bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film Olahraga King Richard (2021)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
King Richard
3.9
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang ayah melatih dua putrinya untuk menjadi petenis dengan menerapkan disiplin dan motivasi tingkat tinggi, serta teknik dasar yang kelak membuat mereka menjadi para petenis terhebat di dunia. Meski sikapnya terkadang aneh dan temperamental yang tinggi, nyatanya dia adalah sosok ayah yang terbaik bagi kedua putrinya tersebut.

King Richard adalah film drama olahraga tentang biografi Richard Williams, ayah dari petenis Venus dan Serena Williams. Film arahan Reinaldo Marcus Green ini dirilis oleh Warner Bros. Pictures pada 19 November 2021 setelah sebelumnya tayang perdana di Telluride Film Festival pada 2 September 2021.

Film ini menuai pujian dan langsung masuk nominasi di berbagai ajang penghargaan film yang akan diselenggarakan di tahun 2022, terutama performa akting Will Smith dan Aunjanue Ellis yang sangat powerful.

Sepertinya film ini akan menjadi kandidat nominator di perhelatan Oscar 2022. Sebelum jauh memprediksi, baiknya baca dulu review berikut sebelum menontonnya.

Sinopsis

sinopsis_
  • Tahun: 2021
  • Genre: Drama, Biography. Sport
  • Produksi: Westbrook Studios, Overbrook Entertainment, Star Thrower Entertainment
  • Sutradara: Reinaldo Marcus Green
  • Pemeran: Will Smith, Aunjanue Ellis, Saniyya Sidney

Richard Williams setiap hari melatih kedua putrinya, Venus dan Serena, di lapangan tenis di siang hari dan bekerja sebagai sekuriti di malam hari. Richard sudah membuat rencana bagi kedua putrinya itu untuk menjadi petenis hebat di masa depan. Richard berusaha mencari pelatih bergengsi yang mau melatih kedua putrinya secara gratis, tapi selalu gagal.

Hingga akhirnya Paul Cohen, pelatih Pete Sampras, terkesan dengan potensi Venus sehingga kemudian menjadi pelatih resminya. Dalam latihan, Paul seringkali dibuat kesal dengan intervensi yang dilakukan Richard. Venus kemudian didaftarkan untuk mengikuti kejuaraan tenis tingkat junior di mana dia selalu menjadi juara dan mulai mendapat perhatian dari banyak pihak.

Sementara Serena dilatih oleh ibunya, Oracene Price, dan mengikuti salah satu kejuaraan tenis junior yang membuatnya menjadi juara ke-2 setelah Venus. Saat ada penawaran kontrak dari pemilik klub tenis untuk menjadi agen Venus, Richard menolaknya bahkan kemudian memecat Paul dan menarik Venus dari kejuaraan tingkat junior berikutnya.

Richard kemudian mengajukan proposal kepada Rick Macci, pelatih Jennifer Capriati yang sedang menjadi petenis muda populer di masa itu.

Sekali lagi, Venus dan Serena memukau Rick sehingga memboyong mereka sekeluarga ke Florida untuk dilatih sendiri olehnya. Tapi yang tidak diketahui oleh Rick ialah keputusan Richard untuk tidak membolehkan Venus mengikuti kejuaraan tingkat junior lagi.

Selama tiga tahun Venus hanya berlatih, sementara Richard selalu tampil di media memberikan informasi tentang putrinya, baik metode latihannya dan juga berita-berita di sekitarnya.

Richard terlihat terlalu mengekang Venus, hingga akhirnya Rick berhasil membujuk Richard untuk mengikutsertakan Venus di kejuaraan Bank of the West Classic.

Setelah pertandingan pertama yang akan dimenangkan dengan susah payah, Venus mendapat penawaran kontrak dari Nike, tetapi ditolak olehnya yang mengundang rasa kecewa Rick.

Nike menawarkan kontrak baru setelah kemenangan Venus, tapi tetap ditahan olehnya. Di final, Venus berhadapan dengan Arantxa Sanchez Vicario dalam pertandingan yang alot. Akankah Venus berhasil mengalahkan Arantxa? Perusahaan perlengkapan olahraga mana yang berhasil mendapatkan tanda tangannya?

Apakah kejuaraan ini yang menjadi batu pijakan baginya untuk menjadi salah satu petenis terhebat di masanya? Tonton filmnya sampai habis dan rasakan ketegangan pertandingan Venus melawan Arantxa serta kejadian setelahnya.

Biografi dari Tokoh yang Unik

biografi_

King Richard hadir membawa formula film olahraga pada umumnya, di mana cerita berjalan secara kronologis. Mulai dari berlatih, memenangkan pertandingan dan konflik yang membuat performa sedikit terganggu yang kemudian ditutup dengan kesuksesan. Semua terasa normal, bahkan kita sudah tahu bersama bagaimana karir Venus dan Serena Williams setelahnya.

Tapi ketika dilihat dari sisi biografi, di mana film ini fokus kepada sosok Richard, naskah yang ditulis oleh Zach Baylin ini baru terasa bobotnya, apalagi ketika tokoh yang diceritakan memiliki sifat yang unik.

Richard digambarkan memiliki metode-metode yang keras dalam mendidik anak-anaknya, khususnya Venus dan Serena yang akan dibentuknya untuk menjadi juara.

Latihan di tengah hujan deras yang membuat keluarganya dilaporkan oleh tetangga dengan fitnah telah melakukan kekerasan dan eksploitasi anak, nyaris meninggalkan putri-putrinya di mini market karena berbicara dengan kesan menyombongkan diri, bahkan menjadikan film Cinderella sebagai materi untuk pendidikan moral.

Belum lagi ditambah temperamen yang tinggi dan sikap yang suka berubah arah yang terkadang membuat bingung orang lain, termasuk istrinya sendiri. Menampilkan biografi dengan cara seperti ini sebenarnya cenderung riskan yang bisa membawa sang tokoh menjadi sosok antagonis, tapi dengan dialog dan akting yang baik, kita dibuat terenyuh dengan penjelasan Richard berkali-kali.

Naskah yang Baik dengan Pemburaman Fakta

naskah yang baik_

Bagi yang sudah tahu cerita karir kesuksesan Venus dan Serena berdasarkan rencana yang dibuat oleh Richard sebelum mereka berdua lahir, hal ini diceritakan dan diucapkan berkali-kali di film dengan sinematografi yang sesuai standar film biografi olahraga ini.

Tapi sayangnya, kita tidak diberi tahu apa saja rencana yang disusun oleh Richard untuk menjadikan kedua anaknya sebagai petenis hebat kelak.

Ada beberapa fakta yang tidak begitu akurat dan sepertinya memang dibuat untuk mendramatisir cerita film, yaitu karakter Paul Cohen sebagai pelatih Venus tidak ditemukan di dalam sejarahnya.

Kemungkinan karakter ini adalah Rod Laver yang pernah melatih Pete Sampras di awal karirnya, atau Tony Chesta pelatih lokal yang tinggal di Compton yang pertama kali melihat potensi Venus.

Lalu diceritakan bahwa Venus dan Serena membawa perubahan di olahraga tenis sebagai pionir bagi atlet wanita Afrika-Amerika sebagai yang pertama menjuarai berbagai kompetisi tenis berskala internasional.

Fakta ini memang benar jika dihitung sejak era Open dimulai, yaitu dengan banyaknya kejuaraan berskala internasional yang diselenggarakan di berbagai negara sepanjang tahun.

Tapi fakta sebenarnya ialah ada petenis Afrika-Amerika yang pernah menjuarai Wimbledon jauh sebelum Venus dan Serena lahir, yaitu Althea Gibson, yang menjuarai Wimbledon dua tahun berturut-turut pada tahun 1957 dan 1958.

Fakta ini tidak pernah diungkit di dalam film demi mengedepankan kisah agar lebih terkesan bahwa merekalah petenis wanita Afrika-Amerika pertama yang sukses.

Performa Apik Will Smith

performa apik_

Performa akting Will Smith sangat baik di film berdurasi 2 jam 24 menit ini. Kelelahan Richard yang melatih putrinya di siang hari dan bekerja di malam hari sangat terlihat pada raut wajahnya, terutama daerah sekitar mata yang sangat menggambarkan kelelahan tapi tetap memperlihatkan api motivasi yang tak pernah padam.

Karakter Richard yang dibawakannya berkali-kali membuat kita geleng-geleng kepala dengan sikap dan keputusannya yang kontroversial, seperti menahan Venus untuk tidak mengikuti kejuaraan tingkat junior dan hanya berlatih saja selama tiga tahun.

Tapi kita selalu dibuat terharu dengan semua ucapannya yang menjadi latar belakang sikapnya itu, yaitu rasa cinta yang besar kepada kedua putrinya.

Sempat masuk nominasi Oscar di kategori Best Actor dua kali, akankah kali ini Smith aan masuk nominasi lagi dan bahkan membawa Oscar pulang di tahun 2022 nanti? Masih jauh untuk diprediksi, tapi setidaknya Smith sudah dinominasikan di Hollywood Critics Association Awards dan Satellite Awards atas performanya ini.

Tidak kalah dengan Smith, performa akting Aunjanue Ellis sebagai Oracene Price, istri Richard, sangat menyita perhatian.

Meski perannya hanya seperti pelengkap cerita, tapi setidaknya dalam dua adegan Ellis mampu mengimbangi akting Smith di mana mereka beradu argumen dalam tensi emosi yang tinggi. Akting Ellis yang lugas sangat menyetrum kita dengan kata-katanya.

Tentu saja, performa apik Ellis ini sepertinya akan mendekatkan dirinya untuk masuk nominasi Best Supporting Actress di Oscar nanti, mengingat dia sudah dinominasikan sebelumnya di ajang Hollywood Critics Association Awards dan Satellite Awards.

Sementara itu pengarahan sutradara Reinaldo Marcus Green terlihat lebih baik daripada dua film sebelumnya, terutama ketika membesut adegan drama yang bisa membuat kita meleleh. Tapi ketika menampilkan adegan pertandingan tenis, tidak ada greget yang berarti dan semua terasa standar saja.

King Richard tampil lebih baik dari film drama dengan tema olahraga lainnya, meski memiliki formula yang standar. Semua berkat pendekatan yang apik dari sisi biografi tokoh yang unik.

Ditambah lagi dengan performa akting yang nyaris sempurna dari Will Smith yang membuat film ini mungkin bisa berbicara banyak di ajang Oscar nanti. Jangan lewatkan film ini, ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram