showpoiler-logo

Sinopsis & Review Film Love Destiny: The Movie (2022)

Ditulis oleh Suci Maharani R
Love Destiny: The Movie
2.5
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Love Destiny The Movie memang film yang sangat dinantikan oleh para penggemar drama Thailand. Kenapa bisa? Karena film garapan Ping Adisorn Trisirikasem ini adalah sekuel dari drama Love Destiny yang ditayangkan oleh Channel 3 Thailand.

Film ini masih dibintangi oleh deretan aktor yang sama. Bella Ranee Campen dan Pope Thanawat tetap berperan sebagai pasangan utamanya. Bedanya, kali ini mereka akan memerankan karakter baru bernama Kesorn dan Phop saat Thailand menghadapi penjajahan Inggris.

Ice Paris Intarakom dan Nonkul Chanon juga bakalan didapuk sebagai pemeran pendukungnya, lho. Sementara untuk alur ceritanya, film satu ini tetap fokus mengisahkan takdir cinta antara Kesorn dan Phop, serta adanya konspirasi yang membahayakan kerajaan Thailand.

Dibintangi oleh deretan aktor ternama Thailand, tak aneh kalau banyak yang penasaran dengan Love Destiny The Movie. Bagi para penggemar pasangan Belle dan Pope, kamu bisa mencari tahu sinopsis dan ulasan filmnya berikut ini.

Sinopsis

love destiny the movie_Sinopsis_

Hari itu Mathus (Ice Paris Intarakom) berpikir untuk menjual rumah dan beberapa benda pusaka peninggalan keluarganya. Ia menawarkan sebuah pistol tua milik keluarganya yang sudah tersimpan sejak ratusan tahun lalu.

Bayangkan saja, pistol tua itu terjual hingga 650.000 Bath. Tentu saja Mathus tidak bisa menolak dan pergi ke makam sang ibu untuk memohon restu agar penjualan berjalan lancar. Namun karena kebodohannya, Mathus tidak sengaja menembakkan satu peluru yang ada di dalam pistol tua itu.

Memang tidak ada korban dalam insiden tersebut, namun Mathus baru sadar bahwa ia terbawa ke masa lalu. Tepatnya ke tahun 1845, ketika Kerajaan Thailand sedang berhadapan dengan para penjajah dari Inggris dan di masa ini kakek moyangnya masih hidup.

Di sisi lain, seorang pengrajin muda bernama Phop (Pope Thanawat) sedang dibujuk oleh sang ibu untuk bertemu dengan tunangannya.

Phop dengan senang hati mendatangi kediaman sang tunangan bersama dengan kedua orang tuanya. Tapi bukannya untuk memilih tanggal pernikahan, Phop malah meminta untuk memutuskan pertunangan dan hal ini membuat kedua keluarga saling bermusuhan.

Sialnya, belakangan Phob baru tahu kalau wanita yang ditunangkan dengannya adalah Gaysorn (Bella Ranee Campen). Wanita ini memiliki rupa yang sama dengan sosok nona Karaket yang sering ditemui oleh Phob dalam mimpinya. Sejak saat itu Phob berusaha untuk memenangkan hati Gaysorn.

Berbeda dengan gadis lainnya, Gaysorn adalah wanita yang cerdas dan memiliki semangat belajar yang tinggi. Ia menguasai beberapa bahasa asing, termasuk sangat fasih berbicara bahasa inggris.

Dengan kualifikasi seperti ini, tak mengherankan kalau Gaysorn tidak tertarik pada Phob. Pasalnya pria ini mungkin sangat berbakat soal membangun kuil dan lainnya, tapi ia cukup bodoh di mata Gaysorn.

Usaha Phob untuk mendapatkan Gaysorn semakin sulit semenjak Mathus datang di tengah-tengah mereka. Sejak awal Gaysorn begitu terpesona dengan keahlian Mathus berbicara bahasa Inggris dan keahlian membacanya.

Tak hanya itu, Gaysorn menjadi satu-satunya orang yang percaya kalau ia adalah pria yang datang dari masa depan. Alasannya karena Gaysorn pernah membaca jurnal seorang gadis bangsawan yang menyebutkan bahwa dirinya berasal dari masa depan.

Mathus mengatakan bahwa ia ingin kembali ke masanya, namun semua usahanya selalu gagal. Ia mengingat tidak sengaja menembakkan peluru dari pistol tua keluarganya saat gerhana matahari.

Setelah berdiskusi panjang, akhirnya Gaysorn dan Phob sepakat untuk membantu Mathus kembali ke masanya. Namun, sebelum mereka berhasil melakukan hal tersebut, ketiganya terlibat masalah besar.

Berawal dari Pangeran Mahkota (Nonkul Chanon) menolak untuk membeli kapal perang yang dibawa oleh seorang pedagang Inggris. Gaysorn, Phob dan Mathus malah terlibat dalam sebuah konspirasi.

Dari apa yang mereka ketahui, Pangeran Mahkota berniat untuk melakukan kudeta pada sang ayah. Dihadapkan dengan masalah besar, bagaimana cara Gaysorn, Phob dan Mathus mengatasinya?

Banyak Ide Cerita yang Nanggung

love destiny the movie_Banyak Ide Cerita yang Nanggung_

Sejak awal saya tahu kalau Love Destiny The Movie tetap mengusung kisah fantasi, yaitu time travel yang sama dengan versi dramanya. Namun, saya tidak menyangka akan ada banyak sekali ide cerita berbeda yang bagi saya agak nanggung.

Pertama soal Mathus yang tidak sengaja terlempar ke tahun 1800-an. Bagi saya pengembangan ceritanya sangat tidak memuaskan. Saya pikir Mathus ini bakalan jadi karakter utamanya, ternyata tidak.

Sutradara Ping Adisorn Trisirikasem terlihat agak memaksakan plot baru ini untuk membuat kisah cinta Gaysorn dan Phob terasa fresh. Nyatanya kisah benci jadi cinta antara Gaysorn dan Phob tetap membosankan bagi saya. Kemistri keduanya terlihat luar biasa, tapi alur cerita di bagian kedua terasa sangat membosankan.

Lalu cara mereka menghubungkan Mathus dengan Gaysorn dan Phob terasa kurang smooth. Awalnya saya pikir Mathus bakalan jadi saingan Phob untuk mendapatkan Gaysorn, ternyata tidak.

Lalu Mathus mungkin memiliki konspirasinya sendiri, ternyata hal ini juga tidak terjadi. Malah mereka menambahkan konspirasi mengenai Pangeran Mahkota yang akan melakukan kudeta.

Cara mereka menyambungkan satu plot ke plot lainnya terasa agak canggung. Bahkan definisi dari “Love Destiny” dalam film ini terasa kurang ngena dibandingkan versi dramanya.

Setiap ide cerita juga hanya dijadikan sebagai alur untuk memanjangkan durasi ceritanya. Hal ini juga yang membuat development karakter mereka terlihat sangat buruk dan kurang menghibur.  

Pasangan Belle dan Pob yang Makin Greget

Pasangan Belle dan Pob yang Makin Greget__

Harus diakui, dari sekian banyak karakter yang ditampilkan dalam Love Destiny The Movie, hanya pasangan Gaysorn dan Phob yang memiliki development terbaik.

Berbicara soal akting, Bella Ranee Campen dan Pope Thanawat memang tidak perlu diragukan lagi. Keduanya berhasil menyuguhkan akting yang memukau, tentunya dengan penjiwaan karakter yang pas.

Berperan sebagai Gaysorn, putri dari salah satu bangsawan ini terlihat sangat terpelajar dan benar-benar berbeda dari gadis pada umumnya.

Gaysorn terlihat sangat bersemangat terutama untuk mempelajari bahasa Inggris dan hal-hal baru. Ia memiliki sudut pandang yang jauh lebih modern dibandingkan orang-orang di eranya, tapi tidak terlihat sombong.

Sementara untuk karakter Phob yang diperankan oleh Pope Thanawat, pria muda yang dikenal sebagai pengrajin ini terlihat sangat tradisional.

Meski terlihat seperti pria yang cerdas, ternyata Phob adalah sosok anak muda yang sangat polos dan lugu. Makanya berbagai caranya untuk mengejar cinta Gaysorn terkadang terlihat agak konyol dan menggelitik.

Sinematografi dan Skoringnya Agak Mengecewakan

love destiny the movie_Sinematografi dan Skoringnya Agak Mengecewakan_

Meski alur ceritanya terasa agak mengecewakan, dari sisi sinematografi, skoring hingga wardrobe dan set yang digunakan berhasil memukau.

Berlatar di era Rattanakosin, kostum yang mereka gunakan terlihat sangat indah. Tak hanya itu, Gaysorn yang ter-influence dengan gaya orang barat, diperlihatkan lewat gaya rambutnya yang digerai dan ankle boots yang ia kenakan untuk bepergian.

Jika dalam versi dramanya kebanyakan gaun yang dikenakan berwarna manis seperti pink dan biru muda, maka dalam filmnya penatar gaya memilih warna-warna yang lebih gelap tapi terlihat sangat Anggun.

Set yang digunakan juga terlihat sangat meyakinkan, tidak terlalu modern dan tidak terlalu tua. Keindahan sungai dan istana Thailand diperlihatkan dengan sangat baik.

Skoringnya juga terasa cukup mumpuni karena berhasil membuat emosi penonton campur aduk. Apalagi ketika beberapa shot bagus muncul, pengambilan kameranya bisa dikatakan cukup memuaskan.

Satu-satunya yang kurang hanyalah efek visualnya saja. Pasalnya efek visualnya masih terasa cukup amatir, terutama setiap scene kapal perang muncul.

Secara keseluruhan Love Destiny The Movie adalah film yang ringan, dengan sentuhan komedi, romantis hingga aksi yang menyenangkan. Hanya saja kisah yang diadaptasi jelas sangat berbeda dengan versi dramanya dan hal ini bikin banyak orang terkejut.

Satu-satunya yang membuat drama ini menarik karena chemistry Belle dan Pope, serta wardrobe hingga set yang digunakan terlihat sangat etnik.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram