bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review P2 (2007), Teror dari Pengagum Rahasia!

Ditulis oleh Aditya Putra
P2
3.7
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Ketika menyukai seseorang, kita akan memperhatikan semua gerak-geriknya. Perasaan malu dan kekhawatiran akan membuatnya nggak nyaman, membuat kita seringkali hanya berani memandangi dari kejauhan. Tapi kalau hanya memandangi dari jauh, si dia nggak akan pernah tahu siapa kita sehingga kita cuma akan jadi pengagum rahasianya saja.

Ketika nggak mendapatkan hati sang gebetan, tentu ada perasaan sedih yang dirasakan. Tapi nggak sedikit bagi pengagum rahasia yang bertindak kelewatan. Merasa memiliki sang gebetan, membuatnya bertindak di luar batas bahkan mengambil jalan kekerasan. Hal seperti itu terjadi di film P2. Seperti apa sinopsis dan reviewnya? Langsung kita kupas yuk!

Sinopsis

  • Tahun Rilis: 2007
  • Genre: Horror, Thriller
  • Produksi: P2 Productions, Summit Entertainment
  • Sutradara: Franck Khalfoun
  • Pemain: Wes Bentley, Rachel Nichols, Simon Reynolds, Philip Akin, Stephanie Moore

Angela Bridges adalah seorang pebisnis muda sukses yang bekerja di pusat kota Manhattan. Sebagai seorang workaholic, dia memilih untuk bekerja pada malam Natal walau berjanji akan menghadiri acara makan malam keluarga. Bekerja sampai malam bukanlah sebuah kekhawatiran baginya karena lokasi kantornya yang ramai serta keamanan yang memadai.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Angela hendak pulang dengan membawa baju Santa Claus beserta pernak-pernik Natal lainnya. Dia tiba di lantai 2 tempat parkir, tempatnya memarkirkan mobilnya. Ketika mencoba menyalakan mobil, mobilnya nggak menyala. Merasa kesulitan, dia meminta bantuan pada petugas keamanan.

Thomas, petugas keamanan di gedung Angela bekerja datang membantu Angela. Thomas bukannya fokus memperbaiki mobil Angela, malah mengajak Angela untuk menghabiskan malam Natal bersamanya. Angela menolak ajakan Thomas dan memilih untuk menelpon taksi. Dia pun berjalan ke lobi untuk menunggu kedatangan taksi.

Ketika taksi datang, Angela terkunci di lobi. Dia kemudian berlari ke tempat parkir untuk bisa keluar dari gedung. Karena menunggu terlalu lama, taksi itu pun pergi meninggalkan lokasi. Ketakutan Angela semakin menjadi ketika listrik di gedung tiba-tiba mati. Dengan bekal lampu dari ponselnya, Angela berjalan menyusuri parkiran yang kosong.

Thomas tiba-tiba datang membius Angela dan membawanya ke sebuah ruangan. Angela kesulitan untuk menyadarkan diri. Dalam kondisi yang setengah sadar, dia melihat pakaiannya sudah diganti menjadi gaun putih. Bukan hanya itu, tapi sepatunya pun sudah diganti menjadi sepatu hak tinggi. Dengan kaki yang terikat di meja, membuatnya kesulitan untuk melarikan diri.

Thomas datang menghampiri Angela dan mengatakan bahwa sebenarnya dia mencintai Angela. Dia melanjutkan bahwa perasaannya itu murni walau sang wanita melakukan banyak dosa. Dia mengungkapkan bagaimana dia suka melihat bahkan merekam gerak-gerik Angela lewat CCTV di ruangannya.

Angela memohon agar dilepaskan tapi Thomas nggak bergeming. Dia mulai mengancam Thomas bahwa dia akan menelpon pada keluaganya dan polisi akan datang. Thomas tetap menahan Angela. Dia memaksa Angela untuk menelpon keluarga Angela dan mengatakan bahwa Angela punya penyakit serius supaya nggak ada yang datang menyelamatkannya.

Angela mencoba berontak tapi sulit melarikan diri karena ada anjing Thomas, seekor Rottweiler bernama Rocky. Dia pun diborgol agar semakin kesulitan melarikan diri. Thomas kemudian membawa Angela ke tempat lain di parkiran. Dia menyatakan bahwa Angela bukan satu-satunya yang dia tawan, melainkan juga ada rekannya, Jim Harper.

Thomas menyatakan tindakannya pada Jim didasari oleh kemarahannya karena Jim menggerayangi tubuh Angela ketika kantor mengadakan pesta. Dia memberi Angela sebuah senter dan memerintahnya agar menggunakannya untuk memukul Jim. Angela menolak, Thomas mulai memukuli Jim untuk menekan Angela.

Thomas semakin nggak terkontrol. Dia membuat Jim berdiri di depan dinding dan menggunakan mobilnya untuk menabrakannya berkali-kali sampai Jim tewas. Angela berhasil melarikan diri ketika Thomas fokus pada Jim. Thomas menyembunyikan barang bukti sementara Angela bersembunyi di tempat yang menurutnya aman.

Angela mencoba menelpon 911 tapi nggak mendapat sinyal. Dia melarikan diri menggunakan lift dan meminta tolong lewat panel. Ada sebuah suara yang menjawab Angela tapi ternyata suara itu adalah suara Thomas. Setelah diserang oleh Thomas, ada mayat yang terjauh ke dalam lift. Mayat itu adalah Karl, seorang petugas keamanan. Bisakah Angela menyelamatkan diri dari Thomas?

Penggunaan Latar Sederhana

P2 hanya menggunakan latar sederhana dalam berjalannya cerita. Gedung dengan banyak ruangan dan detail-detail lain dijadikan satu-satunya tempat yang berubah menjadi tempat menyeramkan. Tempat parkir, ruangan dan lift yang biasa kita jumpai, bisa dibuat menjadi tempat yang seakan-akan terlalu sempit bagi Angela untuk melarikan diri dari Thomas.

Selain latar sederhana, cerita gedung perkantoran di malam hari pun membuat atmosfir lebih menyeramkan. Gedung yang biasanya ramai oleh karyawan pada siang hari, berubah menjadi tempat yang sepi. Selain itu, listrik yang dimatikan serta kesulitan mencari sinyal seluler seperti membuat penderitaan Angela nggak berakhir.

Penggunaan malam Natal sebagai waktu terjadinya Thomas menyekap Angela menjadi daya tarik tersendiri. Malam Natal yang identik dengan suasana yang gembira dijadikan alat untuk menopang cerita horror. Ironi antara horror dan malam Natal inilah yang membuat suasana terasa mencekam.

Baca juga: Sinopsis & Review His House (2020), Film Penuh Teror Horor

Horror yang Intens

Selain lokasi yang biasa bisa diubah menjadi menyeramkan, P2 juga menyajikan horor yang intens. Nggak butuh waktu lama sampai kita disuguhi adegan Angela sedang terikat ke sebuah meja oleh Thomas. Kemudian Thomas menceritakan motivasinya melakukan hal tersebut. Dari awal film, eskalasi horor langsung dipacu.

Cerita kemudian bergerak pada upaya Angela melarikan diri. Dia harus menemukan bahwa bukan hanya dirinya yang menjadi korban Thomas, melainkan ada orang-orang lainnya yang dianggap Thomas melakukan dosa. Dari first act sampai third act, jantung kita nggak akan berhenti untuk dipacu melihat keberingasan Thomas pada Angela.

Salah satu adegan yang paling mengerikan adalah ketika Angela disiksa oleh Thomas di parkiran. Thomas memutar lagu Elvis Presley yang berjudul Blue Christmas lewat intercom. Lagu yang bahagia itu dipadukan dengan adegan penyiksaan membuat dua unsur yang bertolak belakang itu bertabrakan dan membuat nuansa horor begitu menyeramkan.

Penampilan Wes Bentley dan Rachel Nichols

Hampir 95% dari berjalannya P2 menampilkan dua karakter utama yaitu Angela dan Thomas. Rachel Nichols yang memerankan karakter Angela terlihat nggak kesulitan dalam menjadi gambaran wanita berkelas. Ketika menghadapi Thomas pun, dia bisa menunjukan acting yang dibutuhkan sehingga membuat cerita terasa believable.

Penampilan Wes Bentley yang memerankan karakter Thomas nggak kalah bagusnya. Dari yang awalnya seperti orang baik dengan menolong Angela kemudian berubah menjadi pengagum rahasia bahkan psikopat. Ekspresi dinginnya ketika menghabisi Jim serta nggak henti-hentinya meneror Angela patut diacungi jempol.

P2 menyajikan ketegangan hampir di sepanjang film, dengan durasi 98 menit ketegangan yang disajikan cukup memuaskan. Karakter yang minim tapi kuat, visualisasi yang muram, ditambah ironi malam natal membuat horror di film ini terasa natural. Film ini cocok untuk kamu kalau kamu suka film horror dengan adegan brutal tapi menggunakan lokasi sederhana. Kapan mau nonton? Kalau sudah bagikan pengalamanmu di kolom komentar yuk, teman-teman!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram