bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Marilyn's Eyes, Bukan Pusat Rehabilitasi Biasa

Ditulis oleh Yanyan Andryan
Marilyn's Eyes
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Marilyn's Eyes adalah film drama komedi romantis asal Italia yang rilis di layanan streaming Netflix pada tanggal 15 Maret 2022 kemarin. Film ini dibintangi oleh Stefano Accorsi sebagai Diego, seorang chef yang berbicara gagap, dan juga memiliki gangguan obsesif kompulsif yang parah serta masalah kemarahan.

Lalu ada Miriam Leone yang berperan sebagai Clara, seorang aktris yang dihukum oleh pengadilan untuk masuk pusat rehabilitasi karena telah membakar rumah mantan kekasihnya. Clara, dan Diego kemudian berada dalam satu kelompok terapi di tempat itu bersama pasien lainnya.

Singkatnya, mereka memulai perjalanan untuk membuka sebuah restoran yang berada di dalam pusat rehabilitasi tersebut. Seperti apa cerita lengkapnya? Simak sinopsis dan review lengkapnya berikut!

Sinopsis

Marilyn's Eyes__
Tahun Rilis -
Genre
Sutradara
Pemeran

Di restoran tempat Diego bekerja, ia menghancurkan ruangan makan karena salah satu karyawannya menaruh terlalu banyak tepung di masakan yang salah. Terapisnya kemudian merekomendasikan dia untuk pergi ke sebuah pusat rehabilitasi untuk mengatasi masalah kemarahan serta gangguan obsesif kompulsif yang ia derita.

Pada saat berada di pusat rehabilitasi, Diego langsung bergabung bersama kelompok terapi yang terdiri dari berbagai macam pasien dengan penyakitnya masing-masing.

Di sana ada Sosio, seorang yang selalu paranoid, Chip, pria tua yang mengalami kecemasan, Susanna, seorang perempuan dengan sindrom Tourette, dan Gina, gadis muda bisu kesepian yang kerap menggunakan sepatu roda.

Selain itu, di dalam kelompok tersebut ada Clara, seorang aktris yang menyimpan sejuta kebohongan.  Clara selalu berpakaian eksentrik dan menjadi satu-satunya orang “normal” di dalam kelompok. Clara berada di sana sebagai bagian hukuman dari pengadilan karena dirinya telah membakar rumah mantan kekasihnya.

Pertemuan pertama mereka tidak berjalan lancar karena Diego, Sosio, Chip, dan Susanna tidak bisa mengontrol kondisinya masing-masing. Suasana pertemuan pun menjadi riuh dan juga kacau.

Paulus, yang menjadi kepala terapi, nampak kebingungan melihat tingkah laku mereka. Di sisi lain, Clara duduk di belakang mereka dan berharap bisa menyelesaikan hukumannya itu secepat mungkin.

Setelah melewati beberapa pertemuan, Paulus menugaskan mereka untuk memasak makanan bagi para lansia dari panti jompo. Mereka lalu menuju salah satu ruangan kosong yang berada di pusat rehabilitasi sebagai tempat untuk menyambut para lansia tersebut.

Pada hari pertama, mereka sangat sulit untuk diajak bekerja sama, terutama Sosio, Chip, dan Susanna, yang terlihat sangat gugup. Diego kemudian mempersiapkan bahan-bahan untuk memasak carbonara sebagai hidangan utamanya. 

Akan tetapi, Diego malah membuang carbonara itu ke tempat sampah karena rasanya yang ia anggap tidak sempurna. Clara marah dengan ulah Diego.

Secara cepat ia langsung sedikit mencicipi carbonara dari tempat sampah. Clara terkagum karena ternyata rasanya begitu enak dan ia pun membagikannya kepada Gina yang juga menyukai rasa makanan tersebut.

Mereka lalu memindahkan carbonara dari tempat sampah ke piring untuk segera disajikan. Para lansia diluar dugaan menyukai makanan itu dan memuji Diego atas kepintaran memasaknya. Atas pujian itu, Diego merasa bangga dan mencoba untuk mengembalikan reputasinya lagi sebagai seorang chef.

Diego dan kelompoknya terus memasak untuk mereka dalam beberapa pertemuan berikutnya. Clara kemudian mempunyai ide untuk menjadikan tempat tersebut sebagai restoran fiktif. Ia lalu menulis di sebuah website dan mengisinya dengan foto-foto makanan rekayasa, hingga ulasan yang bohong.

Tanpa disangka-sangka, ulasannya ternyata banyak disukai oleh pembaca dan mereka semua berminat untuk makan di sana. Tetapi, tindakannya itu akhirnya diketahui oleh Diego yang sangat merasa kesal dan juga marah padanya.

Setelah melewati momen pertengkaran, Diego pun menemui Clara. Ia mengatakan lebih baik menjadikan tempat tersebut sebagai restoran asli daripada harus membohongi orang lain.

Bersama dengan yang lainnya, akhirnya Diego dan Clara merenovasi tempat itu seperti restoran sungguhan. Clara lalu memberi sebutan restoran itu dengan nama “Monroe”, yang terinspirasi dari artis Hollywood Marilyn Monroe.

Karakter Dengan Gangguan Mental yang Beragam

Marilyn's Eyes_Karakter Dengan Gangguan Mental yang Beragam_

Marilyn's Eyes terdiri dari sekelompok karakter dengan latar belakang gangguan mental yang berbeda-beda. Dalam tim, Diego adalah seorang pemarah dengan gejala OCD alias gangguan obsesif kompulsif. Ia harus bergelut dengan permasalahan dirinya sembari mengurusi hak asuh anak dengan mantan istrinya yang kini sudah mempunyai kekasih baru.

Baca juga: Sinopsis & Review Toc Toc, Cerita OCD dalam Balutan Humor

Dalam film ini, Diego tidak hanya diceritakan berusaha untuk mengembalikan reputasinya sebagai chef. Namun, ia juga mencoba memberikan kepercayaan kepada anaknya bahwa dirinya mampu menjadi seorang ayah yang baik dan berguna.

Oleh karenanya, karakter ini sepanjang film berjuang bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan juga tertuju kepada putri satu-satunya tersebut. Sementara yang lainnya, Sosia (Mario Pirrello) merupakan seorang karakter dengan tingkat kecurigaan tinggi.

Dirinya merasa bahwa memiliki nilai seni yang spesial dengan menggambar lukisan di dinding dalam restoran. Lalu, Chip (Andrea Di Casa) adalah karakter pria paruh baya yang kerap merasa cemas bahwa ada seseorang yang sedang mengawasinya.

Di sisi lain, Susanna (Orietta Notari) adalah seorang nenek dengan sindrom Tourette yang selalu tidak sengaja dan secara spontan suka berbicara kotor serta kasar kepada siapa saja.

Terakhir, Gina (Valentina Oteri) adalah gadis manis berambut pendek dengan warna hijau yang cukup mencolok. Karakter ini tidak bisa berbicara, kesepian, namun sangat bisa diajak kerjasama dalam tim.

Walaupun mereka digambarkan sebagai seseorang dengan gangguan mental, para karakter lebih banyak menampilkan gimik yang lucu dan menyenangkan. Di balik rasa iba dan kasihan melihat permasalahan mereka, semuanya memperlihatkan aura kebahagiaan hingga kejenakaan sepanjang film ini berjalan. 

Clara, Karakter Pembohong Ulung

Marilyn's Eyes_Clara, Karakter Pembohong Ulung_

Dalam tim, Clara (Miriam Leone) terlihat tidak memiliki gangguan mental yang serius. Ia juga nampak tidak akan berpotensi untuk berkelakuan aneh.

Awalnya, Clara hanya seperti seorang “normal” yang harus menjalani hukuman atas tindakannya membakar rumah mantan kekasihnya. Seiring berjalannya waktu, kita pun mengetahui jika karakter ini memiliki masalah yang membuat seluruh anggota tim kesulitan.

Clara adalah seorang karakter yang sama-sama tidak mampu mengontrol rasa marahnya seperti Diego. Dia juga merupakan seorang pembohong kompulsif, apa yang ia ucapkan selalu kepalsuan. Tempat yang ia bakar ternyata adalah rumah suaminya dan dirinya juga bukanlah artis seperti yang sering ia bicarakan kepada Diego.

Hidupnya penuh dengan kebohongan. Ia kerap mengarang cerita palsu agar orang-orang percaya padanya. Meski berbohong pada saat menciptakan restoran fiktif, namun ia dan Diego akhirnya mampu mendirikan tempat makan sungguhan yang mampu menarik banyak pelanggan.

Restoran tersebut kemudian membuat Susanna, Gina, Chip, dan Sosio bisa berbaur dengan orang-orang luar dan menjadikan mereka semakin percaya diri lagi.

Tetapi, awal petaka dimulai ketika Clara kembali berbohong dengan membuat surat izin palsu sehingga aktivitas restoran ditutup dan seluruh tim ditahan sementara. Setelah dari situ, mereka memang dapat dibebaskan, namun kesenangan dalam restoran telah memudar dalam diri Susanna, Gina, Chip, dan Sosio.

Clara dipindahkan ke tempat yang jauh dan mungkin tidak akan bertemu dengan mereka lagi. Akan tetapi, nasib baik menimpa Diego karena ia pun ditunjuk menjadi seorang chef di sebuah restoran terkenal.

Menyenangkan dan Tidak Terlalu Banyak Drama

Marilyn's Eyes_Menyenangkan dan Tidak Terlalu Banyak Drama_

Marilyn's Eyes sepanjang kurang lebih dua jam menghadirkan sebuah alur cerita yang menyenangkan dan menarik hati untuk ditonton. Para pemeran memainkan karakternya dengan sangat solid. Mereka juga mampu memberikan gambaran tentang seseorang yang menderita gangguan kejiwaan, baik OCD, sindrom Tourette, hingga paranoid.

Tanpa mengecilkan para penderita yang sebenarnya, mereka memperlihatkan gejalanya masing-masing dengan cara yang lucu dan terkadang aneh. Dibalik kondisinya yang seperti itu, mereka juga butuh untuk diperhatikan dan diperlakukan secara baik.

Restoran yang dibuat oleh Diego, serta Clara pada akhirnya mampu mempersatukan Susanna, Gina, Chip, dan Sosio sebagai manusia yang juga berharga.

Film ini secara keseluruhan bisa dibilang berjalan sangat indah, manis, dan percikan humornya pun masih bisa dinikmati. Lewat visual sinematografi yang cukup memesona, Marilyn's Eyes menjadi film Italia yang hangat dan pastinya tidak boleh terlewatkan dalam daftar tontonan Netflix kalian. Selamat menonton!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram