bacaterus web banner retina

Review & Sinopsis My Sassy Girl, Jatuh Cinta pada Perempuan Ajaib

Ditulis oleh Suci Maharani R
My Sassy Girl
2.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Cinta memang bisa datang kapan saja, tapi bagaimana rasanya kalau jatuh cinta pada wanita super ajaib? Inilah yang dirasakan oleh Gian, saat ia bertemu dengan gadis ajaib yang berhasil membuat hidupnya jungkir balik.

Ajaib di sini bukan karena perempuan itu memiliki sihir, tetapi kelakuan anehnya memang susah ditebak dan bikin Gian uring-uringan.

Inilah kisah yang akan kamu tonton dalam film My Sassy Girl (2022), yang dibintangi oleh Jefri Nichol dan Tiara Andini. Film ini adalah proyek kesekian Falcon Pictures, yang diadaptasi dari film ternama asal Korea Selatan.

Filmnya memang paling dinantikan dan sering banget diperbincangkan oleh warganet, terutama soal review filmnya yang sangat beragam.

Lalu bagaimana ceritanya pertemuan antara Jefri Nichol dan Tiara Andini dalam film My Sassy Girl (2022)? Untuk mendapatkan jawaban lengkapnya, kamu wajib banget membaca sinopsis dan review filmnya hanya di Bacaterus.

Baca juga: 10 Film Indonesia Terbaik di Tahun 2022

Sinopsis

Sinopsis

“Biar kita pisah disini, dua tahun lagi kita ketemu dan lo nggak boleh noleh ke belakang” -Sisi

Inilah kisah Gian yang terasa tidak menentu, sejak perpisahannya dengan seorang gadis ajaib dan aneh itu. Dua tahun sudah berlalu dan hari demi hari dilewati oleh pria yang kini berusia 27 tahun ini, tapi tidak pernah sedikitpun ia melupakan perempuan itu.

Bahkan demi bisa move on, Gian berniat untuk melanjutkan S3 ke London dan berusaha untuk memulai kehidupan barunya.

Kembali ke dua tahun lalu, malam itu Gian sebenarnya sedang ngumpul bersama dengan teman-temannya. Tapi ditengah-tengah, Gian ditelepon oleh ibunya yang terus saja menyuruhnya untuk pergi kerumah Tante Ruth.

Jujur saja dirinya memang enggan ke rumah Tante Ruth karena dua hal, pertama ia merasa tidak mirip dengan mendiang anak Tante Ruth.

Alasan satunya lagi, sebenarnya Gian sangat berusaha menghindar karena lagi-lagi ia akan dijodohkan dengan gadis pilihan Tante Ruth.

Namun Gian tidak bisa menolak keinginan ibunya, alhasil pria ini berjalan keluar dari kafe dan berniat untuk pergi ke rumah Tante Ruth. Setibanya di stasiun, Gian menolong seorang perempuan muda, yang mabuk dan hampir tertabrak kereta.

Dari stasiun hingga masuk ke kereta, Gian merasa risih ketika mereka saling menatap satu sama lain. Tanpa disengaja gadis itu muntah dan mengotori pakaiannya, semua orang berpikir jika gadis mabuk itu adalah kekasih Gian.

Alhasil dengan terpaksa Gian membawa gadis garang itu ke sebuah hotel, ia menidurkannya di kasur sementara dirinya membersihkan diri.

Keesokan harinya, Gian tiba-tiba mendapatkan telepon dari perempuan yang ia bawa ke hotel itu. Kejadian semalam memang membuat Gian merasa canggung, pasalnya Sisi melihat tubuh telanjangnya.

Tapi sejak hari itu, Sisi selalu saja menempel dengannya dan membuat Gian tidak bisa berkutik. Pasalnya Sisi memang tipe perempuan yang blak-blakan, pemberani dan kadang emosinya tidak bisa ditebak.

Awalnya Gian merasa risih dan canggung, tapi seiring mereka menghabiskan waktu bersama, cinta mulai tumbuh di hati Gian. Namun berbagai kesalahpahaman selalu memisahkan mereka, selain itu Gian tidak pernah bisa menyentuh hati dan pikiran Sisi.

Gian sadar, bahwa senyuman dan keceriaan yang ditampilkan oleh perempuan ajaib itu palsu. Namun cinta sudah terlanjur hadir di hatinya, alhasil Gian hanya berpikir bahwa ia akan melakukan apapun yang diinginkan Sisi.

Selama gadis itu bahagia, Gian akan melakukannya dengan senang hati dan tidak akan membantah sedikitpun. Dengan berbagai kegelapan yang menyelimuti Sisi, kira-kira akan berakhir seperti apa cinta Gian kepada perempuan ajaib dan aneh itu?  

Tipikal Film Falcon yang Forgettable

Tipikal Film Falcon yang Forgettable

Sebelum masuk ke bagian kritik, saya akan memberikan beberapa pujian untuk film garapan Fajar Bustomi ini. Sejujur saya menyukai gaya storytelling di film ini, terasa cheesy tapi penempatan komedi dan romansanya terasa pas.

Lalu soal skoring dan sinematografinya, tidak bisa dipungkiri kalau My Sassy Girl (2020) terlihat sangat estetik dan mengadopsi berbagai kearifan lokal.

Banyak orang yang mengomentari saturasinya berlebihan, bagi saya tema retro pop color ini jadi pilihan terbaik. Pasalnya, warna-warna cerah yang muncul dalam film ini terasa unik seperti Sisi dan hangat seperti Gian.

Meski begitu saturasi ini diturunkan, ketika kamera mulai zoom in ke wajah para pemerannya agar tone warnanya terlihat realistis.

Tapi saya ingin mengomentari soal alurnya, di mana perpindahan plot masa sekarang ke masa lalu terasa tidak ada bedanya.

Kamu mungkin tidak akan sadar, ternyata alur panjang itu adalah kisah pertemuan Gian dan Sisi dua tahun lalu. Terkadang alurnya tiba-tiba berubah dan masih banyak plot hole yang sayangnya dibiarkan begitu saja.

Jujur saja, saya masih tidak mengerti kenapa ibu Sisi sangat tidak menyukai Gian? Lalu penempatan plot twist, saja saya tidak merasa kaget dengan hal ini.

Namun penempatannya terasa kurang efektif saja, mungkin akan menyenangkan jika plot twist ini disimpan di bagian tengah. Secara keseluruhan film ini terlihat bagus dan menghibur, tetapi tidak ada satupun scene yang “wah” alias forgettable.

Kemistri Kagok Antara Tiara Andini dan Jefri Nichol

Kemistri Kagok Antara Tiara Andini dan Jefri Nichol

Beralih ke penampilan dari Jefri Nichol dan Tiara Andini, ada beberapa yang ingin saya puji dan kritik. Pertama saya ingin memuji penampilan Jefri Nichol di film ini, development dan penjiwaan karakternya memang top banget.

Karakter Gian yang ditampilkannya, benar-benar terlihat seperti pria bucin versi kalem dan sangat penurut. Tapi yang membuat saya bertanya-tanya, kenapa mata Jefri Nichol selalu terlihat merah? Meski begitu, luapan emosi yang diperlihatkan Jefri Nichol memang tidak ada duanya.

Sementara untuk Tiara Andini, untuk penampilan debutnya, saya katakan ia sudah cukup bekerja keras. Pasalnya karakter Sisi yang ditampilkannya, tidak buruk dan juga tidak terlihat baik namun cukup enjoyable.

Di awal-awal, saya kurang bisa merasakan emosi Sisi dan akan seperti apa karakternya. Apalagi ada adegan saat Sisi mengutarakan kesedihannya, adegan menangisnya terlihat sangat akting.

Namun memasuki paruh kedua hingga akhir, Tiara Andini mulai bisa membangun karakternya sendiri. Bagi saya pairing keduanya memang masih terasa kagok, tapi Jefri Nichol berhasil menyelamatkannya.

Ada Apa dengan Stylish Falcon?

Ada Apa dengan Stylish Falcon?

Hal yang bikin saya bertanya-tanya, kenapa Falcon selalu membiarkan pemeran utama perempuannya memakai pakaian ribet? Gaya busana Tiara Andini dalam film ini bukanlah gaya yang umum untuk digunakan sehari-hari.

Saya tidak ada masalah dengan pemilihan warna-warna cerah dan cara mereka mix and match warna yang digunakan. Tapi, jenis pakaian yang digunakan Tiara Andini dalam film ini, sepertinya bukan gaya busana yang comfortable untuk digunakan.

Soal style kantoran yang digunakan, saya memuji pemilihan gaya busananya terlihat dewasa dan cukup high profile. Tapi untuk style sehari-hari yang digunakan oleh Sisi, apakah masuk akal pergi ke daerah perbukitan memakai jumpsuit?

Entah pakaian yang digunakannya adalah pakaian dari sponsor? Tapi tolonglah berikan pakaian yang sesuai dengan realita.

Setidaknya, pakaian yang digunakan Tiara Andini dalam film ini tidak seburuk pakaian yang digunakan Dinda Hauw dalam Cinta Subuh (2022).

Sempat menjadi salah satu perbincangan hangat di Twitter, My Sassy Girl (2022) sebenarnya worth to watch. Soal saturasi yang katanya lebai, sebenarnya kembali lagi ke selera masing-masing orang yang menonton.

Secara keseluruhan kualitas filmnya cukup baik, memang ada beberapa hal yang disayangkan sehingga filmnya forgettable.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram