bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Nope, Serangan Misterius Makhluk dari Langit

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Nope
3.8
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

OJ yang menyaksikan kematian ayahnya karena jatuhnya benda-benda dari langit, mulai menemukan banyak keanehan di sekitar ranch miliknya.

Adiknya, Em, terjebak bersamanya di rumah itu ketika berkali-kali UFO datang menyerang dan memakan korban. Berusaha untuk merekam aksinya, mereka harus mendatangkan seorang sutradara film dari Hollywood. Tapi benarkah itu UFO?

Nope adalah film sci-fi horror karya Jordan Peele yang dirilis oleh Universal Pictures pada 22 Juli 2022. Film ini merupakan upaya Jordan Peele untuk merambah genre horror ke skala yang lebih luas, yaitu serangan dari makhluk luar angkasa.

Sudah tentu, seperti dua film karya Jordan Peele sebelumnya, kita mengharapkan adanya twist atau hal yang tidak kita duga pada ceritanya.

Mengusung tema UFO dan serangan alien kepada penduduk bumi, apa yang membedakan film ini dengan film-film sci-fi yang sudah pernah ada? Simak review berikut untuk mendapatkan penjelasan lengkapnya.

Baca juga: 20 Film dengan Plot Twist Terbaik yang Bikin Terkejut

Sinopsis

Sinopsis

Otis Haywood Sr. adalah pemilik ranch di dekat kota Los Angeles dengan banyak kuda yang dahulu sering dipakai untuk produksi film Hollywood.

Dia ditemani oleh OJ, putranya yang pendiam, dalam mengurus ranch. Siang itu tiba-tiba terdengar suara dengingan keras dari langit dan Otis Sr. terjatuh dari kuda karena matanya terluka terkena sebuah benda yang jatuh dari langit.

Nyawa Otis Sr. tidak bisa diselamatkan meski OJ masih sempat membawanya ke rumah sakit. Ternyata ayahnya tewas karena sebuah koin yang menembus matanya.

OJ melanjutkan usaha ayahnya dibantu Em, adiknya yang memilih hidup di kota. Setelah audisi iklan yang gagal, OJ membawa kudanya ke Jupiter’s Claim, sebuah taman hiburan bertema cowboy, untuk digadaikan.

Malam harinya, tegangan listrik di rumah mereka terganggu dan mereka menyaksikan UFO di langit. Kuda-kuda mereka banyak yang hilang secara misterius. Melihat ini sebagai kesempatan untuk mendapat popularitas, mereka memasang kamera pengintai untuk mendapatkan gambar UFO secara jelas.

Saat UFO itu menyerang lagi, listrik di rumah mereka padam, tapi kamera pengintai masih hidup hanya terhalang oleh seekor belalang. Namun kamera itu tidak berhasil merekam penampakan UFO.

Keesokan harinya, pegawai pemasang kamera Angel Torres datang memeriksa kamera dan memberi tahu mereka adanya awan yang tidak bergerak sama sekali. Mereka berasumsi bahwa UFO itu ada di baliknya.

Em merasa bahwa mereka butuh seorang ahli di bidang kamera untuk merekam penampakan UFO tersebut. Em kemudian menghubungi Antlers Holst, seorang sinematografer Hollywood. Namun Antlers tidak tertarik.

Sementara itu, pemilik Jupiter’s Claim bernama Ricky “Jupe” Park membuat sebuah atraksi baru, yaitu memanggil UFO dengan menjadikan kuda sebagai umpannya.

UFO datang lebih awal dari dugaan dan langsung menyedot semua orang yang ada di lokasi itu. OJ menyaksikan kejadian itu dan memahami bahwa yang mereka hadapi bukan UFO, melainkan makhluk predator dari luar angkasa.

Tahun 1998. Seekor simpanse mengamuk dan membunuh semua pemeran dan kru produksi sitcom yang dipicu oleh letusan balon-balon.

Hanya Ricky “Jupe” Park, aktor cilik, yang selamat dari kejadian itu karena bersembunyi di bawah meja. Saat persembunyiannya terlihat oleh simpanse, dia semakin ketakutan.

Tapi ternyata simpanse itu menjulurkan tangannya mengajak fist bump sebelum tewas ditembak polisi. Kembali ke masa kini, Antlers menjadi tertarik untuk merekam penampakan UFO setelah peristiwa hilangnya para pengunjung di Jupiter’s Claim.

Antlers, OJ, Em dan Angel membuat rencana untuk menarik kehadiran makhluk yang mereka juluki Jean Jacket. Mereka memasang banyak balon menari untuk menarik perhatian Jean Jacket.

Agar tidak terkena pengaruh medan elektrik dari Jean Jacket, Antlers membawa kamera manual ciptaannya. Saat waktu pelaksanaan, mendadak seorang pengendara motor datang membawa kamera.

Dia nekat mendekati posisi Jean Jacket dan terkena medan elektrik yang membuat motor dan kameranya mati. Saat hendak diselamatkan oleh OJ, dia tersedot oleh Jean Jacket.

Serangan Jean Jacket semakin ganas dan Antlers menjadi korban saat hendak merekam kehadirannya dari dekat. OJ, Em dan Angel harus mencari cara, meskipun itu mustahil, untuk bisa selamat dari ancaman makhluk yang mulai menampakkan bentuk aslinya.

Berhasilkah mereka mengalahkan makhluk itu? Saksikan terus keseruan dan ketegangan cerita ini hingga akhir, ya!

Misteri UFO yang Tidak Biasa

Misteri UFO yang Tidak Biasa

Jordan Peele, sejauh ini, adalah ahlinya memelintir dugaan penonton. Apakah kalian merasakannya ketika menonton Get Out (2017) dan Us (2019)? Tentu kita mengharapkan hal serupa muncul di film ketiganya ini.

Petunjuk ke arah itu sudah mulai tercium sejak kemunculan trailer yang tidak mengungkap dengan jelas apa yang dihadapi oleh segelintir orang di sebuah ranch ini.

Dugaan sementara adalah adanya kemunculan UFO (Unidentified Flying Object). Tapi bukankah sudah banyak film serupa dengan premis serangan UFO kepada penduduk bumi?

Bahkan premis awal film ini nyaris sama dengan Signs (2002) dimana sebuah keluarga harus bertahan hidup saat UFO mendatangi mereka. Lalu, apa perbedaan yang ingin disajikan oleh Jordan Peele?

Bukan bermaksud membuka spoiler, tapi ini memang tidak terhindarkan. Hingga setengah film, asumsi kita akan terarah kepada UFO yang mungkin sudah biasa kita lihat dari film-film serupa sebelumnya.

Tapi sejak adegan UFO itu hendak menyedot kuda bernama Lucky di lapangan Jupiter’s Claim, pandangan kita mulai berubah dan kemudian opini kita digiring ke arah lain yang tidak terduga sebelumnya.

Ternyata UFO itu bukanlah pesawat, melainkan sesosok makhluk predator yang memangsa makhluk hidup apa saja di daerah kekuasaannya.

Awalnya mungkin kita akan sulit memahaminya, namun setelah melihat makhluk itu dengan jelas di siang hari, kita akan dibuat terperanjat. Apalagi ketika dia mulai berubah ke bentuk aslinya yang megah namun sangat menyeramkan.

Bagi penggemar anime Neon Genesis Evangelion, maka kalian mungkin akan mengenali bentuk asli makhluk ini menjelang akhir film yang mirip dengan penggambaran sosok “biblical angel” di anime tersebut.

Namun dalam pergerakannya, John O. Dabiri dari CalTech mendesain makhluk ini berdasarkan referensi beberapa makhluk laut, seperti ubur-ubur, gurita, cumi-cumi dan ikan pari.

Sedangkan kekuatannya menciptakan medan elektrik berdasarkan belut listrik. Kemampuan ini memang biasa dimiliki oleh makhluk-makhluk luar angkasa pada umumnya di setiap film sci-fi yang bercerita tentang UFO atau alien.

Dugaan kita bahwa ancaman ini bukan datang dari UFO adalah dari sebuah adegan ketika makhluk itu menyedot seluruh orang yang hadir di Jupiter’s Claim.

Mereka seperti berada di sebuah lorong lunak dengan banyak lendir dan darah. Adegan ini sekaligus menjawab visualisasi membingungkan di awal film berdurasi 2 jam 10 menit ini.

Ide ini sangat orisinal. Belum pernah ditampilkan sebelumnya. Dan hal ini membuat kita langsung kagum dengan imajinasi Jordan Peele sebagai pencerita yang ahli dalam menampilkan twist.

Ingin rasanya membandingkan sutradara baru ini dengan M. Night Shyamalan dan Steven Spielberg, dimana banyak elemen dari film-film karya dua sutradara ini ditampilkan disini olehnya dengan gaya yang berbeda.

Sinematografi Apik yang Mengagumkan

Sinematografi Apik yang Mengagumkan

Sejak kita tahu bahwa ada ancaman yang datang dari langit, kita akan selalu dibuat untuk terus menerus memperhatikan langit dan awan, terutama awan yang tidak bergerak.

Setiap kamera mendongak ke atas, mata kita akan berkeliling mencari penampakan makhluk predator berbentuk UFO tersebut. Dan elemen ini dijaga dengan baik oleh Hoyte van Hoytema sebagai sinematografer.

Sesuai dengan teaser poster dimana masing-masing pemeran utama mengarahkan pandangannya ke langit, kita pun ikut terbawa dengan tindakan ini.

Langit akan selalu menjadi fokus kita hingga makhluk itu muncul. Nuansa horror disuntikkan lewat penampakan makhluk tersebut secara sekilas-sekilas, sama seperti ancaman hiu di film Jaws (1975).

Dengan suara-suara gaduh, dengingan, dan dentuman dari makhluk tersebut, kita akan dibuat selalu merinding tapi tak mau melepas pandangan dari layar, karena kita tidak ingin melewatkan satu kelebatan adegan pun.

Ditambah iringan komposisi musik karya Michael Abels, atmosfer mencekam di film ini tertata secara maksimal membalut film dari awal hingga akhir.

Performa Apik Seluruh Pemerannya

Performa Apik Seluruh Pemerannya

Film penuh misteri seperti ini tidak akan menghanyutkan apabila tidak didukung oleh akting apik dari para pemerannya. Tidak banyak aktor dan aktris yang bermain di film ini, sehingga fokus cerita tetap melekat dan tak terlepas dari pikiran.

Aktor nominator Oscar Daniel Kaluuya tampil dingin dan tenang, serta chemistry-nya dengan Keke Palmer sangat padu.

Karakter mereka sangat bertolak belakang, meski mereka adalah saudara kandung. OJ yang pendiam bersinergi dengan Em yang cerewet.

Lihat bagaimana mereka sangat girang ketika tahu Antlers membawa kamera manual ciptaannya. Seolah-olah bayangan kesuksesan sudah tergambar di depan mata mereka, padahal rencana belum dijalankan sama sekali.

Dan dua aktor pendukungnya, Michael Wincott sebagai Antlers dan Brandon Perea sebagai Angel Torres, tampil sangat apik pula dan mencuri perhatian dengan cara masing-masing.

Sedangkan akting Steven Yeun cukup ambigu dan terasa datar tanpa makna. Namun setelah kita bisa memahami kilasan kisah masa kecilnya, kita tahu bahwa karakter ini adalah inti moral lesson di film ini.

Spekulasi Korelasi Dua Masa Kehidupan Ricky “Jupe” Park

Spekulasi Korelasi Dua Masa Kehidupan Ricky “Jupe” Park

Mungkin banyak dari kita yang bingung, apa hubungan adegan pembantaian yang dilakukan oleh simpanse dengan jalan cerita utama film ini.

Meski sudah diperjelas kembali di pertengahan film, kita masih belum bisa menemukan hubungan antara keduanya, kecuali adanya Ricky “Jupe” Park di dua kisah terpisah itu.

Dan kita mulai paham ketika Jupe menampilkan sebuah pertunjukan di sebuah arena terbuka di taman hiburan miliknya.

Kembali ke masa ketika peristiwa tragis di lokasi syuting saat dia masih kecil, Jupe adalah satu-satunya orang yang selamat dari kejadian itu. Lalu, apa hubungannya?

Menurut analisa mayoritas kritikus film dan ahli psikologi, Jupe memiliki keyakinan bahwa dia menganggap dirinya memiliki karunia dari Tuhan, yaitu bisa menaklukkan keganasan makhluk buas.

Simpanse yang mendadak gila di masa kecil, dan kini makhluk predator dari luar angkasa. Tapi ternyata, keyakinannya itu salah dan dia malah menjadi korban.

Justru lebih tepat keyakinan OJ berdasarkan analisanya terhadap makhluk yang dijulukinya Jean Jacket itu. Dia ahli melatih kuda dan triknya untuk tidak menatap kepada makhluk itu ternyata valid dan efektif.

Semua ini dia dapatkan dari pengalamannya melatih kuda bersama ayahnya yang telah lama diwariskan dari para leluhurnya.

Nope memiliki cerita yang orisinal dan atmosfer yang bisa membuat kita merinding. Akting apik para pemerannya dan sinematografi penuh nuansa mencekam, semakin menambah kualitas film dengan latar lokasi di Agua Dulce ini.

Pengaruh Steven Spielberg dan M. Night Shyamalan terasa kental dengan eksekusi yang cermat dan berisi dari sutradara Jordan Peele.

Film ini sudah pasti menjadi salah satu yang terbaik di tahun 2022, terutama di genre horror. Akan sangat rugi jika kalian melewatkannya. Jadi, jangan lupa untuk menyaksikan film yang banyak masuk di berbagai nominasi pada penyelenggaraan Saturn Awards ini sekarang juga, ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram