bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Orphan, Adopsi Anak yang Jadi Bencana

Ditulis oleh Suci Maharani R
Orphan
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Berniat untuk mengangkat anak yatim piatu untuk menjadi bagian keluarga dan berbagi kasih sayang, tentu adalah hal yang sangat mulia. Hal ini pun dilakukan oleh keluarga John dan Kate Coleman yang kala itu berduka setelah kehilangan anak ketiga mereka. Mereka mengadopsi anak Estonia berusia 9 tahun, Esther yang justru berakhir menjadi bencana besar untuk keluarga ini.

Orphan (2009) adalah film bergenre horor psikologis ini pasti akan membuat para penontonnya dihantui dengan mimpi buruk. Film yang disutradarai oleh Jaume Collet-Serra ini cukup berhasil di box office dengan penghasilan $78.8 juta. Tapi film ini mengundang banyak kontroversi dan berbagai komentar, di Rotten Tomatoes sendiri film ini diberi rating 56% dari 155 review.

Lalu seperti apa bencana yang akan dihadapi oleh keluarga Coleman setelah membawa Esther kerumah mereka? Kamu bisa membaca informasi lebih lengkapnya di bawah ini.

Sinopsis

Mengalami kesedihan mendalam pasca kehilangan anak ketiga mereka, Kate dan John Coleman memang sedang dalam kondisi yang tegang. Hingga akhirnya kedua pasangan ini memutuskan untuk mengadopsi seorang anak. Mereka akhirnya bertemu dengan gadis Estonia bernama Esther yang usianya masih sembilan tahun dari panti asuhan sekitar.

Kate dan John Coleman sudah memiliki dua anak, yaitu Daniel yang berusia 12 tahun dan Max yang berusia 5 tahun namun tuli. Keanehan muncul ketika Kate melihat bahwa Esther telah mengetahui hal-hal dewasa yang diketahui Esther. Perilaku Esther kian hari kian berani, dimana ia mulai dengan membunuh merpati hingga mencelakai teman sekelasnya.

Tiba-tiba saja kepala panti asuhan datang ke kediaman Coleman dan memperingatkan mengenai kejadian tragis di sekitar Esther. Esther memancing Sister Abigail dengan mendorong Max, Esther langsung menghabisinya dengan memakai palu. Saat akan kembali, Esther melihat Daniel sendang memata-matainya dan menangkap lalu mengancam untuk membunuhnya agar tidak buka mulut.

Kecurigaan Kate makin menjadi, apalagi setelah dituduh mematahkan tangan Esther karena anak itu memotong bunga di makam Jessica. John dan terapis Kate bahkan memintanya untuk kembali ke rehabilitasi. Titik terang muncul saat Kate akhirnya tahu bahwa Esther ternyata berasal dari rumah sakit jiwa di Estonia.

Sementara itu Daniel yang tahu kematian Sister Abigail kembali ke rumah pohon. Sayangnya Esther datang dan membakar rumah pohon itu. Daniel jatuh dari ketinggian dan tidak sadarkan diri, di rumah sakit Esther membekap Daniel dengan bantal. Kate yang sudah tidak terkendali meluapkan semua kemarahannya pada Esther, hal ini membuatnya terpaksa di bius.

John kembali kerumah dan bermabuk-mabukan, Esther datang dan mencoba untuk merayunya tapi John mengancamnya untuk mengembalikannya ke panti. Di rumah sakit Kate dihubungi oleh Dr. Dr. Värava dari Saarne Institute, ia menceritakan bahwa Esther mengidap hipopituitarisme. Kelain hormon yang membuat kelainan fisik dimana pengidapnya akan hidup dengan tubuh anak-anak.

Anak yang berusia sembilan tahun bernama Ether, sesunggung wanita berusia 33 tahun dengan nama Leena Klammer. Ia juga mengungkapkan bahwa Leena sudah membunuh tujuh orang termasuk keluarga terkahirnya. Kate yang tahu bergegas untuk pulang, namun ia menemukan John sudah mati. Leena yang marah atas penolakan John mengakhiri penyamarannya dengan menikamnya hingga mati.

Melihat Kate datang, Leena mengambil pistol dan mencoba untuk membunuh ibu tirinya itu. Leena mencari keberadaan keluarga, ia menembaki max yang bersembunyi di rumah kaca. Melihat anaknya hampir celaka, Kate berusaha menolongnya. Kate dan Max berlari keluar, Leena mengejarnya hingga keduanya bergulat di dekat kolam es.

Max berusaha menembak Leena tapi membuat es disana hancur dan menenggelamkan keduanya ke air. Kate berusaha memanjat dan Leena memohon untuk diselamatkan tapi ia menyembunyikan pisau di belakangnya. Kate tidak tertipu, ia menendang rahang Leena dan mematahkan lehernya. Leena tenggelam di air es, Kate dan Max akhirnya diselamatkan polisi.

Orphan: Kisah yang Diangkat dari Kejadian Nyata

Orphan sendiri memang bukan film horor yang menampilkan setan dengan wajah menyeramkan seperti di film Insidious (2010). Tapi film ini menampilkan karakter seorang anak yang tidak ada bedanya dengan setan seperti di The Omen (2006). Tapi tahu tidak, kalau film Orphan ini ternyata memang terjadi di kenyataan lho?

Dikutip dari The Screenrant, Orphan mengambil sebagian besar plotnya dari kisah nyata Barbora Skrlová. Wanita ini menyamar menjadi anak laki-laki usia 13 tahun di Norwegia, ia melarikan diri dari keluarganya setelah memfasilitasi pelecehan anak ekstrim ke keluarga lain. Barbora Skrlová yang berusia 33 tahun ini menyamar menjadi Adam dan memanipulasi keluarga Klara dan Katerina Mauerova.

Klara yang mengidap penyakit jiwa ini dengan mudah dimanipulasi oleh Skrlová dengan cara-cara licik. Ia menuduh kedua anak Klara, yaitu Ondrej dan Yakub merusak barang dan berperilaku buruk. Hingga anak-anak ini harus menerima hukuman, bahkan Adam terus memprovokasi kedua wanita itu. Hingga mereka akhirnya mengurung kedua anak itu di bawah tanah tanpa memberikan makanan.

Kedua bersaudara itu tertangkap, sedangkan Skrlová melarikan diri dan berpura-pura menjadi anak-anak. Skrlová masuk kedalam keluarga Ceko yang kehilangan putra mereka, orang tua barunya ini dicurigai telah membantu Skrlová melarikan diri tapi tipuan ini berhasil ditemukan. Kisah lainnya juga ada di Ukraina, saat pasangan Indiana mengadopsi anak berusia enam tahun bernama Natalia Grace.

Keluarganya merasa Natalia ini adalah wanita dewasa, karena perilakunya yang suka mengancam dan bertindak tidak menentu. Natalia Grace ini mengidap dwarfisme, jadi tubuhnya memang kecil dan memiliki kesulitan berjalan.

Esther: Karakter yang Lebih Menyeramkan dari Hantu

Memang film Orphan ini mengundang berbagai macam kritik positif dan negatif pada awal penayangannya. Tapi untuk saya sendiri Orphan adalah salah satu film yang bisa membuat kamu merasa merinding saat menontonnya. Keunikannya meski bergenre horor psikologi, tidak ada hantu-hantu menyeramkan yang akan muncul dalam film ini.

Justru karakter utama sebagai pemeran antagonisnya adalah anak perempuan berusia sembilan tahun. Saya pikir tidak akan ada yang menyangka bahwa anak sembilan tahun akan bisa dan tega melakukan pembunuhan. Tapi Esther dengan begitu mudah dan santai memukul Sister Abigail degan palu setelah ia memperingatkan keluarganya soal Esther.

Esther juga dengan santai membakar rumah pohon, dimana saat itu Daniel berada di dalam rumah pohon itu. Tentu untuk orang-orang yang menyukai anak-anak, pasti akan merasakan shock ketika melihat perilaku Esther. Plot twist dimana Esther ternyata adalah seorang wanita berusia 33 tahun bernama Leena Klammer juga tidak membuat saya senang.

Pasalnya hal ini membuat saya makin merinding, apalagi kelainan hipopituitarisme bukanlah hal yang lumrah di masyarakat. Orphan memberikan orang-orang yang menontonnya ilmu dan pengetahuan baru mengenai kelainan hipopituitarisme. Tapi disisi lain, Orphan menimbulkan ketakutan bagi keluarga yang ingin mengadopsi anak.

Apalagi setelah diketahui bahwa plotnya ternyata base on true story yang sudah dijelaskan di atas. Esther sendiri memang membekas bagi saya, karena perannya memang mempesona. Pasalnya Esther bisa saja menjadi mimpi buruk bagi banyak orang-orang. Karakter Esther ini memiliki jiwa evil yang sepertinya memang sudah tertanam sejak lama.

Saya sendiri bisa merasakan bahwa Esther yang diperankan oleh Isabelle Fuhrman ini sangat enjoy dan menjiwai karakternya. Saya kagum pada Isabelle yang kala itu masih berusia 11 tahun tapi bisa memberikan kesan evil dan wanita dewasa dengan kelainan jiwa sangat baik. Meski memang ceritanya terkesan membosankan dan kurang greget.

Baca juga: Film tentang Psikopat Anak Kecil yang Bikin Merinding

Mengundang Protes dari Komunitas Anak Adopsi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Orphan bukanlah film horor psikologi terbaik, tapi film ini memberikan efek yang cukup signifikan. Terutama untuk image anak-anak adopsi, dimana para orang tua mungkin akan ketakutan dan curiga pada anak mereka. Pasalnya namanya anak-anak kadang mengeluarkan perilaku yang tidak terkendali, apalagi latar belakang mereka adalah anak yatim piatu.

Setelah penayangannya, Orphan mendapatkan protes keras dari komunitas kelompok adopsi. Mereka merasa bahwa ada beberapa dialog yang mendiskriminasi anak-anak adopsi. Berikut dialog yang menimbulkan kontroversi:

"Pasti sulit untuk mencintai anak angkat sebanyak seperti anakmu," Dialog ini akhirnya diubah menjadi “Menurutku Mommy tidak terlalu menyukaiku”.

Sebuah surat yang dikirimkan ke Meyer dari Congressional Coalition on Adoption Institute menuliskan bahwa film ini memiliki efek tidak disengaja. Pasalnya mereka paham film ini ditujukan untuk menghibur, tapi film ini justru memiliki efek buruk pada anak-anak yang menunggu untuk di adopsi. Baik anak dari Amerika maupun negara lainnya, mereka akan kehilangan harapan menemukan keluarga.

Dikutip dari CTVNews, Warner Bros menanggapi hal ini dengan sangat serius dengan menambahkan pesan pro-adopsi di bentuk DVD-.nya

Rencana Prekuelnya dengan Judul Esther

Meski film ini menimbulkan kontroversi di Amerika, rencana pembuatan prekuel dari film Orphan ini santer terdengar sejak lama. Dikutip dari Variety, Isabelle Fuhrman akan kembali membintanginya dan film ini akan di produseri oleh William Brent Bell. Sementara itu untuk naskahnya, film ini akan ditulis oleh David Coggeshall dengan tingkat produksi yang lebih baik lagi.

Meski sampai sekarang masih belum ada kejelasan mengenai kelanjutan dari proyek prekuel film Orphan. Banyak sekali fans yang menantikan prekuelnya, alasannya tentu kisah mana yang akan diangkat dalam film ini. Apakah kisah mengenai Leena Klammer bersama keluarga sebelumnya atau kisahnya sebelum masuk rumah sakit jiwa.

Apalagi kembalinya Isabelle Fuhrman yang memerankan karakter Esther atau Leena Klammer tentu adalah hal paling tunggu-tunggu. Pasalnya memang Fuhrman lah yang membuat film Orphan bisa memikat banyak penonton. Jadi mari kita tunggu saja, kira-kira kapan prekuel dari film Orphan ini akan dirilis.

Nonton Orphan mungkin bisa menjadi salah satu uji nyali singkat sebelum kamu menonton bertema horor atau psikologis lainnya. Alasannya karena Orphan ini akan membuat kalian merasa tegang tapi tidak membuat kalian ketakutan.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram