bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Film Love Wedding Repeat (2020)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Love Wedding Repeat
2.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Saat mencoba membuat pernikahan adiknya berjalan dengan lancar, Jack justru berada dalam situasi yang genting dimana dia harus bertemu dengan mantan kekasihnya yang datang bersama pacar barunya, tamu tak diundang dengan sebuah rahasia, obat tidur yang salah target, dan seorang gadis yang selalu ada di hatinya, dan semua berakhir dalam versi alternatif dari kenyataannya.

Love Wedding Repeat adalah original film Netflix yang merupakan remake dari film Prancis berjudul Plan de Table (2012) yang dirilis secara streaming pada 10 April 2020. Menggabungkan kisah romantis klise dengan time loop sepertinya memang sebuah ide cerita yang menarik untuk disimak, karena kita akan ditawarkan ending yang tidak mudah ditebak.

Tapi apakah film ini memenuhi ekspektasi tersebut? Simak review kami tentang film yang berlokasi syuting di Italia yang indah dan romantis ini.

Sinopsis

Sinopsis
  • Tahun: 2020
  • Genre: Comedy, Romance
  • Produksi: Notorious Pictures, Tempo Productions
  • Sutradara: Dean Craig
  • Pemeran: Sam Claflin, Olivia Munn, Eleanor Tomlinson, Freida Pinto

Ketika sedang berlibur di Roma, Jack berusaha menyatakan cinta kepada Dina, teman adiknya. Tetapi momen itu menjadi berantakan ketika Greg, teman lama Jack, datang menghampiri. Kebetulan juga Greg dan Jack memiliki tujuan yang sama, yaitu menuju bandara untuk kembali ke London.

Tiga tahun kemudian, Jack berada di pernikahan adiknya, Hayley. Bersamanya ada Bryan yang ingin menarik perhatian Vitelli, sutradara Italia yang hadir sebagai tamu. Selain itu, mantan kekasih Jack, Amanda, datang bersama kekasih barunya, Chaz. Tamu lainnya ialah Rebecca yang cerewet dan Sidney, pria yang kurang bisa bersosialisasi.

Sebagai ganti orang tua mereka yang telah wafat, Jack mengantarkan Hayley ke altar. Hayley juga memberi tahu Jack jika Dina datang ke pesta sendirian setelah putus dengan kekasihnya. Setelah proses akad nikah, Jack menemui Dina dan mengobrol dengan sedikit canggung. Ternyata mereka saling menanyakan satu sama lain ke Hayley selama tiga tahun ini.

Marc, teman masa sekolah Hayley, datang tanpa diundang dibawah pengaruh narkoba. Khawatir merusak pesta, Hayley meminta Jack untuk mengurus Marc dan memintanya untuk memasukkan obat tidur ke dalam gelas minumannya. Meski awalnya menolak, Jack tetap memasukkan obat tidur ke gelas di meja Marc. Tapi sialnya, datang sekelompok anak kecil yang mengubah kartu nama di meja itu.

Ketika mereka duduk di kursi masing-masing, gelas yang diteteskan obat oleh Jack ternyata diminum oleh Bryan, membuatnya sangat mengantuk. Marc mengancam Hayley akan membuka rahasia mereka kepada Roberto, suami Hayley.

Jack sekali lagi diminta oleh Hayley untuk mengamankan Marc yang kemudian dia sekap di sebuah lemari. Bryan yang mengantuk sedikit mengacaukan acara dengan pidatonya.

Setelah Marc dibebaskan oleh salah satu tamu yang mendengar teriakannya, dia langsung naik ke panggung dan berkata jika Hayley telah berselingkuh dengannya beberapa minggu terakhir ini. Langsung saja berita ini membuat Roberto marah dan memutuskan untuk membatalkan pernikahannya. Ketika sedang berbicara dengan Hayley di luar ruangan, Roberto terjatuh dari jembatan.

Adegan kemudian terhenti dengan narasi yang menggambarkan beberapa kemungkinan yang terjadi jika gelas berisi obat tidur itu diminum oleh beberapa tamu yang berada di meja tersebut. Dan semua skenario itu berujung pada petaka. Akhirnya kita sampai pada skenario terakhir dimana Jack duduk bersebelahan dengan Dina, tapi sialnya, kali ini dia yang meminum obat tidur itu.

Segera menyadari, Jack berusaha memuntahkan obat itu, tapi susah sekali meski sudah dibantu oleh Bryan yang kepergok Dina di toilet dalam posisi yang aneh. Kembali ke meja makan, Dina bercerita tentang dirinya selama tiga tahun ini, tapi kecewa ketika melihat Jack terkantuk-kantuk hingga tertidur di depannya. Semua kejadian berubah ke arah yang lebih baik kali ini bagi tamu lainnya.

Rebecca berhasil merebut hati Bryan, Vitelli tertarik kepada Bryan karena pidatonya yang sukses, Marc tidak jadi membuka rahasianya bersama Hayley atas saran Jack, Amanda dan Chaz memilih berpisah, dan Sidney berhasil menarik perhatian salah satu tamu wanita berkat saran dari Jack.

Dina yang harus pergi karena urusan pekerjaan, sangat kecewa dan marah kepada Jack, bahkan Jack hanya membiarkan saja. Setelah Bryan ditawarkan kesempatan untuk berakting di proyek film Vitelli berikutnya, Bryan memberikan nasihat kepada Jack dengan mengutip sebuah kalimat dari film karya Vitelli yang mampu membuat Jack mengejar Dina.

Mereka bertemu di ujung jalan. Ketika Jack hendak mencium Dina, muncul pria yang mengaku sebagai teman Dina yang langsung diusir oleh Jack. Di pertengahan credit title dimunculkan beberapa adegan dari sisa beberapa skenario yang terjadi akibat kartu nama di meja yang diacak.

Penggabungan Dua Tema Klise

Penggabungan Dua Tema Klise

Love Wedding Repeat seolah mencoba menampilkan beberapa kisah romantis klise yang sudah pernah ada di film-fllm sebelumnya, kemudian digabungkan dengan beberapa kisah alternatif sebagai efek dari berbagai kemungkinan yang terjadi pada tamu yang meminum obat tidur. Dengan premis seperti itu ditambah jumlah tamu yang ada di meja, bisa jadi banyak kemungkinan yang akan ditampilkan.

Tapi pada akhirnya, sutradara Dean Craig hanya memilih dua jalan cerita alternatif saja. Kabarnya, film aslinya menampilkan lebih banyak jalan cerita alternatif dalam durasi yang sama! Keberadaan jalan cerita alternatif ini, dalam istilah filmnya “repeat”, tidak dijelaskan dengan spesifik dan bukan karena adanya eksperimen mesin waktu atau time loop, dan bukan juga karena ilmu fantasi dari salah satu karakternya.

Semua kisah ini diceritakan lewat narasi The Oracle tanpa menampilkan sosok siapa pembaca narasi ini. Intinya, semua jalan cerita alternatif setelah yang pertama hanyalah rekayasa dari sebuah kemungkinan dan bisa dipastikan peristiwa yang terjadi adalah jalan cerita yang pertama. Faktor ini sedikit banyak membuat lubang yang besar dari segi penceritaan.

Berbagai Karakter Dewasa yang Childish

Berbagai Karakter Dewasa yang Childish

Film bertema pernikahan normalnya diisi oleh para karakter yang sudah dewasa, begitu juga yang dihadirkan dalam film Love Wedding Repeat ini. Tapi demi mengundang kelucuan, seluruh karakter dewasa dalam film ini tampil dalam mode childish yang sedikit banyak sulit untuk dipercaya terjadi, meski pada akhirnya beberapa lelucon sukses meluncur karenanya.

Contohnya ialah bagaimana sikap Amanda kepada Chaz, mereka tidak menggambarkan kedewasaan, justru tingkah laku mereka seperti anak kelas 5 SD yang sedang bertengkar. Meski sedikit menganggu, seluruh pemerannya bisa dianggap berhasil membawakan karakter mereka, dan salah satu yang paling terlihat nyaman ialah Joel Fry sebagai Bryan. Dan Olivia Munn tampil cantik menawan.

Penuh Selera Humor yang Kering

Penuh Selera Humor yang Kering

Kunci kelucuan film Love Wedding Repeat ini terletak pada karakter yang meminum obat tidur, yaitu Bryan, dan Jack di cerita alternatifnya. Joel Fry dan Sam Claflin sama bagusnya ketika berakting mengantuk, meski Fry lebih terlihat natural dan berada dalam durasi yang lebih panjang dibandingkan yang Claflin lakukan di film yang berdurasi 1 jam 40 menit ini.

Apa yang akan terjadi ketika mereka dalam kondisi mengantuk lebih menghadirkan keseruan dibandingkan ancaman yang ditebar Marc untuk menghancurkan pesta pernikahan ini. Nyaris sepanjang film, kelucuan yang coba dihadirkan sebagian besar dikarenakan seputar alat kelamin, baik secara fisik atau hanya berupa ucapan saja.

Sepertinya Dean Craig ingin menampilkan humor vulgar khas Amerika tapi dibawakan oleh aktor dan aktris asal Inggris yang kental dengan logat British dan selalu terlihat kikuk. Sayangnya, humor ini tidak mengenai target sama sekali, karena hanya mengulang adegan-adegan yang sudah pernah ada di beberapa film komedi sejenis sebelumnya.

Love Wedding Repeat memang tertatih-tatih untuk mencoba menampilkan kelucuan supaya kita tertawa, apalagi karena kita sudah bosan dengan keklisean yang ditampilkan. Tapi setidaknya, film ini masih memiliki performa yang cukup baik dari para aktor-aktrisnya dan juga sinematografi dari Hubert Taczanowski yang berhasil menampilkan nuansa romantis ala Italia.

Kalau ada yang sudah pernah menonton film Plan de Table, mungkin bisa membandingkan mana yang lebih baik antara keduanya. Tapi jika tidak, film ini tetap bisa mengisi waktu luang kita dengan menontonnya. Jangan dipusingkan dengan jalan ceritanya, cukup nikmati saja akting para cast-nya, sehingga kita tidak merasa rugi telah menonton film ini.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram