showpoiler-logo

Review dan Sinopsis Lock, Stock and Smoking Barrels (1998)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Lock, Stock and Smoking Barrels
3.7
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Sebuah permainan kartu di London memicu empat sahabat, preman, penanam ganja, gangster bengis, rentenir dan seorang debt collector bertabrakan satu sama lain dalam berbagai kejadian yang tak diduga, semua karena ganja, tas penuh uang tunai dan dua senapan antik.

Lock, Stock and Two Smoking Barrels adalah film crime comedy produksi Inggris yang disutradarai oleh Guy Ritchie dan diproduseri oleh Matthew Vaughn. Kesuksesan film ini mengangkat banyak nama yang terlibat di dalamnya menjadi terkenal, yaitu mantan pesepakbola asal Wales Vinnie Jones, mantan atlit loncat indah Jason Statham, dan tentu saja Guy Ritchie serta Matthew Vaughn.

Simak review kami kali ini tentang film yang memiliki jalan cerita yang menarik dan penuh kekerasan dengan nuansa humor satir yang dirilis di Amerika pada 5 Maret 1999 dan sudah bisa ditonton ulang di layar Netflix.

Sinopsis

Sinopsis

Eddie, Tom, Soap dan Bacon mengumpulkan uang sejumlah 100.000 poundsterling agar bisa ikut dalam permainan kartu eksklusif dengan Hatchet Harry. Eddie sebenarnya adalah pemain kartu yang jenius, tapi dengan kelicikan Harry, Eddie akhirnya kalah dengan berhutang sebesar 500.000 poundsterling kepada Harry. Dan jika tidak dibayar tepat waktu, bar milik ayah Eddie akan disita.

Harry tertarik dengan sepasang senapan antik dan menyuruh anak buahnya, Barry, untuk mendapatkannya dengan cara apapun. Barry menitahkan Gary dan Dean untuk mencuri seluruh senapan yang ada di rumah pemiliknya, tetapi justru mereka menjual sepasang senapan yang diinginkan Harry kepada Nick, seorang penadah barang curian.

Eddie menguping rencana perampokan gudang ganja dari tetangga sebelah apartemennya dan mulai merencanakan sebuah sabotase bersama ketiga sahabatnya.

Untuk misi ini, Tom membeli senjata dari Nick yang ternyata adalah sepasang senapan antik. Aksi perampokan dimulai dengan salah satu anggota mereka tewas ditembak dengan Bren miliknya sendiri.

Mereka berhasil membawa berkarung-karung ganja dan tas penuh uang tunai hanya untuk kemudian disabotase di apartemen mereka sendiri oleh Eddie dan kelompoknya.

Kemudian mereka melarikan hasil curian itu ke apartemen mereka disebelah lalu pergi ke bar untuk merayakan keberhasilan mereka. Tom berencana menjual ganja itu kepada Rory lewat Nick, yang ternyata ladang ganja itu adalah milik Rory.

Dog dan kelompoknya baru menyadari jika yang merampok mereka adalah tetangga mereka sendiri. Kemudian mereka menunggu dengan persenjataan lengkap, tapi justru yang datang adalah Rory dan pasukannya. Terjadi baku-tembak yang menewaskan semua orang kecuali Dog yang membawa lari uang dan Winston, salah seorang penanam ganja, yang membawa lari ganja-ganjanya.

Belum selangkah, Dog bertemu Chris, debt collector yang merupakan anak buah Harry, yang mengambil seluruh uang di dalam tas dan membawanya kepada Harry beserta dua senapan antik.

Gary dan Dean yang harus mengambil kembali kedua senapan itu agar mendapat pembayaran atas aksinya, merangsek masuk dan baku-tembak dengan Harry. Mereka semua tewas di tempat, beserta Barry.

Eddie dan teman-temannya datang ke rumah Harry untuk negosiasi atas hutang mereka, tapi ternyata hanya menemukan mayatnya. Lalu Eddie membawa tas berisi uang, sementara Tom ingin membawa sepasang senapan antik.

Chris yang berada dalam sandera Dog, menabrakkan mobilnya ke mobil Eddie di depan rumah Harry dan kemudian membunuh Dog dengan pintu mobil.

Sebelum sempat masuk ke rumah Harry, Chris mengambil tas uang dari mobil Eddie. Dia melepaskan Tom yang membawa sepasang senapan antik.

Eddie dan teman-temannya ditangkap polisi, tapi kemudian dibebaskan karena tidak ada bukti terutama dari pengakuan polisi lalu lintas yang disekap oleh kelompok Dog. Mereka meminta Tom untuk membuang sepasang senapan antik yang merupakan bukti kasus.

Chris datang ke bar membawa tas dan diberikan kepada Eddie dan kedua temannya, tapi tas itu kosong dan hanya berisi buku katalog dengan gambar sepasang senapan antik yang harganya masing-masing ialah 250.000 sampai 300.000 poundsterling.

Mereka sibuk menelpon Tom yang sedang di jembatan Thames untuk membuang sepasang senapan antik itu ke sungai.

Film Pencurian dengan Gaya Hyperlink Cinema

Film Pencurian dengan Gaya Hyperlink Cinema

Lock, Stock and Two Smoking Barrels adalah sebuah film pencurian dengan gaya penceritaan yang unik, yaitu menggunakan teknik hyperlink cinema.

Teknik ini memaparkan jalan cerita dimana semua karakternya ditampilkan seolah-olah tidak terhubung, lalu seiring berjalannya film baru dihadirkan titik temunya. Robert Altman dengan Nashville (1975) dan Short Cuts (1993) dianggap sebagai pionirnya.

Di film ini, cerita terbagi-bagi menjadi beberapa kelompok yang awalnya tidak terhubung, tapi kemudian saling berbenturan karena kepentingan yang sama secara tidak sengaja.

Eddie dan teman-temannya terlihat memiliki keberuntungan karena mereka sukses melakukan sabotase perampokan dan selamat dari baku-tembak mematikan di apartemen mereka.

Selain itu, rentenir dimana mereka berhutang tewas tertembak oleh orang lain dan mereka bisa bebas dari tahanan karena tidak ada bukti.

Ketika Chris mengembalikan tas, kita pasti menyangka keberuntungan memang ada di pihak mereka, tapi setelah tahu tas itu kosong dan sepasang senapan antik hendak dibuang, keberuntungan ternyata tidak berpihak kepada mereka pada akhirnya.

Awal Kesuksesan Semua Pihak

Awal Kesuksesan Semua Pihak 

Kesuksesan Lock, Stock and Two Smoking Barrels juga turut membawa semua pihak yang terlibat produksi ini ikut merasakan lonjakan karir yang cukup signifikan.

Sutradara Guy Ritchie melanjutkan gaya pengarahannya dalam Snatch (2000), Revolver (2005), Sherlock Holmes (2009), dan The Gentlemen (2019). Bahkan dia juga sukses mengarahkan live-action milik Disney, Aladdin (2019).

Produser Matthew Vaughn yang baru memulai langkahnya sebagai produser lewat film ini, kemudian juga menjelma menjadi salah satu sutradara berkelas. Beberapa film terbaiknya antara lain Layer Cake (2004), Kick-Ass (2010), X-Men: First Class (2011), dan trilogi The Kingsman (2015-2021). Selain itu, dia juga masih memproduseri beberapa film dan menulis naskah film juga.

Mantan pesepakbola Vinnie Jones yang menuai pujian di film ini pun mantap memulai karir filmnya yang dilanjutkan dengan Snatch (2000), Gone in 60 Seconds (2000), Swordfish (2001), Mean Machine (2001), dan masih banyak lagi film lainnya yang mayoritas bergenre action.

Karena aktingnya yang keras sebagai bintang action, kita sampai lupa kalau dia dulunya adalah pesepakbola yang pernah memperkuat Chelsea.

Dan aktor yang paling bersinar diantara yang lainnya ialah Jason Statham yang menjelma menjadi bintang action papan atas yang mayoritas filmnya sukses secara komersial dan beberapa diantaranya pun cukup berkualitas.

Hubungannya dengan para bintang action lainnya cukup baik, sehingga karir filmnya belum meredup hingga saat ini. Tidak perlu disebutkan apa saja film-filmnya, kalian pasti pada sudah tahu. Ada hal unik yang hadir di film ini, yaitu akting menawan dari musisi Sting.

Mantan personil The Police yang sukses dalam solo karirnya ini tampil keras tanpa senyum sedikitpun sebagai ayah dari Eddie dimana bar miliknya hampir saja diambil alih oleh rentenir beringas karena kekalahan anaknya dalam permainan kartu. Dan dia tidak pernah memanjakan anaknya itu.

Lock, Stock and Two Smoking Barrels adalah salah satu film tentang pencurian terbaik yang pantas untuk ditonton ulang lagi karena memang kita akan dibuat sangat menikmati jalan ceritanya yang menarik, adegan action yang keras dan bumbu komedi yang cukup baik yang bersumber dari celotehan para karakternya dan adegan sempilan yang tidak terduga.

Meski banyak terinspirasi dari film-film karya Quentin Tarantino, seperti Reservoir Dogs (1992) dan Pulp Fiction (1994), tapi film ini bisa berdiri sendiri menjadi sebuah karya gemilang sutradara Guy Ritchie yang hadir dengan aksen British yang kental. Bagi yang belum pernah menonton film ini, langsung play aja di layar Netflix kalian sekarang juga ya!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram