bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Film Pee-wee’s Big Holiday (2016)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Pee-wee’s Big Holiday
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Takdir mempertemukan Pee-wee Herman dengan seorang aktor Hollywood yang menjadi inspirasi baginya untuk melakukan liburan pertamanya di dalam kisah persahabatan yang penuh petualangan tidak terduga ini. Pee-wee’s Big Holiday adalah original film Netflix yang merupakan film comeback bagi karakter komedi favorite era 1980an yang dirilis pada 18 Maret 2016.

Butuh penantian panjang bagi Paul Reubens untuk menampilkan kembali karakter yang melambungkan karirnya yang sempat terhenti karena sebuah kasus memalukan pada tahun 1991 silam. Sejak itu, Reubens dan karakternya seolah tenggelam, meski ternyata banyak rencana yang dirancang olehnya tapi tidak juga berbuah hasil, hingga munculnya film ini.

Apakah film ini akan memunculkan banyak nostalgia? Atau justru tampil modern demi menggaet penonton generasi milenial? Simak review kami tentang film yang diproduseri oleh sineas komedi papan atas Judd Apatow ini.

Sinopsis

Sinopsis
  • Tahun: 2016
  • Genre: Comedy, Family
  • Produksi: Apatow Productions, Pee Wee Pictures
  • Sutradara: John Lee
  • Pemeran: Paul Reubens, Joe Manganiello

Pee-wee Herman adalah warga kota kecil bernama Fairville yang disukai oleh orang-orang disekitarnya, terutama masakannya di tempat dia bekerja, Dan’s Diner. Suatu hari, aktor Joe Manganiello singgah di Dan’s Diner dan memesan milkshake yang ternyata sangat dia suka. Seolah sudah takdir, mereka memiliki banyak kesamaan dan langsung akrab satu sama lain.

Joe kemudian mengundang Pee-wee ke New York untuk menghadiri pesta ulang tahunnya. Meski berat dan sedikit trauma, Pee-wee akhirnya berangkat ke New York dengan mengendarai mobilnya. Di sebuah kota dalam perjalanannya, Pee-wee ditumpangi oleh tiga wanita yang baru saja merampok bank. Kemudian dia disekap di motel dan mobilnya dibawa oleh mereka.

Setelah berhasil melepaskan diri, Pee-wee menumpang mobil seorang sales produk-produk aneh dan unik yang menghadiahkan sebuah kotak penyamaran kepadanya. Setelah kejadian yang membuatnya terkejut di Snakes Farm, Pee-wee berjalan hingga menemukan sebuah rumah menjelang malam. Farmer Brown, pemilik rumah, mempersilahkan dirinya untuk menginap.

Brown memperkenalkan Pee-wee kepada sembilan putrinya yang sangat tertarik kepadanya. Setelah jamuan makan, Pee-wee tidak bisa tidur karena diganggu oleh para putri Brown, hingga akhirnya dia tertidur di lumbung. Brown kemudian membawa Pee-wee bersama seluruh putrinya ke gereja untuk menikahkannya dengan salah satu putrinya. Terkejut, Pee-wee kabur menggunakan penyamaran.

Kemudian di jalan, Pee-wee menumpang RV milik sekelompok penata rambut yang sedang menuju sebuah perlombaan. Bahkan rambut Pee-wee pun ditata menjadi seperti helikopter. Pee-wee kemudian bertemu dengan Penny King yang mengajaknya ke New York dengan mengendarai mobil terbangnya dimana mereka terpaksa harus terjun saat mobil itu mengalami kerusakan di udara.

Pee-wee tersadar dari pingsannya dan bertemu dengan Grizzly Bear Daniels di tengah hutan. Daniels membawa Pee-wee ke guanya yang membuat Pee-wee ketakutan dan berlari, lalu bertemu dengan dua orang Amish yang membawanya ke pemukiman mereka. Pee-wee menghibur mereka dengan suara balon yang lucu. Ternyata Pee-wee bertemu lagi dengan tiga wanita perampok bank disana.

Mencoba untuk kabur dari pemukiman itu dengan mencuri kereta kuda, Pee-we berhasil meyakinkan mereka untuk meninggalkan dua kantung uang sebagai ganti kereta kuda yang mereka bawa. Akhirnya Pee-wee pun sampai di New York. Setelah berkeliling kota New York, dia sampai di depan lokasi pesta ulang tahun Joe. Tapi kemudian Pee-wee malah terjatuh ke sumur di taman.

Sempat berhalusinasi, akhirnya teriakan Pee-wee terdengar oleh pengunjung taman yang langsung mendatangkan polisi dan tim penyelamat. Tapi karena alasan takut terjadi longsor pada sumur, mereka menunda penyelamatan. Joe yang sedih karena Pee-wee tidak datang, mengurung dirinya di kamar dan terkejut ketika melihat berita Pee-wee terjebak di dalam sumur.

Joe datang dan menyelamatkan Pee-wee. Kemudian Joe memperlihatkan miniatur karyanya yang juga menggambarkan Fairville dan rumah Pee-wee. Kembali ke Fairville, Pee-wee membuat banyak perubahan dalam gaya memasaknya. Setelah selesai kerja, Joe yang sudah menunggu di depan resto, mengajak Pee-wee mengendarai motornya.

Mengenal Sosok Pee-wee Herman

Mengenal Sosok Pee-wee Herman

Pada awalnya, karakter Pee-wee Herman yang diperankan oleh Paul Reubens ini memunculkan komedi yang bertema dewasa seperti dalam penampilan awalnya di The Pee-wee Herman Show yang ditayangkan oleh HBO di tahun 1981 silam. Setelah sukses dengan acara ini, Reubens mulai menulis naskah untuk film layar lebarnya yang menjadi debut penyutradaraan bagi Tim Burton.

Pee-wee’s Big Adventure (1985) hadir untuk konsumsi keluarga dengan komedi yang disesuaikan dan hasilnya cukup sukses sehingga sekarang film ini menyandang status sebagai cult film. Kesuksesan ini mengantarkan Pee-wee untuk hadir kembali di televisi dalam program komedi untuk anak-anak, Pee-wee’s Playhouse, yang ditayangkan oleh CBS sebanyak 5 season.

Film sequel berjudul Big Top Pee-wee dirilis di tahun 1988 dengan respon negatif meski didukung oleh banyak bintang ternama. Setelah program TV tidak dilanjutkan ke season selanjutnya, muncul berita tentang penangkapan Paul Reubens karena tindakan tidak pantas yang dilakukannya di depan umum. Popularitasnya seketika anjlok, meski banyak rekan selebriti banyak bersimpati padanya.

Penampilan pertama Pee-wee Herman setelah kasus itu usai ialah di MTV Video Music Awards 1991, dan setelahnya jarang tampil lagi di layar TV dan publik. Sebenarnya Reubens sudah mengajukan banyak naskah untuk film dan program TV, tapi semuanya terhambat dan banyak mengalami kendala dalam proses pra-produksinya dan berakhir pada kegagalan.

Mencoba Membangkitkan Nostalgia

Mencoba Membangkitkan Nostalgia

Karakter dengan sosok dewasa tapi bersikap kekanak-kanakan ini sebenarnya direncanakan akan hadir dalam film terbaru sejak tahun 2006, tapi prosesnya selalu menemui jalan buntu. Hingga di tahun 2010, Reubens bertemu dengan Judd Apatow yang tertarik dengan proyek ini dan memulai merombak naskah dengan dibantu oleh Paul Rust.

Dengan masuknya Netflix sebagai distributor, dimulailah syuting film yang baru terlaksana di tahun 2015 dengan Paul Reubens tetap memerankan Pee-wee Herman di usia yang sudah menginjak lebih dari 60 tahun. Tapi berkat kerja keras tim make-up, Pee-wee tampil prima seolah tak dimakan usia dan siap untuk kembali menghibur di film terbarunya ini.

Pembukaan film diawali dengan adegan-adegan yang lucu dan mengingatkan memori penonton dengan film dan program TV yang sukses pada masanya. Cerita bermula ketika Joe Manganiello masuk ke dalam kisah, dan petualangan Pee-wee pun dimulai. Dari satu situasi ke situasi lainnya yang terus menyambung, meramaikan perjalanan Pee-wee menuju New York.

Banyak kelucuan yang ditebar di sana-sini, tapi mayoritas terkesan datar dan sudah usang jika diperuntukkan bagi generasi kekinian yang sudah berbeda selera humornya. Tapi ada satu adegan yang cukup berkesan dan lucu, yaitu saat Pee-wee menghibur kaum Amish dengan permainan suara dari balon yang dilakukan secara one-take.

Kelucuan yang Aneh Sekaligus Unik

Kelucuan yang Aneh Sekaligus Unik

Bagi penonton umum yang belum mengenal karakter Pee-wee, mungkin menyimak Pee-wee’s Big Holiday akan terkesan sedikit bingung. Sosoknya yang kekanak-kanakan, hampir setipe dengan Mr. Bean, tidak langsung mengundang tawa bagi penonton muda. Tawa khas Pee-wee yang aneh bisa jadi sedikit mengganggu karena terkesan dipaksakan, belum lagi ditambah jalan cerita yang biasa saja.

Tapi seiring berjalannya durasi, kita mulai bisa menikmati dan berkompromi dengan karakter yang unik ini. Menurut para kritikus, Reubens berhasil kembali memerankan karakter rekaannya ini dengan sangat baik. Hanya saja, para pemeran lainnya tidak bisa memaksimalkan karakternya karena memang hanya menjadi pelengkap cerita saja. Joe Manganiello dan Alia Shawkat terasa disia-siakan talentanya disini.

Pee-wee’s Big Holiday bisa menjadi pijakan awal kembalinya franchise ini di era terkini, meski dengan cerita yang ringan dan kurang banyaknya kelucuan yang memancing tawa. Tapi bagi para fans Pee-wee yang menikmati kesuksesannya di era 1980 an, maka film ini menjadi wajib hukumnya.

Meski kelucuannya agak susah dicerna, tapi dengan Metascore sebesar 63 dan certified fresh dari Rotten Tomatoes, maka film ini tidak bisa juga dipandang sebelah mata. Jadi tidak ada salahnya jika kita memasukkan film ini ke daftar watchlist dan menontonnya saat kita sudah siap. Pee-wee’s back!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram