bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Move to Heaven, Kisah Jasa Pindahan ‘Terakhir’

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Move to Heaven
4.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Jeong Woo harus mengikuti takdir tak bisa lagi menemani Geu Ru, anak semata wayangnya menjalani hidup. Dia meninggalkan luka sekaligus usaha berupa jasa pindahan terakhir untuk bantu membereskan barang-barang peninggalan mereka yang sudah tiada bernama Move to Heaven.

Kejutan datang ketika Jeong Woo melimpahkan hak perwalian Geu Ru pada pamannya yang merupakan seorang residivis. Lalu, mampukah remaja dengan sindrom asperger itu tetap melanjutkan hidup bersama-sama sang paman yang bertabiat tak karuan?

Move to Heaven (2021) drama Korea original Netflix akan menjawabnya untuk Anda. Ingin tahu lebih lanjut? Simak sinopsis dan ulasannya di bawah ini.

Sinopsis

Seorang lelaki muda terlihat mengecek sebuah mesin di tempatnya bekerja. Secara tak terduga kakinya terjepit dan terluka parah. Pemuda itu tak segera pergi ke dokter melainkan langsung pulang ke kamar kontrakannya yang tak sebegitu luas. Dia sendirian, merasakan sakit yang luar biasa.

Scene berpindah, memperlihatkan seorang remaja laki-laki berdiri di depan akuarium raksasa. Dia tampak begitu terpukau oleh ikan-ikan di sana, terutama ikan Pari. Menariknya remaja tersebut hafal semua jenis-jenis ikan di sana, mulai dari Hiu Koboi, Hiu Tawny, Pari Burung, Kakap Bergaris Biru hingga Pari Manta.

Tak lama, seorang wanita yang terlihat sebagai pengurus akuarium tersebut menghampirinya dan menegur. Remaja itu bernama Geu Ru (Tang Joon Sang). Tanpa diminta dia mengatakan bahwa ekor dari ikan Hiu Koboi yang paling kecil di sana terkoyak.

Geu Ru melakukan analisis terhadap ikan-ikan itu dengan sangat fokus. Pengurus wanita tersebut percaya dengan perkataan Geu Ru karena memang tak pernah meleset.

Kegiatan Geu Ru di akuarium hari itu harus berakhir. Dibonceng Yoon Na Mu (Hong Seung Hee) keduanya pulang menggunakan sepeda. Selama di perjalanan, Na Mu yang cerewet terus bertanya mengapa Geu Ru bisa sepintar itu. Keduanya sudah berteman sejak kecil tapi Na Mu masih sering kagum dengan kemampuannya.

Mereka sampai di depan rumah. Rumah Na Mu sendiri ada di seberang kediaman Geu Ru. Sesampainya di rumah, Jeong Woo (Ji Jin Hee) sang ayah, sedang menyiapkan makan untuk keduanya. Selembar roti dengan sunny side up eggs dan satu buah apel. Geu Ru sendiri menyiapkan yogurt yang sebelumnya tertata rapi di dalam lemari es.

Geu Ru terlihat gelisah melihat kuning telur di atas rotinya pecah. Jeong Woo segera menukar dengan miliknya. Seperti biasa, Geu Ru menyukai telur goreng buatan ayahnya, tapi Jeong Woo tiba-tiba menawari Geu Ru untuk coba menggoreng telur sendiri.

Remaja itu menolak karena semua sudah ada tugas dan keahliannya masing-masing. Dia juga mengingat nasihat Jeong Woo yang mengatakan agar melakukan sesuatu yang dikuasai.

Jeong Woo menimpali bahwa itu semua untuk berjaga-jaga apabila suatu hari dia harus pergi. Tak lama telepon rumah berdering, Jeong Woo mengangkatnya dan seketika raut muka lelaki itu berubah. Rupanya ada permintaan dari klien yang membutuhkan jasa mereka. Ayah dan anak itu segera mempersiapkan segala macam kebutuhan yang diperlukan. Tak lama keduanya pun berangkat.

Mobil sudah ada di sebuah bangunan, rupanya itu adalah bangunan tempat lelaki muda pekerja tadi tinggal. Benar saja menurut pengakuan penjaga kost-an, dia adalah seorang pemuda yang mengalami kecelakaan kerja di pabrik.

Dia tak berobat ke dokter melainkan hanya diam di rumah. Menurut dokter yang datang bersama polisi, lukanya semakin parah karena tidak diobati sehingga meninggal dunia. Entah terkena tetanus atau sepsis.

Tak ada orangtua yang datang, hanya rekan kerjanya. Jeong Woo dan Geu Ru diminta membersihkan kamar mendiang pemuda tersebut. Sebelum melakukan tugasnya, ayah dan anak itu memberi hormat pada arwah, menyebutkan tanggal kematiannya dan meminta izin untuk membersihkan atau memulai proses pindahan terakhir mendiang.

Jeong Woo memimpin pembersihan dengan mulai melepaskan seprai dan memasukkan bantal ke dalam kantung sampah. Geu Ru sendiri memeriksa tas dan laci di dekat tempat tidur.

Dia menemukan satu cup mi instant dan beberapa lembar struk belanja dari sebuah minimarket. Geu Ru langsung bisa memvisualisasikan gambaran saat mendiang masih hidup dan membeli sebuah gimbap segitiga di sana.

Ayah dan anak itu tampak beberapa kali tertegun. Jeong Woo bahkan memandangi kartu kerja mendiang berlama-lama. Geu Ru juga bertanya seperti apa Kim Seon U saat masih hidup. Jeong Woo menjawab bahwa mendiang Seon U adalah pekerja magang di sebuah pabrik. Dia hanya lulus SMA tapi sedang mulai belajar untuk mendaftar kuliah. Impian terbesarnya adalah bisa menjadi pegawai tetap.

Ketika Jeong Woo bertanya bagaimana pendapat Geu Ru mengenai mendiang. Pemuda itu menjawab bahwa Seon U suka sekali dengan mi instant pedas. Seon U biasa makan malam gimbap segitiga yang dibeli dari minimarket. Geu Ru melakukan analisa berdasarkan barang-barang mendiang yang dia temukan.

Barang-barang Seon U satu per satu mulai dimasukkan ke dalam kotak berwarna kuning. Mulai dari buku, fotonya bersama kedua orangtua, mi cup, ponsel, kartu pekerja, buku tabungan, dompet, beberapa notes dan terakhir tas yang biasa Seon U pakai.

Hari itu tugas membersihkan barang dan kamar almarhum selesai, tapi Jeong Woo masih harus menghubungi keluarga mendiang untuk menyerahkan barang-barang peninggalannya.

Cerita berlanjut ketika selepas melakukan tugasnya hari itu, Jeung Woo mendadak terkena serangan jantung. Dia tak terselamatkan dan meninggalkan Geu Ru sendirian. Lalu, bagaimana nasib Geu Ru selanjutnya? Bagaimana dia menerima kenyataan? Bisakah dia bertahan?

Bukan Sekadar Jasa Pindahan Biasa

Berangkat dari ide cerita yang sangat pilu, Move to Heaven (2021) seperti memang diniatkan sebagai sebuah tontonan yang emosional. Sejak awal, ekspresi, sinematografi sampai scoring terasa sekali sangat personal. Mengiringi dua karakter ayah dan anak yang bekerja menawarkan jasa pindahan terakhir untuk mendiang, Anda akan dibawa masuk ke sebuah cerita yang menguras air mata.

Jeong Woo, pemilik Move to Heaven, bukan hanya menawarkan jasa pindahan biasa. Dia menghargai setiap detail barang milik mendiang dan memperlakukannya dengan kepedulian. Begitu pun Geu Ru, sang putra yang diceritakan menderita sindrom asperger, terbiasa untuk mengkhidmati setiap barang mendiang yang dia temukan.

Dia menebak karakter, memahami penderitaan, memahami keinginan, isi hati dan harapan terakhir mendiang yang belum tersampaikan. Orientasinya hanya satu, menyerahkan barang-barang tersebut pada anggota keluarga atau orang terdekat sebagai pihak yang paling berhak.

Dari plot yang demikian, Anda disuguhkan sebuah tontonan yang benar-benar menguras air mata karena drama ini melibatkan emosi, kenangan serta keinginan terdalam milik seseorang di akhir hidupnya.

Baca juga: Drama Korea dari Kisah Nyata, Hiburan Sekaligus Jadi Pelajaran

Suguhkan Cerita Berbeda Tiap Episodenya

Dari sisi sinematografi, selain terasa personal karena kamera mengambil gambar secara close up untuk setiap barang yang ditinggalkan mendiang, ia juga terasa indah dan menenangkan. Warna-warna cerah didukung cuaca yang bersih akan Anda lihat dari episode per episodenya, sehingga cerita yang disampaikan pun rasanya lebih sedap dipandang.

Menariknya, Move to Heaven (2021) punya cerita yang berbeda-beda untuk setiap episode. Mengesankannya lagi, dalam sepuluh episode tersebut konflik dan isu yang disuguhkan tidak sama. Dalam waktu kurang lebih satu jam per episodenya, Anda akan menyaksikan kisah pilu orang-orang dengan latar belakang berbeda.

Isu atau konflik yang disuguhkan banyak terjadi juga di masyarakat sehingga terasa lebih terhubung dengan para penonton.

Mulai dari orangtua yang ditelantarkan anaknya, perempuan yang dianiaya kekasihnya, pasangan sesama jenis yang harus mendapat penolakan dari keluarga hingga sepasang kakek nenek tanpa anak yang memilih meninggal bersama-sama. Setiap episode dalam drama ini memang tearjerker. Siapkan tissue sebelum menontonnya.

Latar Belakang Emosional dari Tokoh Utama

Move to Heaven (2021) dikemas dengan alur yang menarik. Selain mempertontonkan emosi yang berbeda setiap episode, drama ini juga tak lupa membuat cerita yang menguras emosi untuk tokoh utamanya. Jeung Woo dan Geu Ru sebagai ayah dan anak rupanya punya rahasia besar yang memilukan sekaligus mengharukan.

Belum lagi konflik batin dari karakter Cho Sang Gu, paman Geu Ru, yang terlihat sangar di luar, ternyata punya hati yang lembut. Dalam hal ini character development Cho Sang Gu jadi salah satu yang dijamin akan membuat Anda tersentuh.

Melalui alur yang dikemas secara mundur kita diajak melihat bahwa setiap orang punya derita dan masa lalu yang diperjuangkan, entah untuk diterima atau dilupakan.

Hal menarik lain dari drama ini adalah ia tidak hanya membuat penonton repot dengan air mata tapi juga dibuat tertawa pada beberapa bagian. Terutama oleh hadirnya karakter Na Mu yang sangat peduli pada Geu Ru hingga selalu ketus dan sinis pada Sang Gu. Perselisihan antara gadis remaja dan lelaki dewasa ini terasa menggemaskan.

Secara keseluruhan Move to Heaven (2021) memuaskan dari banyak hal. Karakter, pengembangan karakter, penyajian konflik, penekanan emosi melalui sinematografi dan scoring hingga moral value semua mengesankan.

Cocok sekali untuk siapa pun yang sedang butuh asupan positif agar semakin terbuka dalam menerima kesulitan hidup. Penasaran? Drama ini bisa Anda saksikan di Netflix ya! Selamat menonton!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram