showpoiler-logo

Sinopsis & Review Metal Lords (2022), Duet Cadas Remaja Metal

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Metal Lords
3.1
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Hunter dan Kevin adalah fans musik heavy metal yang terlalu fanatik. Mencoba membuktikan kemampuan diri di kompetisi Battle of the Bands.

Tapi ada satu kendala, mereka kesulitan menemukan pemain bass. Ditambah lagi dengan sifat dan permasalahan remaja yang berbeda antara mereka, nyaris meruntuhkan mimpi untuk menjadi band besar di masa depan.

Metal Lords adalah film komedi remaja karya Peter Sollett yang dirilis sebagai original film Netflix pada 8 April 2022. Menampilkan kisah yang terbilang klise, tentang persiapan sebuah band untuk menghadapi festival musik, film ini berusaha tampil beda lewat penampilan para karakternya.

Menyajikan semangat membara musik heavy metal, akan hadir dalam film ini beberapa personel dari band heavy metal terkenal. Apakah film ini bisa membangkitkan gairah fans heavy metal? Simak review berikut tentang film yang syutingnya dilakukan di Portland ini.

Baca juga: Sinopsis & Review High School Musical, Cinta di Masa SMA

Sinopsis

Sinopsis
  • Tahun Rilis: 2022
  • Genre: Comedy, Music
  • Produksi: Bighead Littlehead, Kingsgate Productions
  • Sutradara: Peter Sollett
  • Pemeran: Jaeden Martell, Adrian Greensmith, Isis Hainsworth

Kevin Schlieb dan Hunter Sylvester adalah dua sahabat yang membentuk sebuah band heavy metal bernama Skullfucker.

Kevin sebenarnya pemain drum di marching band sekolah dan baru mempelajari instrumen yang akan digunakannya melalui Hunter. Mereka memiliki sifat yang berbeda. Hunter cenderung pemberontak dan Kevin lebih pemalu.

Di sebuah pesta, Kevin berbincang dengan Kendall, sementara Hunter terlibat pertengkaran dengan siswa populer sekolah yang suka melakukan perundungan, Skip.

Hunter dilempar ke panggung dan mematahkan keyboard milik band yang sedang tampil. Hunter dengan sikap anehnya justru menghina vokalis band tersebut yang menantangnya untuk tampil di Battle of the Bands.

Merasa langkah pertama dalam menggapai impiannya ada di depan mata, Hunter mendaftarkan bandnya kepada kepala sekolah.

Hunter memberikan beberapa daftar lagu yang harus dipelajari oleh Kevin dan membelikannya satu set drum dengan dua pedal. Kevin memasang drumnya di sekolah dan mulai berlatih. Dia bertemu dengan Emily yang berlatih dengan cello.

Kevin memberikan daftar lagu dari Hunter kepada Emily yang terkejut saat mencoba mendengar lagunya dari internet. Sementara itu, Kevin dan Hunter membuka audisi untuk mencari pemain bass.

Sayangnya hingga sore tidak ada satupun teman sekolah yang berminat, hingga ada satu yang datang. Tapi satu-satunya peserta ini pun mereka tolak karena terlalu brutal dalam aksinya.

Kevin mengajukan ide untuk memasukkan Emily ke dalam band, tapi ditolah mentah-mentah oleh Hunter dan mengutarakan ucapan pedas yang menyakiti hati Emily. Bermaksud meminta maaf kepada Emily, Kevin justru jatuh hati kepadanya dan mereka sepakat untuk menjalin cinta.

Hunter tidak setuju dengan pertalian cinta Kevin dan Emily yang dianggapnya akan membuat komitmennya kepada band melemah.

Vokalis band Mollycoddle, Clay, melihat Kevin berlatih di sekolah dan menawarinya posisi di bandnya untuk acara pernikahan kakaknya.

Kevin tidak langsung menerimanya. Tapi ketika memberi tahu Hunter yang langsung marah kepadanya, Kevin memutuskan untuk keluar dari band.

Kevin tampil bersama Mollycoddle dan sukses memperlihatkan kemampuannya sebagai pemain drum. Clay sangat berterima kasih kepadanya dan mengajaknya untuk tampil bersama mereka di Battle of the Bands.

Kevin bilang akan mempertimbangkannya. Kendall mengajak Kevin berendam di kolam bersamanya dan merayunya. Tapi Kevin tersadar akan cintanya kepada Emily dan menolaknya.

Saat bersama Emily, Kevin pun menyadari bahwa Hunter adalah satu-satunya sahabatnya. Dan ketika Kevin menyadari bahwa Hunter masuk ke pusat rehabilitasi karena mencoba masuk paksa ke pesta pernikahan kakak Clay, Kevin memutuskan untuk membebaskannya.

Dengan berpura-pura meminta brosur, Kevin nekat masuk dan membawa Hunter serta pemain drum asli Mollycoddle pergi dari tempat itu.

Bertemu Dr. Nix di tempat parkir, Hunter diberi pick miliknya waktu masih bermain musik dahulu. Hunter meminta maaf kepada Emily dan mengajaknya bergabung ke dalam band, tapi Emily berkata dia belum siap.

Hanya berdua, apakah mereka bisa tampil di festival itu? Tonton sampai tuntas film yang menghibur dan semakin seru ceritanya ini, ya!

Cerita Klise dengan Karakterisasi yang Baik

Cerita Klise dengan Karakterisasi yang Baik

Metal Lords memang memiliki cerita yang klise, terutama di setengah jam pertama. Alur ceritanya langsung mudah ditebak dengan pondasi latar belakang karakter dan mimpi mereka yang sudah sering diangkat di film-film bertema musik lainnya.

Dua karakter dengan sifat bertolak belakang sudah pasti menjadi sumber konflik antara mereka yang menjadi rintangan dalam jalan menuju sukses.

Tapi semua mulai berubah ketika film memasuki setengah jam kedua. Film berdurasi 1 jam 37 menit ini mulai membuktikan kualitas naskah yang ditulis oleh D.B. Weiss, kreator serial Game of Thrones.

Semangat menggebu di awal film sedikit tenang seiring pergulatan emosi Kevin antara komitmen dengan band dan Emily. Di titik ini, karakter mulai berkembang dengan baik bagi Hunter dan Kevin.

Masing-masing diberikan porsi seimbang untuk bertarung dengan pemikiran masing-masing yang dibenturkan dengan lingkungan sekitarnya.

Meski mudah ditebak bahwa konflik dan perpisahan ini membawa mereka menuju jalan berbeda, salah satunya lebih cerah daripada yang lain, keunikan karakter membuat rasanya berbeda.

Kevin yang jalannya lebih cerah dengan penampilan sukses bersama band barunya, membuat popularitasnya menanjak. Apalagi ditambah seorang kekasih yang sangat mencintainya.

Tapi ternyata dia menemukan kekosongan dalam hatinya tanpa adanya Hunter yang selalu memotivasinya dengan tulus.

Begitupun sebaliknya. Hunter yang semakin terpuruk dengan dimasukkan ke pusat rehabilitasi, justru bertemu dengan idolanya yang memberikannya motivasi untuk tampil lebih baik.

Apalagi Hunter adalah musisi yang bersih dari perilaku buruk rockstar pada umumnya, membuat dokter yang menanganinya membebaskannya untuk tampil di Battle of the Bands.

Performa Natural Para Pemerannya

Performa Natural Para Pemerannya

Cerita yang generic dan formulaic ini tidak akan mungkin tampil baik jika saja tidak didukung oleh performa akting yang apik dari para pemerannya.

Kita tentu sudah mengenal Jaeden Martell yang selalu tampil bagus di setiap film yang dibintanginya, tapi siapa pemeran Hunter dan Emily?

Adrian Greensmith dan Isis Hainsworth adalah dua pemeran pendatang baru. Bahkan film ini menjadi debut akting Greensmith yang tampil natural dan total sehingga terlihat meyakinkan sebagai fans heavy metal sejati.

Sedangkan Hainsworth sudah pernah tampil di beberapa film, tapi di Metal Lords ini dia mendapat peran yang lebih besar. Pengembangan ketiga karakter ini dalam cerita digarap cukup baik.

Kevin mengalami perubahan penampilan dari anak pemalu dan tidak populer, kemudian mulai meresapi musik heavy metal, hingga terlihat keren saat tampil bersama Mollycoddle.

Percintaannya dengan Emily membuat pemikirannya sedikit dewasa dan tidak egois. Sedangkan Hunter, dari sosok yang berjiwa pemberontak dan tidak pernah menghargai orang lain, berubah menjadi sosok pemaaf.

Dan Emily dari gadis pendiam, selalu cemas, dan mudah marah, akhirnya menjadi sosok yang berani tampil beda dari pribadinya. Semua terjadi karena pengalaman hidup yang mereka alami, meski hanya diberi satu adegan saja yang mengubah pemikiran mereka.

Kehadiran Para Dewa Heavy Metal

Kehadiran Para Dewa Heavy Metal

Sebagai penikmat musik heavy metal, kita serasa disuguhkan album kompilasi terbaik dari deretan band heavy metal papan atas. Meski bukan single hits semua, tapi esensi musiknya sesuai dengan mood adegan yang dihadirkan.

Salah satu contohnya adalah lagu “Since I Don’t Have You” dari Guns N’ Roses pada saat Kevin merasa kehilangan Hunter.

Dan penampilan empat dewa heavy metal di adegan kolam renang pasti akan membuat kita tersenyum, mungkin bisa sampai loncat kegirangan.

Scott Ian (gitaris Anthrax), Kirk Hammett (gitaris Metallica), Rob Halford (vokalis Judas Priest), dan Tom Morello (gitaris Rage Against the Machine) tampil dengan obrolan seputar anak band. Ucapan mereka membuat Kevin menetapkan hati untuk tetap setia.

Meski penampilan mereka sebagai cameo cukup menghibur dan menentukan arah cerita, tapi tentunya sebagai pemain drum, Kevin pasti mengidolakan drummer dari band-band heavy metal, bukan para gitaris.

Mungkin jika Lars Ulrich (drummer Metallica) yang hadir, adegan itu akan lebih mengena dan terasa realistis. Tapi memang popularitas para drummer tidak segemerlap para gitaris dan vokalis.

Metal Lords memang memiliki jalan cerita yang standar, tapi dengan naskah yang apik dan akting penuh totalitas dari para pemerannya, membuat film ini menjadi layak ditonton.

Kita akan merasa terhibur dengan deretan lagu heavy metal pilihan dan aksi panggung yang keren. Selain itu, film ini juga memiliki pesan positif tentang image anak band yang biasanya selalu dipandang negatif.

Siapkan alat musik kalian dan pasang headphone di telinga. Langsung nikmati kisah perjalanan penuh rintangan dari band Skullfucker yang berubah nama menjadi Skullflower ini di Netflix sekarang juga. Berteriaklah sepuasnya saat deretan lagu favorit kalian dibawakan. Selamat menonton!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram