bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review La La Land, Mengejar Cinta atau Cita-cita?

Ditulis oleh Syuri K.N.
La La Land
3.7
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

La La Land adalah film drama romansa musikal tahun 2016 yang disutradarai dan ditulis naskahnya oleh Damien Chazelle. Film ini mendapatkan 14 nominasi penghargaan dalam Anugerah Academy Awards 2017. Dari acara tersebut, La La Land memenangkan 6 kategori penghargaan yaitu Damien Chazelle sebagai Sutradara Terbaik, Emma Stone sebagai Aktris Terbaik.

Kemudian, Sandgren memenangkan penghargaan dalam kategori Sinematografi Terbaik, Hurwitz dalam kategori Musik Asli Terbaik, Lagu City of Stars dalam kategori Lagu Asli Terbaik, serta The Wascos dalam kategori Rancangan Produksi Terbaik.

Film La La Land mengisahkan perjalanan hidup seorang calon aktris dan seorang musisi jazz di Los Angeles yang saling jatuh cinta. Mereka berdua sama-sama berjuang untuk mewujudkan impian masing-masing. Seiring waktu berjalan, pasangan itu semakin dekat dengan mimpi mereka tapi malah jadi saling disibukkan dengan kegiatan berbeda.

Dapatkah mereka mewujudkan impian mereka masing-masing? Lalu, bagaimana kelanjutan kisah cinta mereka? Pengorbanan apa saja yang harus mereka lakukan? Yuk, simak sinopsis dan ulasan Bacaterus di bawah ini.

Sinopsis

Mia Dolan (Emma Stone) berambisi untuk menjadi seorang aktris. Dia selalu mengikuti berbagai audisi demi mewujudkan impiannya. Diantara kesibukannya dalam mengikuti audisi, Mia bekerja sebagai barista di sebuah kedai kopi di dalam Warner Bros Studio untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mia seringkali gagal dalam audisinya, padahal dia sudah sangat bersemangat dan latihan dengan giat.

Tak jarang Mia patah semangat, tapi berkat support teman-teman yang tinggal dengannya, dia berusaha untuk bangkit dan terus mengikuti audisi-audisi lainnya. Sebastian Wilder (Ryan Gosling) mempunyai impian yang berbeda dari Mia, dia ingin membangun klub miliknya sendiri. Dia seorang pianis dan sangat mencintai jazz. Sembari mewujudkan impiannya, dia berusaha mengumpulkan uang dengan bekerja.

Sebastian bekerja sebagai pianis di sebuah restoran di mana dia tidak boleh memainkan musik jazz. Sebastian sempat diberhentikan oleh pemilik restoran karena pernah tidak mengikuti instruksinya itu, namun dia dipekerjakan kembali dengan syarat yang sama, tidak ada jazz. Tapi, sayangnya dia kembali dipecat pada hari itu juga karena tidak mengindahkan permintaan pemilik restoran.

Mia dan Sebastian pernah bertemu sebelumnya di lalu lintas sebuah jalan. Sebastian kesal kepada Mia karena perempuan itu tidak fokus memperhatikan jalanan yang sudah tidak macet lagi, karena pada waktu itu Mia malah membaca naskah audisinya. Pertemuan kedua mereka adalah ketika Mia melihat Sebastian yang sedang memainkan musik-musik Natal di sebuah restoran.

Kemudian, pertemuan ketiga mereka adalah saat Mia bertemu Sebastian yang sedang menjadi pemain keyboard untuk sebuah band pop 1980-an. Mereka makin sering bertemu, dan menjadi lebih dekat. Mereka pun saling bercerita tentang impian masing-masing. Mia tidak menyukai jazz, tapi dia tetap mendukung Sebastian.

Mia terus berusaha mengikuti audisi—meski sering gagal. Dengan dukungan Sebastian, Mia tak berhenti mengejar impiannya menjadi aktris. Sebastian mencoba mengajak Mia berkencan, tapi sayangnya Mia sudah memiliki kekasih, Greg (Finn Wittrock) yang sebenarnya kurang Mia sukai. Dan, pada akhirnya, Mia memilih berkencan dengan Sebastian.

