showpoiler-logo

Review & Sinopsis Luckiest Girl Alive, Kisah Korban Pemerkosaan

Ditulis oleh Listiorini
Luckiest Girl Alive
2.7
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Setiap orang pasti memiliki trauma. Dan, setiap orang menghadapi trauma itu dengan cara yang berbeda. Ada yang marah, memendam, hingga melampiaskannya dengan cara yang unik. Sama halnya seperti Ani Fanelli.

Ia hanya manusia biasa, berjuang demi hidupnya sendiri, demi kesehatan jiwa dan raganya. Namun, saat ia mulai coba untuk menyeimbangkan hidupnya, kilasan trauma itu muncul ke permukaan. Diamnya Ani selama ini bukan berarti dia baik-baik saja.

Dia diam, karena tidak ada tempat untuk melampiaskan kemarahannya atas rasa sakit hati yang selama ini ia pendam. Inilah kisah hidup Ani sebagai seorang penyintas kasus pemerkosaan. Ada perasaan marah yang selama ini ia pendam karena ia juga adalah korban!

Sinopsis

Sinopsis Luckiest Girl Alive_

Semuanya bermula dari pesta itu, pesta yang biasa dilakukan oleh remaja di sekolah dengan pengawasan dari guru. Malam itu, Ani memutuskan untuk meninggalkan pesta di sekolahnya. Ia pergi bersama geng Dean. Entah kemana, Ani hanya menjadi pengikut anak-anak yang dianggap paling keren di sekolah.

Tidak bisa dipungkiri, Ani juga ingin masuk ke dalam lingkaran pertemanan anak-anak keren. Jadi, saat ia diajak untuk pergi maka ia hanya nurut saja. Ani melihat rumah besar, dipenuhi oleh banyak makanan ringan, dan tentu saja alkohol. Baunya menyeruak dimana-mana sampai Ani juga tidak bisa menahan diri untuk ikut mabuk.

Saking mabuknya, Ani kehilangan akal sehatnya. Ia mulai merancau tidak jelas. Bahkan, ia diajak ke kamar oleh Dean pun pasrah saja. Kejadian itu terjadi di dalam kamar. Setelah Dean selesai bersenggama dengan Ani, kemudian kegiatan itu dilanjutkan oleh teman-teman Dean yang lain.

Iya, Ani diperkosa secara bergilir. Ia sudah berteriak untuk berhenti, namun mereka tetap melakukannya hingga Ani pun kabur dari ruangan yang dipenuhi hawa nafsu itu. Ia berlari dan terus berlari tanpa beralaskan apapun di kakinya hingga ia tiba di sebuah mini market.

Beruntung di sana ada guru sekolahnya, sehingga ia langsung dipeluk dan diberi perlindungan sepantasnya, pada saat itu.

Ketika Ani bercerita bahwa ia mungkin diperkosa, guru itu bertanya berkali-kali: "Apakah kamu yakin itu pemerkosaan?" Sungguh menyakitkan hati, kenapa seolah Ani yang melemparkan badannya untuk dijamah?

38 tahun pun berlalu, Ani berusaha untuk melupakan kejadian itu. Sekarang, Ani sudah tumbuh menjadi seorang wanita yang terlihat tangguh dan ambisius.

Bahkan, ia mendapatkan tawaran pekerjaan yang bagus di New York Times. Hidupnya semakin terlihat sempurna, karena kini ia akan menjadi pendamping hidup Luke, seorang pria kaya raya yang tulus mencintainya, selalu mendukungnya, dan menerima segala kisah masa lalunya.

Tetapi, apakah Ani bahagia? Entahlah, hanya Ani yang tahu bagaimana perasaan sesungguhnya. Tapi yang jelas, kini Ani sudah menjadi wanita lebih matang dibanding saat ia masih SMA, 38 tahun yang lalu. Namun akhir-akhir ini, kematangan dan ketangguhan Ani agak terguncang saat ia diajak untuk wawancara.

Bukan wawancara biasa, ia diminta untuk menceritakan tragedi penembakan di SMA-nya dulu. Wartawan itu ingin Ani mengungkapkan kebenaran dari sudut pandangnya. Ani ragu, pada awalnya, karena tragedi itu akan membuka luka lama yang ia pendam puluhan tahun.

Iya, tragedi penembakan itu sangat berhubungan dengan kasus pemerkosaannya. Dan, wawancara itu pula yang akan mempertemukan dia dengan Dean, sang pelaku pemerkosa. Hal ini juga lah yang membuat Ani berpikir ulang untuk menikah dengan Luke.

Bahkan, karir Ani pun terancam! Haruskah Ani menceritakan semua luka masa lalunya di hadapan kamera? Haruskah ia tetap tangguh dengan menutup kisah 38 tahun lalu? Inilah Ani, the luckiest girl alive - kata si wartawan - yang tangguh dan berani mengambil keputusan atas apa yang ia rasakan.

Bukan Premis yang Ringan dengan Alur Maju Mundur

Bukan Premis yang Ringan dengan Alur Maju Mundur_

Judul memang agak menipu. Kalau hanya melihat dari judul, aku berpikir bahwa ini adalah film dengan premis percintaan yang melow. Tapi kenyataannya, Luckiest Girl Alive justru membawa premis cerita yang sangat berat, terutama soal perempuan dan pemerkosaan.

Di menit awal, penonton disajikan dengan sosok Ani yang begitu anggun dan ambisius dalam karirnya. Namun, mulai di pertengahan film, kita bisa melihat sosok Ani yang menyimpan rahasia besar. Bahkan, tak jarang aku berpikir bahwa Ani akan memberikan plotwist sebagai perempuan yang kejam.

Masuk ke babak akhir, akhirnya penonton bisa menyimpulkan bahwa Ani memiliki amarah yang terpendam. Semua perkembangan karakter Ani ditampilkan secara perlahan dengan tipe alur maju-mundur.

Meski alurnya dibuat acak-acakan, namun kita masih bisa memahaminya dengan sangat baik. Bahkan, tidak perlu effort berlebih untuk menyusun setiap clue yang ditampilkan, kok. Tapi, tidak bisa disangkal bahwa di menit-menit awal film terasa sangat membosankan karena memang alurnya cukup lambat.

Di pertengahan, mulai masuk konflik dengan klimaks yang bikin geregetan sekaligus lega. Bahkan mungkin bakal terbagi menjadi dua kubu pro dan kontra terhadap kisah Ani ini. Pasalnya, di scene akhir, ketika banyak wanita berempati pada Ani, justru muncul fans Dean yang menghujat Ani. Padahal fans itu juga sesama wanita.

Mila Kunis dan Sorotan Matanya

Mila Kunis dan Sorotan Matanya_

Ada apa dengan sorotan matanya? Aku sangat suka ekspresi dan akting Mila Kunis sebagai Ani. Ia memberikan sorotan mata yang sesuai dengan perasaan dari karakter Ani. Ia seolah masuk ke dalam karakter Ani yang penuh amarah, dendam, tapi tidak bisa diungkapkan.

Adegan favoritku saat Mila Kunis menunjukkan sorot mata terbaiknya adalah, ia memutuskan untuk batal menikah dengan Luke. Dari awal film hingga hampir masuk ke babak akhir, Ani hanya memberikan tatapan datar yang sulit diartikan.

Tapi, saat ia memutuskan untuk speak up dan melampiaskan rasa marah atas masa lalunya di hadapan Luke, tatapan matanya berubah. Aku bisa melihat rasa sakit dan luka yang dialami oleh Ani. Ia terluka, tapi tidak tahu harus berbuat apa dan bingung cara menghadapinya.

Matanya terlihat sangat berapi-api namun dengan tatapan memelas seolah ingin lepas dari rasa sakit atas masa lalunya dan juga khawatir dengan pendapat orang lain atas kisahnya itu. Mila Kunis benar-benar berhasil memerankan sosok Ani hanya dengan sorot matanya yang sangat ekspresif. Good job Mila Kunis!

Sinematografi Pas untuk Setiap Situasi

Sinematografi Pas untuk Setiap Situasi_

Tidak berlebihan dan tidak kekurangan, sinematografi yang ditampilkan terasa pas. Karena alur cerita filmnya maju-mundur, sehingga ada beberapa perbedaan ketika menampilkan latar waktu masa depan dengan masa lalu.

Jika sedang menampilkan sosok Ani di masa sekarang, film akan diberi sentuhan filter dengan warna yang lebih terang dan realistis. Sebaliknya, saat masuk ke kilasan masa lalu maka tone warna pun akan terlihat lebih kebiruan yang agak sedikit kelabu (cool tone), sesuai dengan situasi masa lalu Ani yang kelam.

Lalu, pengambilan gambar pun terlihat dinamis seolah penonton ikut kemana pun Ani pergi. Sepertinya film ini 100% menyoroti dari perspektif Ani. Maka dari itu, pergerakan kamera pun dibuat dengan sangat dominan menyorot sosok Ani dari setiap sudut.

Sebenarnya premis pemerkosaan bukan hal yang baru di dunia perfilman. Namun, hal yang istimewa dari film Luckiest Girl Alive ini adalah; akting Mila Kunis yang memukau, premis yang diolah secara matang, dan sinematografi yang pas sesuai dengan situasinya.

Tapi perlu dipahami juga bahwa film ini belum bisa dikatakan sempurna. Alurnya yang berjalan lambat menjadi salah satu kekurangan bagi kamu yang kurang terbiasa dengan slow plot ini. Meski begitu, Luckiest Girl Alive layak menjadi salah satu bahan tontonan serius di waktu luang. Tertarik menontonnya?

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram