bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Man on Fire, Membongkar Kasus Penculikan

Ditulis oleh Aditya Putra
Man on Fire
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Sebagai makhluk sosial, kita pasti akan berhubungan dengan orang lain. Untuk beberapa orang, hubungan itu akan semakin tumbuh seiring dengan berjalannya waktu.

Seseorang yang semula asing akan terasa semakin dekat, bahkan bisa lebih dekat dibanding keluarga sendiri. Kita bisa lebih terbuka dengannya dibandingkan dengan keluarga.

Di film Man on Fire, seorang mantan anggota CIA diberi tugas untuk menjaga seorang anak perempuan. Mereka menjadi dekat setelah menghabiskan waktu bersama.

Suatu hari, sang anak diculik. Penculikan itu bukan tipikal penculikan biasa, tapi ada konspirasi di baliknya. Penasaran? simak ceritanya dalam sinopsis dan review berikut ini ya.

Baca juga: 10 Film Terbaik Dakota Fanning yang Mencuri Perhatian

Sinopsis

Sinopsis

John W. Creasy adalah seorang mantan anggota Divisi Khusus CIA. Dia datang ke Meksiko untuk bertemu teman lamanya, Paul Rayburn. Rayburn mengelola perusahaan yang bergerak di bidang keamanan. 

Creasy ditawari untuk menjadi bodyguard di perusahaan Rayburn. Rayburn merasa Creasy masih memiliki kemampuan mumpuni untuk posisi tersebut.

Rayburn mendapat permintaan dari Samuel Ramos, seorang pengusaha kaya raya. Permintaan itu adalah untuk menjaga anaknya, Lupita “Pita” Ramos.

Hal itu dikarenakan angka penculikan di Meksiko sedang tinggi-tingginya. Samuel membutuhkan seorang bodyguard sebagai salah satu syarat asuransi anaknya. Asuransi itu menjadi aktif apabila Pita didampingi oleh bodyguard.

Kejadian di masa lalu membuat Creasy menjadi pecandu alkohol. Creasy sempat mencoba bunuh diri tapi pistolnya gagal menembak. Dia pun memilih untuk fokus pada pekerjaannya. Perlahan-lahan, Creasy dan Pita semakin dekat.

Padahal sebelumnya, Creasy meminta hubungan mereka sebatas pekerjaan. Melihat Pita merupakan perenang, Creasy pun menjadi pelatihnya. Suatu hari, Creasy mengantar Pita untuk les piano. Creasy melihat sebuah mobil terus mengitari tempat les Pita.

Dia juga merasa dua orang Polisi memblok jalan sehingga dua mobil itu leluasa melakukan pengintaian. Ketika Pita keluar dari tempat les, Creasy memintanya untuk lari. Salah seorang penculik menembakkan pistol ke udara.

Pita lari karena ketakutan. Creasy mencoba menyerang para penculik. Dia berhasil membunuh empat penculik, dua di antaranya adalah Polisi. Upaya Creasy itu nggak berjalan mulus.

Dia pun tertembak beberapa kali. Creasy terjatuh dan mulai kehilangan kesadaran. Sementara itu, Pita kembali muncul. Dia mencoba menolong Creasy. Beberapa orang datang dan menculik Pita.

Creasy dilarikan ke rumah sakit. Dia dipindahkan ke klinik dokter hewan oleh Miguel Manzano. Manzano adalah seorang senior Agencia Federal de Investigacion (AFI).

Dia mencurigai bahwa Creasy sedang diincar oleh beberapa orang Polisi yang korup. Ketika Creasy tersadar, Manzano mencoba menanyainya. Creasy memilih bungkam.

Keluarga Ramos dihubungi oleh seseorang yang ingin disebut dengan nama La Voz. La Voz memerintahkan keluarga Ramos untuk menyerahkan tebusan sebesar 10 juta USD.

Jordan, pengacara Samuel dan Letnan Victor Fuentes menyarankan agar uang itu diambil dari uang asuransi penculikan Pita.  Mereka berdua juga yang ditugaskan untuk mengirimkan uang tebusan itu.

Upaya Jordan dan Fuentes mengirimkan uang tebusan dijegal oleh La Hermandad, sindikat polisi korup. Mereka mengambil uang yang hendak diantar Jordan dan Fuentes.

Bukan itu saja, mereka juga membunuh keponakan dari La Voz. La Voz kemudian menghubungi keluarga Ramos. Dia mengatakan bahwa Pita akan segera tewas. Baginya, nyawa Pita merupakan pengganti nyawa keponakannya.

Creasy melarikan diri dari rumah sakit sebelum benar-benar sembuh. Dia kemudian mendatangi keluarga Ramos. Dia berjanji akan menghabisi semua orang yang terlibat dalam penculikan Pita.

Rayburn membantu Creasy membeli senjata dan peledak dari pasar gelap. Bisakah Creasy balas dendam pada penculik Pita? Bagaimana penyelesaian masalah La Voz dan La Hermandad?

Tempo Pelan di First Act

Tempo Pelan di First Act

Man on Fire berhasil memenuhi ekspektasi terhadap judulnya. Ada banyak adegan tembak-menembak, penyiksaan dan pembunuhan. Di first act, tempo akan berjalan dengan pelan.

Kita diperkenalkan dengan sosok Creasy terlebih dahulu. Creasy digambarkan sebagai seseorang yang hidupnya kelam. Dia harus melakukan berbagai tugas kejam selama bekerja di CIA.

Setelah memperkenalkan Creasy, giliran Pita yang diperkenalkan. Anak perempuan berusia sembilan tahun itu berperan penting dalam plot utama.

Dia bukan hanya menjadi korban penculikan, tapi juga mengembalikan semangat Creasy. Pita yang menyadarkan Creasy supaya Creasy nggak membenci dirinya sendiri. Dia juga yang mendukung Creasy untuk berhenti menjadi pecandu alkohol.

Denzel Washington berhasil memerankan Creasy. Aktor asal Mount Vernon, New York itu membuat karakter yang diperankannya believable.

Baik itu ketika harus memperlihatkan ekspresi gamang maupun ketika menjadi seorang vigilante yang kejam. Salah satu adegan terbaiknya adalah ketika dia mengucapkan, “Forgiveness is between them and God. It’s my job to arrange the meeting.”

Tone Cerita Berubah Drastis

Tone Cerita Berubah Drastis

Di second dan third act, Man on Fire mengubah tone-nya secara drastis. Dua kelompok kriminal, polisi korup dan konspirasi langsung masuk ke dalam plot.

Berbagai adegan kekerasan pun mulai bermunculan. Bahkan di third act, tempo benar-benar dipacu. Kita akan disuguhi berbagai aksi Creasy dalam menghabisi pihak-pihak yang terlibat dalam penculikan Pita.

Tony Scott dikenal dengan adegan-adegan kekerasan yang terbilang over the top. Dalam film ini pun, ciri khasnya itu terasa kental. Karakter Creasy berubah drastis menjadi seorang pembela kebenaran yang sulit ditaklukkan.

Dalam beberapa adegan, dia bisa membunuh beberapa orang sekaligus. Hal itu bahkan dilakukan oleh Creasy seorang diri. Kemampuan Creasy dalam membunuh cukup berdasar.

Creasy digambarkan sebagai mantan agen CIA. Dia pun nggak digambarkan sempurna. Dia harus tertembak bahkan nggak sadarkan diri. Sayangnya, adegan-adegan aksinya kurang believable.

Dia digambarkan terlalu kuat dan pintar dalam mengeksekusi korbannya. Untungnya, solusi dalam plot melibatkan pihak-pihak lain untuk membongkar kelompok kriminal dan konspirasi.

Sinematografi ala Tony Scott

Sinematografi ala Tony Scott

Tony Scott selalu menggunakan pendekatan unik pada karya-karyanya. Nggak terkecuali Man on Fire. Dia banyak menggunakan teknik whip-pan untuk menguatkan narasi ketegangan.

Selain itu, dia juga mengandalkan banyak zoom. Teknik itu digunakan untuk memperlihatkan gentingnya suasana penculikan Pita. Berbagai montase juga ditampilkan, dilengkapi dengan jump cuts.

Dari berbagai teknik kamera di film ini, ada teknik yang mengganggu kenikmatan dalam menonton. Ada beberapa adegan yang menggunakan flashing light.

Hal itu membuat kita kesulitan menangkap apa yang terjadi pada adegan. Terlebih itu dilakukan pada adegan laga, walau kita bisa menebak Creasy nggak akan mati semudah itu.

Plot Man on Fire akan sulit ditebak apabila pertarungan personal Creasy yang lebih disorot. Sayangnya, film malah bergerak ke arah aksi yang predictable.

Film berdurasi 146 menit ini terasa seperti persembahan untuk penggemar Denzel Washington. Di film inilah dia benar-benar terlihat on fire dalam menghabisi musuh-musuhnya. Film Denzel favorit kamu apa nih? Tulis di bawah, yuk!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram