showpoiler-logo

Sinopsis & Review Night Stalker: The Hunt for a Serial Killer

Ditulis oleh Suci Maharani R
Night Stalker: The Hunt for a Serial Killer
3.6
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Di dunia ini ada banyak kisah mengenai para serial killer yang kejam, namun “Night Stalker” jauh di atas para serial killer sepanjang sejara.

Pria ini tidak memiliki pola dan motif, ia hanya membunuh sesuai keinginannya, melampiaskan birahinya dan merampok beberapa korbannya. Tidak ada target spesifik, ia menyerang anak-anak, orang dewasa dan orang tua dari berbagai etnis dan background.

Inilah kisah Richard Ramirez yang di juluki dengan nama “Night Stalker”, pembunuh berantai yang menghantui LA di malam hari. Dokumenter yang disutradarai oleh Tiller Russell dan James Carroll akan membuat para penonton merinding.

Night Stalker: The Hunt for a Serial Killer (2021), mengajak penonton melihat bagaimana Ramirez melancarkan aksinya sebagai serial killer paling berbahaya.

Pasti sudah banyak yang penasaran dengan sosok Richard Ramirez dan apa saja kejahatannya? Biar nggak penasaran lagi, kamu bisa membaca sinopsis dan review dokumenternya di bawah ini.

Baca juga: Sinopsis & Review Dokumenter Netflix The Raincoat Killer

Sinopsis

Sinopsis

“Apakah seseorang punya sifat buruk sejak lahir? Apakah pembunuh berantai dilahirkan atau dibentuk?” – Richard Ramirez

Los Angeles sebenarnya sedang menikmati euforia Olimpiade Musim Panas Tahun 1984 di California, Amerika Serikat. Namun masyarakat di sana belum menyadari, bahwa mereka sedang menjadi incaran seorang serial killer paling berbahaya sepanjang sejarah.

Kasus ini mulai diketahui pada Maret 1985, Dayle Okazaki ditemukan tewas dengan cara yang sangat mengenaskan. Wanita ini tewas di dapur rumahnya, ia ditembak dengan dengan peluru kaliber 20 dan TKP benar-benar sangat mengerikan.

Korban lainnya bernama Maria Hernandez, gadis ini selamat dari pembunuhan dan menjadi saksi kunci. Hanya berjarak 1,6 km dari lokasi pertama, kepolisian dikejutkan dengan pembunuhan yang sama terjadi pada Tsai Lian Yu di Monterey Park.

Gil Carrillo adalah seorang detektif yang bekerja di unit pembunuhan Kepolisian Wilayah Los Angeles. Pria ini kaget, saat melihat dua pembunuhan dengan cara yang sama dan terjadi dalam satu malam.

Dari keterangan Maria Hernandez, polisi mendapatkan informasi yang unik sekaligus agak menakutkan. Gadis itu mengatakan, sang pembunuh membiarkannya hidup dan pergi begitu saja lewat pintu depan.

Maria Hernandez juga memberikan sketsa wajah dari sang pembunuh, Gil Carrillo menemukan adanya kesamaan sketsa wajah ini dengan kasus lain.

Tepatnya kasus penculikan anak di kawasan Pico Rivera, namun hal ini masih ia ragukan, karena masih minim bukti. 10 hari kemudian, pembunuhan lain terjadi di Whittier, kali ini pasangan suami istri Vincent dan Maxine Zazzara menjadi korbannya.

Vincent Zazzara dibunuh dengan sangat brutal dan sang istri Maxine Zazzara sempat di perkosa sebelum akhirnya di bunuh. Tidak ada barang bukti yang polisi dapatkan, hingga mereka menemukan jejak sepatu di taman bunga dekat rumah pasangan itu.

Gil Carrillo merasa hal ini sebagai titik terang dalam penyelidikannya, namun semuanya berakhir nihil. Setidaknya dalam empat kasus serupa, polisi menemukan jejak sepatu yang sama di area rumah para korban.

Suatu hari Gil Carrillo mendapatkan telepon mengenai kasus penculikan dan pelecehan seksual pada anak bernama Anastasia Hronas. Gadis kecil ini memberikan informasi yang sangat lugas, mengenai ciri-ciri pria yang sudah menculiknya dari kamar tidurnya.

Dari sinilah Gil Carrillo semakin yakin, bahwa pembunuh dari kasus-kasus sebelumnya juga berhubungan dengan kasus penculikan dan pelecehan anak. Awalnya para senior di kepolisian menertawakannya, maklum saja Gil Carrillo masih muda dan baru berkarir.

Apalagi serial killer yang membunuh orang dewasa dan menculik anak tidak pernah ada dalam sejarah, mereka cenderung spesifik dan terarah.

Ia meminta bantuan Frank Salerno, salah satu detektif kasus pembunuhan paling hebat di LA pada masanya. Kerjasama keduanya menjadi gabungan yang unik, pasalnya kedua detektif ini memiliki kepribadian yang bertolak belakang.

Namun kerjasama ini terlihat cukup baik, hingga mereka menemukan fakta bahwa serial killer ini menyerang siapa saja, tanpa motif dan terjadi di malam hari. Pria itu cenderung menyukai melakukan penyiksaan dan melepaskan birahinya kepada para korban.

Ia terkadang menembak para pelaku, terkadang memakai palu sebagai alat pembunuhnya atau menusuk mereka dengan pisau. Pria ini tidak hanya memperkosa para wanita, ia memperkosan anak perempuan dan anak laki-laki secara bergiliran.

“Aku bersekutu dengan kejahatan yang melekat pada sifat manusia dan itulah diriku, pembawa kematian” – Richard Ramirez

Para wartawan menamai penjahat ini sebagai “Night Stalker”, yang membuat masyarakat LA ketakutan. Bayangkan saja, dalam 10 hari ia membunuh lima orang dan dua di antaranya terjadi dalam satu malam.

Sebenarnya polisi hampir bisa menangkap serial killer ini, namun kepolisian yurisdiksi LA membuat kesempatan ini hilang begitu saja.

Mereka membuat Gil dan Frank gagal mendapatkan sidik jari dari mobil Toyota curian, hingga gagal menangkap pria itu di dokter gigi.

Ditambah lagi Walikota San Francisco, dengan mudahnya membocorkan investigasi penting pada masyarakat mengenai “Night Stalker”. Petunjuk lain muncul, ketika pentagram digambar pada tubuh dan dinding para korban terbarunya. 

“Setan adalah kekuatan penstabil dalam hidupku, itu memberiku alasan untuk hidup, itu adalah kekuatan pendorong yang memotivasiku untuk melakukan sesuatu. Aku memimpikan ini” – Richard Ramirez

Berbagai clue mengenai aksi satanisme ini membuat Gil dan Frank bingung, kejutan apalagi yang akan datang pada mereka.

Ketika media menggemborkan berita ini, para atasan di kepolisian juga berusaha menunjukkan hidungnya agar terlihat hebat. Namun mereka semua tidak berguna untuk penyelidikan, Gil malah berharap “Night Stalker” akan melakukan kesalahan. 

Kira-kira bisakah Gil dan Frank mengetahui identitas asli serial killer yang kerap membobol rumah warga di malam hari? Pasalnya, semua kesempatan yang mereka miliki malah berakhir sia-sia dan terus menambah korban. 

Warga LA Berusaha Mengunci Pintu dan Jendela Setiap Malam

Warga LA Berusaha Mengunci Pintu dan Jendela Setiap Malam

Kasus pembunuhan sadis memang kerap terjadi di berbagai daerah, kota dan negara di dunia. Namun Pembunuhan di LA membuat masyarakat ketakutan, pasalnya siapapun bisa menjadi korbannya.

Mereka tidak tahu kapan dan di mana akan menjadi korban dari “Night Stalker”. Semua orang ketakutan, pasalnya tidak hanya saat mereka di jalan, si pembunuh ini kerap membobol rumah saat malam.

Para korban tidak pernah mendapatkan kematian yang wajar, mereka di tembak di bagian vital. Para perempuan dan anak-anak terkadang dilecehkan secara seksual, lalu di siksa hingga mati.

Bahkan dari keterangan polisi, Ramirez terlihat sangat enjoy, melihat rasa takut di wajah korbannya. Meski pada akhirnya ia kerap menutup wajah para korbannya saat ia memperkosa mereka.

Tidak ada yang tahu apa isi pikiran si “Night stalker”, masyarakat hanya tahu, mereka harus mengunci pintu dan jendela rapat-rapat.

Pasalnya, pembunuh berantai ini bisa masuk kapan saja, bahkan ia bisa masuk lewat pintu kucing atau anjing. Di sisi lain, kepolisian juga membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk menemukan siapa “Night Stalker” yang sesungguhnya.

Dokumenter yang berjumlah empat episode ini berhasil menunjukkan kekejaman Richard Ramirez dengan sangat baik.

Berbagai reka ulang tempat kejadian membuat para penonton menyadari pentingnya menjaga pintu dan jendela kita tetap terkunci di malam hari. Penjelasan para detektif, inspektur dan media yang bertugas saat itu sangat jelas, mereka menunjukkan motif masing-masing.

Richard Ramirez dengan Kehidupan Mengerikannya

Richard Ramirez dengan Kehidupan Mengerikannya

Melihat bagaimana Richard Ramirez begitu mudah membunuh, menyiksa dan melecehkan para korbannya. Ternyata pria ini memiliki masa kecil yang kurang baik, lahir di El Paso, Ramirez kecil kerap mengalami kekerasan dari ayahnya.

Julian Ramirez adalah mantan anggota kepolisian Ciudad Juarez, Mexico, yang ternyata sangat abusive pada anak dan istrinya.

Di usia 10 tahun, Ramirez diketahui sudah kecanduan alkohol dan mulai menghisap marijuana. Di usia 12 hingga 13 Ramirez terinfluence oleh sepupunya Miguel Ramirez, mantan tentara Amerika.

Sepupunya menceritakan bahwa ia menyiksa, memperkosa dan membunuh banyak wanita di Vietnam. Bahkan ia menjadi saksi mata, saat Miguel membunuh dan menyiksa istrinya sendiri. 

Tapi Ramirez mengatakan hal inilah yang menjadi awal ketertarikannya untuk membunuh. Dari Miguel juga, ia mempelajari keahlian membunuh secara sembunyi-sembunyi dan efek bersembunyi di malam hari.

Ramirez pernah bersekolah, selama masa itu ia kerap melakukan pelecehan seksual dan pencurian uang, tapi tidak pernah dilaporkan.

Orang mengatakan bahwa Richard Ramirez mempesona, pasalnya ia begitu bangga dengan perbuatannya.

Pria ini memiliki bola mata hitam yang membuat siapapun merasa terintimidasi, bahkan Frank ketakutan saat Ramirez mengatakan ia mengenalnya.

Bahkan saya juga merasa takut saat menatap mata Ramirez yang ada pada foto di atas, benar-benar membuat bulu kuduk merinding.

Anehnya, pesona Ramirez membuat banyak wanita mengejar-ngejarnya selama persidangan. Fyi, Richard Ramirez pernah menikah dengan salah satu fansnya selama ia dipenjara di tahun 90an.

Selama masa penahanan, Richard Ramirez banyak dikirimi surat dan berbagai foto sensual dari fans wanitanya. Pesona Ramirez sebagai “bad boy” membuatnya mendapatkan banyak fans wanita, yang membuat orang heran.

Kepolisian dan Media Malah Memperburuk Keadaan

Kepolisian dan Media Malah Memperburuk Keadaan

Richard Ramirez tidak diragukan lagi sebagai pembunuh berantai, perampok dan pelaku pelecehan seksual yang sangat keji. Namun jumlah korban dari pria ini bisa saja tidak sebanyak ini, semua ini dikarenakan kelalaian para polisi, media dan beberapa petinggi.

Persaingan dan kepercayaan diri mereka membuat hal penting dalam penyelidikan ini terdengar oleh si “Night Stalker”. Contohnya saat Ramirez hampir di tilang oleh kepolisian LA, mobil curian yang seharusnya menjadi barang bukti malah dibiarkan begitu saja.

Kepolisian yurisdiksi LA membiarkan mobil terjemur sinar matahari, sehingga semua kulit serta sidik jari terbakar dan hilang. Lalu kartu nama dokter di Pecinan, Polisi LA lagi-lagi lalai karena alarm yang dipasang ternyata tidak menyala sama sekali.

Padahal di tanggal 3 Juli, Ramirez mendatangi dokter gigi sebelum membunuh beberapa korban lagi. Hal ini terjadi dikarenakan setiap yurisdiksi memiliki banyak detektif kriminal, yang saling bersaing.

Tapi karena kebodohan tidak penting ini, seorang pembunuh berantai yang ada di depan mata gagal di tangkap. Tak hanya itu, media juga seakan mengambil keuntungan dengan kasus super mengejutkan ini.

Media terus menerus memberitakan berbagai hal mengenai kasus “Night Stalker” kepada masyarakat. Hingga Laurel Erickson reporter dari KNBC memeras Gill dan Jack untuk tutup mulut mengenai informasi soal jejak sepatu di TKP.

Hal ini menunjukkan bahwa, para reporter dan media tidak membantu malah menambah beban para penyidik. Kebodohan lainnya, Kepala Polisi menjelaskan hubungan antara kasusnya dengan kasus di LA kepada Walikota San Francisco Dianne Feinstein.

Pertemuan pers yang dilakukan oleh wanita ini membocorkan soal jejak sepatu Avia, mobil dan senjata api yang digunakan. Hal paling bodoh dari semua kekacauan yang ada, karena hal ini membuat Ramirez mengubah cara membunuhnya.

Bahkan bukan polisi yang berhasil menangkap Ramirez, tetapi para penduduk setempat yang berhasil mengepung sang “Night Stalker”.

Penyamaran yang dilakukan polisi sangat mudah untuk dikenali oleh pria itu, padahal Ramirez tidak tahu rencana penangkapannya.

Bagi saya kerjasama dua detektif hebat dari LA sama sekali tidak berguna, karena mereka malah dipermainkan oleh Richard Ramirez.

Saya paham, kenapa banyak orang yang merasa tidak rela membiarkan Richard Ramirez mati karena kanker. Dengan segala hal yang diperbuatnya, alasan apapun tidak bisa meringankan ulahnya menghilangkan nyawa dan memberikan kenangan buruk pada banyak orang.

Mereka ingin Ramirez merasakan hal yang sama dengan para korban, tapi ia  malah meninggal dengan tenang di penjara. Bagaimana menurut kamu dengan film ini? Tulis di kolom komentar ya!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram