bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film Kingdom of Heaven (2005)

Ditulis oleh Aditya Putra
Kingdom of Heaven
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Ada berbagai cara bagi manusia untuk mencapai tujuannya. Terkadang hambatan muncul dari faktor eksternal yang memerlukan cara tersendiri untuk menghadapinya. Terutama ketika bersinggungan dengan orang lain yang punya tujuan sama. Umumnya ada dua cara untuk menyelesaikannya yaitu dengan bernegosiasi atau berkompetisi.

Masalah manusia dalam mencapai tujuan sudah terjadi sejak dahulu kala. Hanya saja pada jaman dulu, masalah paling besar bagi manusia berkutat dalam perebutan lahan kekuasaan. Kepentingan berbeda antara kedua belah pihak nggak jarang justru melahirkan peperangan seperti yang terjadi di film Kingdom of Heaven. Review dan sinopsisnya bisa kamu simak di sini!

Sinopsis

Sinopsis
  • Tahun Rilis: 2005
  • Genre: Historical Drama, War
  • Produksi: Scott Free Productions, Inside Track, Studio Babelsberg Motion Pictures GmbH
  • Sutradara: Ridley Scott
  • Pemain: Orlando Bloom, Eva Green, Jeremy Irons, David Thewlis, Liam Neeson

Pada tahun 1184, hidup seorang pria bernama Balian yang berprofesi sebagai pandai besi. Dia tengah menghadapi kenyataan yang memilukan karena sang istri bunuh diri. Penyebabnya adalah sang istri nggak kuasa menahan kesedihan karena keguguran.

Sekelompok tentara salib mendatangi Balian, meminta dibuatkan sepatu besi untuk kuda mereka serta meminta tempat untuk beristirahat. Balian mengiyakan permintaan mereka. Di antara tentara salib yang datang, ada sosok pemimpinnya yaitu Godfrey.

Godfrey memperkenalkan diri pada Balian sebagai ayah kandung dari Balian. Dia juga meminta Balian untuk ikut dengannya ke Yerusalem. Merasa canggung dan nggak mengenal sosok yang mengaku sebagai ayahnya, Balian menolak permintaan Godfrey.

Seorang pendeta di kota tempat Balian tinggal mengetahui hubungan antara Balian dan Godfrey. Dia menyarankan Balian ikut ke Yerusalem, kota yang suci untuk meminta pengampunan. Balian nggak bergeming sampai sang pendeta menyarankan agar mayat istri Balian dipenggal kepalanya karena melakukan dosa besar yaitu bunuh diri. Balian yang marah membunuh sang pendeta.

Merasa berdosa sudah membunuh pendeta, Balian merasa perlu pergi dari desa tempatnya tinggal. Dia pun pergi untuk menyusul kepergian Godfrey ke Yerusalem. Dia merasa di kota suci tersebut, dia bisa mendapatkan pengampunan dari tuhan atas dosa besar yang dia dan sang istri pernah lakukan.

Menuju Yerusalem, tepatnya di Messina, Balian bertemu dengan Guy de Lusignan, seorang Templar Knight yang dikenal keji. Guy diproyeksikan untuk menggantikan Raja Yerusalem, Baldwin IV. Godfrey mengangkat Balian sebagai prajurit yang akan mengabdi pada Raja Yerusalem sebelum meninggal. Setelah itu, kapal yang ditumpangi Balian diserang oleh kelompok Muslim.

Tentara salib meninggal semua dan hanya menyisakan Balian seorang diri. Balian diserang oleh seorang musuh yang mengincar kuda milik Balian. Balian berhasil mengalahkan orang itu tapi memutuskan untuk nggak membunuhnya. Orang tersebut mengatakan Balian mendapat rasa hormat dari Saracen, orang-orang Arab Muslim karena punya hati nurani dengan memberi pengampunan.

Sesampainya di Yerusalem, Balian diperkenalkan dengan tokoh-tokoh penting seperti Baldwin IV dan adiknya, Sibylla yang merupakan istri dari Guy. Guy mendukung gerakan anti-Muslim dengan mendesak kerajaan agar berperang melawan tentara Muslim pimpinan Sultan Saladin. Sementara itu, Sibylla menyimpan ketertarikan pada Balian setelah Balian membantu orang-orang yang kesulitan.

Pada tahun 1187, Guy dibantu oleh Raynald of Chatillon menyerang karavan milik Saracen. Tindakan itu dibalas langsung oleh Saladin yang balik menyerang. Balian mempertahankan Yerusalem tapi kewalahan karena jumlah pasukan yang nggak sebanding. Dia pun ditangkap oleh Imad ad-Din, tangan kanan Saladin. Mendapat informasi bahwa Balian orang baik, Balian pun dibebaskan.

Baldwin IV meminta Balian untuk menikahi Sibylla dan mengambil alih posisi pasukan Yerusalem. Permintaan itu ditolak dan tampuk pimpinan diberikan pada Baldwin V. Baldwin V menderita lepra sehingga pucuk pimpinan diberikan pada Guy. Guy kembali melanjutkan misinya memerangi Muslim sementara Balian mencoba mencari jalan tengah dengan tentara Muslim.

Apakah yang akan dilakukan oleh Balian untuk menyelamatkan Yerusalem? Film ini nggak cuma menyuguhkan keseruan, tapi juga pemahaman tentang sejarah yang dibalut dengan fiksi sehingga asyik untuk disimak. Kalau kamu penggemar film kolosal, pastinya kamu nggak akan melewatkan film Kingdom of Heaven rilisan tahun 2005 ini.

Memadukan Sejarah dengan Unsur Fiksi

Memadukan Sejarah dengan Unsur Fiksi

Film Kingdom of Heaven mengambil peristiwa sejarah sebagai fondasi dari cerita. Semua tokoh di dalam film pun berasal dari tokoh-tokoh nyata begitu juga dengan kejadian-kejadian yang ada. Menggunakan peristiwa sejarah dalam film akan memancing sorotan dari segi akurasi dan hal itu dianggap sebagian orang menjadi kelemahan tersendiri bagi film ini.

Yang paling disorot adalah romansa antara Balian dan Sibylla. Di kehidupan nyata, keduanya sama sekali nggak pernah menjalin hubungan asmara. Penulis naskah film, William Monahan-lah yang menambahkan detail tersebut. Padahal Sibylla di kehidupan nyata, mempunyai kehidupan pernikahan yang berbahagia.

Begitu juga dengan karakter Guy yang diubah secara drastis di dalam film. Di dunia nyata, Guy bukanlah Knight Templar yang keji. Maka dari itu, penonton harus ingat kalau film ini tetaplah cerita fiksi meski mengambil cerita sejarah sebagai fondasi. Sebagai penonton, kita cukup menikmati Kingdom of Heaven sebagai film yang menghibur.

Bukan Sekadar Perang Salib

Bukan Sekadar Perang Salib

Sebagian orang akan berasumsi bahwa Kingdom of Heaven akan menampilkan bagaimana terjadinya Perang Salib di Yerusalem. Padahal film ini menyajikan lebih dari itu. Cerita dituturkan sejak peperangan belum terjadi. Ada perebutan kekuasaan, aturan dalam kehidupan monarki, perselingkuhan, sentimen negatif, sampai ambisi buta.

Detail Perang Salib yang melibatkan peperangan antara tentara salib dengan pasukan Muslim memang menjadi sajian utama sebagai puncak konflik. Konflik berdasarkan sentimen perbedaan agama dikemas dalam bentuk lain di film ini. Banyak dialog yang secara tersirat mengungkap bahwa peperangan itu bukan hanya tentang agama melainkan perebutan kekuasaan.

Salah satu sentimen agama sebagai penyebab perang di film ini secara sinis dapat dilihat dari adegan percakapan antara Balian dan Odo, salah satu prajuritnya. Odo menanyakan apakah Balian pernah berperang sebelumnya.

Balian menjawab pernah tapi nggak memahami apa tujuannya. Odo merespons dengan satir bahwa Perang Salib yang akan mereka hadapi adalah peperangan antara satu Tuhan dengan Tuhan lainnya.

Film ini lebih menekankan pada perspektif dua pihak dalam memandang peperangan. Saladin merespons tindakan Guy yang menyerang Saracen. Sementara Balian harus mempertahankan Yerusalem karena kewajibannya setelah mengabdi para Kerajaan. Walau begitu, Balian menjadi karakter yang menekankan bahwa peperangan merupakan keputusan yang lebih banyak mendatangkan kerugian.

Adegan Peperangan yang Memukau

Adegan Peperangan yang Memukau

Nggak ada lagi yang ditunggu-tunggu sepanjang film selain puncak konflik yang terbangun sejak awal yaitu peperangan. Untuk urusan adegan peperangan, Kingdom of Heaven berhasil mengemasnya dengan baik. Kedua kubu bertemu di sebuah gurun pasir yang kering, masing-masing membawa pasukan sebanyak mungkin.

Pasukan berkuda datang dengan pedang dan perisai untuk bertempur. Adegan peperangan epik ini bukanlah hal mengejutkan mengingat sang sutradara, Ridley Scott pernah melakukan hal brilian yang sama sebelumnya lewat film Gladiator. Untuk pengemasan, film ini pun nggak jauh berbeda dengan Gladiator. Peperangan yang brutal ditampilkan dengan seru dan menegangkan.

Kingdom of Heaven yang mengambil peristiwa bersejarah sebagai cerita utama, cukup dinikmati sebagai hiburan semata. Kalau kamu suka menonton adegan peperangan, atau flm-film kolosal, jangan lewatkan film ini, teman-teman! Kalau sudah menonton, jangan sungkan untuk meninggalkan ulasan di kolom komentar, ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram