showpoiler-logo

Sinopsis & Review Drama Keluarga Cemara the Series (2022)

Ditulis oleh Suci Maharani R
Keluarga Cemara the Series
2.7
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Sukses dengan dua filmnya, Keluarga Cemara the Series (2022) hadir dalam versi drama seri yang ditayangkan oleh Disney+ Hotstar. Masih digarap oleh Ismail Basbeth, tak heran kalau dramanya tetap stabil menunjukkan taste yang sama dengan filmnya. Apalagi seluruh pemeran yang ada dalam drama seri ini, bisa dikatakan dibintangi oleh cast yang sama dengan filmnya.

Bedanya, Keluarga Cemara the Series (2022) lebih menitik beratkan pada kisah Euis dan kawan-kawannya di sekolah. Berbagai kepolosan anak SMA yang jarang diperlihatkan dalam drama remaja pada umumnya, jadi kelebihan dan keunikan tersendiri. Hal ini juga yang bikin drama yang dibintangi oleh Adhisty Zara ini terasa kurang pas dengan judulnya.

Terus, apa saja sih yang akan terjadi pada Euis yang kini sudah duduk dibangku SMA dan sedang masuk dalam fase masa remaja tanggung dan kasmaran? Yuk, intip kisah lebih lengkapnya dengan membaca sinopsis dan ulasan singkat Keluarga Cemara the Series (2022) hanya di Showpoiler.

Baca juga: Sinopsis dan Review Film Keluarga Cemara 2 (2022)

Sinopsis

Sinopsis

Masa remaja menjadi salah satu masa-masa paling indah. Hal inilah yang sedang dijalani oleh Euis (Adhisty Zara) dan keempat temannya. Berhadapan dengan masa-masa terakhir di SMA, Euis berpikir untuk mendapatkan beasiswa agar ia bisa berkuliah di kampus favorit. Selain itu, ia juga berpikir hal ini bisa meringankan beban dari Abah (Ringgo Agus Rahman) dan Emak (Nirina Zubir).

Salah satu cara yang dilakukan oleh Euis untuk mendapatkan beasiswa, yaitu dengan mengikuti lomba cerdas cermat tingkat nasional. Euis pun mengajak keempat sahabatnya, Deni (Kafin Sulthan), Rindu (Yasamin Jasem), Andi (Joshua Frederico) dan Ima (Kawai Labiba). Eusi berusaha meyakinkan dan memberikan kepercayaan pada mereka, bahwa ini kesempatan yang baik.

Setelah keempat kawannya setuju, Euis langsung mengajak mereka untuk mendaftarkan diri ke wali kelas. Tidak bisa dipungkiri, semangat yang ditunjukkan oleh Euis membuat keempat sahabatnya bingung.

Di sisi lain, ternyata Euis memiliki niat lain dengan mengikuti cerdas cermat ini. Sebenarnya Euis tidak ingin kalah dari kawan-kawannya yang berada di Jakarta, makanya ia sangat bernafsu.

Berpikir bahwa persiapan untuk mengikuti cerdas cermat akan sangat mudah, Euis malah dihadapkan dengan banyak masalah. Dimulai dari Andi yang terlihat tidak begitu bersemangat untuk belajar dan malah lebih banyak bermain.

Hal ini sempat membuat Euis, Rindu dan Andi berselisih, hingga mereka tidak sengaja memecahkan jendela kelas yang membuat Andi terancam gagal ikut lomba.

Tak hanya Andi, masalah juga datang dari Rindu yang tidak bisa membagi waktunya. Selain bersiap-siap untuk mengikuti lomba cerdas cermat, Rindu disibukkan dengan banyak sekali kegiatan.

Di sekolah, Rindu dikenal sebagai salah satu anggota Osis teladan. Bahkan, Rindu akan mengikuti pemilihan calon ketua Osis dan melawan sosok yang cukup kuat di sekolahnya.

Di sisi lain, Rindu yang dikenal memiliki suara indah juga ingin mengikuti lomba pencarian bakat. Ia memang didukung oleh seluruh kawan-kawannya, namun hal inilah yang jadi masalah.

Rindu semakin tidak bisa membagi waktu, hingga membuat Euis marah karena rencana belajarnya gagal total. Masalah semakin memperkeruh, ketika tiba-tiba saja Deni menjadi sosok yang agak temperamen.

Bahkan Eusi, Rindu, Andi dan Ima kaget, ketika tahu bahwa Deni berniat untuk keluar dari sekolah. Ternyata, Deni tengah dilanda masalah keluarga.

Kedua orang tuanya sedang bersiap untuk bercerai dan hal ini membuat Deni sangat terpukul. Dihimpit berbagai masalah, kira-kira ambisi Euis untuk tetap mengikuti lomba cerdas cermat melawan teman-teman di Jakarta bisa terwujud?

Kisah Remaja yang Sangat Berbeda dan Fresh

Kisah Remaja yang Sangat Berbeda dan Fresh

Salah satu hal yang membuat saya menyukai drama seri ini, karena alur cerita dan nilai-nilai yang dipertahankan dari kisah originalnya.

Diadaptasi dari sinetron berjudul sama karya Arswendo Atmowiloto, sutradara Ismail Basbeth sepertinya tak tergoda untuk mengikuti arus. Hal ini terlihat dari bagaimana ia tetap mempertahankan ciri khas Keluarga Cemara bersama kedua penulisnya.

Bekerjasama dengan Indriani Agustina dan Carine Regina, Ismail Basbeth konsisten menunjukkan keluguan anak SMA dipedesaan. Ia tidak terinfluence untuk menambahkan romansa bebas ala drama seri serupa yang sedang digandrungi banyak orang. Ismail Basbeth justru memilih kisah sederhana yang menunjukkan, seperti apa sih anak SMA yang hidup di pedesaan.

Karakter anak-anak yang polos dan fokus pada pendidikannya, jujur ini benar-benar membawa nostalgia. Apalagi dengan berkembangnya internet, rasanya anak-anak seperti Euis, Deni, Rindu, Andi dan Ima sudah langka kita lihat.

Dibandingkan fokus dengan sekolah dan memikirkan universitas impian, anak-anak jaman sekarang lebih suka tampil vulgar dan berlomba-lomba hits di media sosial.

Saya tidak aneh kalau drama ini tidak populer di kalangan remaja Indonesia. Tapi drama ini lebih populer untuk orang-orang kelahiran tahun 90-an yang pernah merasakan hal yang sama.

Balada anak muda yang ingin mengejar impian, tersampaikan dengan baik. Belum lagi ada plot soal permasalahan keluarga, persahabatan dan romansa klasik yang terasa mahal juga ditampilkan disini.

Terlalu Klise dan Judulnya yang Terasa Kurang Pas

Terlalu Klise dan Judulnya yang Terasa Kurang Pas

Meski ceritanya terasa unik dan bikin nostalgia, sejujurnya saya kurang sreg dengan pemilihan judul Keluarga Cemara the Series (2022). Alasannya simpel, karena bayangan saya mengenai drama ini memang tidak sesuai dengan alur yang diberikan. Mendengar judul “Keluarga Cemara”, otomatis saya berpikir bahwa drama seri ini mengisahkan Abah, Emak, Euis, Rara dan Agil.

Kenyataannya, drama ini lebih fokus pada masa-masa remaja dari Euis dan keempat kawannya.Memang setiap permasalahan yang mereka hadapi berhubungan dengan keluarga.

Lalu vibes-nya masih sama dengan versi filmnya, namun esensi “Keluarga Cemara” dalam drama ini sudah hilang. Saya pikir akan lebih tepat jika Ismail Basbeth memberikan judul baru yang lebih menjual dan pas dengan bayangan.

Misalkan “Indahnya Masa Remaja” atau judul picisan lainnya yang lebih menjual dan sesuai ekspektasi. Selain itu, saya juga berharap alurnya bisa lebih mengeksplor masyarakat pedesaan pada umumnya.

Saya pikir, Keluarga Cemara the Series (2022) justru mencari aman dengan kisah klise. Mungkin Ismail Basbeth dan para penulis ceritanya harus lebih mengeksplor realita hidup di pedesaan.

Akan menyenangkan jika drama ini memberikan sense soal patriarki yang lumrah di kalangan masyarakat pedesaan. Lalu mengenai masalah ekonomi dan pandangan soal pendidikan yang masih dianggap tidak penting. Saya berharap isu-isu masyarakat komunal dengan berbagai isu sosial, sehingga ceritanya terasa lebih menggugah dan menarik.

Banyak Nama Baru, Kualitas Aktingnya Menjanjikan

Banyak Nama Baru, Kualitas Aktingnya Menjanjikan

Salah satu hal yang tidak kalah menarik saat menonton Keluarga Cemara the Series (2022) adalah daftar aktor mudanya. Nama Adhisty Zara memang jadi sosok utama dalam drama ini, namun sosoknya justru tidak terlalu mencolok. Saya menyukai cara sutradara dan penulis untuk mengeksplor satu persatu karakter anak muda yang ada dalam drama seri ini.

Salah satunya mengenai Deni, sosok yang disangka memiliki hidup paling nyaman justru memiliki banyak masalah yang tidak terduga. Karakter yang diperankan oleh Kafin Sulthan ini menjadi salah satu kisah yang paling saya sukai. Meski aktingnya masih kurang stabil dan menjiwai, Kafin Sulthan terlihat cukup menjanjikan dan bisa berkembang jika ia terus berlatih.

Begitu pula dengan Joshia Frederico dan Kawai Labiba, keduanya jauh lebih memiliki potensi untuk berkembang. Dari akting, saya pikir mereka cukup bisa mengimbangi Adhisty Zara dan Yasamin Jasem yang lebih berpengalaman. Beberapa kesalahan minor memang terlihat jelas, tapi saya sendiri masih sangat menikmati akting mereka.

Keluarga Cemara the Series (2022) memang tidak sesuai dengan apa yang saya bayangkan. Namun saya menyukai bagaimana Ismail Basbeth yang konsisten memberikan kepolosan remaja yang jarang terlihat.

Meskipun alur yang dibawa terlalu simpel dan klise, sehingga kurang menggugah para penonton. Kalau menurutmu, apa nih yang kurang dari drama seri ini? Bagikan jawabannya di bawah ini.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram