showpoiler-logo

Sinopsis & Review Paddington, Petualangan Beruang di London

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Paddington
3.7
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seekor beruang muda dari Peru pergi ke London untuk mencari “rumah” baginya. Menemukan dirinya tersesat dan sendirian di Stasiun Paddington, dia bertemu dengan keluarga Brown yang baik hati, yang menawarkannya tempat berlindung untuk sementara waktu. Paddington adalah film live-action untuk keluarga yang diproduksi oleh Inggris dengan dukungan dari Amerika, Prancis dan Cina.

Berdasarkan karakter animasi yang dicintai oleh anak-anak karya Michael Bond yang tiga serial TV-nya pernah sukses di tahun 1976 sampai tahun 2000 di Inggris, Prancis hingga Kanada, film ini disutradarai oleh Paul King yang sudah kenyang pengalaman menggarap beberapa serial komedi TV di Inggris dan sebuah film berjudul Bunny and the Bull (2009).

Film peraih Best Comedy di Empire Award ini dirilis di Inggris pada 28 November 2014 dan di Amerika pada 16 Januari 2015 dengan respon positif dari berbagai pihak. Simak review kami tentang film yang meraih pendapatan total sebesar $282 juta dari peredaran di bioskop seluruh dunia ini.

Sinopsis

Tahun Rilis 2014
Genre , ,
Sutradara
Pemeran Ben Whishaw
Review Baca di sini

Di belantara hutan Peru, seorang ahli geografi asal Inggris menemukan spesies beruang yang unik. Bermaksud untuk menembaknya dan membawanya ke Inggris untuk diteliti, dia diserang oleh seekor beruang lain yang justru menyelamatkannya dari sengatan kalajengking.

Dia mempelajari bahwa mereka adalah spesies pintar yang suka dengan selai jeruk dan bisa dengan mudahnya belajar bahasa Inggris. Dia menamai mereka dengan Lucy dan Pastuzo.

Saat hendak pulang ke London, dia mewariskan topi merahnya kepada Pastuzo dan bilang jika mereka akan diterima dengan baik jika datang ke London. 40 tahun kemudian mereka tetap hidup bahagia bersama satu beruang yatim piatu muda hingga terjadi gempa bumi yang memaksa mereka untuk mencari tempat berlindung di bawah tanah.

Pastuzo gagal mencapai tempat perlindungan dan tewas tertimpa pohon dimana topi merahnya ditemukan oleh beruang muda asuhannya. Lucy menyarankan sang beruang muda untuk pergi ke London dengan menumpang di sebuah kapal kargo, sementara dia tinggal di rumah untuk pensiunan beruang.

Beruang muda sampai di London, tepatnya di Stasiun Paddington, dimana dia bertemu dengan keluarga Brown yang menawarkannya tempat tinggal sementara. Mereka menamai beruang muda itu dengan nama stasiun, Paddington. Hanya Henry Brown, sang ayah, yang tidak percaya dengan cerita Paddington, sedangkan anggota keluarga lainnya menganggap Paddington beruang yang menawan.

Paddington berpikir dia akan menemukan “rumah” jika berhasil bertemu dengan sang ahli geografi yang pernah ditemui oleh paman dan bibinya dahulu. Tapi yang jadi masalah adalah dia tidah tahu dimana orang itu berada. Karena tidak menemui catatan ekspedisi di internet, Mary, sang ibu, membawa Paddington ke toko antik milik Samuel Gruber yang mengenali topi merah yang dipakai Paddington.

Samuel memastikan jika topi merah itu milik Geographers’ Guild, tetapi tidak ditemukan jika mereka pernah melakukan ekspedisi ke Peru. Dengan bantuan Henry, Paddington menyusup ke dalam gudang arsip Guild dan menemukan bahwa catatan perjalanan ke Peru sudah diambil oleh pemiliknya, yaitu Montgomery Clyde. Kehadiran Paddington rupanya menarik perhatian Millicent Clyde.

Ahli taxidermist ini kemudian ingin memburu Paddington dan menjadikannya salah satu koleksi miliknya. Keluarga Brown pergi untuk sehari dan meninggalkan Paddington sendirian di rumah.

Millicent menyusup ke dalam rumah keluarga Brown dan ingin menangkap Paddington, tetapi Paddington berhasil membela dirinya. Sayangnya, usahanya malah membuat kebakaran di dapur dan kerusakan di rumah itu.

Paddington berusaha menyakinkan keluarga Brown dengan ceritanya, tetapi mereka tidak percaya. Malam itu Paddington pergi dari rumah dan mencari Montgomery Clyde dengan menggunakan buku telepon. Dia menemukan fakta bahwa Millicent adalah putri dari Montgomery yang sudah wafat beberapa tahun silam.

Millicent membenci ayahnya karena kehilangan keanggotaan Guild karena tidak mau membawa spesimen beruang Peru yang efeknya membuat mereka jatuh miskin.

Tidak mau seperti ayahnya, Millicent ingin menangkap Paddington sehingga dia bisa menjadi kaya dan terkenal. Dia membius Paddington dan mempersiapkan operasinya, tetapi Paddington berhasil diselamatkan oleh keluarga Brown.

Di atas atap, Paddington melumpuhkan Millicent dengan melemparkan sandwich marmalade dari topinya sehingga mengundang sekelompok merpati yang mengganggu Millicent dan kemudian palka atap dibuka oleh Mrs. Bird sehingga membuatnya jatuh dari atap dan tersangkut di tiang bendera.

Setelah itu, keluarga Brown mengizinkan Paddington untuk tinggal bersama mereka. Millicent ditangkap dan dihukum kerja sosial di kebun binatang milik ayahnya dulu. Paddington menulis surat ke bibi Lucy bahwa dia sudah menemukan “rumah” dan bahagia.

Berkenalan dengan Paddington

Beruang muda yang bisa berbicara dengan penampilan yang khas, yaitu menggunakan topi merah, mantel biru, membawa tas koper dan suka sekali dengan selai jeruk ini, adalah karya penulis Inggris Michael Bond dengan ilustrasi oleh Peggy Fortnum dan pelukis lainnya. Pertama kali bukunya diterbitkan di tahun 1958, hingga penulisnya wafat di tahun 2017, sudah 15 buku yang diterbitkan.

Tidak hanya di ranah literasi saja beruang muda yang sopan ini berjaya, tetapi juga hingga merambah ke layar kaca dengan serial TV Paddington di tahun 1976 hingga 1980. Studio animasi Amerika terkenal, Hanna-Barbera, kemudian merilis serial TV baru di tahun 1989 berjudul Paddington Bear yang hanya terdiri dari 13 episode saja.

Studio animasi Cinar Films asal Kanada mencoba membangkitkan kembali Paddington lewat serial TV animasi berjudul The Adventures of Paddington Bear di tahun 1997 yang sukses bertahan selama tiga tahun. Tentunya, setelah kesuksesan film Paddington ini, muncul sebuah serial TV baru produksi StudioCanal asal Prancis yang mulai tayang sejak tahun 2019.

Karakter Paddington ini memang akan mudah membuat anak kecil jatuh cinta. Sikapnya yang ramah, ucapannya yang jujur, bahasanya yang sopan dengan selalu memanggil orang dengan awalan “Mr. dan Mrs.”, sangat jauh berbeda dengan Ted dan Winnie the Pooh sebagai contoh. Attitude ala British inilah yang menjadi ciri khas Paddington yang tidak luntur meski diproduksi oleh negara lain.

Baca juga: Film Keluarga Terbaik untuk Menghabiskan Akhir Pekan

Kekinian tapi Tetap Tradisional

Faktor utama kesuksesan film Paddington ini ialah mampu memadukan kesan tradisional ke dalam nuansa milenial. Cerita asli dan karakternya sangat sesuai dengan apa yang pernah dituliskan dan digambarkan di dalam serial buku cerita Paddington Bear, sedangkan seting waktu dan lokasi yang berada di era milenial membuat banyak referensi kekinian muncul secara proporsional di beberapa adegannya.

Sedikit menyinggung tema tentang imigran di Inggris, nyatanya film ini tidak membawa tema yang berat sehingga bisa dinikmati oleh seluruh anggota keluarga tanpa kecuali. Memang ada beberapa selera humor yang sedikit kurang sesuai, seperti toilet humor dan penampilan Nicole Kidman yang ganas, tetapi porsinya hanya kecil dan sebagai pelengkap saja.

Penggunaan Special Effect yang Halus

Faktor utama dari sebuah film penggabungan live-action dengan animasi adalah kehalusan CGI yang ditampilkan. Studio Framestore yang dipercaya mengolah CGI dan special effect untuk film ini berhasil menghadirkan sosok Paddington dengan sangat rapih dan hidup.

Dari pergerakan badan, ekspresi wajah, hingga bulu-bulu di tubuhnya seolah Paddington memang benar-benar hidup dan berinteraksi. Sinematografer Erik Wilson juga berhasil menyejukkan mata kita dengan kehandalannya dalam menyorot lansekap kota London dengan baik. Selain itu, durasi film ini yang berjalan selama 1 jam 35 menit terasa cukup dan efektif merangkum jalan cerita dengan baik.

Paddington sukses menjadi film keluarga yang disukai oleh semua pihak, bahkan para kritikus film pun memuji film ini. Menampilkan seting waktu di masa kini, tapi semua elemen tradisional dari sumber aslinya tidak ada yang dikorbankan. Walhasil, Paddington yang merupakan cerita klasik ini akan bisa disukai oleh anak kecil milenial saat ini. Jadi, film ini tidak boleh dilewatkan ya!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram