showpoiler-logo

Sinopsis & Review Film Loving, Cinta Terhalang Hukum Negara

Ditulis oleh Aditya Putra
Loving
3.7
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Manusia lahir ke dunia dengan ras yang berbeda-beda. Kita nggak bisa memilih lahir dari ras apa. Hal itulah yang menjadi landasan pemikiran bahwa rasisme itu merupakan tindakan yang jahat.

Pasalnya, semua manusia itu sama di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, semua orang berhak untuk diperlakukan sama dalam kehidupan sosial.

Amerika merupakan negara yang punya riwayat panjang soal rasisme. Orang kulit hitam pernah dijadikan budak. Ada juga kemunculan gerakan kelompok supremasi kulit putih.

Film Loving menceritakan dua orang yang saling mencintai, tapi mereka berasal dari ras yang berbeda. Ketika itu, salah satu negara bagian di Amerika nggak memperbolehkannya. Simak ulasannya berikut ini yuk!

Baca juga: 10 Film Terbaik Tentang Rasisme yang Harus Ditonton

Sinopsis

Sinopsis
  • Tahun Rilis: 2016
  • Genre: Biographical, Romantic, Drama
  • Produksi: Big Beach, Raindog Films
  • Sutradara: Jeff Nichols
  • Pemain: Joel Edgerton, Ruth Negga, Marton Csokas, Nick Kroll, Michael Shannon

Richard Loving adalah seorang pria kulit putih yang bekerja di bidang konstruksi di Caroline County, Virginia. Dia jatuh cinta pada wanita kulit hitam bernama Mildred Jeter.

Richard dan Mildred mulai menjalin hubungan cinta. Nggak lama setelah menjalin hubungan cinta, Mildred menyatakan bahwa dia sedang mengandung anak Richard.

Rencana pernikahan Richard dan Mildred terhalang oleh undang-undang di Virginia. Salah satu ketentuannya adalah melarang pernikahan yang berasal dari dua ras berbeda.

Pada tahun 1958, Richard dan Mildred terpaksa berkendara ke Washington DC untuk menikah. Richard berencana membangun rumah yang jaraknya nggak jauh dari rumah keluarga Mildred.

Rumah Richard dan Mildred didatangi oleh kepolisian. Polisi langsung menangkap mereka berdua. Richard berusaha menunjukkan bukti pernikahan mereka. Sheriff Brooks menyatakan bahwa bukti itu nggak berlaku di Virginia.

Mereka berdua pun dijebloskan ke penjara. Di pengadilan, Richard dan Mildred dinyatakan bersalah karena melanggar aturan pernikahan. Mereka berdua dijatuhi hukuman satu tahun penjara.

Hakim memberi pilihan pada Richard dan Mildred. Pilihannya adalah hukuman penjara atau mereka harus tinggal di luar Virginia selama 25 tahun ke depan. Richard dan Mildred memilih pilihan kedua.

Mereka pindah tinggal di Washington bersama teman Mildred. Nggak lama kemudian, mereka berdua kembali ke Caroline County. Richard ingin Mildred melahirkan dengan bantuan ibunda Richard yang seorang perawat.

Richard dan Mildred ditangkap lagi. Pengacara memberi pembelaan pada mereka berdua. Sang pengacara mengatakan bahwa dia yang mendesak Richard dan Mildred ke Caroline County.

Richard dan Mildred pun dibebaskan. Mereka kembali hidup di Washington. Beberapa tahun kemudian, Richard dan Mildred sudah memiliki dua orang anak yaitu Donald dan Peggy.

Keberadaan dua orang anak nggak bisa meredakan kerinduan Mildred pada Caroline County. Kegusarannya memuncak setelah menyaksikan March on Washington.

March on Washington adalah sebuah demonstrasi yang menuntut persamaan hak untuk orang-orang kulit hitam di Amerika. Mildred mulai mencari cara untuk bisa kembali ke kampung halamannya.

Mildred menulis surat untuk Kepala Kejaksaan, Robert F. Kennedy. Mildred meminta bantuan Kennedy untuk mendapatkan haknya.

Kennedy menyarankan Mildred untuk menghubungi American Civil Liberties Union. Bernard S. Cohen, seorang pengacara menyatakan siap untuk mewakili Mildred. Cohen berdiskusi dengan ahli Hukum Tata Negara, Phil Hirschkop.

Cohen dan Hirshckop yakin bahwa Mildred punya peluang untuk mengubah aturan pernikahan. Cara yang harus ditempuh adalah lewat jalur hukum.

Mildred mengajukan pembatalan aturan yang menghalangi pernikahan pada Mahkamah Agung. Mahkamah Agung akan memutus apakah aturan itu melanggar konstitusi atau enggak.

Keluarga Loving memutuskan untuk kembali ke Virginia, tapi kali ini mereka tinggal di Queen Country. Pengajuan yang diajukan Mildred dan Richard tengah diproses di Mahkamah Agung.

Kasus ini mendapatkan perhatian yang besar dari media dan masyarakat luas. Akankah Richard dan Mildred mendapatkan hak mereka?

Cinta dan Hukum Negara

Cinta dan Hukum Negara

 Tema yang diangkat dalam Loving adalah cinta melawan ketidakadilan. Pernikahan Richard dan Mildred berasal dari dua ras berbeda. Richard berasal dari ras kulit putih.

Sementara Mildred berasal dari kulit hitam. Pernikahan selayaknya mendapat pengakuan dari sisi hukum. Tapi larangan yang ada menjadikan pernikahan itu nggak diakui oleh hukum.

Film yang menceritakan perlawanan terhadap ketidakadilan biasanya dikemas dengan cara penyampaian yang meledak-ledak. Loving nggak melakukan hal serupa. Pendekatan dengan unsur melodrama atau monolog-monolog panjang pun nggak dilakukan.

Film ini lebih memilih pendekatan yang tenang tapi dalam. Amarah dalam ketenangan itu yang menggerakkan mereka untuk berjuang secara konstitusional.

Karakter tetap dibuat humanis. Mereka diberi kesempatan untuk menunjukkan ekspresi frustasi. Rasa frustasi nggak bikin mereka jadi meledak-ledak. Richard dan Mildred nggak melawan ketika ditangkap Polisi.

Dan juga ketika di persidangan, mereka memilih pilihan yang damai. Mereka sadar betul yang mereka lawan adalah sebuah aturan. Untuk menyikapinya pun harus dengan cara yang legal.

Memotret Rasa Frustasi

Memotret Rasa Frustasi

Pengemasan rasa frustasi melawan ketidakadilan di film ini sangat unik. Richard dan Mildred merasa harus melakukan sesuatu untuk meredakan kesedihan. Ada adegan Richard memperbaiki mobil.

Ada juga Mildred membersihkan dapur dan kegiatan umum rumah tangga lainnya. Sementara itu, terdengar suara-suara dari luar. Hal itu mempertegas betapa frustasinya Richard dan Mildred.

Mayoritas adegan di film ini berada di dalam rumah. Jeff Nichols selaku sutradara, ingin memberi pesan bahwa Richard dan Mildred tetap berusaha menjalani hidup seperti biasa dengan penuh cinta.

Bahkan ketika rasisme dan ketidakadilan terjadi di luar sana. Film ini konsisten untuk bercerita dengan tenang. Ketenangan itu bertahan dari awal sampai akhir.

Cara menunjukkan frustasi yang unik didukung oleh sinematografi yang jitu. Kamera akan menyoroti mobil yang sedang diotak-atik Richard. Pemandangan di penjara ditangkap dengan lengkap.

Ada juga adegan Richard dan Mildred menonton peluncuran Apollo 11. Orang-orang merayakan hari itu dengan meriah, Richard dan Mildred nggak larut dan kemeriahan itu.

Penampilan Apik Joel Edgerton dan Ruth Negga

Penampilan Apik Joel Edgerton dan Ruth Negga

Cerita dalam Loving berjalan penuh emosi walau terasa sunyi. penampilan apik dua aktor utamanya yaitu Joel Edgerton dan Ruth Negga menjadi alasannya. Dengan pendalaman karakter yang kuat, Edgerton tampil meyakinkan menjadi Richard.

Sorot mata Richard yang seringkali kosong berhasil dibawakan Edgerton. Terkadang gestur tubuhnya bergerak seperti membungkuk seakan menahan beban berat di pundaknya .

Ruth Negga nggak kalah bagusnya. Sebagai Mildred, Negga berhasil menjadi sosok istri yang humanis. Negga bisa menampilkan ketegaran tapi juga terlihat rapuh dalam beberapa adegan.

Negga nggak banyak melafalkan dialog. Sebagai gantinya, matanya seakan memberi pesan bahwa dia sedang memperjuangkan haknya. Kamera seringkali menyoroti ekspresi wajahnya yang menyimpan kesedihan.

Film Loving bukan film yang meledak-ledak seperti film perlawanan atas rasisme pada umumnya. Film ini berjalan begitu tenang, tapi terasa sangat menyakitkan.

Selama 123 menit kita diajak untuk menyaksikan Richard dan Mildred memperjuangkan hak mereka. Ada film lain yang terasa menyakitkan buat kamu? Kasih tahu judulnya di kolom komentar, yuk!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram