bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Oblivion, Kehancuran Bumi di Tahun 2077

Ditulis oleh Yanyan Andryan
Oblivion
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Oblivion merupakan film fiksi ilmiah yang memperlihatkan kondisi Bumi yang hancur akibat peperangan melawan makhluk alien. Film ini dikerjakan oleh Joseph Kosinski sebagai sutradaranya, Peter Chernin yang bertindak sebagai produsernya, dan naskahnya ditulis oleh Karl Gajdusek bersama Michael deBruyn.

Aktor Tom Cruise membintangi Oblivion sebagai pemeran utamanya yang bernama Jack Harper alias Tech 49.

Karakter yang ia mainkan awalnya adalah seorang komandan yang melakukan misi ke Titan, bulan yang ada di planet Saturnus. Namun, Jack tertangkap oleh stasiun luar angkasa alien yang bernama Tet, dan ia pun dikloning untuk melawan manusia yang tersisa di Bumi.  

Oblivion menerima tinjauan yang beragam dari para kritikus, dan meraup 286 juta dollar di seluruh dunia dengan anggaran produksi sekitar 120 juta dollar. Di situs ulasan Rotten Tomatoes, film ini mendapatkan rating 53% berdasarkan 255 ulasan, dan nilai rata-rata 5,88/10. Bagaimana keseruan filmnya? Simak review-nya berikut ini.

Sinopsis

oblivion-1_

Pada tahun 2017, ras alien menginvasi Bumi. Mereka juga berhasil menghancurkan Bulan. Umat manusia akhirnya mampu memenangkan perang menggunakan senjata nuklir. Akan tetapi, akibat nuklir, dan hilangnya Bulan, sebagian wilayah Bumi tidak layak huni serta umat manusia terancam punah.

60 tahun berikutnya di 2077, Jack Harper dan Victoria “Vika” Olsen menjadi salah satu ras manusia yang tersisa di Bumi.

Jack alias Tech 49 mempunyai tugas untuk memperbaiki drone tempur yang memburu kelompok Scavengers atau para pemulung yang masih hidup. Ia juga bertugas untuk menjaga mesin generator hydrorig yang mampu mengubah air laut menjadi energi fusi. 

Sementara itu, Vika adalah rekan kerjanya. Ia bertindak sebagai petugas komunikasi yang memandu Jack selama melakukan pekerjaannya.

Misi keduanya dipimpin oleh Sally, direktur stasiun luar angkasa bernama Tet yang mengorbit di planet Bumi. Ketika tugas mereka di Bumi sudah selesai sepenuhnya, Jack dan Vika pun berangkat ke Titan, rumah baru umat manusia.

Suatu waktu saat Jack menyelesaikan tugasnya, ia melihat sebuah objek tak dikenal terbang dari langit dan jatuh ke tempat yang tak jauh dari dirinya berada. Vika lalu meminta Jack untuk mundur dan membiarkan drone untuk memeriksa objek tersebut. Akan tetapi, Jack menghiraukan himbauan Vika dan langsung pergi ke sana.

Jack kemudian menemukan lima manusia, termasuk wanita yang sedang hibernasi di dalam kapsul. Saat ia sedang memeriksanya, sebuah drone tiba-tiba muncul dan menembaki mereka satu persatu. Jack lalu melindungi wanita yang masih tertidur dan menyelamatkannya dari pembunuhan. 

Dia pun segera membawanya ke markas untuk diperiksa. Jack dan Vika berhasil membangunkan kembali wanita tersebut. Wanita itu kemudian diketahui bernama Julia. Setelah melihatnya, Jack lalu menyadari bahwa Julia merupakan perempuan yang sering ada di mimpinya. Tetapi, ia merasa heran karena dirinya seolah mengenal Julia sangat dekat.

Setelah melewati perdebatan, Jack dan Julia pergi ke lokasi jatuhnya pesawat untuk mencari perekam data penerbangan. Setibanya di tempat tujuan, keduanya malah ditangkap oleh kelompok pemulung dan dibawa ke markas mereka. 

Malcolm Beech, pemimpin mereka, menjelaskan kepada keduanya bahwa kelompok pemulung itu adalah manusia yang menyamar menggunakan teknologi alien agar tidak dibunuh oleh drone. Malcolm juga mengungkapkan bahwa mereka adalah umat manusia yang masih tersisa di Bumi. 

Malcolm lalu melepaskan Jack dan Julia untuk menemukan kebenaran sesungguhnya di zona radiasi. Julia kemudian mengatakan kepada Jack bahwa ia adalah istrinya. Apa yang dikatakan oleh Julia membuat ingatan Jack yang telah hilang berangsur pulih kembali. 

Sesampainya di zona radiasi, Jack berhadapan dengan kloningannya sendiri yang memiliki panggilan Tech 52. Ia juga bertemu dengan tiruannya Vika, yang masih bekerja sebagai petugas komunikasi. Setelah ia melumpuhkan Tech 52, Jack bersama Julia pergi menemui Malcolm lagi untuk mendapatkan fakta yang sebenarnya. 

Malcolm lalu menjelaskan bahwa Tet adalah kecerdasan buatan alien yang mempunyai tujuan untuk memperoleh sumber daya Bumi.

Mereka juga telah memusnahkan seluruh umat manusia menggunakan pasukan drone, dan kloningan Jack. Kemenangan umat manusia melawan alien dan rumah baru Titan untuk mereka adalah kebohongan belaka yang dibuat oleh Tet.

Visualnya Mewah dan Mengesankan

oblivion-2_

Sutradara Joe Kosinski memulai debut layar lebarnya dengan mengerjakan film fiksi ilmiah berjudul Tron: Legacy (2010).  Claudio Miranda lalu menangani visual sinematografi-nya dan menjadikan film itu terlihat cukup mewah. Keduanya kemudian kembali bekerjasama dengan membuat Oblivion dengan anggaran produksi yang tidak sedikit sekitar 120 juta dollar Amerika.

Dengan anggaran besar tersebut, Kosinski dan Miranda mengulangi pekerjaannya secara apik dalam memproduksi film ini. Selama dua jam lamanya, Oblivion terasa impresif karena memiliki suguhan visual sinematografi yang terlihat menakjubkan. Daratan Bumi yang hancur akibat penggunaan nuklir melawan alien pun terasa cukup realistis.

Meski di film ini Bumi diceritakan porak poranda dan tidak layak huni, tetapi masih ada lingkungan hijau yang berkembang untuk menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali.

Bumi ternyata tidak sepenuhnya mati. Masih ada beberapa manusia yang selamat untuk menciptakan peradaban baru. Kemudian, semua pemandangan Bumi pasca-apokaliptik divisualisasikan secara menakjubkan.

Selain itu, stasiun luar angkasa yang bernama Tet tampil sebagai objek luar angkasa yang penuh ancaman, dan terkesan menakutkan. Di dalamnya ada sebuah kecerdasan buatan alien yang menyerupai manusia bernama Sally.

Tidak ada alien yang berwajah menyeramkan, namun mereka terdiri dari pasukan drone yang mempunyai misi melenyapkan umat manusia, dan mengambil sumber daya Bumi.

Film Fiksi Ilmiah yang Tidak Rumit

oblivion-3_

Oblivion mampu memaparkan tema fiksi ilmiahnya dengan pendekatan alur cerita yang mudah dipahami. Dari menit awal saja, garis besar premisnya sudah cukup jelas dengan Tom Cruise sebagai Jack Harper atau Tech 49 langsung menarasikan latar belakang “kiamat” Bumi dan bagaimana umat manusia menang melawan alien.

Lalu, saat menjelang akhir cerita, kita mendapatkan plot twist, dimana Tet adalah alien jahat yang ternyata mengkloning Jack dan Vika (Andrea Riseborough) untuk memburu umat manusia.

Semua kebohongan Tet kemudian terungkap saat kelompok Scavengers, yang dipimpin Malcolm Beech (Morgan Freeman), membantu membongkar rahasia yang disembunyikan oleh Tet kepada Jack.

Sebelum masuk ke bagian pengungkapan yang menarik tersebut, Oblivion pada awalnya berjalan dengan intensitas yang biasa saja. Tidak ada kejadian-kejadian yang menantang dan juga benar-benar mengancam Jack sebagai karakter utamanya.

Ketika ia menemukan Julia (Olga Kurylenko), film ini kemudian perlahan-lahan bergerak jauh lebih menarik dan seru.

Perjalanan karakter Jack pun terasa semakin mengesankan saat ia bertemu dengan istrinya itu. Seiring ingatannya pulih dan juga terbongkarnya rencana jahat Tet, Jack menjadi sosok yang berbeda dengan lebih berani dari sebelumnya.

Akan tetapi, eksplorasi karakter Malcolm, Vika, dan Olga tidak mempunyai kedalaman yang kuat, dan mereka hanya terlihat sebagai pemain pendukung semata.

Bukan Film Terbaik Dari Tom Cruise

oblivion-4_

Oblivion bukanlah film fiksi ilmiah pertama yang dibintangi oleh Tom Cruise. Sebelumnya ia juga pernah terlibat di film Minority Report (2002), War of the Worlds (2005), hingga Edge of Tomorrow (2014), yang sama-sama mengusung genre Science fiction. Semua film tersebut terbilang cukup sukses dengan meraup pendapatan yang baik di box office.

Tak kalah dengan ketiga film itu, Oblivion rasanya tetap tampil mengesankan di sepanjang jalan ceritanya. Dengan didukung visual yang mempesona, film ini mampu menutupi premisnya yang sebenarnya terasa biasa saja.

Salah satu nilai minus Oblivion adalah kurangnya momen-momen laga yang mencengangkan. Urutan adegan action pun hanya tersaji sedikit lebih intens ketika memasuki babak akhir.

Pada akhirnya, Oblivion menjadi salah satu film fiksi ilmiah dari Tom Cruise yang tidak boleh terlewatkan. Pengalaman Cruise dalam berakting, dan juga karismanya membuat film ini jadi lebih menarik perhatian untuk dinikmati.

Oblivion memang bukanlah film terbaik darinya, namun tidak ada salahnya untuk memasukkannya ke dalam daftar tontonan kalian semua. Selamat menyaksikan!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram