bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Warkop DKI Masuk Kena Keluar Kena (1992)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Masuk Kena Keluar Kena
3.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Dono, Kasino, Indro pergi ke sebuah pulau asing. Menurut Dono, penghuninya adalah wanita-wanita cantik. Benar saja, di sana mereka banyak bertemu dengan para prajurit cantik berpakaian seksi. Kedatangan mereka tampak ditunggu-tunggu karena akan dijodohkan dengan putri kepala suku yang ternyata bertubuh gemuk.

Berhasil kabur dan kembali ke kehidupan semula, Dono naksir Merry, anak pemilik rumah yang memang cantik. Upayanya mendapatkan Merry dilakukan sembunyi-sembunyi. Lantas berhasilah Dono mendapatkan pujaannya itu? Sinopsis dan ulasan film DKI berjudul Masuk Kena Keluar Kena (1998) di bawah ini akan membantumu mengetahuinya. Simak yuk!

Sinopsis

  • Tahun Rilis: Maret 1992
  • Genre: Comedy
  • Produksi: Soraya Intercine Films (Distributor)
  • Sutradara: Arizal
  • Pemeran: Wahyu Sardono, Kasino Hadiwibowo, Indrojoyo Kusumonegoro, Fortunella

Dono, Kasino, Indro sengaja datang ke sebuah pulau, yang menurut penuturan Dono, dihuni oleh wanita-wanita cantik dengan kepala suku yang baik. Indro meragukannya tapi Dono mengatakan bahwa temannya pernah ke pulau tersebut dan menceritakan pengalaman semacam itu. Ketiganya langsung antusias masuk lebih jauh ke dalam pulau itu.

Dono jadi penunjuk jalan sekaligus berinisiatif memanjat salah satu pohon tinggi untuk melihat menggunakan teropongnya apakah pemukiman wanita-wanita cantik ada di sekitar sana atau tidak. dari teropongnya Dono melihat banyak wanita cantik tengah mandi di sebuah mata air. Saat sedang asyik, Dono tiba-tiba dihampiri sesosok makhluk berbulu hitam.

Kasino dan Indro yang melihat itu dari bawah bertanya-tanya, sementara Dono sendiri mengira jika yang menyentuh pundaknya adalah salah satu dari dua temannya yang ada di bawah. Begitu menengok ke arah belakang Dono terkejut setengah mati hingga terjatuh. Saat terjatuh itulah Dono dihampiri oleh beberapa wanita penghuni pulau.

Sebelum dibawa ke kepala suku, Dono sempat mengenalkan diri dan pura-pura pingsan untuk cari perhatian. Kasino dan Indro yang melihat Dono sedang dikerumuni wanita cantik dari kejauhan berpikir untuk ikut menyerahkan diri agar bisa ditangkap oleh mereka.

Ketiga lelaki itu pun ditandu untuk dibawa ke kepala suku. Alih-alih merasa khawatir, Dono, Kasino, Indro justru senang dan merasa seperti raja. Malam harinya mereka dijamu makan malam tapi Indro merasa ada sesuatu yang masuk ke dalam sarungnya.

Dia sudah senang karena mengira pelakunya adalah salah satu wanita yang duduk dengannya, ternyata itu adalah seekor ular. Di tempat lain Dono yang minta kopi juga harus terbakar pantatnya karena ceroboh.

Kasino sendiri sangat penasaran dengan kepala suku sehingga curi-curi cara untuk menemuinya tapi dua penjaga wanita berhasil menahannya. Malam dilanjutkan dengan pertunjukan tari dari wanita-wanita penghuni pulau yang dimaksud untuk menghibur mereka. Saat sedang asyik bola-bola besi di atas Dono, Kasino dan Indro jatuh menimpa. Mereka pingsan untuk sesaat.

Pagi harinya trio DKI mengendap-endap ke bangunan tempat kepala suku berada, nahas mereka malah merusakkan pegangan tangga hingga terjatuh. Tak lama ketiganya disiapkan guna menghadap kepala suku. Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba, mereka akhirnya bertemu dengan kepala suku.

Bayangan wanita tercantik di pulau itu seketika sirna karena kepala suku yang diharapkan ternyata adalah seorang lelaki tua yang sudah ompong. Kepala suku kemudian mengatakan bahwa siapa pun yang tersesat di pulau tersebut akan mendapatkan hadiah berupa wanita cantik dan emas.

Kepala suku lalu tak sabar untuk mengenalkan putri-putrinya pada ketiga lelaki itu. Dono, Kasino dan Indro yang mendengarnya terlihat semringah. Sebagai tanda jadi, trio DKI mendapat hadiah emas dari kepala suku. Mereka pun bertambah semangat sebelum melihat ternyata hadiah emas yang diberikan hanya sebesar biji ketumbar.

Kepala suku mengatakan bahwa jika nanti mereka setuju menjadi menantunya, hadiah emas yang lebih besar akan diberikan. Tawaran itu pun tanpa ragu diterima ketiganya. Tak lama calon pengantin wanita diperlihatkan.

Alangkah terkejutnya Dono, Kasino dan Indro karena wanita cantik yang dimaksud, di luar perkiraan mereka. Putri-putri kepala suku ternyata berbadan gemuk.

Mereka pun langsung ditarik masuk ke dalam tenda masing-masing. Tak tahan dengan keadaan, DKI memilih kabur. Sontak hal itu membuat kepala suku marah dan memerintahkan para penjaga untuk mengejarnya. Dono, Kasino dan Indro berhasil mencapai kapal yang membawa mereka ke pulau tersebut, sayang kapal mereka ternyata kehabisan bahan bakar.

Saat sedang mengupayakan agar mesin dapat nyala, Dono justru terkena ledakan. Para prajurit yang mengetahui keberadaan mereka tak berani mendekat dan memilih balik arah. Sebelum pergi ternyata ketiganya sempat diberi sebongkah emas oleh putri-putri kepala suku. Akhirnya, Dono, Kasino dan Indro berhasil kabur dan kembali ke peradaban mereka.

Cerita berlanjut saat Indro dan yang lain pindah ke rumah baru. Selain mereka ada dua wanita cantik, yaitu Nia (Sally Marcellina) dan Wenny (Kiki Fatmala).

Hari itu rencananya Indro dan Kasino akan mengurus surat kepindahan ke Pak RT, semenatra Nia dan Wenny belanja keperluan sehari-hari dan Dono bertugas untuk tunggu rumah karena pemilik rumah akan meminta Merry (Fortunella) anaknya untuk mengambil cek sewa rumah.

Dono ingin ikut Nia dan Wenny sekaligus menawarkan bantuan untuk angkat belanjaan, tapi ketika Wenny mengatakan bahwa Merry itu cantik, Dono berubah pikiran.

Kecuali Dono, semuanya meninggalkan rumah untuk mengerjakan tugas masing-masing. Sejurus kemudian bel rumah berbunyi. Dono yang sudah percaya diri mengira itu Merry, ternyata seorang pengamen waria.

Pengamen itu tanpa sengaja menjatuhkan lipstik sebelum pergi. Tak lama kemudian, bel kembali berbunyi, ternyata anak kecil penjual pistol air mainan. Dono yang sudah kesal menyiapkan sapu ketika bel berbunyi lagi. Ternyata kali ini, yang memencet bel adalah wanita cantik. Lalu apa reaksi Dono? Benarkah wanita itu Merry?

Akal-Akalan Dono Mendapatkan Anak Pemilik Rumah

Bicara alur cerita, film-film DKI seperti tidak terlalu memikirkan itu saat proses produksi. Untuk memancing tawa penonton mereka banyak mengandalkan komedi slapstick dan humor seksis yang sangat kental.

Tidak kecuali film Masuk Kena Keluar Kena (1988). Karya arahan sutradara Afrizal ini, ceritanya berfokus pada upaya Dono mendapatkan anak pemilik rumah bernama Merry yang cantik.

Lepas dari perjodohan dengan anak kepala suku yang tidak sesuai dugaan, Dono langsung tertarik dengan kecantikan Merry. Dia berupaya mendapatkan gadis tersebut walau mulanya harus sembunyi-sembunyi dari Kasino, Indro dan yang lain. Bisakah Dono berjodoh dengannya?

Banyak Melibatkan Pemeran Wanita-Wanita Cantik

Kehadiran para pemeran wanita yang cantik dan berbadan ideal sudah jadi identitas dari film-film DKI. Tak ketinggalan baju-baju seksi yang memperlihatkan lekukan dan kemolekan tubuh mereka. Khusus dalam film Masuk Kena Keluar Kena (1992), penampilan para pemeran cantik tersebut terhitung cukup banyak.

Sejak dimulai, film berdurasi sekitar 1 jam 28 menit ini sudah memperlihatkan gadis-gadis cantik yang di-plot sebagai penghuni pulau. Kemudian scene lain yaitu ketika mantan pacar Dono yang berjumlah 4 orang berkumpul. Mereka juga dimainkan oleh para perempuan cantik dengan baju yang seksi.

Selanjutnya scene yang memperlihatkan wanita-wanita cantik adalah ketika tetangga baru mereka ikut berlatih drama di kediaman Indro. Semuanya cantik dan seksi. Seperti yang kita tahu selain komedi kasar, DKI juga terkenal dengan humor seksisnya. Film ini pun tidak membuang ciri khas tersebut dan tetap suguhkan humor-humor semacam itu.

Normalisasi Body Shaming

Keberadaan para pemeran cantik dan seksi dalam film Masuk Kena Keluar Kena (1992) seolah tak cukup menghibur. Sang sutradara menyelipkan adegan yang tampak sekali menormalisasi body shaming. Terutama scene saat tiga putri kepala suku yang berbadan gemuk muncul.

Kamu akan melihat kekonyolan dan dialog bernada melecehkan yang diucapkan ketiganya, seperti menyamakan tubuh seseorang dengan bus malam, ikan paus dan gardu listrik. Untuk kamu yang tak tahan dengan humor-humor seperti ini, Masuk Kena Keluar Kena (1998) akan membuatmu tidak nyaman.

Dari segi sinematografi, tak ada yang istimewa seperti film DKI pada umumnya. Pengambilan gambar dilakukan secara bervariasi, beberapa scene diambil secara zoom, sebagian mengambil pemain dari arah belakang. Walau memasukkan adegan berlibur ke pantai, keindahan pantai tidak ikut ditampilkan. Kamera lebih banyak fokus mengambil gambar wanita-wanita cantik berbikini.

Dari segi kelogisan cerita dan pengemasan konflik, film Masuk Kena Keluar Kena (1998) tidak memenuhinya. Film ini lebih banyak menggunakan unsur visual berupa wanita cantik. Itu saja. Jika kamu suka dengan ciri khas film Warkop DKI, tak akan masalah menonton film ini. Jika tidak, maka pasti tak akan betah dan bosan. Masih penasaran? Film ini bisa ditonton di Netflix!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram