bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Land (2021), Menyendiri dalam Duka

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Land
3.2
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang wanita berduka sangat dalam setelah kehilangan suami dan anaknya, hingga dia memilih untuk pergi dari kota dan hidup di pegunungan seorang diri. Bermaksud mengakhiri hidup dalam kesendirian, menyendiri dalam dukanya, justru dia menemukan secercah semangat untuk melanjutkan hidupnya.

Land adalah film drama yang menjadi debut penyutradaraan bagi Robin Wright dimana dia juga yang menjadi pemeran utamanya.

Dirilis oleh Focus Features pada 12 Februari 2021 setelah sebelumnya tayang perdana di Sundance Film Festival pada 31 Januari 2021, film ini langsung mendapat respon positif, meski hanya mendapat penghasilan sejumlah $2 juta saja.

Menyajikan drama yang kelam dan penuh kesunyian, sepertinya akan membuat pikiran kita terpaku dan hanyut dalam duka yang menyelimuti karakter utamanya. Berhasilkah Robin Wright menggiring emosi kita dengan kisah ini? Simak review kami terlebih dahulu sebelum menonton filmnya.

Sinopsis

land_

Di sebuah sesi terapi, Edee Holzer mengaku jika dia tidak ingin berada di sekitar orang lain karena takut akan menulari mereka dengan duka yang dirasakannya.

Edee kemudian memilih untuk hidup menyendiri di pegunungan sekitar Wyoming dengan membeli sebuah kabin kecil yang terpencil. Setelah diantar oleh pemilik kabin, Edee meminta seseorang untuk menjemput mobilnya.

Ternyata hidup di alam bebas tidak semudah yang dia pikirkan. Edee kesulitan membelah kayu untuk membuat perapian dan menangkap ikan. Akibatnya dia lebih sering menghabiskan persediaan makanan kalengnya. Hari demi hari dia lalui dengan kesendirian, tanpa alat komunikasi satu pun.

Saat dalam keresahan itu, tiba-tiba ada seekor beruang hitam masuk ke kabinnya dan membuat porak-poranda seisi kabin. Edee bersembunyi di kakus dalam perasaan tegang.

Tidak berapa lama, beruang itu pergi meninggalkan kerusakan yang parah di dalam kabin, termasuk persediaan makanan Edee. Tanpa api unggun untuk mengusir kedinginan dan makanan yang cukup, Edee nyaris pasrah.

Dia mencoba untuk berburu, tapi tidak semudah yang dia kira untuk membidikkan senapan ke rusa buruannya. Merasa sudah di titik nadir terendah dalam hidup, Edee berniat untuk mengakhiri hidupnya dengan menembakkan senapan ke kepalanya, tapi dia kemudian terbayang kepada putrinya yang meminta supaya dia tidak melakukannya.

Badai salju besar datang melanda. Atap kabin berisik seolah hendak terlepas. Edee ingin memperbaikinya dan sempat keluar untuk mengambil perangkat dan materialnya.

Saat masuk ke kabin, dia terjatuh dan tak sadarkan diri. Setelah badai mereda, Edee tersadar dan menemukan dua orang di dalam kabinnya yang memperkenalkan dirinya sebagai perawat dan pemburu lokal.

Alawa, sang perawat, harus segera kembali ke rumah sakit dan meninggalkan Edee dalam penjagaan Miguel, sang pemburu. Miguel dengan telaten merawat Edee dengan menyediakan makanan, membelah kayu untuk perapian dan semua kebutuhan Edee di kabin itu.

Edee berterima kasih kepada Miguel atas semua yang dia lakukan, tapi dia meminta kepada Miguel untuk datang sendiri saja dan tidak memberikan informasi tentang dunia luar.

Miguel setuju dan hanya meminta izin untuk mengunjungi Edee lagi agar bisa mengajarinya berburu dan mencari bahan makanan sehingga dia bisa hidup mandiri di alam bebas seperti yang diinginkannya. Edee setuju.

Tidak hanya mengajari menembak buruan, tapi Miguel juga mengajari memancing ikan, memasang perangkap di dalam hutan dan bercocok tanam serta mengeksplorasi hutan.

Kedekatan mulai terjalin di antara mereka. Miguel bercerita jika istri dan putrinya tewas dalam kecelakaan mobil. Edee tidak mau terlibat pembicaraan masa lalu lebih jauh dan membuat Edee emosi. Miguel memahaminya dan pergi.

Beberapa waktu kemudian Miguel datang kembali dan Edee meminta maaf atas kejadian yang kemarin. Miguel ingin menitipkan anjing peliharaannya selama dia pergi untuk waktu yang cukup lama.

Edee mulai khawatir ketika Miguel tidak pernah datang lagi. Edee memutuskan untuk meninggalkan kabin dan pergi membawa anjing Miguel ke kota untuk mencarinya.

Tujuan utama ialah ke rumah sakit di mana Alawa bekerja untuk mengetahui keberadaan Miguel. Setelah bertemu, Alawa mengantar Edee untuk bertemu Miguel.

Apa yang terjadi kepada Miguel sehingga dia tidak muncul ke kabin lagi? Bagaimana Edee menemukan motivasi untuk melanjutkan hidupnya? Tonton sampai habis filmnya sehingga kita bisa menyerap makna dari pesan yang disampaikan.

Terasing dalam Duka

terasing dalam duka_

Cerita dalam film Land ini terfokus pada duka seorang wanita yang baru saja kehilangan suami dan putrinya dalam sebuah insiden yang tidak dibuka di awal film.

Kita diberi tahu insiden seperti apa yang bisa membuat Edee berduka teramat dalam hingga memutuskan untuk melepaskan diri dari orang lain, tidak hanya secara emosi tapi juga secara fisik dengan mengasingkan diri di pegunungan.

Kisah kemudian bergulir tanpa adanya dialog, karena hanya menampilkan satu karakter saja yang diperankan oleh sutradara film ini sendiri, Robin Wright. Kekuatan film terpancar baik yang membuat Wright menuai pujian akan kemampuannya menghadirkan rasa duka mendalam, baik dari sisi akting maupun dari sisi penciptaan atmosfernya.

Belum apa-apa kita sudah disuguhkan dengan sinematografi apik yang mampu menampilkan keindahan panorama pegunungan di Alberta, sebagai pengganti Wyoming dalam ceritanya.

Lanskap pegunungan tertangkap baik dan seolah padu dengan nuansa kesendirian yang mendominasi setengah awal film berdurasi 1 jam 29 menit ini.

Dan pada bagian inilah kekuatan penceritaan yang kuat dipaparkan dengan baik oleh Wright meski tanpa dialog. Berkat akting apiknya, kita dibuat hanyut untuk merasakan kesedihan yang bahkan kita belum tahu insiden apa yang membuat kedua orang yang sangat dicintainya meninggal dunia.

Kita merasakan itu dengan melihatnya kesulitan mempersiapkan sendirian semua kebutuhan hariannya di alam bebas. Ada beberapa momen yang membuat kita menduga bahwa dia akan mengakhiri hidupnya, antara lain saat berdiri di tepi jurang.

Bagi yang tidak tahan dengan ketinggian, pasti akan sedikit pusing ketika disuguhkan kerja kamera seolah kita akan terjatuh dari jurang itu. Dan satu lagi, ketika Edee hendak menembak dirinya sendiri dengan senapan.

Siapa bilang hidup sendirian itu jauh dari bahaya? Justru saat bahaya datang kita tidak memiliki bantuan untuk menghadapinya.

Lihatlah betapa Edee sangat ketakutan ketika seekor beruang hitam merangsek ke dalam kabinnya dan juga saat badai salju datang menghantam hingga membuatnya tidak sadarkan diri. Di sinilah kita memahami makna bahwa manusia adalah makhluk sosial dan butuh kepada orang lain.

Persahabatan Tak Terduga

persahabatan_

Saat di titik terendah hidupnya ini, hingga Edee seolah sudah siap untuk mati, datang dua orang yang kemudian menjaganya agar tetap bisa hidup.

Miguel adalah salah satu sosok penyelamat itu. Saat Edee belum pulih, dia yang selalu menyiapkan segala kebutuhan hariannya. Bahkan setelah sembuh, Miguel mengajarkan Edee bagaimana cara hidup di alam bebas tanpa berusaha untuk mengulik masa lalunya.

Di bagian ini perpindahan jalur sangat terasa dan nuansa kesendirian sedikit demi sedikit mulai menipis dengan seringnya Miguel mengunjungi Edee.

Tapi layaknya cerita pertemanan pada umumnya, pasti akan tercipta konflik antara mereka yang membuat tensi film meninggi. Untungnya Miguel berhati baik dan lebih memilih mengalah sehingga Edee juga mengakui kesalahannya.

Handal dalam Diam, Kurang dalam Mengolah Dialog

handal dalam diam_

Dari kisah pertemanan antara Edee dan Miguel ini kita bisa mendapat pelajaran berharga bahwa kesedihan itu akan sembuh apabila kita membaginya dengan orang lain, terutama kepada orang yang tepat.

Apalagi Miguel ternyata memiliki pengalaman tragis yang sama seperti yang dialami Edee, sehingga dia bisa sangat memahami apa yang sedang dirasakan oleh Edee.

Setengah awal film yang kuat secara nuansa, sayangnya tidak bisa berlanjut saat naskah yang ditulis oleh Jesse Chatham dan Erin Dignam ini berusaha membuat ikatan pertemanan yang baik antara Edee dan Miguel.

Dialog yang terjadi antara mereka sangat biasa dan tidak ada yang berkesan, ditambah lagi Miguel yang selalu menyanyikan lagu yang sama setiap saat sampai akhirnya mereka membahas makna liriknya.

Setelah itu tempo terasa dipercepat menjelang ending di sepertiga terakhir film dan ditutup dengan narasi dari Edee tentang bagaimana dia memiliki motivasi baru untuk melanjutkan hidup setelah bertemu kembali dengan Miguel dalam kondisi yang jauh berbeda dari sebelumnya.

Pada akhirnya, Land adalah sebuah film drama yang baik dengan menyajikan karakterisasi yang mendalam tentang betapa pedihnya duka karena kehilangan orang yang dicintai. Obat dari duka ini ternyata adalah berbagi duka dengan orang yang memiliki pengalaman serupa sehingga bisa saling menguatkan satu sama lain.

Dengan performa akting dan pengarahan yang apik dari Wright, nuansa duka tercipta dengan baik dan sangat menyentuh hati kita. Meski perpindahan nuansa terjadi tidak mulus dan tergesa-gesa menuju akhir, film ini tetap layak untuk menjadi pilihan utama bagi kalian yang ingin menikmati film penuh nuansa duka yang pekat.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram