bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Drama Korea Once Upon a Small Town (2022)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Once Upon a Small Town
2.9
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Sebagai dokter hewan yang praktik di kota, Han Ji Yul piawai menangani masalah kesehatan pada kucing atau anjing. Namun, suatu hari, dia mendapat tantangan menangani kambing hingga persalinan sapi saat sang kakek memintanya menangani klinik hewan di desa.

Perubahan yang tiba-tiba membuat Han Ji Yul canggung dan lelah. Untungnya seorang anggota polisi setempat banyak membantu. Siapa sangka jika anggota polisi wanita bernama Ahn Ja Young ini adalah teman masa kecilnya. Sayang, Han Ji Yul tidak mengingat itu sama sekali.

Seperti apa kisah dokter hewan dari kota itu dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan di desa? Apakah dia akan mendapatkan pengalaman lain yang kali ini sulit dilupakan?

Sinopsis

Review Once Upon a Small Town__Sinopsis_

Han Ji Yul, seorang dokter hewan yang membuka praktik di Seoul, bergegas pergi ke desa yang berjarak empat jam dari kediamannya. Dia pergi setelah mendapat telepon dari asisten kakeknya yang juga berprofesi sebagai dokter hewan.

Sesampainya di rumah sang kakek, Ji Yul semakin panik karena tak ada orang yang menyaut dari dalam rumah sekeras apa pun dia memanggil kakek dan neneknya.

Tiba-tiba tubuhnya ditarik oleh seorang petugas polisi wanita setempat yang salah paham. Petugas bernama Ahn Ja Young tersebut mengira Han Ji Yul adalah pencuri.

Sayangnya, petugas polisi lainnya terlanjur datang dan membanting Ji Yul sampai pingsan. Dokter hewan muda itu kemudian tersadar di klinik hewan kakeknya dalam keadaan sudah dikelilingi beberapa orang.

Tak lama, sang kakek meneleponnya dan meminta Ji Yul mengoperasikan klinik hewan selama dia dan istrinya pergi melancong.

Belum sempat mencerna kondisi yang tiba-tiba terjadi, Ji Yul sudah harus berurusan dengan ‘pasien’ pertamanya di desa. Ia adalah seekor anjing yang terjebak dan terluka dalam sebuah perangkap.

Anjing tersebut diketahui kerap mencuri ayam, sehingga pemilik peternakan sengaja menjebaknya. Ji Yul ingin mengobatinya, tetapi pemilik ayam merasa tak perlu karena hewan itu sudah membuat dia rugi. Berbekal pengatahuan tentang aturan legal mengenai penyiksaan hewan, Ji Yul, menggertak si pemilik ayam. 

Ja Young sudah mencoba membujuknya agar lebih pelan-pelan dalam menghadapi warga desa, tapi Ji Yul tidak peduli. Dia akan membawa anjing tersebut ke kliniknya lebih dulu untuk diobati.

Sesampainya di klinik, Ja Young tidak henti melihat Ji Yul dengan tatapan kesal. Ja Young kemudian mendapat telepon dari warga yang membutuhkan jasa dokter hewan.

Keduanya pun kembali pergi bersama, tapi kali ini Ji Yul sampai terjatuh ke area sawah. Penderitaannya berlanjut ketika Ji Yul harus berhadapan dengan seekor domba bertanduk yang terlihat mengamuk.

Setelah bersusah-payah dengan domba itu, tugas Ji Yul hari pertama di desa akhirnya selesai. Pemuda itu kembali ke rumah dalam kondisi badan sangat lelah.

Namun, Ji Yul tidak bisa langsung beristirahat karena ibu-ibu dari asosiasi wanita dan Ja Young datang tanpa diundang atau mengabari lebih dulu. Mereka membawakan aneka lauk yang dapat dimakan beberapa kali selama kakek Ji Yul tidak ada di rumah.

Niat baik Jang Se Ryeon, selaku kepala asosiasi wanita Desa Huidong ternyata tidak disambut baik oleh Ji Yul. Badan yang lelah dan suasana hati yang buruk, serta kekagetan karena kondisi yang berbeda antara di kota dan di desa, membuat Ji Yul bersikap dingin pada para ibu yang datang tiba-tiba ke rumahnya.

Sikap Ji Yul tersebut tentu membuat ibu-ibu berniat baik itu tersinggung. Ja Young yang ada di sana, menjelaskan kalau itu adalah bentuk kasih sayang warga terhadap cucu Dokter Han yang terkenal.

Setelah para ibu pulang karena merasa tak disambut Ji Yul, Ja Young mecoba mengajak pria itu bicara. Ja Young menjelaskan bahwa walau terkesan tidak sopan, niat mereka baik. Setelah semua orang pulang, Ji Yul mendapati surat yang ditinggalkan kakeknya. 

Dalam surat tersebut sang kakek menitipkan klinik hewan miliknya karena ingin mengajak nenek Ji Yul keliling dunia. Dia ingin membahagiakan istrinya setelah 50 tahun tak kenal lelah membantu mengelola klinik.

Sembari merenungkan permintaan kakeknya, Ji Yul berjalan-jalan di sekitar klinik dan menuju sebuah sungai kecil. Tanpa diduga dia kembali bertemu Ja Young yang kali ini sedang berenang, lengkap memakai sepatu dan dress.

Terkejut dengan pemandangan yang dilihatnya, Ji Yul segera pergi meninggalkan Ja Young yang coba mengajaknya tersenyum. Esok harinya, Ja Young bangun dengan muka masam, terlebih ketika dia membuka sebuah buku diary lama.

Rupanya Han Ji Yul adalah teman rahasia Ja Young saat kecil dulu, tetapi pemuda itu tak mengingatnya. Ja Young cukup kesal karena tidak dikenali. Lalu, apakah Han Ji Yul bisa kembali ingat dengan Ja Young? Apa kenangan yang dibuat Ji Yul hingga Ja Young sulit melupakannya?

Mengingatkan pada Hometown Cha Cha Cha

Review Once Upon a Small Town__Mengingatkan pada Hometown Cha Cha Cha_

Sebagai dokter hewan yang buka klinik di Seoul, Han Ji Yul terbiasa menangani hewan-hewan kecil seperti kucing atau anjing. Hidupnya mulai mendapat tantangan kala sang kakek yang membuka klinik hewan di desa, memintanya pulang. Han Ji Yul terpaksa harus tinggal di sana beberapa waktu sampai kakeknya kembali dari berlibur.

Kebiasaan hidup dengan lingkungan kota, Ji Yul perlu beradaptasi dengan kehidupan di desa, mulai dari sifat orang-orangnya, kebiasaannya sampai hewan-hewan yang harus dia tangani. Membaca sekilas sinopsis drama ini, ingatan langsung kembali pada drama sukses Hometown Cha Cha Cha

Nyatanya, secara garis besar, dua drama ini memang punya plot yang sama. Dari sisi karakter, keduanya juga cenderung mirip-mirip. Ada sosok dari kota yang kaku, canggung dan ketus, serta ada sosok dari desa yang serba bisa dan selalu ada untuk warga di sana.

Kalau kamu suka dengan drama Shin Min Ah dan Kim Seon Ho, kemungkinan besar akan sangat menikmati Once Upon a Small Town.

Baca juga: Sinopsis & Review Drama Korea Hometown Cha-Cha-Cha (2021)

Cerita Ringan dan Klise a la FTV

Review Once Upon a Small Town__Cerita Ringan dan Klise a la FTV_

Dengan premis yang seperti itu, eksekusi drama ini juga cukup klise. Sutradara tidak menyuntikkan elemen-elemen yang bikin penasaran atau mengejutkan. Semua dikemas dengan alur ringan dan skrip yang tidak terlalu istimewa.

Dengan durasi hanya sekitar 30 menit per episodenya, dan jumlah episode yang hanya 12, nonton Once Upon a Small Twon seperti mengudap snack di kala bosan. Kalau kamu suka dengan hal-hal cheesy, drama ini akan sangat menghibur.

Sebaliknya, jika mengharapkan sesuatu yang ‘wah’, baik ide atau penulisan dan eksekusi, Once Upon a Small Town bukan drama yang kamu cari. Termasuk dari segi penampilan para pemainnya yang masih lumayan kaku dan kurang terasa adanya chemistry antara mereka.

Bonus Sinematografi Cantik Khas Pedesaan

Review Once Upon a Small Town__Bonus Sinematografi Cantik Khas Pedesaan_

Hal paling menarik dari Once Upon a Small Town yang bisa kamu dapat adalah sinematografi cantik khas pedesaan. Kesegaran dari hamparan sawah yang hijau berpadu dengan langit biru, bisa kamu nikmati di hampir setiap episodenya.

Belum lagi luasnya kebun persik sampai jalanan desa yang lengang dan nyaman, jadi hiburan tersendiri yang menenangkan. Pemilihan tone drama ini sangat menyegarkan dengan dominasi hijau dan biru. Selama 12 episode, kamu seperti diajak jalan-jalan menyusuri desa pertanian yang subur dan asri.

Cerita yang ringan berpadu dengan cantiknya sinematografi, Once Upon a Small Town akan menghiburmu dengan caranya. Tertarik untuk nonton? Drama ini bisa kamu nikmati di Netflix!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram