bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film Thailand My Boss is a Serial Killer (2021)

Ditulis oleh Suci Maharani R
My Boss is a Serial Killer
2.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Film komedi Thailand memang tidak pernah gagal untuk membuat penontonnya merasa terhibur. Salah satunya My Boss is a Serial Killer (2021), film bergenre thriller dan komedi ini memang bikin penasaran. Apalagi film ini dibintangi oleh nama-nama terkenal, seperti Mookda Narinrak, Ice Preechaya hingga Kong Saharat Sangkapricha.

Kisahnya bermula ketika para pekerja di sebuah perusahaan periklanan merasa was-was. Pasalnya, bos mereka ternyata memiliki masa lalu yang menyeramkan.

Maesa dan Lin mengetahui fakta, bahwa Bos Ton yang tampan ternyata seorang serial killer yang sudah membunuh banyak orang. Takut akan menjadi korban selanjutnya, para karyawan ini berusaha tetap tenang agar sang bos tidak merasa curiga.

Kira-kira berhasilkah Maesa dan kawan-kawannya menipu Bos Ton agar tidak curiga? Biar nggak penasaran lagi, kamu bisa membaca sinopsis dan review filmnya hanya di Bacaterus.

Sinopsis

my-boss-is-a-serial-killer-1_

Memiliki bos yang tampan seperti Bos Ton (Kong Saharat Sangkapricha), tentu saja hal ini bisa menjadi salah satu penyemangat untuk pergi ke kantor. Bos Ton memang sangat mempesona.

Pria ini tidak hanya terlihat tampan, tetapi pembawaan karakternya sangat dewasa. Apalagi setiap bertemu, pria itu kerap berlaku sopan dan begitu ramah kepada para pekerjanya.

Suatu hari Lin (Kat Powilai) memberitahu Maesa (Mookda Narinrak) mengenai sesuatu yang membuatnya merasa takut. Saat seluruh pegawai telah pulang, Lin memperlihatkan sebuah video yang ada di komputernya kepada Maesa. Keduanya merasa terkejut. Pasalnya, dalam video tersebut Bos Ton disebut sebagai seorang serial killer.

Hal ini membuat Maesa dan Lin merasa cemas. Bahkan keduanya kerap berkhayal hal yang tidak-tidak hingga kurang konsen saat bekerja.

Kinerja keduanya yang menurun membuat Bogey (Ice Preechaya) merasa bingung, hingga ia mengetahui apa yang terjadi. Namun reaksi perempuan ini sangat berbeda, Bogey justru mempertanyakan keabsahan dan bukti kejahatan dari video yang dilihatnya.

Perempuan ini masih berpikir realistis, makanya Bogey menyarankan agar Maesa dan Lin ikut menyelidiki hal ini. Berbekal flashdisk milik Joke yang ada di tangan mereka, ketiganya mencari bukti dan bertanya langsung pada Joke. Tapi Joke tiba-tiba menghilang pasca ia terlihat berselisih faham dengan Bos Ton beberapa waktu lalu.

Lalu penyelidikan membawa tiga perempuan ini bertemu dengan sosok bernama Dr. Ang (Oat Pramote). Pria ini mengungkapkan bahwa Bos Ton memang sangat mirip dengan sosok yang sedang ia selidiki.

Pria itu memberikan beberapa guide mengenai bagaimana seorang serial killer berperilaku. Ketika Maesa dan Lin begitu tenggelam dengan penjelasan sang dokter, Bogey malah masih belum terlalu yakin.

Benar saja, Bogey yang berani bertanya langsung pada sang bos. Ia pun akhirnya mengetahui mengenai kasus berhentinya Joke.

Di sisi lain, Lin dan Maesa berusaha mencari bukti untuk menguatkan dugaan mereka bahwa sang bos memang serial killer yang berbahaya. Saat melakukan syuting di rumah Bos Ton, Maesa mulai menggeledah rumah itu sampai aksinya itu hampir ketahuan.

Perbuatan Maesa membuat Bogey merasa kecewa, pasalnya keduanya sudah saling mengenal sejak masih sekolah. Bogey mencoba memberikan bukti bahwa bosnya bukan seorang serial killer, hingga berusaha menjernihkan situasi dengan meneliti keadaan.

Semua bukti ini malah mengarah pada Lin, yang ternyata fans Bogey dan Maesa ketika mereka membuat channel YouTube misteri saat masih sekolah.

Ketika suasana kantor sudah kembali kondusif, tiba-tiba saja Lin mendapatkan telepon dari Dr. Aung. Pria tadi membeberkan bukti baru yang kembali membuat Bos Ton menjadi sasaran utama mereka.

Lin melapor pada polisi, tapi di tempat lain Maesa sedang berlari dari kejaran Bos Ton. Benarkan sang bos adalah serial killer yang memburu beberapa pegawai kantoran?

Terasa Agak Statis, Film Cukup Entertaining

my-boss-is-a-serial-killer-2_

Salah satu hal yang paling saya sukai saat menonton film Thailand adalah mereka selalu bisa menyisipkan komedi dengan cara yang tepat. Namun sayangnya, hal itu malah terasa kurang di film ini.

Sebenarnya saya sangat enjoy ketika menonton pembuka film ini. Berbagai adegan komedinya tersaji dengan sangat baik.

Contohnya ketika beberapa pegawai sedang melakukan rapat dan mencari ide untuk proyek terbaru di perusahaan. Unsur komedi muncul ketika Joke memasuki ruangan dengan efek mencekam, lampu yang berkedip dan background music yang senada.

Lalu ketika mereka sedang sibuk mencari ide, jam dinding berputar sangat cepat yang membuat semua orang bingung. Ternyata jam tersebut tidak menandakan waktu yang telah berlalu, melainkan karena jam tersebut sedang rusak. Unsur komedi di bagian awal filmnya benar-benar tipikal film komedi Thailand banget, namun seterusnya semua ini berubah.

Di paruh kedua hingga akhir, film ini lebih terasa lebih dark saat mereka mulai menemukan berbagai bukti mengenai Bos Ton.

Adegan menegangkan bermunculan satu persatu dan sayangnya mereka menempatkan berbagai adegan komedi di tempat yang salah sehingga ketika penonton sedang fokus dengan alur menegangkan, selalu saja ada momen canggung dari unsur komedinya. Namun untuk ukuran film komedi dan thriller sederhana, saya menyukai alur yang diberikan.

Untuk sinematografi mungkin tidak terlalu banyak hal yang menarik, tetapi setiap adegan terlihat memiliki flow. Lalu akting dari para pemeran utamanya juga nampak sangat total, sehingga bisa saya katakan film ini terasa cukup menghibur.

Plot Twist Dari Tim Penyelidik Kasus Serial Killer

my-boss-is-a-serial-killer-3_

Kembali ke premis awalnya, My Boss is a Serial Killer (2021) adalah film yang bergenre thriller dan komedi. Memasuki paruh kedua filmnya, penonton disuguhkan dengan gaya sinematik yang keren, yakni ketika Lin, Maesa dan Bogey mengetahui soal Bos Ton.

Para penonton dibuat penasaran dengan sosok Bos Ton yang terlihat sangat karismatik, hal ini cocok dengan profil seorang psikopat.

Mereka menata setiap gambar, seakan-akan hal itu adalah bukti kuat yang mendukung premis Bos Ton adalah seorang serial killer.

Berbagai sisi gelap dari Bos Ton secara perlahan diperlihatkan dan disesuaikan dengan fakta yang ditemukan Dr. Aung. Namun saya sangat menyayangkan satu hal yaitu pola pemecahan misteri ini terlihat sangat kasar dan acak.

Berbagai macam bukti yang berhasil dikumpulkan terlalu random dan hanya menyudutkan satu pihak saja. Tapi saya menyukai plot twist yang diberikan mengenai Lin, yang ternyata adalah fans dari channel YouTube Maesa dan Bogey saat masih sekolah. Lalu masuk pada plot twist terakhir yang sebenarnya tidak pernah saya sangka-sangka sebelumnya.

Tapi sebelum masuk ke plot twist, ada side story mengenai persahabatan antara Maesa dan Bogey di masa lalu. Sebenarnya saya ingin premis ini diangkat lebih mendalam lagi, sehingga penonton bisa merasakan unsur tidak percaya dari keduanya. Tapi hal ini hanya dikupas bagian luarnya saja, sehingga pertentangan dari keduanya kurang greget.

Phuak Pongsatorn Jongwilas Si Show Stealer

my-boss-is-a-serial-killer-4_

Ketika melihat karakter Pann yang diperankan oleh Phuak Pongsatorn, saya tidak memiliki clue bahwa orang ini sangat penting.

Sejak awal film di mulai, karakter Pann sudah muncul sebagai manajer yang sikapnya agak konyol. Pria ini terlihat murah senyum dan begitu fokus dengan pekerjaannya, sehingga ia selalu menuntut Maesa, Bogey, dan Lin untuk lebih maksimal.

Karakter Pann ini tiba-tiba saja menghilang saat filmnya memasuki paruh kedua. Jadi siapapun tidak akan menyangka, kalau pria ini adalah pelaku kejahatan yang sesungguhnya.

Memasuki akhir cerita, para penonton disuguhkan dengan penampilan yang menyeramkan dari Phuak Pongsatorn. Pria yang selalu terlihat ceria dan positive thinking ini ternyata dalang dibalik beberapa pembunuhan.

Kalau ditelaah lebih dalam, Pann memang tidak terlihat memiliki sisi psikopat seperti Bos Ton. Karakternya yang selalu terlihat ceria, tidak pernah menimbulkan kecurigaan sama sekali.

Namun secara tiba-tiba, ia muncul sebagai show stealer, dengan karakter serial killer yang bengal. Pann yang terlihat sangat friendly berhasil menipu banyak orang, termasuk Maesa, Bogey dan Lin.

Saat identitasnya mulai diketahui, berbagai adegan baku hantam dan kekerasan mulai bermunculan. Sorot mata Pann yang biasanya memperlihatkan keceriaan, kini berubah menjadi lebih tajam.

Sebagai penonton, saya bisa merasakan Pann begitu enjoy melakukan pembunuhan dan penyiksaan. Development karakternya sangat menonjol, padahal waktu yang dimilikinya tidak lebih dari 20 menit.

Meski kisah serial killer dalam film ini tidak terlalu menyeramkan, tetapi My Boss is a Serial Killer (2021) terasa cukup menghibur. Dari durasi sekitar 120 menit, overall film ini cukup memuaskan hasrat penyuka film komedi dan thriller yang ringan meskipun tidak terlalu istimewa. Jadi tidak aneh rasanya kalau iMDb hanya memberikan rating 4.0/10 untuk film Thailand ini.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram