota keluarga Le Domas yang mengincar nyawanya.

Ia sudah tidak peduli dengan pernikahannya dan suaminya sendiri. Grace hanya ingin selamat dan pergi dari keluarga mengerikan itu. Ia juga ingin mematahkan tradisi keluarga Le Domas bahwa mereka akan baik-baik saja tanpa membunuh.

Sementara itu, keluarga Le Domas terus mengincar Grace, karena menurut tradisi mereka akan mati jika Grace tidak dibunuh. Namun pada akhirnya, Grace berhasil memenangkan permainan tersebut.

Hal aneh kemudian terjadi saat seluruh keluarga Le Domas yang tersisa tiba-tiba saja tewas. Grace pun hanya bisa meratapi nasibnya di halaman rumah keluarga Le Domas.

Paduan Genre Horror dan Komedi yang Seru

Film Ready or Not memang terasa lebih menekankan unsur horror yang membuat film ini tampak mencekam. Namun sebenarnya film ini juga menggabungkan genre komedi yang membuat cerita tentang pemujaan setan terasa cukup ringan dan bahkan menjadi hal yang lucu di beberapa adegan. Bahkan sering kali adegan konyol terjadi saat suasana sedang begitu tegang.

Namun hal tersebut juga tidak mengurangi kengerian dari film ini. Adegan berdarah yang mengerikan dan membuat ngilu dalam film juga ditampakkan dengan jelas dan sering kali membuat penonton harus menutup mata karena adegan yang terlalu sadis.

Pada intinya, film Ready or Not merupakan perpaduan yang pas antara unsur horror yang mengerikan dan komedi yang kocak.

Cerita di Balik Gaun Pengantin Grace

Di sepanjang film Ready or Not, sang pengantin wanita, Grace, yang diperankan oleh aktris Samara Weaving hanya mengenakan satu kostum saja, yaitu gaun pengantinnya. Namun rupanya ada cerita unik dari gaun pengantin yang dikenakan Grace ini. Gaun pengantin tersebut dirancang oleh desainer Avery Plewes.

Kostum pengantin yang dikenakan Grace pada film Ready or Not memang menjadi sangat ikonik dan mencuri perhatian. Pada poster filmnya, Grace bahkan tampak mengenakan gaun pengantin yang telah dirobek dan berselempang amunisi serta memegang senapan.

Pada film Ready or Not, Grace memang sempat merobek gaunnya agar ia lebih mudah berlari. Gaun yang mulanya berwarna putih itu pun berakhir dengan percikan noda merah darah di banyak bagian pada akhir cerita. Rupanya sang desainer, Avery Plewes harus membuat 24 gaun yang berbeda untuk dikenakan Samara Weaving di sepanjang film tersebut.

Akting Samara Weaving yang Memukau

Nama  Samara Weaving memang belum terlalu dikenal dalam industri perfilman Hollywood. Namun dalam film Ready or Not, Samara Weaving tampaknya menjadi fokus utama yang membuat film ini terasa begitu hidup.

Aktingnya sebagai Grace sangatlah memukau. Samara Weaving juga mampu memperlihatkan bagaimana transformasi tokoh Grace dari awal film hingga akhir film.

Grace masih tampak manis dan lugu saat pernikahannya dengan Alex, namun karakternya perlahan-lahan berubah menjadi sosok pemberani bahkan gila dalam membunuh keluarga suaminya.

Saat Grace ketakutan dan berteriak, Samara Weaving juga membuatnya tak sekedar menjadi teriakan ketakutan sepeti film horror biasa, akan tetapi tampak seperti teriakan akan kemuakan hidupnya.

Akting Samara Weaving yang mampu mencuri perhatian ini memang tak terlepas dari totalitas akting para pemain pendukung lainnya.

Mark O’Brein yang berperan sebagai Alex juga mampu menghidupkan karakter Alex yang tak punya pendirian, begitu pula Bibi Helene dengan tatapan pembunuh yang mengerikan, dan para karakter lainnya.

Visual dan Tata Suara yang Mendukung Cerita

Film Ready or Not hanya mengambil setting di satu tempat dan satu waktu saja, yaitu di rumah keluarga Le Domas pada malam pertama pernikahan Grace dan Alex. Meski hanya berlatar di satu tempat, visual dari film ini membuat Ready or Not menjadi begitu menarik untuk disaksikan. Nuansa gelap yang dominan juga membuat penonton merasakan kengerian seperti yang dirasakan Grace.

Selain visual dan sinematografi, tata suara dalam film ini juga memiliki peranan besar untuk mempermainkan emosi penonton. Scoring musik di sepanjang film terasa digunakan dengan tepat dan sesuai pada setiap adegan.

Setiap kengerian yang ditampilkan di sepanjang film pun menjadi lebih menegangkan dengan visual dan tata suara yang mendukung ini.

Itulah sedikit review dan sinopsis dari film Ready or Not, film horror berpadu komedi yang menjadi mimpi buruk di malam pertama pernikahan bagi si pengantin baru, Grace. Apakah kamu sudah selesai menonton film ini? Apa hal yang menurutmu paling berkesan dari film Ready or Not? Ceritakan di kolom komentar ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram