Sinopsis & Review Our Blues, Drama Kehidupan Berbagai Kisah


Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.
Drama Our Blues (2022) yang ditunggu-tunggu karena digawangi banyak bintang akhirnya tayang dan bisa kamu saksikan di Netflix! Berjumlah 20 episode, setiap episodenya akan menyuguhkan kisah-kisah berbeda. Pada dua episode perdananya, kita diajak melihat hubungan antara Han Su dan Eun Hui.
Mereka merupakan sahabat lama yang kini menjalani hidup jauh berbeda. Han Su adalah cinta pertama sekaligus sosok pria paling istimewa di hidup Eun Hui.
Namun, Han Su kini sudah berkeluarga dan mengalami kesulitan keuangan. Di sisi lain Eun Hui masih melajang dan tak punya masalah dengan ekonominya. Seperti apa kelanjutan kisah mereka?
Baca juga: 11 Drama Shin Min Ah Terbaik Untuk Menemani Liburmu
Sinopsis
Tahun Rilis | 2022 |
Genre | Drama, Romance |
Sutradara | Kim Kyu Tae |
Pemeran | ∙ Lee Byung Hun ∙ Shin Min Ah ∙ Cha Seung Won ∙ Lee Jung Eun ∙ Uhm Jung Hwa ∙ Kim Woo Bin ∙ Han Ji Min |
Review | Baca di sini |
Eun Hui sibuk bekerja mengelola toko ikan dan bisnisnya yang lain. Di usia yang sudah matang dia tak kunjung menikah karena hatinya seolah terjebak pada sosok Han Su, cinta pertamanya di masa muda. Setelah dua puluh tahun berpisah keduanya kembali bertemu. Namun, keadaan tak sama lagi.
Episode 1-2

Pagi hari di Jeju semua orang mulai beraktivitas. Park Jeong Jun membantu Jung Eun Hui sudah sibuk di pelelangan ikan. Selesai dengan kesibukan di sana Jeong Jun menjadi kapten kapal yang mengantarkan para haenyeo bekerja, salah satunya Lee Yeong Ok.
Yeong Ok adalah haenyeo muda yang ramah terhadap semua orang. Selain sibuk di laut dia juga pemilik kedai. Berbeda dengan mereka, Lee Dong Seok sibuk menjual barang-barang pada langganannya.
Sayangnya, hari itu dia kecewa karena para pelanggan sudah belanja di pedagang yang lain. Tujuh tahun lalu Dong Seok juga pernah dibuat kecewa, tetapi oleh seorang gadis bernama Min Sun A.
Kesibukan yang lain terjadi di Seoul ketika Choi Han Su sudah berurusan dengan klien banknya. Han Su yang bekerja sebagai kepala cabang memang harus bertanggungjawab menangani berbagai masalah. Selesai dengan problem di tempat kerja Han Su harus menghadapi masalah di keluarganya.
Sang putri, Choi Bo Ram, yang sedang berada di Amerika untuk sekolah golf membutuhkan dana cukup besar. Istrinya, Mi Jin, sudah tidak tahan lagi karena Han Su tak kunjung mengirim uang. Keduanya kesulitan di negeri orang. Namun, Han Su berkeras bahwa putrinya harus tetap bermain golf.
Sebagai anak pertama, Han Su dibenci adik-adiknya karena dinilai egois. Han Su hanya mementingkan diri sendiri, memaksakan sesuatu dan tidak melihat kondisi atau kemampuannya. Alih-alih membantu ibu yang sudah tua, Han Su malah masih sering merepotkan adiknya.
Han Su kemudian dipindahkan ke kantor cabang di Jeju dan kembali bertemu Jung Eun Hui. Eun Hui bukan orang baru karena mereka adalah teman lama.
Bagi Eun Hui, Han Su merupakan cinta pertama sekaligus pria yang paling berkesan. Oleh karena itu di usianya yang sudah matang, Eun Hui tidak kunjung menikah.
Eun Hui adalah pengusaha ikan yang sukses. Toko ikannya punya banyak cabang. Dia juga pemilik cafe serta beberapa usaha lain.
Dengan uang sebanyak itu Eun Hui bisa menguliahkan adik-adiknya, menikahkah mereka sampai membelikan rumah. Pertemuan kembali dengan Eun Hui membuat Han Su mulai berpikir untuk memanfaatkannya.
Han Su mulai berbohong soal kondisi rumah tangganya. Lelaki itu mengaku pada Eun Hui kalau dia dan istrinya sedang masa pisah dan akan bercerai. Eun Hui yang masih punya perasaan pun tidak menolak ketika diajak berlibur ke Makpo.
Episode 3-6

Eun Hui menikmati liburannya ke Mokpo bersama Han Su. Perlakuannya selama di sana membuat Eun Hui tampak bahagia.
Sayang, kebahagiaannya harus berakhir kala In Gwon, Ho Sik dan Myeong Bo mengabarkan bahwa Han Su tidak sedang dalam masa perceraian. Han Su juga sedang mengincarnya karena butuh uang dalam jumlah besar.
Eun Hui masih mencoba tenang hingga emosinya tak bisa lagi ditahan. Han Su terpojok dan tidak mungkin lagi mengelak.
Malam itu liburan mereka harus diakhiri lebih cepat. Han Su pergi setelah Eun Hui memutus hubungan pertemanan mereka. Namun, Eun Hui tidak setega itu.
Dia memutuskan untuk mengirim sejumlah uang yang dibutuhkan Han Su. Bagaimana pun, punya atau tidak punya uang, Han Su adalah sahabatnya.
Han Su yang terlihat sudah berdamai dengan obsesinya terhadap sang putri, mengembalikan uang itu. Kini, dia lebih menikmati waktu bersama sang istri dan putrinya yang baru saja tiba di Seoul.
Sebelum kenyataan itu terungkap, Yeong Ok sangat senang mengetahui Eun Hui akhirnya pergi dengan seorang pria. Yeong Ok yang punya banyak mantan pacar, terus menggoda Eun Hui.
Namun, dia juga terlihat menggoda Jeong Jun. Yeong Ok yang berpengalaman dengan pria-pria melihat jelas kalau Jeong Jun menyukainya; berbeda dengan para haenyeo.
Yeong Ok harus menghadapi kebencian para haenyeo karena melakukan kesalahan yang merugikan orang lain. Permintaan maafnya pada Nenek Chun Hui masih diabaikan sementara dia terus-menerus kena omelan dan fitnah haenyeo lainnya. Meski begitu, Yeong Ok tidak menyerah menjadi haenyeo.
Selain itu, Yeong Ok juga mendapat suntikan semangat dari Jeong Jun yang baru saja menembaknya. Pria itu tampak gigih sekalipun Yeong Ok sudah memperingatkannya.
Ketika Yeong Ok dan Jeong Jun sedang bahagia, dua remaja yang masih duduk di bangku SMA, Yeong Ju dan Hyeon, justru sedang bingung dan takut. Yeong Ju hamil 6 bulan oleh Hyeon.
Proses aborsi harus melalui izin orangtua karena berisiko terhadap keselamatan. Mengingat ayah mereka yang selalu bertengkar, In Gwon dan Ho Sik, dua remaja itu memutuskan mencari rumah sakit lain.
Pada proses aborsi kedua, dokter mendengarkan suara detak jantung janin yang dikandung Yeong Ju. Yeong Ju dan Hyeon tidak bisa lagi menahan air mata mereka.
Keduanya menguatkan diri untuk membatalkan aborsi dan bersiap menghadapi ayah mereka serta gosip di sekolah sama-sama. Tekanan mental yang dirasakan Yeong Ju dan Hyeon bisa menyerang siapa saja, termasuk orang dewasa.
Hal itu terjadi pada Seon-a. Ibu rumah tangga dengan satu anak ini mengalami depresi berat. Masalah mentalnya berujung pada perceraian dan perebutan hak asuh anak. Sang suami, Kim Tae Hun, tak ingin melepaskan hak asuh putra mereka pasca kecelakaan yang disebabkan oleh Seon-a.
Wanita yang punya tempat spesial di hati Dong Seok ini menenangkan diri ke Jeju. Pertemuan mereka tampak mengganggu Dong Seok, tapi di sisi lain dia juga terlihat masih peduli.
Hingga pagi harinya, Yeong Ok dan para haenyeo lain yang mulai bekerja dikejutkan oleh peristiwa melompatnya seorang wanita ke laut.
Episode 7-8

Seon-a berhasil diselamatkan oleh para haenyeo dan segera dibawa ke rumah sakit. Dong Seok berinisiatif menjadi wali, menunggu serta mencarikan penginapan untuknya.
Sempat bingung dengan perubahan Seon-a, Dong Seok akhirnya tahu kalau wanita yang pernah istimewa di hidupnya itu sedang depresi karena gagal dalam berumahtangga.
Saat Seon-a sedang depresi karena kehilangan hak asuh putranya, Yeong Ju gelisah karena harus menghadapi sang ayah, Ho Sik, dengan kabar kehamilannya.
Yeong Ju dan Hyeon bertekad untuk mengatakan hal ini pada ayah-ayah mereka. Sesuai prediksi, baik Ho Sik atau In Gwon marah besar.
Ho Sik meminta Yeong Ju mengugurkan kandungannya. In Gwon juga tidak bisa menerima putranya menjadi ayah di usia muda.
Namun, Yeong Ju dan Hyeon sudah bertekad untuk membesarkan bayi mereka. Yeong Ju juga akan tetap melanjutkan sekolah dan kuliah. Dia meminta Ho Sik mengalah dan menerima keputusannya.
Berbeda dengan Hyeon, putra semata wayang In Gwon itu sudah memutuskan berhenti sekolah dan mulai mengambil pekerjaan paruh waktu.
Dua remaja yang kepalang basah itu sepakat untuk tidak menganggap kehamilan Yeong Ju sebagai kesalahan. Alih-alih meminta maaf, mereka kompak melawan dan merasa benar, apalagi Yeong Ju juga sudah mendapat dukungan dari sekolah dan teman-temannya.
Ho Sik teringat perjuangannya membesarkan Yeong Ju. Dari seorang pejudi miskin yang ditinggalkan istrinya, perlahan dia bangkit karena sakit hati dihina oleh In Gwon.
Nasib tak jauh berbeda dijalani In Gwon untuk membesarkan Hyeon. Sebagai mantan preman, In Gwon mulai berbenah, mencari uang dengan cara baik untuk Hyeon.
Ho Sik dan In Gwon dua kali terlibat perkelahian karena kabar kehamilan Yeong Ju ini. Masing-masing tidak sudi membiarkan anak mereka menderita karena harus mengurus bayi di usia belia. In Gwon sampai dibawa ke rumah sakit dan terungkap kalau dia menderita diabetes tahap lanjut.
Ho Sik datang ke sekolah Yeong Ju untuk membicarakan kehamilan putrinya. Namun, keputusannya tetap bulat, dia tidak ingin Yeong Ju melahirkan.
Dia melepas Yeong Ju yang kini sudah cukup lega dengan Hyeon dan bayi mereka. Ho Sik tidak ingin lagi mendengar pembelaan dan permintaan maaf Yeong Ju.
Malam harinya setelah pulang dari sekolah Yeong Ju, Ho Sik melihat Hyeon dan In Gwon beradu mulut. Hyeon menyesali perkataannya yang buruk pada sang ayah. Dari kejauhan dan di bawah hujan, Ho Sik melihat ayah dan anak itu berpelukan dan menangis bersama.
Episode 9-10

Setelah melihat In Gwon dan Hyeon sama-sama terluka, Ho Sik berubah pikiran. Dia datang meminta maaf pada In Gwon dan memilih untuk menerima kehamilan Yeong Ju.
In Gwon menyetujuinya. Mereka pun berbaikan dan siap pasang badan untuk siapa pun yang menjelek-jelekkan Yeong Ju dan Hyeon.
Masalah yang melelahkan akhirnya berhasil dilewati keduanya. Berbeda dengan Dong Seok yang baru saja akan memasukinya sebab tidak bisa mengabaikan Seon-a yang terlihat sangat butuh bantuan.
Seon-a menyewa rumah lama ayahnya dan memperbaikinya karena berencana membawa putranya, Yeol, tinggal bersama.
Dong Seok membantunya sembari banyak bicara tentang hubungan mereka di masa lalu. Dong Seok bertemu Seon-a saat dirinya berusia 18 tahun. Seon-a yang berusia 14 tahun sudah memikat hatinya tapi melakukan sesuatu yang membuat dia kecewa.
Seon-a sejak remaja sudah kekurangan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Dia berusaha menyakiti diri sendiri dengan membiarkan dirinya diperkosa oleh salah satu teman Dong Seok.
Setelah bertahun-tahun kemudian Dong Seok mendapat penjelasan kalau perkosaan itu tidak terjadi. Seon-a rupanya juga sempat punya perasaan pada pria itu.
Saat Dong Seok rajin datang membantu Seon-a merenovasi rumah, ibunya, terlihat muntah darah. Penyakit kanker yang dideritanya mungkin sudah memasuki stadium lanjut.
Dong Seok tidak tahu hal itu dan fokus membantu Seon-a, terutama karena sidang hak asuh Yeol akan digelar kembali. Dia mengantar Seon-a ke Seoul sembari berbelanja barang dagangan.
Seon-a sangat bahagia bisa menghabiskan waktu bersama Yeol. Sayang, dia melewati batas waktu yang disepakati dengan suaminya, Kim Tae Hun.
Seon-a berkeras membawa Yeol malam itu tapi Tae Hun tidak mengizinkannya. Yeol sampai kesakitan karena Seon-a coba merebutnya dengan paksa. Yeol dibawa ke IGD dan mendapat infus. Anak itu tidak ingin bertemu ibunya.
Tiba waktu sidang hak asuh, Seon-a kalah lagi. Dia menangis berjam-jam tanpa minum atau makan. Dong Seok kesal dan mengatakan kalau Yeol bisa depresi dan menyalahkan diri sendiri jika ibunya sehancur ini.
Mendengar Dong Seok bicara seperti itu Seon-a mulai tenang. Seon-a bisa mulai tersenyum ketika Dong Seok menghiburnya.
Episode 11-12

Seon-a memutuskan tinggal di Seoul agar dekat dengan putranya. Dia mematahkan harapan Dong Seok untuk hidup bersama di Jeju. Namun, Dong Seok berjanji selalu ada setiap kali Seon-a membutuhkannya.
Seon-a ingin menyembuhkan diri lebih dulu sebelum bersama Yeol. Dong Seok kembali ke Jeju tapi suasana hatinya buruk hanya dengan melihat ibunya, Kang Ok Dong.
Saat Ok Dong membeli celana yang dia jual tanpa bicara, Dong Seok mengamuk di dalam pasar sambil melemparkan beberapa potong celana. Lelaki itu seperti hilang kontrol menghadapi ibunya yang sudah tua. Jeong Jun pun sampai harus menenangkannya.
Dia tidak mencoba menasehati Dong Seok, melainkan menyiapkan telinga mendengarkan ceritanya. Dong Seok tentu tidak bercerita tentang ibunya karena dia memilih bercerita tentang Seon-a, seseorang yang membuatnya jatuh cinta dan bahagia.
Perasaan bahagia juga sedang dirasakan Jeong Jun karena dia akan pergi berlibur bersama Yeong Ok. Saat berlibur itu Yeong Ok mendapat telepon dari seseorang.
Kembali ke rutinitas sebagai haenyeo, Yeong Ok kembali terkena musibah. Dia hampir tewas dan hampir menewaskan haenyeo yang lain.
Posisi Yeong Ok yang sudah sulit bertambah rumit. Dia menerima kalimat-kalimat buruk dari haenyeo yang lain. Sampai akhirnya Yeong Ok terlihat bercerita jujur sambil menangis pada Hyeon Chun Hui selaku pemimpin kelompok.
Kesedihan Yeong Ok sejalan dengan suasana hati Mi Ran yang gagal pergi ke Paris menghadiri wisuda putrinya, padahal dia sudah menjual tempat usahanya. Mi Ran merupakan sahabat lama Eun Hui yang cantik dan kaya. Keduanya sudah berteman sejak SMP dan berbagi banyak hal berdua.
Sebagai teman dari seseorang yang cantik dan menyenangkan, Eun Hui kerap diperlakukan sesukanya oleh orang lain. Keberadaan Eun Hui hanya dianggap sebagai dayang Mi Ran, termasuk saat Mi Ran berkunjung ke Jeju.
In Gwon dan Myeong Bo bersukacita dengan kedatangan Mi Ran sampai lupa dengan keberadaan Eun Hui. Sebaliknya, Ho Sik justru tidak menyukai Mi Ran karena tahu beberapa perbuatannya menyakiti Eun Hui.
Eun Hui sendiri merasakan kalau kehadiran Mi Ran kali ini tidak membuatnya senang. Eun Hui sebenarnya terluka dengan perilaku dan perkataan Mi Ran beberapa tahun lalu.
Dia merasa dipermainkan dan disepelekan karena ketulusannya. Eun Hui benar-benar merasa hanya dianggap sebagai dayang yang patuh dan mudah diperintah.
Episode 13-14

Mi Ran membaca buku harian Eun Hui dan terkejut karena di sana tertulis kebencian serta kekecewaan Eun Hui padanya. Namun, Mi Ran memilih diam dan bersikap biasa saja. Mi Ran coba memancing kejujuran sahabatnya itu, tapi Eun Hui bertingkah seolah tak merasakan apa pun.
Saat malam reuni berlangsung, Myeong-bo dikasari In Jeong, istrinya, karena terkesan genit pada Mi Ran. Namun, Mi Ran meyakinkan bahwa dirinya sama sekali tidak tertarik dengan suami orang.
Dia lantas naik panggung untuk bernyanyi dan menari dengan Eun Hui. Dalam sekejap Mi Ran langsung jadi pusat perhatian, Eun Hui tersingkir.
Ketika berada di luar, Mi Ran melihat Myeong-bo duduk sendirian dengan raut wajah yang sedih. Myeong-bo lantas menunjukkan luka-luka di tubuhnya akibat kekerasan yang dilakukan In Jeong. Dia mengaku selama ini sering dipukuli hanya karena cemburu buta.
Mi Ran coba menenangkan salah satu teman lamanya itu tapi In Jeong yang melihat mereka langsung salah paham. Perkelahian antara dua wanita tersebut pun tak bisa dihindarkan. Eun Hui yang ada di sana coba melerai, tapi malah mendapat tamparan dari Mi Ran.
Sesampainya di rumah, Mi Ran tidak bisa lagi menahan beban di dadanya. Dia mengaku sudah membaca buku harian Eun Hui dan mengetahui isi hati sahabatnya tersebut.
Eun Hui marah lalu membuang buku hariannya ke tempat sampah. Malam itu mereka saling menyakiti. Mi Ran melepas Eun Hui sebagai sahabatnya lalu kembali ke Seoul.
Esoknya, Eun Hui baru mengetahui dari cerita Nenek Chun Hui dan Ok Dong bahwa hidup Mi Ran sebenarnya menderita.
Dia ditolak putri satu-satunya karena dirasa memalukan sebab sering kawin-cerai. Eun Hui juga akhirnya tahu alasan Mi Ran berkelahi dengan In Jeong karena berita mengenai sifat kasar In Jeong pada Myeong-bo mulai tersebar.
Selain itu, dari pengakuan In Gwon yang terkesan menggilai Mi Ran, Eun Hui baru menyadari kalau dirinya berharga. Eun Hui lantas memutuskan pergi ke Seoul menemui Mi Ran.
Keduanya menyelesaikan salah paham dengan baik dan berjanji untuk menegur saat yang lain berbuat kesalahan atau hal yang menyakitkan.
Masalah Eun Hui baru saja selesai, tapi masalah Yeong Ok baru dimulai. Yeong Ok rupanya memiliki saudara kembar bernama Yeong Hui yang mengidap down syndrome. Sejak kecil dia membencinya tapi tak bisa meninggalkannya.
Tumbuh dewasa Yeong Ok seperti mencari cara untuk menghindar dari Yeong Hui. Oleh karena itu dia sering berpindah-pindah tempat tinggal untuk alasan bekerja.
Semula Yeong Ok rutin mengunjungi Yeong Hui, tapi kelamaan tak pernah sama sekali. Yeong Ok hanya mengirim uang dan bertelepon selama dua tahun. Hari itu Yeong Hui tidak bisa lagi menahan rindunya pada sang adik. Dia memutuskan mendatangi Yeong Ok di Jeju.
Yeong Ok terkejut dan gelisah, apalagi dia baru saja menerima pesan dari Jeong Jun yang berniat membawa hubungan mereka ke arah lebih serius. Sikap Yeong Ok berubah drastic dan dia menegaskan pada Jeong Jun tak ingin menjalani hubungan semacam itu.
Jeong Jun baru mengerti perubahan sikap Yeong Ok setelah bertemu Yeong Hui. Pemuda itu sempat kaget mengetahui kekasihnya memiliki saudara kembar pengidap down syndrome. Namun, dia segera memperlihatkan sikap yang pasti.
Jeong Jun tidak ingin putus dari Yeong Ok dan bersedia menerima apa pun, bersedia bersenang-senang dan melalui kesedihan bersama.
Episode 15-16

Jeong Jun dan Yeong Hui semakin akrab. Bersama Yeong Ok mereka bertiga makan di sebuah restoran. Namun, di sana Yeong Hui mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari sesama pengunjung. Yeong Ok sempat terlibat perselisihan dengan mereka.
Pulang dari sana suasana hati Yeong Ok masih tidak begitu baik. Dia meyakinkan Jeong Jun bahwa hal buruk yang tadi dilihatnya belum seberapa dan bisa lebih menyedihkan.
Yeong Ok merasa tak berdaya dengan kehadiran Yeong Hui. Dia iba dan tidak tahan dengan perlakuan orang-orang pada Yeong Hui. Menurutnya tempat terbaik untuk Yeong Hui memang di rumah singgah, bukan berbaur dengan masyarakat.
Yeong Hui mendengar adiknya bicara demikian sambil melukis di luar rumah. Perasaannya tak karuan tapi dia tetap tenang. Tiba jadwal keberangkatan Yeong Hui ke bandara, dia sudah bersiap di luar rumah. Selesai mengantarnya, Jeong Jun mengajak Yeong Ok ke bus yang jadi tempat tinggalnya.
Di sana lukisan-lukisan karya Yeong Hui sengaja dipajang Jeong Jun, termasuk lukisan Yeong Ok yang paling banyak di antara lainnya. Wanita itu menangis karena mengingat dan merasakan kesepian serta kerinduan Yeong Hui padanya.
Kerinduan Yeong Hui pada Yeong Ok tak pernah memudar, sama seperti rasa rindu Nenek Chun Hui pada cucu satu-satunya, Eun Gi. Hari itu kerinduannya terobati karena Eun Gi datang ke Jeju diantar ibunya atau menantu Nenek Chun Hui. Gadis cilik nan pintar tersebut akan dititipkan selama dua minggu.
Ibu Eun Gi, Oh Hae Seon, merahasiakan alasan sebenarnya mengapa dia sampai menitipkan Eun Gi. Hae Seon tidak sampai hati mengabarkan pada ibu mertuanya kalau putra yang tinggal satu-satunya itu mengalami kecelakaan dan koma. Hae Seon mengajari Eun Gi untuk menyembunyikan hal tersebut dari neneknya.
Chun Hui mulai kerepotan ketika Eun Gi pilih-pilih makanan. Chun Hui juga terlibat perdebatan dengan sesama pedagang yang mengatakan kalau Eun Gi bisa jadi dibuang ibunya.
Nenek Chun Hui mulai gelisah ketika Hae Seon sulit sekali dihubungi, lebih-lebih dia mendapat kabar dari Eun Hui kalau Hae Seon sudah berhenti dari tempatnya bekerja.
Episode 17-18

Eun Gi tanpa sengaja bercerita pada teman baru yang dia temui di Jeju bahwa ayahnya sedang dirawat di rumah sakit.
Pembicaraan gadis cilik itu terdengar oleh Nenek Ok Dong dan Nenek Chun Hui yang tak lama datang menyusulnya. Tanpa pikir panjang Nenek Chun Hui bergegas pergi ke Mokpo dan menitipkan Eun Gi pada Yeong Ok dan Jeong Jun.
Sesampainya di Mokpo, Nenek Chun Hui mendatangi tempat kerja menantunya dan mendapat kabar kalau sang menantu sudah berhenti bekerja karena suaminya kecelakaan. Setelah mendapat informasi rumah sakit tempat putranya dirawat, Nenek Chun Hui segera pergi ke sana.
Wanita tua itu tak sempat tertegun lama-lama melihat Man Su tak berdaya. Dia menyempatkan membasuh tubuh putranya yang bergantung pada alat-alat untuk tetap hidup.
Sebelum pulang, Nenek Chun Hui menyerahkan buku tabungan pada menantunya. Dia juga berpesan agar merelakan kepergian Man Su jika memang tak bisa ditolong lagi. Suasana hati Nenek Chun Hui sangat sedih. Begitu pula Nenek Ok Dong, Eun Hui dan teman-teman Man Su di Jeju.
Terlebih hari itu Chun Hui mendapat kabar kalau kondisi Man Su sangat kritis dan keluarga diminta bersiap untuk kemungkinan terburuk. Hujan badai melanda Jeju sehingga Nenek Chun Hui tidak bisa pergi ke Mokpo.
Untuk mengobati kepedihan, Jeong Jun dan pemilik kapal lain membuat bulan palsu menggunakan lampu-lampu sorot untuk membuat Eun Gi bahagia. Gadis cilik itu lantas berdoa meminta kesembuhan untuk ayahnya ditemani Nenek Chun Hui, Eun Hui dan Nenek Ok Dong.
Nenek Ok Dong yang sakit keras masih menyempatkan diri menemani Eun Gi dan Nenek Chun Hui berdoa. Dia juga sedang disibukkan dengan persiapan peringatan kematian suaminya yang kedua atau ayah tiri Dong Seok.
Sayang, ketika Nenek Ok Dong meminta Dong Seok mengantarnya ke Mokpo, lelaki itu menolak dengan keras. Eun Hui, In Gwon dan Ho Sik pun tak berhasil membujuknya.
Luka di hati Dong Seok yang dia rasakan sejak kecil karena diperlakukan tak adil oleh Ok Dong, membekas jadi kebencian. Hingga malam itu dia bertelepon dengan Seon A.
Seon A tidak mendesak Dong Seok untuk berlaku baik pada ibunya. Dia mengingatkan lelaki itu agar tidak menyia-nyiakan waktu yang tersisa untuk menanyakan hal-hal mengganjal yang selama ini dia pendam.
Dong Seok akhirnya bersedia mengantar ibunya ke Mokpo. Keputusannya membuat semua orang lega, termasuk In Gwon dan Ho Sik. Keduanya lanjut berbahagia sekaligus cemas karena Yeong Ju dilarikan ke rumah sakit sebab menunjukkan tanda-tanda akan bersalin.