Mia mencoba menulis drama monolog pribadi yang berjudul "So Long, Boulder City" sesuai saran dari Sebastian. Sebastian pun mulai rutin main di sebuah klub jazz. Mia dan Sebastian semakin serius dengan hubungan mereka dan mulai tinggal satu rumah. Sebastian menerima tawaran menjadi keyboardist di band jazz milik Keith (John Legend), teman SMA Sebastian, dan mendapatkan upah tetap.

Sebastian kecewa karena band jazz Keith dipengaruhi musik pop, bukan jazz murni. Tapi, mau bagaimana lagi, dia membutuhkan pemasukan yang tetap. Band tersebut memulai tur pertamanya, tapi Mia kurang suka dengan ide tersebut karena Sebastian akan pergi dalam waktu lama. Mereka bertengkar, tapi akhirnya Mia setuju Sebastian pergi tur.

Dalam long distance yang mereka jalani, Sebastian berusaha untuk selalu mendampingi Mia, terutama dalam waktu penting seperti menghadiri pembukaan drama monolog Mia. Sebastian datang terlambat, dan Mia menyadari kalau penontonnya hanya sedikit.

Dia juga mendengar celetukan miring dari backstage, mengatakan kalau dia tidak terbakat. Merasa sedih, Mia memutuskan kembali ke rumah orang tuanya di Boulder City, Nevada.

Seorang pengarah casting yang menghadiri drama Mia menelepon Sebastian. Dia menawari Mia untuk ikut casting di Hollywood. Audisi ini cukup berbeda, biasanya Mia hanya tinggal memerankan naskah yang sudah ada, kali ini dia harus mengarang cerita sendiri. Saat casting, Mia pun menceritakan tentang tantenya yang menjadi inspirasinya untuk menjadi aktris.

Sejak itu, Mia berhasil memulai karirnya sebagai aktris Hollywood. Sedangkan Sebastian masih sibuk dengan band. Sayangnya, perbedaan jalan dalam mewujudkan impian membuat Mia dan Sebastian harus terpisah.

Walau begitu, mereka saling berjanji akan selalu saling mencintai. Lima tahun berlalu, Mia sudah menjadi seorang aktris dan menikah dengan David (Tom Everett Scott). Dia juga memiliki seorang putri.

Suatu malam, Mia dan suaminya memasuki sebuah klub jazz. Awalnya Mia tidak menyadarinya, tapi dari nama klubnya yaitu "Seb's", dan gaya musik klub yang Sebastian banget, Mia yakin tempat itu milik mantan kekasihnya. Terlebih, logo klub itu menggunakan buatan Mia ketika dia dan Sebastian masih bersama.

Dan, benar saja, Mia melihat Sebastian di sana. Sebastian memainkan sebuah lagu yang berjudul “Mia & Sebastian’s Theme”. Sambil mendengarkan dentingan piano, juga saling bertatap mata, Mia dan Sebastian mulai membayangkan kembali semua hal yang sudah mereka lalui bersama.

Setelah lagu selesai, Mia pulang bersama suaminya. Namun, sebelum keluar dari klub, Mia dan Sebastian saling memandang dan tersenyum. Masing-masing impian mereka telah menjadi nyata, meski mereka tak bisa bersama.

Film Musikal yang Seru

Film dengan genre musikal memang selalu menarik untuk ditonton. Tak hanya lagu dan tarian, film ini juga menyajikan cerita cinta realistis. Saya sangat menyukai itu, karena tak memberi 'impian yang tak pasti' pada penonton.

Dari film ini, penonton dapat belajar tentang komitmen, baik itu dalam cinta maupun cita-cita. Meski didalamnya penuh konsekuensi yang akan membuat kita harus berkorban, ya begitulah hidup.

Deretan Lagu-lagu Menarik & Enak Didengar

Sejak film dimulai, kita sudah disuguhkan deretan lagu-lagu yang tentunya menarik dan enak didengar. Seperti lagu pembuka film, yaitu "Another Day of Sun" yang mampu membuat penonton ingin ikut menari dan menyanyi. Musik dan liriknya seolah memberi kita semangat untuk memulai hari.

Tak hanya lagu di awal saja, La La Land dipenuhi lagu-lagu yang memorable. Setiap scene bernyanyi dan menari muncul, terlihat jelas kalau lagu-lagu dan kereografinya dibuat dengan sungguh-sungguh. Saya juga sangat takjub ketika mengetahui Ryan Gosling dan Emma Stone sendiri yang menyanyikan lagu City Of Stars. Tak hanya pandai berakting, tapi bernyanyi dan menari juga!

Tidak hanya itu, Ryan Gosling kan berperan sebagai pianis. Nah, dia memainkan sendiri pianonya, loh. Itu hasil latihannya dalam waktu 3 bulan saja. Sehingga, saat syuting, dia tidak perlu memakai peran pengganti dalam memainkan alat musik piano ataupun keyboard. Saya paling suka scene Ryan yang memainkan lagu terakhir untuknya dan Mia. Membuat penonton ikut merasakan luka hati mereka.

Sayangnya, Ryan Gosling sebagai pemeran utama pria hanya masuk sebagai nominator kategori Aktor Terbaik saja. Padahal, untuk perannya sebagai seorang pianis dalam film ini, dia sudah sangat totalitas. Sudah sepantasnya dia mendapatkan apresiasi atas kerja kerasnya. Mungkin dalam next project, ya, Ryan!

Mengejar Mimpi atau Cita-cita?

Cita-cita dan cinta adalah dua hal besar dalam hidup setiap orang. Cita-cita mengandung ego dan kepuasan tersendiri, yang jika tercapai akan membuat kita merasa bahagia selama-lamanya. Tapi, cinta juga mirip dengan cita-cita. Dengan adanya cinta, kita bisa jadi lebih semangat menggapai impian. Tapi, sayangnya cinta juga bisa memperlambat, bahkan menghalangi.

Film ini benar-benar memperlihatkan jalan cerita cinta dan kehidupan anak muda yang ambisius dengan penuh realita. Memang, cinta bisa membuat kita seperti berada di La La Land. Tapi, mengejar mimpi juga merupakan hal yang penting.

Tak Semua Cerita Harus Happy Ending

Tidak seperti film drama romantis lainnya yang biasanya happy ending, tema film ini lebih menekankan kepada cinta tak harus saling memiliki. Dan, ketika cinta tak harus memiliki.. tentu rasanya pedih.

La La Land adalah cerita cinta realistis yang dikemas dramatis. Dari film ini kita bisa belajar tentang komitmen, baik itu dalam cinta maupun cita-cita. Meski didalamnya penuh konsekuensi yang akan membuat kita harus berkorban antara keduanya. Karena, kadang hidup memang sekejam itu, kita tak bisa memiliki segalanya sekaligus.

Film dengan genre musikal memang selalu menarik untuk ditonton. Secara keseluruhan, film ini mendapatkan pujian dalam segi naskah, penyutradaraan, pemilihan pemain, dan gubahan musiknya. Saya memberi rating 7.5 untuk film ini.

Saya biasanya tak terlalu menikmati film musikal, hanya segelintir film saja yang saya sukai. Saya juga tidak terlalu mengerti dunia broadway, casting, dan musik jazz. Tapi, saya ingin menonton film ini lagi dan lagi.

Karena, filmnya memang sangat seru, juga meninggalkan kesan yang mendalam. Saya jadi ikut berpikir, sudah sejauh apa pengorbanan saya untuk meraih cita-cita? Bagaimana denganmu, apakah sedang berjuang mengejar cinta atau cita-cita?

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram