bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film Warkop DKI Malu-Malu Mau (1988)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Malu-Malu Mau
3.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Dono, Kasino dan Indro kost di rumah Pak Raden yang terkenal punya kumis lebat. Selain mereka ada dua gadis cantik yang juga kost di sana, yaitu Lisa serta Seli.

Suatu hari Kasino membaca majalah wanita yang tergeletak di meja ruang tamu. Di sana dia membaca beberapa pertanyaan yang termuat dalam rubrik kuis teman kencan. Menurut penafsirannya, salah satu dari Lisa dan Seli menyukai Indro.

Untuk mencari tahu siapa gadis yang naksir Indro, mereka pergi rekreasi bersama. Indro mulai bergerak, memancing mereka agar mengakui perasaannya. Kira-kira siapa gadis yang naksir Indro ya? Malu-malu Mau (1988) harus ditonton jika penasaran dengan jawabannya. Sebelum itu baca sinopsis dan ulasannya lebih dulu yuk!

Sinopsis

  • Tahun Rilis: Februari 1988
  • Genre: -
  • Produksi: Soraya Intercine Films (Distributor)
  • Sutradara: Sisworo Gautama Putra
  • Pemeran: Wahyu Sardono, Kasino Hadiwibowo, Indrojoyo Kusumonegoro, Nurul Arifin

Dono (Wahyu Sardono) yang melihat dua anak kecil kesulitan memencet bel, berinisiatif membantunya. Ketika bel berhasil dibunyikan, anak-anak itu meminta Dono untuk segera lari tapi tak digubris.

Tak menunggu lama seorang ibu pemilik rumah melempar kangkong ke wajah Dono sambil memaki. Ibu berbadan tambun dengan bedak tebal menggunakan tongkat pel lantai untuk mengusir Dono.

Di tempat lain Kasino (Kasino Hadiwibowo) sedang menawarkan pakaian bra pada para calon pembelinya. Anehnya alih-alih dipasang di bagian dada, bra tersebut justru dipasang menutupi bokong.

Tak lama atasannya datang memarahi tapi Kasino punya pembenaran sambil membalikkan patung yang sedari tadi menghadap ke belakang. Ternyata dada sebelah kanan si patung hilang. Menurut seloroh Kasino, patung itu mengalami kanker payudara.

Indro (Indrojoyo Kusumonegoro) sendiri sibuk pura-pura membaca koran di bawah tangga yang ada di sebuah bangunan. Keberadaannya di sana bukan tanpa alasan; pria itu mengintip pakaian dalam para wanita yang bergantian menaiki tangga. Dia lalu memberitahu Kasino warna-warna celana dalam para wanita yang dia intip.

Cerita berlanjut memperlihatkan suasana pagi hari di rumah kos milik Pak Raden (Suyadi). Seli (Sherly Malinton) tampak sibuk membuatkan telur mata sapi untuk Dono dan teman-teman penghuni kos lain.

Di meja makan, Kasino dan Indro kesulitan membuka botol selai. Seli dan Dono yang mencobanya juga sama-sama tak kuat membukanya. Sesaat kemudian Lisa (Nurul Arifin) turun untuk sarapan dan dia membuka botol selai tanpa kesulitan berarti.

Melihat itu Dono merasa harus belajar ilmu bela diri juga. Lisa bersedia mengajari Dono beberapa jurus. Saat sedang berlatih tiba-tiba pintu digedor dengan kencang oleh Indro. Indro mengatakan ada maling di depan rumah. Dono yang merasa sudah mendapat ilmu dari Lisa langsung menghajar salah satu dari dua lelaki yang berkelahi di depan kost. Sementara lelaki satu lagi dibiarkan pergi.

Ternyata Dono salah pukul, yang dia pukul justru polisi sementara lelaki yang kabur tadi adalah maling sebenarnya. Dono pun dibawa ke kantor polisi dan dimasukkan ke dalam sel bersama beberapa penjahat lain salah satunya Joni Hitam, seorang perampok yang ditakuti. Di sana Dono habis dipermainkan oleh penghuni sel lain.

Saat dirinya dipalak dan berteriak seorang petugas polisi datang. Polisi itu mengatakan bahwa Dono harusnya bisa melawan preman-preman di dalam sel karena baru saja dia juga berhasil membuat polisi yang paling ditakuti penjahat babak belur. Mendengar perkataan polisi tersebut, sikap para penghuni sel mendadak berubah. Mereka ketakutan dan memperlakukan Dono sebagai jagoan.

Sejurus kemudian Lisa, Indro dan Kasino datang ke kantor polisi menjenguk Dono. Satu per satu dari mereka mulai menemui Dono di sel.

Saat Indro menemuinya lelaki itu memberi masukan bahwa Dono harus menuntut balik perlakuan pihak polisi padanya. Sementara itu di kantor, atas lobi yang dilakukan Lisa, pihak polisi bersedia melepas Dono dengan catatan dia harus berkelakuan baik.

Saat semuanya mulai terkendali Dono datang dan langsung mengatakan akan menuntut pihak polisi karena sudah memenjarakannya tanpa alasan jelas.

Dono akan menuntut dan meminta ganti rugi sebesar Rp 100 Juta karena pihak polisi sudah merusak citra dan nama baiknya. Tanpa berpikir panjang pihak polisi kembali berubah pikiran dan memerintahkan Dono untuk dimasukkan ke dalam sel lagi.

Namun, berkat usaha Lisa, polisi akhirnya bersedia membebaskan Dono asal membawa surat jaminan dari pihak orangtua. Tak lama Seli datang membawa surat yang dibutuhkan. Cerita dalam film ini berlanjut saat Kasino membaca sebuah majalah wanita. Dia tertarik pada rubrik kuis bertema teman kencan yang ternyata sudah diisi sebelumnya, entah oleh Seli atau Lisa.

Dari jawaban-jawaban di kuis tersebut Kasino merasa bahwa salah satu dari dua gadis penghuni kost mereka naksir Indro. Indro tak percaya lalu ingin ikut membaca majalah itu. Begitu hendak membaca, selembar foto Indro jatuh dari selipan majalah. Dia bingung mengapa fotonya ada di majalah itu. Indro yang semula tidak percaya akhirnya penasaran juga.

Kasino punya ide untuk menyelidiki siapa di antara Lisa dan Seli yang naksir Indro. Kasino lantas mengatakan untuk mengajak mereka ke Cipanas dan sewa villa, lalu siapa di antara Seli dan Lisa yang bersedia untuk ikut, berarti dia orangnya. Tak berapa lama Seli dan Lisa datang kemudian mengejutkan Indro yang masih menebak-nebak.

Lelaki itu salah tingkah sekaligus langsung cari perhatian dengan membantu membawakan belanjaan Seli dan Lisa ke dapur. Seli merasa Indro bersikap begitu karena butuh rileks. Dia pun berencana mengadakan liburan bersama.

Gayung pun bersambut, saat Seli coba menenangkan Indro yang menurutnya butuh dihibur dan dibantu, Indro mengajaknya ke Cipanas. Lantas, benarkah gadis yang naksir Indro itu adalah Seli? Adakah kejutan lain?

Kesialan DKI di Kost Milik Pak Raden dalam Tiga Bagian

Dibuka dengan cuplikan-cuplikan kekonyolan yang dilakukan Dono, Kasino dan Indro, film Malu-malu Mau (1988) yang sudah bisa disaksikan di Netflix siap mengobati kerinduan para penggemarnya.

Film DKI ke-22 ini ceritanya masih berada di sekitar kesialan-kesialan Dono, Kasino dan Indro dalam menjalani kesehariannya. Kali ini, plot-nya mengisahkan kehidupan mereka yang kost di rumah Pak Raden.

Selain DKI, kost Pak Raden juga ditinggali oleh dua gadis cantik bernama Lisa dan Seli yang diperankan oleh Nurul Arifin dan Sherly Malinton. Kesialan ketiganya dibagi jadi tiga bagian. Bagian pertama kamu akan dihibur oleh kisah Indro yang dibuat penasaran mengenai siapa di antara Lisa dan Seli yang menyukainya.

Bagian kedua mempertontonkan kesialan Kasino karena telah ceroboh menyimpan uang di bawah sofa. Bagian terakhir yaitu ketika Dono diceritakan menjalin asmara dengan pacar bulenya.

Hubungan yang baru saja mulai harus diuji oleh salah paham dan cemburu buta. Tiga bagian yang menceritakan kesialan-kesialan Doni, Kasino dan Indro tersebut, semuanya diisi dengan adegan komedi slapstick yang khas.

Komedi Slapstick Khas DKI

Malu-malu Mau (1988) berdurasi sekitar 1 jam 42 menit. Selama itu alur penceritaannya cukup cepat dan jelas. Termasuk adegan-adegan komedi slapstick yang jadi andalan mereka untuk memancing tawa. Dari film dimulai hingga film diakhiri, lelucon kasar yang melibatkan adegan-adegan menyakitkan dominan disajikan.

Kamu akan melihat Kasino tercebur kolam, seorang waiters ketumpahan semangkuk mie, kemaluan Indro kepentok selang pengisian bahan bakar, Dono dan Kasino dikeroyok wanita-wanita berpakaian khusus senam serta beberapa ‘kekerasan’ lain yang dihadirkan guna membuat penonton terhibur.

DKI sendiri memang dikenal sebagai salah satu pelopor komedi slapstick di Indonesia. Jadi, jangan heran kalau kelucuan dalam film ini berisi begituan.

Humor Seksis yang Kurang Nyaman

Selain memakai komedi slapstick sebagai elemen utama yang mengundang tawa penontonnya, Malu-malu Mau (1988) juga menghadirkan banyak humor seksis yang lama-lama terasa kurang nyaman, khususnya untuk para penonton wanita. Kehadiran wanita-wanita cantik yang diplot mengenakan pakaian seksi bukan hal baru di film DKI, termasuk film yang satu ini.

Ditampilkan melalui sinematografi yang mempertegas maksud guyonan bernada seksis tersebut, kamu akan melihat beberapa adegan yang menjadikan wanita sebagai objek lelucon. Kamu bisa melihat humor semacam ini saat Indro diam-diam masuk ke kamar Seli lalu memegang tangannya yang ternyata tangan Dono.

Kemudian adegan saat Lisa yang memakai baju renang meminta Kasino mengoleskan krim ke bagian punggung. Di sana Kasino malah menawarkan diri untuk sekalian mengoles tubuh bagian depan Lisa. Selain dua adegan tersebut, Malu-malu Mau (1988) masih cukup banyak menyelipkan humor-humor seksis di setiap adegannya.

Untuk kamu yang rindu dengan film-film Dono, Kasino, Indro, Malu-malu Mau (1988) lumayan bisa mengobatinya. Jika biasanya film-film Warkop DKI ditayangkan di televisi pada saat-saat tertentu, sekarang kamu bisa menontonnya melalui Netflix. Siapa yang sudah kangen-kangenan?

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram