Sinopsis & Review Film Munich: The Edge of War (2021)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Munich: The Edge of War
3.4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Dua teman lama bertemu kembali di masa ketegangan akan kekhawatiran pecahnya perang besar akibat pergerakan invasi Nazi Jerman yang dipimpin oleh Adolf Hitler. Sama-sama bekerja sebagai diplomat bagi negara masing-masing, mereka berusaha meyakinkan PM Inggris dengan dokumen rahasia yang berisi rencana Nazi untuk menginvasi Eropa.

Munich: The Edge of War adalah film drama produksi bersama Inggris dan Jerman karya Christian Schwochow yang menjadi original film Netflix dan dirilis pada 21 Januari 2022.

Berdasarkan novel karya Robert Harris yang terbit pada tahun 2017, film ini menyuguhkan kisah menegangkan dua teman lama yang melakukan aksi spionase dadakan demi mencegah terjadinya perang.

Kisah seputar Nazi memang selalu menarik perhatian apalagi setting waktu film ini berada di awal peperangan akan dimulai yang menceritakan cikal bakal Perang Dunia II. Sudah siap mengikuti dua diplomat ini terjun menjadi mata-mata? Simak review berikut sebelum menontonnya.

Baca juga: 20 Film Terbaik yang Menceritakan Tentang Perang Dunia 2

Sinopsis

Munich The Edge of War

Universitas Oxford, 1932. Hugh Legat, Paul von Hartmann dan Lena lulus kuliah dan berpesta di malam perpisahan. Paul sempat mengundang Hugh untuk datang ke negaranya yang dinamakan olehnya sebagai “New Germany”.

6 tahun kemudian, Hugh bekerja sebagai sekretaris bagi Perdana Menteri Inggris, Neville Chamberlain. Sang PM mengedepankan perdamaian dalam situasi menegangkan dimana Nazi Jerman berusaha menginvasi Sudetenland yang berada di Cekoslowakia.

Setelah gagal mencapai kesepakatan dengan Hitler, Chamberlain berusaha menghubungi rekan Hitler yang adalah pemimpin Italia, Benito Mussolini.

Usaha Chamberlain membuahkan hasil dimana Mussolini berhasil membujuk Hitler untuk membuat sebuah perundingan dengan mengundang Chamberlain dan PM Prancis Edouard Daladier di Kota Munich.

Sementara itu, Paul bekerja sebagai penerjemah di kementrian luar negeri Jerman dan tergabung dalam sebuah kelompok rahasia yang hendak menggulingkan kekuasaan Hitler dengan dukungan para jenderal.

Paul menerima dokumen rahasia dari kekasihnya, Helen Winter, yang berisi rencana Hitler untuk menginvasi Eropa dengan mengerahkan kekuatan militernya.

Satu-satunya cara untuk menghentikan rencana Hitler ini ialah dengan memperlihatkan dokumen itu kepada PM Chamberlain saat perundingan di Munich nanti. Paul memberikan nama Hugh sebagai penghubungnya di sisi Inggris.

Hugh yang terkejut dipanggil oleh atasannya dan MI6, harus menjalani tugas sebagai mata-mata dadakan dan harus mengikuti rombongan PM Chamberlain ke Munich.

Begitupun Paul yang segera didaftarkan sebagai penerjemah untuk perundingan. Kopernya sempat digeledah oleh teman sekamarnya di kereta, Franz Sauer, saat menuju Munich yang merupakan salah satu anggota pasukan khusus pengawal Hitler. Tapi untungnya, dokumen dan pistol yang dibawa Paul sudah disimpan di toilet kereta olehnya.

Saat di Munich, Paul mendapat tugas untuk menyampaikan surat kabar internasional kepada Hitler. Tidak disangka, Hitler sempat menyinggung Paul bahwa alumni Universitas Oxford dianggapnya terlalu sombong. Hugh dan Paul bertemu di gedung yang dijadikan lokasi perundingan. Paul memberikan alamat bar dimana mereka bisa berbicara dan menyerahkan dokumen tersebut.

Sesampai di bar, Hugh dan Paul sedikit bernostalgia ketika mereka terakhir kali bertemu dimana mereka bertengkar tentang perbedaan prinsip politik. Saat itu, Paul sangat membela Nazi yang dianggapnya akan membawa Jerman kembali berjaya.

Dokumen berhasil diserahkan dan dibawa oleh Hugh langsung kepada PM Chamberlain yang justru memarahinya karena berbuat lancang. Hugh kebingungan yang langsung diketahui oleh Paul saat pertemuan berikutnya.

Paul meminta Hugh untuk mengantarnya langsung kepada PM Chamberlain agar dia bisa memberi tahu rencana Hitler untuk menginvasi Eropa. PM Chamberlain tidak terima dengan apa yang disampaikan oleh Paul dan tetap akan menandatangani perjanjian bersama Hitler.

Paul mengajak Hugh ke panti jompo dimana mereka bertemu dengan Lena yang tergeletak tidak berdaya. Paul menceritakan kepada Hugh bahwa di tahun 1935 Lena mengikuti demonstrasi anti-Nazi yang membuatnya disiksa oleh tentara Nazi setelah mengetahui bahwa Lena seorang Yahudi.

Lena dilempar dari jendela yang membuatnya lumpuh dan tak bisa berbicara. Paul berkata kepada Hugh bahwa dia akan membunuh Hitler besok pagi.

Meski Hugh tidak rela kehilangan temannya, tapi dia paham bahwa inilah jalan terbaik yang harus ditempuh. Sesampai di hotel, Hugh mendapati kamarnya dibongkar oleh Sauer dan kemudian mereka terlibat perkelahian.

Saat Paul membawa surat kabar internasional untuk Hitler, mereka hanya ditinggal berdua saja oleh pasukan pengawal. Akankah Paul berani membunuh Hitler dengan pistol yang dibawanya?

Atau dia ditangkap oleh pasukan pengawal dan dihukum? Lalu, apa yang akan dilakukan Hugh untuk menyelamatkan Paul? Semakin seru, nih! Tonton filmnya sampai habis, ya!

Kisah Fiktif Berdasarkan Peristiwa Nyata

Kisah Fiktif Berdasarkan Peristiwa Nyata

Sebagai film yang menggelar cerita dalam bingkai sejarah, film Munich: The Edge of War ini cukup detail dalam memaparkannya.

1 2»
cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram