bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review MILF (2018), Kisah Tiga Wanita Paruh Baya

Ditulis oleh Aditya Putra
MILF
2.1
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Ada sebuah ungkapan bahwa umur hanyalah angka. Ungkapan itu biasanya ditujukan pada orang-orang yang sudah berumur. Ada semacam anggapan kalau produktivitas kita akan menurun ketika sudah berumur.

Banyak yang mencoba membuktikan bahwa anggapan tersebut nggak sepenuhnya benar. Di masa kini, kita sering melihat orang-orang tetap produktif di usia tuanya.

Terlepas dari tua atau muda, setiap orang punya hak untuk bersenang-senang. Ada banyak cara untuk mencari kesenangan, sesuai dengan minat masing-masing.

Biasanya, anak-anak muda yang lebih aktif untuk mencari kesenangan. Di film MILF, ada tiga wanita paruh baya yang berusaha mencari kesenangan. Yuk simak sinopsis dan review filmnya berikut ini!

Baca juga: Sinopsis & Review Hustlers, Kehidupan Wanita Kelab Malam

Sinopsis

Sinopsis
  • Tahun Rilis: 2018
  • Genre: Comedy, Drama, Romance
  • Produksi: Single Man Productions, StudioCanal, Nexus Factory, Umedia, Canal+, Cine+
  • Sutradara: Axelle Laffont
  • Pemain: Marie-Josee Croze, Virginie Ledoyen,Axelle Laffont, Wael Sersoub, Matthias Dandois

Cecile adalah seorang wanita paruh baya dengan dua orang anak. Suaminya baru saja meninggal. Pada musim panas, Cecile membersihkan rumah di pinggiran kota Paris.

Cecile berniat menjual rumah itu. Cecile ditemani oleh dua sahabatnya sejak SMA, Elise dan Sonia. Elise adalah seorang pengusaha pajak. Sementara Sonia adalah manajer artis.

Rumah milik Cecile terletak di dekat pantai. Elise dan Sonia melihat dua pria muda yang sedang melatih anak-anak berlayar. Dua pemuda itu mencari cara untuk bisa mendekati Elise dan Sonia.

Mereka mengarang cerita lalu bilang kalau seorang anak terserempet speedboat yang dikendarai Elise. Usaha mereka untuk meluluhkan Elise dan Sonia gagal total.

Pada malam harinya, Cecile membereskan rumah. Elise dan Sonia pergi ke sebuah klub malam. Louise, penjaga pintu klub, melarang mereka masuk. Alasannya, mereka nggak ada di daftar tamu undangan.

Pria yang tadi di pantai tiba-tiba muncul. Mereka memperkenalkan diri sebagai Markus dan Paul. Julien, sahabat mereka, kenal dekat dengan Louise. Akhirnya, Louise mengizinkan mereka masuk.

Di dalam klub, Paul mencoba merayu Elise. Sonia menjaga jarak dari Julien. Hal itu dilakukan Sonia karena dia sedang berhubungan dengan Pascal.

Pascal adalah seorang pria yang masih memiliki istri dan anak. Elise merasa sudah cukup mabuk. Dia mengajak Sonia pulang. Paul mencoba menahan Elise. Elise memutuskan untuk pulang.

Keesokan harinya, Cecile didatangi oleh calon pembeli rumah yaitu Thomas. Thomas merupakan kenalan dari teman Cecile. Di saat yang bersamaan, Paul, Markus dan Julien datang ke rumah Cecile.

Cecile ternyata mengenal Markus. Di masa remaja, Markus pernah menjadi pengasuh dua anak Cecile, Leo dan Meile. Thomas memandang rendah Markus dan teman-temannya.

Elise mengusir Thomas baik-baik. Elise, Cecile dan Sonia menghabiskan waktu untuk mabuk-mabukan bersama Markus dan teman-temannya.

Sonia mendapat pesan nggak senonoh dari Pascal. Pesan itu membuat Cecile marah. Kemudian, Cecile mengajak semua yang ada di rumahnya untuk melakukan sesuatu yang menantang.

Cecile, Sonia dan Elise pergi bersama Markus, Julien dan Paul untuk mencari es krim. Waktu sudah malam sehingga nggak ada toko yang buka. Cecile membuka paksa kulkas penjual es krim di pinggir jalan.

Kemudian, mereka semua pergi ke pantai untuk berenang tengah malam. Di tengah perjalanan, Julien mengalami ejakulasi. Hal itu terjadi karena Sonia mendudukinya di sepanjang jalan.

Keesokan harinya, Cecile bersama yang lain makan siang bersama. Cecile kehilangan gelang pemberian Laurent. Dia yakin gelangnya hilang pada malam sebelumnya.

Pemilik restoran mendatangi Cecile dan teman-temannya. Dia mengatakan sedang mencari orang bernama Laurent. Pasalnya, gelang itu terjatuh di dalam kulkas es krim.

Semakin lama waktu berjalan, Cecile menjalin kedekatan dengan Markus. Julien makin dekat dengan Sonia. Sedangkan Paul dan Elise sering mencuri kesempatan untuk berhubungan seks.

Tenggat waktu untuk menjual rumah semakin dekat. Cecile dan dua sahabatnya makin kerasan tinggal di wilayah itu. Akankah Cecile menjual rumahnya? Apakah gelang pemberian Laurent akan kembali?

Komedi Dewasa

Komedi Dewasa

MILF dibuka dengan adegan Cecile, Elise dan Sonia berkendara di jalan tol. Mereka terganggu oleh mobil di belakang mereka. Mobil itu terus menyalakan lampu seolah ingin menyalip.

Ketika menyalip, Elise membuka bajunya. Dia memperlihatkan payudaranya lewat jendela. Mobil yang menyalip itu ternyata mobil Polisi. Cecile dan dua sahabatnya pun melanjutkan perjalanan dengan taksi.

Adegan awal di film itu menjadi isyarat bahwa film akan menampilkan berbagai komedi dewasa. Markus dan rekan-rekannya membahas tentang badan perempuan paruh baya.

Cecile dan dua sahabatnya membahas camel toe, rambut kemaluan, sampai angle pose menantang untuk swafoto. Hampir semua elemen komedi di film menggunakan fisik.

Film ini secara konsisten mengeksplorasi fisik di sepanjang film, baik wanita maupun pria. Dengan kebanyakan set di pantai dan rumah Cecile, kamera banyak merekam bentuk tubuh para karakter.

Visualisasi rumah Cecile dan pantai cukup keren. Teknik pengambilan gambar wide shot mendominasi. Hal itu ditujukan untuk menguatkan narasi tentang cara mereka bersenang-senang.

Chemistry Marie-Joose Croze, Virginie Ledoyen dan Axelle Lafont

Chemistry Marie-Joose Croze, Virginie Ledoyen dan Axelle Lafont

Semua karakter utama di MILF diberikan pendalaman seadanya. Cara menjelaskan karakter mereka pun hanya lewat dialog. Malahan, kita perlu menunggu sampai pertengahan film untuk mengetahui apa profesi Elise.

Nggak ada adegan yang menunjukkan mereka sedang bekerja kecuali Markus dan dua temannya. Mereka bekerja sebagai pelatih klub berlayar selama musim panas.

Axele Laffont yang menjadi sutradara, ikut bermain di film ini sebagai Elise. Dia menjadi karakter yang paling penasaran bagaimana rasanya berhubungan dengan pria muda. Marie-Josee Croze berperan sebagai Sonia.

Dia dilanda dilema karena Pascal berjanji akan meninggalkan keluarganya. Virginie Ledoyen berperan sebagai Cecile. Cecile menjadi karakter paling kalem dibanding dua sahabatnya.

Karakter Cecille, Elise dan Sonia merupakan formula standard film-film yang karakternya bersahabat. Mereka digambarkan punya karakter berbeda.

Untungnya, ketiga aktor berhasil menampilkan chemistry yang kuat. Cara mereka berinteraksi terasa natural sebagai sahabat karib. Gestur dan sentuhan pada satu sama lain pun nggak berlebihan.

Alur Cerita

Alur Cerita

Kelemahan terbesar MILF adalah plot yang terasa datar. Konflik utama nggak cukup kuat. Malah, bukan sesuatu yang seharusnya menjadi urgensi.

Sepanjang film, kita cuma melihat para karakter yang bersenang-senang. Ceritanya cuma seputar pergi menghabiskan waktu di luar rumah, mabuk, seks kemudian ada cinta yang tumbuh.

Alur dari seks menjadi cinta merupakan hal yang masuk akal. Terlebih percintaan pria dengan perempuan yang lebih tua merupakan tema yang menarik untuk diangkat.

Hanya saja, alur cerita film nggak mengeksplorasi hal itu dengan serius. Solusi dari konflik yang dibangun pun menjadi terasa lemah. Sejak awal, pergerakan alur cerita memang terasa lemah.

Film ini hanya menjadi panggung untuk memamerkan tubuh dan cara mereka bersenang-senang. Kita seperti menonton vlog dengan durasi 96 menit.

MILF diprediksi akan mengangkat isu female empowerment. Sayangnya, prediksi itu salah. Punya rekomendasi film yang mengangkat isu female empowerment? Tulis judulnya di kolom komentar, yuk!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram