showpoiler-logo

Sinopsis & Review Ordinary Love, Cinta Biasa yang Tak Biasa

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Ordinary Love
3.5
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Film bertema penderita kanker biasanya selalu menguras emosi dan perasaan, begitupun dengan film Ordinary Love ini yang menggambarkan tentang kehidupan pasangan paruh baya yang luar biasa di tengah diagnosis kanker payudara sang istri.

Film ini pertama kali tayang di Toronto International Film Festival pada 9 September 2019 yang kemudian dirilis secara terbatas di beberapa bioskop di Amerika Serikat oleh Bleecker Street pada hari Valentine 14 Februari 2020. Memfokuskan cerita pada pasangan yang diperankan oleh Liam Neeson dan Lesley Manville, akankah film ini mampu mengaduk emosi kita? Simak review kami berikut ini.

Sinopsis

Joan dan Tom Thompson adalah pasangan paruh baya yang sudah lama sekali membina rumah tangga dalam aturan yang ketat dan rutinitas yang berjalan teratur setiap harinya. Meski obrolan di antara mereka terkadang tidak selalu berjalan dengan baik, bahkan Joan tidak pernah peduli dengan ikan peliharaan Tom, tetapi pancaran cinta di antara keduanya selalu terlihat bersinar.

Suatu hari setelah mandi, Joan merasakan seperti ada gumpalan daging di sekitar payudaranya. Mereka memeriksakan diri ke rumah sakit dan Joan dinyatakan menderita kanker payudara. Dokter menjadwalkan Joan untuk menjalani operasi untuk mengangkat kanker tersebut. Di hari operasi, Tom menziarahi makam putrinya dan curhat jika dia tidak ingin hidup sendiri tanpa Joan.

Operasi Joan berjalan lancar dan kanker berhasil diangkat. Dinyatakan sudah bebas dari kanker, Joan tetap harus menjalani kemoterapi yang menimbulkan sedikit perbedaan pendapat diantara Tom dan Joan. Ketika sedang menunggu giliran kemoterapi, Joan bertemu dengan Peter, guru sekolah putrinya dulu. Dari obrolan itu, Joan tahu jika Peter divonis mengidap kanker ganas.

Sehari setelah kemoterapi, Joan muntah luar biasa dan beberapa hari setelahnya rambut Joan mulai rontok. Tom memotong pendek rambut Joan dan menggundulinya dengan menggunakan razor.

Joan mulai sering lupa obat apa yang harus diminum yang memunculkan konflik di antara mereka. Suatu hari Joan menemui Peter di café dengan menggunakan wig dan saling bercerita tentang penyakit mereka.

Saat menunggui Joan untuk kemoterapi, Tom bertemu dengan pasien kanker yang menguatkan keyakinannya jika Joan bisa sembuh total dari penyakit ganas ini. Joan dan Tom berkencan di hotel sebelum keesokan harinya Joan akan menjalani mastectomy dan Tom berjanji akan tetap mencintai Joan meski nanti dia tidak memiliki payudara lagi.

Joan kemudian menjalani sesi kemoterapi secara rutin setelah sukses melakukan mastectomy dan Tom selalu mengantar dan menunggu Joan. Ketika Peter mengunjungi Joan, Tom berbicara dengan Steve, suami Tom, tentang perasaan cinta dan takut kehilangan. Beberapa hari kemudian Joan menjalani operasi untuk mereka ulang payudaranya.

Tom dan Joan menghadiri pemakaman Peter dimana Steve membacakan eulogy. Setelah menyelesaikan semua rangkaian terapi kanker dan dinyatakan telah sehat, Joan dan Tom belanja di supermarket untuk kebutuhan Natal dan kembali menjalani rutinitas harian mereka, salah satunya adalah jalan pagi dimana mereka menemukan pohon di rute lari yang biasa dilewati telah tumbuh besar.

Cinta Saat Kanker Melanda

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa film bertema penderita kanker biasanya mampu mengaduk emosi dan perasaan kita, apalagi akhir ceritanya berakhir tragis dimana penderita kanker itu kalah dari penyakitnya dan wafat dengan meninggalkan banyak orang berurai air mata. Salah satunya adalah kita sebagai penontonnya.

Dari sisi drama saja sudah bisa menyentuh hati, apalagi dibumbui dengan romantisme, pasti lebih dalam sentuhan rasanya. Apa film favorit kalian dari tema film sejenis ini? Bagi para remaja, mungkin film The Fault in Our Stars (2014) adalah yang paling terbaik. Kita bisa dibuat menangis tanpa sadar karenanya. Sedangkan bagi yang lebih dewasa, mungkin Irreplaceable You (2018) bisa jadi pilihan.

Mengingat film Ordinary Love ini tidak berakhir tragis, maka bisa jadi tidak ada air mata yang menetes ketika credit title film berdurasi 1 jam 32 menit ini muncul.

Berbeda dengan film-film sejenis, kita dibawa lebih dekat dengan cinta yang terlihat biasa padahal luar biasa di dalamnya dari pasangan paruh baya ini. Lebih banyak diam dengan konflik terpendam, nyatanya mereka masih bisa berdiri untuk saling mengerti.

Kisah Menyentuh Hati yang Mendalam

Cinta memang tidak harus dinyatakan atau diperlihatkan, terutama di depan orang lain. Lewat pandangan mata dan sikap terhadap pasangan yang romantis, meski lebih banyak diam seperti Tom, cinta tetap bisa menjembatani kesenjangan pemikiran yang berbeda.

Hubungan mereka mungkin terlihat kaku dan dipenuhi dengan rutinitas harian yang berjalan secara stabil, tapi cinta itu tidak pernah pudar. Tom memang pria yang lebih banyak diam dan berbicara secukupnya, sedangkan Joan adalah wanita yang butuh lawan bicara yang komunikatif.

Sepintas pasangan ini seharusnya tidak akan berumur panjang, apalagi ditambah dengan rasa sedih setelah kematian putri mereka yang membuat pasangan ini hanya hidup berdua saja di usia senja, tapi mereka bisa mengatasinya atas nama cinta.

Ternyata ujian cinta pasangan ini bukan karena perbedaan sifat atau rasa sedih kehilangan anak, tetapi penyakit kanker yang diidap Joan. Tom sedikit demi sedikit mengatasi rasa egoisnya dan argumentasinya yang cenderung arogan menjadi sosok yang penuh kesabaran dan pengertian. Tom sejatinya tidak ingin kehilangan Joan, meski dia pun menentang beberapa proses terapi yang dijalani istrinya itu.

Sedangkan Joan menyadari pentingnya waktu di saat dia merasa tidak memilikinya banyak ketika berita tentang kanker pertama kali menyapanya. Apapun cara yang disodorkan oleh dokter untuk menyembuhkan penyakitnya secara total, dia jalani dengan sabar. Dan beberapa obrolan singkat dengan beberapa pasien mampu menambah motivasi dan keinginannya untuk hidup, demi cintanya.

Joan merasa prihatin dengan pasien lain, seperti Peter dan pasien wanita muda yang ditemuinya di ruang perawatan. Selain merasa termotivasi, Joan pun bisa memberikan motivasi kepada pasien lain meski secara tersirat saja. Obrolan Joan dengan Peter tentang betapa pentingnya waktu dan cinta dalam kehidupan adalah poin penting yang bisa didapat dari cerita film ini.

Performa Apik Kedua Bintangnya

Menyandingkan Liam Neeson dan Leslie Manville adalah faktor utama kesuksesan film Ordinary Love yang lebih banyak menampilkan nuansa kehidupan normal dari sisi sinematografinya ini.

Di atas semua kenormalan dalam visualisasi, nyatanya akting mereka berdua menjadi terekspos dengan lebih baik. Kita dapat menangkap perubahan raut wajah dari mereka berdua di setiap situasi yang mereka hadapi.

Di awal film kita disuguhkan keseharian mereka yang terlihat datar saja, kemudian mulai berubah setelah Joan dinyatakan menderita kanker. Tom dilanda kebingungan dan rasa takut kehilangan yang dengan jelas diperlihatkan secara apik oleh Liam Neeson. Perawakannya yang tinggi besar ternyata tidak mampu menahan kecamuk rasa yang berperang di dalam hatinya.

Dan Leslie Manville mengimbangi Liam Neeson dalam salah satu penampilan terbaiknya. Keteguhan hatinya menjalar ke tubuhnya yang membuatnya menjadi kuat dalam menjalani keseluruhan prosedur pengobatan kanker yang terdiri dari beberapa operasi dan terapi rutin. Manville pun rela tampil dengan kepala plontos sebagai bukti totalitas aktingnya.

Sangat disayangkan, performa akting mereka berdua hanya diapresiasi oleh beberapa festival film yang menempatkan mereka sebagai nominator saja, antara lain National Film Awards di Inggris. Bisa jadi karena film ini tidak didistribusikan secara luas dan kurang publikasi sehingga tidak semua orang bisa menontonnya.

Pada akhirnya, Ordinary Love adalah film tentang pergulatan pemikiran dan fisik dari penderita kanker dan orang yang mencintainya. Digawangi oleh performa apik Liam Neeson dan Leslie Manville, tentunya film ini tidak layak untuk dilewatkan begitu saja. Dicap certified fresh oleh Rotten Tomatoes, film ini cukup pantas untuk kami rekomendasikan bagi penikmat film drama penuh motivasi. Love doesn’t give up!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram