bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Love and Leashes (2022), Soroti Isu BDSM

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Love and Leashes
3.1
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Jung Ji Woo pegawai yang tegas kerap diperlakukan seksis oleh atasannya karena dia wanita. Suatu hari kantornya kedatangan manajer baru bernama Jung Ji Hoo.

Berbeda dengan Ji Woo, Ji Hoo cenderung ramah dan populer. Kemiripan nama antara keduanya, secara tidak sengaja membawa mereka pada satu hubungan yang benar-benar baru, terutama bagi Ji Woo.

Ji Woo mengetahui kalau Ji Hoo penyuka BDSM dan cenderung suka bersikap patuh layaknya hewan peliharaan pada majikan. Berbeda dengan gadis lain yang pernah Ji Hoo temui, Ji Woo bersikap dewasa dan tidak menganggap kecenderungannya sebagai sesuatu yang tabu.

Ji Hoo langsung menawarkan diri menjadi sub dan Ji Woo sebagai dom. Bersediakah Ji Woo dengan tawaran tersebut?

Sinopsis

Love and Leashes_

Baca Juga: 10 Drama Terbaik Seohyun SNSD yang Bikin Greget dan Tegang

Jung Ji Woo (Seohyun) percaya bahwa dalam sebuah hubungan tidak ada kesetaraan. Salah satunya pasti punya naluri untuk mendominasi dan lainnya cenderung lebih nyaman bersikap patuh. Keinginan itu tersimpan di lubuk hati dan menjadi satu rahasia yang tidak bisa diceritakan pada siapa pun.

Ji Woo yang selalu tiba di kantor lebih awal dari pegawai lain, hari itu kalah cepat dengan Jung Ji Hoo (Lee Jun Young), Manajer Tim Bisnis yang baru bergabung.

Untuk pesta penyambutan, sang atasan ingin menggelar pesta tapi Ji Woo mengingatkan kalau anggaran mereka sudah mencapai limit. Ji Hoo juga tegas soal pilihan narasumber untuk kanal Youtube perusahaan yang baru.

Berbanding dengan Ji Woo yang tegas, Ji Hoo cenderung lebih ramah. Dia berusaha menetralkan situasi yang tidak enak di hari pertamanya masuk kerja. Saat jam istirahat, Ji Hoo bahkan berterimakasih pada Ji Woo karena sudah tegas dan peka terhadap pilihan narasumber yang akan mereka pakai.

Pada temannya, Ji Woo mengaku tertarik pada Ji Hoo. Dia juga bercerita pada sang ibu kalau pegawai baru di kantornya cukup tampan. Ji Woo diingatkan untuk tidak agresif apalagi sampai menyatakan perasaan lebih dulu.

Menurut sang ibu, wanita hanya perlu menunggu karena insting berburu dan mendominasi pada lelaki adalah naluri. Ji Woo keberatan karena baginya perempuan juga bisa memulai langkah pertama dalam sebuah hubungan.

Esok harinya Ji Woo mendapat sebuah paket. Dia membuka paket tersebut karena mengira itu miliknya. Di tempat lain, Ji Hoo panik karena paket yang seharusnya dia terima hari itu, belum juga sampai. Sekuriti di perusahaannya ingat kalau dia baru saja menyerahkan paket pada Ji Woo dari Tim PR.

Ji Hoo langsung berlari untuk mengambil paketnya. Sayang, Ji Woo sudah terlanjur membuka paket tersebut dan melihat sebuah kalung bergerigi bertuliskan Miho di dalamnya. Secepat kilat Ji Hoo mengambil kalung di tangan Ji Woo dan mengaku kalau kalung itu milik anjing pudelnya.

Ji Woo tampak curiga karena lingkaran kalung terlalu besar untuk ukuran leher anjing pudel. Kecurigaannya terbukti ketika kardus yang membungkus kalung tersebut terjatuh dan isinya berceceran.

Tanpa sengaja, dia melihat selembar brosur dari toko mainan dewasa. Ji Hoo panik, lalu segera menyembunyikannya tapi Ji Woo tampak biasa saja dan malah mengomentari diskon yang tertera di brosur tersebut.

Seminggu berlalu, Ji Hoo tidak mendengar rumor apa pun tentangnya. Dia juga merasa sikap Ji Woo padanya tidak ada yang aneh.

Pemuda ini mengadukan ceritanya ke sebuah forum online khusus pecinta BDSM. Orang-orang di sana memintanya berhati-hati tetapi ada juga yang mencurigai kalau Ji Woo sebenarnya punya kecenderungan yang sama.

Ji Hoo tidak bisa menghilangkan kegelisahannya. Di kantor, saat Ji Woo sedang pergi untuk urusan pekerjaan, Ji Hoo bolak-balik ragu mengirim pesan berisi ucapan terima kasih.

Saat berada di ruangan perlengkapan, dia tiba-tiba melihat Ji Woo datang. Ji Hoo yang gugup tanpa sengaja mengirim pesan tersebut. Bingung menutupi rasa malu dia bersembunyi di balik kostum boneka monyet.

Meski sudah berusaha ngumpet, Ji Woo tetap mengenali suaranya. Ji Hoo terjatuh dan membuat kekacauan. Melihat Ji Hoo seperti hendak muntah, Ji Woo khawatir kepala manajer itu terbentur sesuatu. Lalu, dia mengantar Ji Hoo memeriksakan kondisinya ke rumah sakit.

Ji Hoo akhirnya tahu mengapa Ji Woo merahasiakan isi paket miliknya beberapa hari lalu. Wanita itu menganggap hal tersebut adalah urusan pribadi sehingga tidak pantas dicampuri.

Ji Woo malah meminta maaf dan mengatakan kalau dia juga punya tendensi. Dia tidak menganggap Ji Hoo sebagai lelaki mesum hanya karena hal tersebut.

Ji Hoo terlihat senang mendengar perkataan Ji Woo, sekaligus merasa menemukan ‘teman’ dengan kecenderungan yang sama. Ji Hoo percaya diri menganggap Ji Woo sebagai bagian dari orang-orang penyuka BDSM seperti dirinya. Dia bahkan menawarkan diri jika Ji Woo merasa kesulitan menyembunyikan tendensinya.

Ji Hoo bersedia menuruti keinginan Ji Woo atau menjadi anjingnya jika dirasa perlu. Ji Hoo hanya ingin mengajak Ji Woo jujur tentang kecenderungannya. Ekspresi Ji Woo menunjukkan hal sebaliknya.

Lalu, dia meluruskan tendensi yang dimaksud bukan mengarah ke hal-hal bersifat seksual, tetapi pada perilakunya yang ketus dan menyeramkan.

Ji Hoo terlihat sangat malu dan menyesali perkataannya. Jika Ji Woo sudah mendengar pengakuan jujur dari Ji Hoo, akankah rahasia pemuda itu tetap aman? Benarkah Ji Woo tidak punya kecenderungan menyukai BDSM?

Sampaikan Makna Luas Sub-Dominan dalam Hubungan

Sampaikan Makna Luas Sub-Dominan dalam Hubungan_

Diawali sebuah narasi tentang naluri mendominasi dan patuh terhadap pasangan dalam sebuah hubungan, yang kemudian bersifat rahasia karena tak bisa diceritakan pada sembarang orang, Love and Leashes (2022) membuka ceritanya menggunakan pengantar yang meyakinkan.

Sejak awal, plot sudah mengarahkan penonton pada sesuatu yang bersifat intim dan pribadi. Tidak butuh waktu lama bagi film ini untuk membawa kita masuk ke konflik utamanya.

Ji Woo, seorang wanita pekerja kantoran yang tegas dan terkenal galak, mendengar pengakuan jujur seorang pria bernama Ji Hoo mengenai fetish seksualnya. Alih-alih kaget, Ji Woo merasa itu bukan hal mesum yang menjijikan sehingga pantas dipermalukan, melainkan sesuatu yang bersifat pribadi.

Dari sana, hubungan dua rekan kerja ini mulai terjalin. Ji Hoo yang sebelumnya trauma karena dianggap mesum oleh mantan kekasih, percaya diri meminta Ji Woo menjadi tuannya. Keterbukaan karakter Ji Hoo sebenarnya akan terjadi pada siapa pun jika sudah merasa nyaman dan diterima.

Semakin memasuki isi cerita, terlihat bahwa film ini punya agenda penting mengenai kecenderungan seseorang untuk mendominasi atau patuh dalam sebuah hubungan. Walau menyuguhkan tema BDSM, Love and Leashes (2022) hampir tidak menampilkan adegan panas seperti yang ada pada film-film sejenis.

Love and Leashes (2022) justru menyoroti tentang latar belakang trauma seseorang sehingga cenderung patuh dan menikmati kesakitan. Film ini juga banyak memuat informasi-informasi mengenai perilaku BDSM dan bagaimana melakukannya.

Lebih jauh, Love and Leashes (2022) menunjukkan bahwa sebuah hubungan yang setuju untuk melakukan praktik Sub-Dom, bisa berubah jadi saling mengandalkan dan peduli pada saat-saat dibutuhkan.

Terlihat ketika Ji Hoo yang patuh di depan Ji Woo, berubah memimpin ketika berhadapan dengan atasan yang siap memberi mereka hukuman. Kesetaraan atau keseimbangan dalam sebuah hubungan pada akhirnya adalah variasi dari dua hal itu; mendominasi dan patuh.

Soroti Pandangan Tabu Perilaku BDSM

Soroti Pandangan Tabu Perilaku BDSM_

Bicara mengenai fetish BDSM rasanya sama dengan bicara satu rahasia umum yang tabu. Wanita yang mengendalikan pasangan secara dominan dan kasar, atau pria yang menikmati disakiti saat berhubungan dianggap satu kemelencengan.

Pandangan tersebut ikut ditampilkan dalam film ini. Plot yang semula fokus pada pendekatan Ji Woo dan Ji Hoo sebagai ‘pasangan sub-dom baru’, mulai menghadapi konflik lain.

Percakapan saat Ji Woo dan Ji Hoo “bermain” di kantor entah bagaimana bisa terekam dan terkirim secara tidak sengaja ke seluruh pekerja di perusahaan.

Hasilnya, pasangan itu harus menghadapi sanksi sosial, terutama Ji Woo. Ji Woo dipandang melakukan sesuatu yang tidak pantas. Sedikit isu diskriminasi dalam budaya patriarki ikut diselipkan di bagian ini. Sayangnya, pada bagian ini pula plot terasa buru-buru.

Konflik dan isu yang sensitif itu seolah cukup diselesaikan dengan beberapa menit menjelang berakhir dan dengan beberapa kalimat penuh keberanian dari Ji Hoo; serta sedikit scene yang menunjukkan bahwa semua pekerja di kantor itu juga punya aib sendiri-sendiri, mulai dari perselingkuhan hingga menggunakan para gadis untuk melobi atasan.

Akting Tanggung Seohyun, Pujian untuk Lee Jun Young

Akting Tanggung Seohyun, Pujian untuk Lee Jun Young_

Dengan durasi sekitar 1 jam 55 menit, jalan cerita Love and Leashes (2022) fokus pada karakter Ji Woo dan Ji Hoo yang diperankan oleh Seohyun dan Lee Jun Young.

Interaksi mereka di beberapa scene terasa menggemaskan juga sensual, apalagi sinematografi film ini kerap menyuguhkan gambar-gambar yang diambil secara close up dan lambat.

Sayangnya, akting Seohyun masih kurang luwes dalam memerankan karakter Ji Woo yang dominan. Kesan badass dan kasar yang dia bawakan sangat tanggung.

Gesture dan ekspresi ketika dia mencambuk Ji Hoo masih terlalu lembut dan kalah seksi dibanding Hye Mi, sahabat Ji Woo yang berhasil mengikat pelaku pelecehan seksual berkedok BDSM.

Akting yang tanggung dari Seohyun ini cukup membawa pengaruh yang lumayan pada jalan cerita karena mengurangi kepuasan dalam mengikuti storyline-nya. Sebaliknya, akting Lee Jun Young sebagai Ji Hoo, pemuda yang menjadi sub dan menikmati siksaan, patut diberi pujian.

Lee Jun Young dapat menggambarkan karakter Ji Hoo dengan baik; bahwa dia benar-benar sangat menikmati dan turn on ketika diikat atau diinjak.

Aktor tampan ini juga bisa pas berlagak layaknya puppy yang penurut dan manja. Ketika pada salah satu scene dia harus bersikap tegas atau mendominasi, Lee Jun Young juga tampil meyakinkan. 

Love and Leashes (2022) memang minus adegan-adegan hot menggairahkan karena lebih fokus pada moral value atau nilai-nilai tentang dinamika sebuah hubungan dan kecenderungan seksual, dalam hal ini BDSM, yang dianggap aneh oleh sosial.

Hanya, eksekusinya masih kurang memuaskan terutama dari segi akting dan kedalaman penulisan. Selain itu, sebagai film yang mengklaim ber-genre romantic comedy, film ini juga gak terlalu bertenaga untuk memancing tawa.

Singkatnya, semua serba tanggung. Gimana? Apakah masih penasaran dengan ceritanya? Love and Leashes (2022) bisa kamu saksikan di Netflix, ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram