bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film Letters from Iwo Jima (2006)

Ditulis oleh Aditya Putra
Letters from Iwo Jima
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Ketika dua pihak sedang berada di medan perang, perlu strategi yang cermat dari kedua belah pihak apakah perlu menyerang atau bertahan.

Strategi itu akan diambil dengan memperhatikan jumlah pasukan, medan yang ada, serta kesiapan senjata. Salah perhitungan dari pemimpin dapat menyebabkan banyak nyawa yang melayang.

Perang dunia kedua berlangsung selama 12 tahun dengan Amerika dan Jepang yang berperang di akhir periode tersebut.

Clint Eastwood membuat dua film perang yang mengangkat cerita tersebut. Pertama, Flag of Our Fathers dengan mengambil persepsi pihak Amerika. Kedua, film yang akan kita bahas yaitu Letters from Iwo Jima yang mengambil persepsi pihak Jepang.

Sinopsis

sinopsis letters from iwo jima_

Pada tahun 2005, sekelompok arkeolog Jepang  masuk ke dalam terowongan Iwo Jima. Mereka menemukan sesuatu di tanah. Pada tahun 1994, Amerika menguasai pulau-pulau di Lautan Pasifik yang pernah diduduki oleh Jepang.

Kekaisaran Jepang mencoba mempertahankan Iwo Jima yang letaknya sekitar 1.000 km dari Tokyo. Pasalnya, apabila Amerika menduduki wilayah itu, mereka akan memiliki posisi yang lebih strategis untuk lebih menyerang Jepang.

Saigo, seorang perwira yang dulunya bekerja sebagai tukang roti, menggali pantai beserta rekan-rekannya sesama anggota militer. Letnan Jenderal Tadamichi Kuribayashi tiba di lokasi untuk melakukan pemeriksaan di seluruh pulau.

Dia kemudian menyelamatkan Saigo yang tengah dipukuli Kapten Tanida. Saigo dianggap nggak bersikap patriotik. Kuribayashi lalu memerintahkan seluruh tentara untuk menggali di seluruh pulau Iwo Jima.

Letnan Kolonel Baron Takeichi Nishi yang dulunya peraih medali emas Olimpiade di cabang palang rintang, bersama Kuribayashi bertengkar dengan perwira lainnya.

Pasalnya, Kuribayashi ingin membuat Iwo Jima sebagai tempat untuk bertahan dari serangan Amerika sementara perwira lain ingin Jepang membalas serangan. 

Masalah mulai muncul yaitu para tentara Jepang mengalami gizi buruk serta terkena disentri. Karena itu, banyak yang meninggal dunia termasuk Kashiwara. Posisi Kashiwara digantikan oleh Shimizu yang langsung bertugas seketika tiba di Iwo Jima.

Saigo mencurigai Shimizu adalah mata-mata Kempeitai, atau satuan militer yang akan melaporkan tentara yang nggak setia pada negaranya.

Amerika melancarkan serangan lewat udara dan laut dengan membombardir Iwo Jima. Akibatnya, banyak tentara Jepang yang tewas.

Beberapa hari kemudian, marinir Amerika mendarat di Iwo Jima dan berhasil diserang sehingga beberapa tewas. Sayangnya, mereka berhasil melewati garis pertahanan dan menyerang wilayah Gunung Suribachi. 

Saigo diperintahkan untuk meminta lebih banyak senjata dari Kapten Tanida. Dia tanpa sengaja mendengar Kuribayashi sedang berkomunikasi dengan Tanida lewat radio. Kuribayashi memerintahkan Tanida untuk menarik mundur pasukan.

Tanida nggak mengindahkan perintah Kuribayashi. Dia malah mendorong pasukannya untuk melakukan bunuh diri masal. Saigo berhasil melarikan diri bersama Shimizu.

Saigo dan tentara lain di Gunung Suribachi mencoba mencari tempat yang lebih aman bersama Letnan Kolonel Oiso.

Sayangnya, mereka malah menuju ke arah marinir Amerika yang berhasil membunuh tentara Jepang kecuali Saigo dan Shimizu. Keduanya berhasil sampai di tempat yang aman. Letnan Ito malah menuduh keduanya melakukan desersi. 

Ito menyiapkan katana untuk membunuh Saigo dan Shimizu tapi dihentikan Kuribayashi yang menjelaskan bahwa dia sudah memerintahkan pasukan untuk mundur. Pasukan Jepang mulai berencana menyerang marinir Amerika. Upaya mereka menemui kegagalan serta banyak anggota yang tewas.

Satu per satu orang yang bersama Saigo harus meregang nyawa baik karena ditembak, ditusuk, menyerah ataupun bunuh diri. Bisakah Saigo selamat dari kejamnya Iwo Jima yang sudah menjadi medan perang?

Membahas Strategi di Medan Perang

strategi medan perang_

Kelebihan Letters from Iwo Jima adalah keberaniannya untuk menyertakan strategi di medan perang. Iwo Jima yang memiliki luas 21 km2 ini harus dijadikan tempat bagi Jepang berperang melawan Amerika.

Tapi Kuribayashi merasa bahwa dengan personel sebanyak 21.000 orang, nggak akan sanggup melawan Amerika yang menyertakan 100.000 orang.

Kuribayashi harus mengambil keputusan tepat. Keputusannya adalah dengan membuat terowongan sepanjang 18 km dan 5.000 mulut gua.

Di setiap mulut gua dibangun semacam bunker untuk kelak digunakan melawan marinir Amerika yang masuk ke wilayah tersebut. Upaya bertahan itu diambil karena sejak awal Kuribayashi nggak yakin bisa mengalahkan Amerika di wilayah tersebut.

Selain cara Kuribayashi berperang, ada juga cara lain yang dilakukan tentara Jepang dalam berperang. Ada yang memilih menyerah pada pihak musuh dan ada juga yang memilih melakukan bunuh diri.

Bunuh diri itu dilakukan sebagai bentuk mempertahankan kehormatan padahal cara itu justru membuat jumlah pasukan berkurang tanpa melakukan perlawanan terlebih dahulu.

Mengupas Sisi Emosional dari Perang

sisi emosional perang_

Nggak semua orang yang terjun ke medan perang memiliki kesiapan, baik dari segi kemampuan maupun sisi psikologis. Letters from Iwo Jima merangkum itu semua.

Saigo yang dulunya merupakan penjual roti harus terjebak di tengah medan perang serta melihat satu per satu rekannya sesama tentara tewas. Di atas kertas, dia bukan orang yang siap untuk berperang.

Film arahan sutradara Clint Eastwood ini secara cermat berhasil mengangkat beragam sisi emosional dalam perang.

Dalam beberapa adegan, kita akan dibuat mendukung karakter-karakternya sebagaimana diberikan pendalaman yang kuat. Di adegan lain, kita bisa merasakan betapa mengerikannya untuk terjun ke medan perang secara psikologis.

Saigo sebagai protagonis, digambarkan nggak menginginkan dirinya terjun ke medan perang. Dia memiliki istri dan anak yang menunggunya untuk pulang ke rumah. Oleh karena itu, dia kerap menulis surat untuk mengatasi kerinduannya pada keluarga.

Tindakan yang sama dilakukan juga oleh Kuribayashi. Hal itulah yang membuat keduanya memiliki kedekatan karena minat yang sama selain memiliki nasib yang hampir sama.

Secara sinematografi, film ini berhasil menyajikan adegan perang yang intens. Kita akan terbawa merasakan ketegangan melihat Saigo atau rekannya ketika harus keluar dari goa, berlari atau menyerang tentara Amerika.

Iwo Jima yang sejatinya cukup besar itu pun berhasil diubah visualisasinya menjadi mencekam karena menjadi tempat dengan mayat bergelimpangan.

Pertanyaan tentang Hubungan Perang dan Nasionalisme

hubungan perang dan nasionalisme_

Ada sebuah adegan di Letters from Iwo Jima ketika Saigo kebingungan apakah akan pergi berperang atau nggak.

Tetangganya secara berani mengatakan bahwa orang-orang yang pergi berperang seharusnya merasa bangga karena terpilih untuk membela negara. Kalau pun tewas, dia tewas karena membela negaranya.

Pesan mengenai patriotisme ini yang diangkat di dalam film. Patriotisme terkadang dijadikan alat untuk beberapa pihak.

Terlebih ketika dalam kondisi perang, patriotisme atau nasionalisme-lah yang paling mudah digunakan untuk melecut semangat dan menghilangkan ketakutan pada seseorang. Film ini mencoba bercerita lebih dalam tentang nasionalisme dan nyawa seseorang.

Dalam sebuah adegan, Kuribayashi menyatakan dia merasa kalau kekaisaran Jepang bukan hanya menipu rakyat, tapi juga menipu para tentara yang diterjunkan ke Iwo Jima. Pasalnya, tempat itu mustahil digunakan untuk berperang secara langsung melainkan menjadi tempat para tentara Jepang meregang nyawa.

Letters from Iwo Jima berjalan dalam durasi yang cukup panjang yaitu selama 140 menit. Durasi yang cukup karena film ini berhasil menyajikan tontonan yang solid. Kita akan merasakan tegang, emosi bahkan ikut merasa putus asa melihat perjuangan tentara Jepang melawan Amerika.

Kalau suka film perang, film ini akan jadi tontonan yang memuaskan. Punya rekomendasi film perang? Langsung tulis di kolom komentar, ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram