bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Life of Pi, Perjalanan Spiritual di Lautan

Ditulis oleh Aditya Putra
Life of Pi
4.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Hidup manusia adalah perjalanan. Ada kalanya dipertemukan dengan jalan yang lapang, lancar dan diberikan kemudahan. Ada juga kalanya harus menemui hambatan yang bisa menggoyahkan prinsp-prinsip yang dipegang.

Ujian itulah yang kelak akan memberikan persepsi baru, bahkan bisa membentuk karakteristik. Seperti kata pepatah, "terbentur, terbentur, terbentuk."

Salah satu unsur yang dapat membentuk karakteristik seseorang adalah perjalanan spiritual. Sedari kecil, kita sudah diajari nilai-nilai moral sebagai manusia dari segi agama serta norma sosial.

Tapi dalam hidup, ada kalanya ujian membuat kita mempertanyakan hal-hal tersebut seperti dalam film Life of Pi. Seperti apa sinopsis dan review filmnya? Mari simak di ulasan berikut ini!

Baca juga: 10 Rekomendasi Film Petualangan Laut yang Paling Seru

Sinopsis

Sinopsis

Di Kanada, seorang penulis muda bertemu dengan seorang pria paruh baya bernama Pi Patel. Penulis itu diberi tahu bahwa Pi memiliki cerita luar biasa untuk dijadikan sebuah buku.

Pi pun menceritakan ceritanya dari semasa kecil serta apa saja yang pernah dilaluinya. Termasuk pengalaman yang mengubah cara pandangnya pada hidup.

Pi ketika kecil diberi nama Piscine Patel oleh ayahnya, Santosh. Nama itu dipilih Santosh sebagai referensi pada sebuah kolam renang terkenal di Perancis.

Santosh sendiri memiliki sebuah kebun binatang lokal yang menjadi sumber penghasilan bagi keluarganya. Masa kecil Pi sama sekali nggak perlu menghadapi kesulitan secara finansial.

Ketika memasuki SMP, Pi sering diledek oleh teman-temannya. Pasalnya dengan nama Piscine, dia sering dipanggil pee yang berarti air kencing dalam bahasa Inggris.

Dia pun mulai menggunakan nama Pi sebagaimana huruf dalam bahasa Yunani agar nggak terus-terusan dirundung. Pi yang berasal dari keluarga Hindu, tertarik pada dua ajaran agama lain yang diajarkan di sekolahnya yaitu Kristen dan Islam.

Pi pun mulai memeluk ajaran ketiga agama tersebut dengan dalih sebagai caranya mencintai Tuhan. Keputusan Pi memeluk tiga ajaran agama sekaligus mendapat dukungan dari ibunya, Gita.

Tapi Santosh lebih ingin sang anak untuk hidup dengan memegang nilai-nilai sekuler. Pi yang dilanda kebingungan, memilih untuk menghabiskan waktunya bermain-main dengan hewan-hewan di kebun binatang milik sang ayah.

Salah satu binatang yang membuat Pi tertarik adalah harimau Bengali yang diberi nama Richard Parker. Sebagai anak berusia 12 tahun yang penasaran, Pi terlalu dekat bermain dengan sang harimau.

Santosh pun memaksa Pi untuk melihat siapa Richard Parker sebenarnya dengan memperlihatkan bagaimana sang harimau itu memakan kambing.

Di usia ke-16, Pi diberi tahu oleh sang ayah bahwa mereka sekeluarga harus pindah ke Kanada. Kebun binatang yang menjadi sumber penghasilan keluarga mulai sulit mendapatkan keuntungan.

Dengan begitu, mereka harus pergi menyeberang lautan kemudian berencana untuk menjual hewan-hewan yang dimiliki. Tujuan akhirnya adalah mereka akan mendapat kehidupan baru di Kanada.

Hewan-hewan yang dipelihara di kebun binatang dimuat ke dalam sebuah kapal barang beserta dengan Pi dan keluarganya. Di tengah perjalanan, badai menerjang.

Kapal mulai karam, Pi mencari anggota keluarganya tapi nggak menemukan satu pun. Seorang kru kapal melemparkan perahu agar Pi menyelamatkan diri.

Pi yang pingsan, terbangun ketika badai sudah usai. Dia melihat di perahu ada Richard Parker, zebra beserta orangutan. Seekor hyena muncul dari balik terpal kapal dan mencoba menyerang Pi.

Hyena itu membunuh zebra dan orangutan. Richard Parker muncul dari balik terpal kemudian membunuh hyena itu kemudian kembali bersembunyi selama beberapa hari.

Pi mengikat serpihan kayu serta pelampung untuk dijadikan tempatnya menghindar apabila Richard Parker menyerang. Dia merasa membunuh hewan bertentangan dengan nuraninya, tapi hal itu terpaksa dia lakukan untuk bertahan hidup dengan memancing ikan untuknya dan Richard Parker.

Pi harus bertahan menunggu bantuan atau menemukan daratan sendiri. Nilai-nilai spiritual yang dipegangnya pun mendapatkan ujian berat. Bagaimanakah cara Pi menyelamatkan diri?

Visualisasi Menawan

Visualisasi Menawan

Sebagian besar adegan dalam Life of Pi menampilkan perjuangan Pi berada di lautan bersama Richard Parker. Secara sinematografi, nuansa laut yang biasanya membawa kegembiraan bisa dibuat tampak tak berujung.

Uniknya dalam beberapa adegan, kamera bukan dibuat menyoroti perahu yang dinaiki oleh Pi, melainkan lautan dan langit yang luas sehingga perjuangan Pi yang terdampar benar-benar jadi sorotan.

Lautan dan langit menjadi dua elemen yang berperan besar dalam film ini, baik untuk mendukung cerita maupun secara visual. Ketika menampilkan adegan malam hari, pemandangan laut menjadi terbatas tapi tetap bisa dikemas dengan apik.

Contohnya adalah adegan yang menampilkan kelompok ikan yang membentuk cahaya, belum lagi ikan-ikan yang kadang melompat keluar dari air.

Selain visualisasi lautan dan langit, film ini juga memperlihatkan betapa solidnya naskah yang dibuat. Terdampar dengan Richard Parker nggak serta-merta dibuat berjalan mulus.

Di awal film, kita akan diperlihatkan bahwa hewan-hewan yang hidup di kebun binatang milik keluarga Pi adalah hewan buas yang bisa tiba-tiba memangsa siapa pun.

Pendalaman Karakter yang Kuat

Pendalaman Karakter yang Kuat

Sebagian besar menampilkan adegan di perahu di tengah lautan, nggak serta-merta membuat Life of Pi melupakan unsur penting untuk membuat film berjalan menarik. Masing-masing karakter diberikan pendalaman yang kuat.

Santosh digambarkan sebagai pemilik kebun binatang yang ternyata nggak bisa mengontrol binatang-binatangnya di kapal kargo. Santosh biasanya melimpahkan tugas pada pegawainya. Pun dengan sang istri, Gita, yang merupakan ibu rumah tangga penyayang anak.

Porsi besar pendalaman karakter diberikan pada Pi sebagai sosok sentral dalam film. Memeluk tiga ajaran agama sekaligus membuat dia memiliki moral kompas yang unik.

Dia mendahulukan kasih sayang pada semua mahluk hidup sebagaimana ajaran yang dipeluknya. Tapi ketika harus bertahan hidup, dia harus melawan nilai-nilai itu bahkan mempertanyakan keberadaan Tuhan.

Perjalanan Spiritual yang Unik

Perjalanan Spiritual yang Unik

Life of Pi menyajikan tontonan yang bukan hanya menyoroti cara Pi bertahan hidup bersama seekor harimau Bengali di tengah lautan, tapi juga konflik personal berupa perjalanan spiritual.

Hal pertama yang harus dihadapi Pi adalah bagaimana caranya bisa hidup berdampingan bersama seekor karnivora buas. Dia harus mencari cara supaya harimau itu nggak memangsanya.

Dalam film, diperlihatkan bagaimana hubungan mereka berkembang secara emosional tanpa tergesa-gesa. Salah satu adegan ikonik dalam film arahan sutradara Ang Lee ini adalah ketika Pi harus berjuang menghadapi badai di tengah lautan.

Dia berdoa, meminta bantuan pada Tuhan, merasa frustasi kemudian mempertanyakan keberadaan Tuhan. Suraj Sharma yang berperan sebagai Pi, tampil dengan optimal. Bahkan detail kecil seperti kulitnya yang menggelap serta tubuhnya yang semakin kurus pun disajikan ke dalam layar.

Life of Pi berdurasi selama 127 menit. Selama itu pula penonton diajak untuk menyaksikan perjalanan hidup Pi yang mempertanyakan sisi spiritualnya.

Film ini juga menjadi standard yang tinggi bagi film yang mengadaptasi dari buku karena berhasil memenuhi ekspektasi. Film adaptasi paling memenuhi ekspektasi versi kamu apa nih? Tulis di kolom komentar, yuk!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram