bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Jurassic Park 3 yang Menegangkan

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Jurassic Park 3
2.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Pasangan suami istri yang memiliki motif tersembunyi berhasil meyakinkan Dr. Grant untuk menemani mereka berlibur ke pulau Isla Sorna, tetapi pendaratan mereka yang tidak mulus mengejutkan berbagai jenis dinosaurus yang menghuni pulau tersebut. Jurassic Park III melanjutkan dua film sebelumnya yang sukses di bawah arahan Steven Spielberg, tapi kini kursi sutradara diserahkan kepada Joe Johnston.

Memiliki cerita yang tidak berdasarkan novel karya Michael Crichton, penulisan naskah untuk film ini memiliki banyak kendala, mulai dari ide hingga berkali-kali mengganti penulis naskah. Hingga akhirnya ide cerita dari Peter Buchman ditulis oleh Alexander Payne dan Jim Taylor yang dipilih. Uniknya, saat syuting sudah berlangsung, naskah masih terus ditulis dan belum diketahui bagaimana akhir ceritanya.

Menjanjikan memiliki kadar action dan ketegangan yang lebih tinggi daripada dua film sebelumnya, apakah film ini bisa tampil lebih baik? Simak review kami tentang film yang sudah hadir di Netflix beserta film pertamanya ini.

Sinopsis

Sinopsis

Film dibuka dengan sebuah peristiwa parasailing menegangkan yang menimpa bocah berusia 12 tahun di sekitar pantai Isla Sorna. Perahu boat yang menarik parasut mereka secara mengejutkan hancur dan krunya terlihat tewas. Ben, kekasih ibunya yang terbang bersama Eric, mengambil keputusan untuk melepaskan tali dari perahu boat dan mendaratkan mereka di tengah-tengah pulau.

Dr. Alan Grant menghasilkan penemuan baru tentang risetnya terhadap Velociraptor bahwa mereka mahir dalam berkomunikasi dan bekerja secara berkelompok. Rekan sekaligus muridnya, Bill, berhasil membuat replika tenggorokan Velociraptor dengan pahatan dari komputer. Tersirat jika Dr. Grant, Dr. Ellie dan Malcolm masing-masing menulis buku tentang kejadian yang mereka alami di Jurassic Park.

Sepasang suami istri, Paul dan Amanda, membujuk Dr. Grant untuk menemani mereka ke pulau Isla Sorna untuk berlibur. Meski tidak setuju pada awalnya, dengan rayuan pemberian dana penelitian, akhirnya dia dan Billy ikut terbang ke pulau tersebut bersama pasangan ini dan tiga personil tur lainnya. Pendaratan mereka di pulau itu langsung dikejutkan oleh serangan mendadak dari Spinosaurus.

Pesawat mereka pun rusak dan beberapa diantara mereka menjadi korban. Mereka berlari hingga di sebuah tempat mereka bertemu Tyrannosaurus yang akhirnya berkelahi dengan Spinosaurus. Motif tersembunyi pasangan ini pun diketahui oleh Dr. Grant, bahwa mereka bukanlah pengusaha kaya dan tidak sedang liburan, tapi ingin mencari putra mereka yang hilang 8 minggu lalu.

Dr. Grant sudah menjelaskan jika pulau ini berbeda dengan pulau yang pernah dia datangi dahulu, dan dia kemudian memilih berjalan ke arah pantai. Mereka menemukan mayat Ben yang masih tergantung di parasutnya dan sarang Raptor dengan banyak telur. Mereka menemukan bangunan fasilitas milik InGen yang sudah rusak dan bertemu Raptor yang membuat mereka berlarian keluar.

Dr. Grant terpisah dengan yang lainnya dan diselamatkan oleh Eric yang selama ini berlindung di dalam truk pengiriman barang yang terlantar. Setelah bermalam, keesokannya mereka berdua berjalan menuju pantai, begitupun Paul, Amanda dan Billy. Dan tidak sengaja kemudian mereka bertemu di pagar yang ternyata adalah kandang Spinosaurus.

Mereka terus berjalan melintasi sungai yang ternyata merupakan sangkar Pteranodon. Serangan dinosaurus berjenis burung ini membuat mereka terpisah-pisah dimana Eric jatuh ke sungai dan Billy dibawa oleh Pteranodon. Setelah berhasil diselamatkan, Dr. Grant, Eric dan kedua orang tuanya meneruskan perjalanan dengan menggunakan perahu.

Teror Spinosaurus belum berakhir. Dinosaurus ganas ini kembali menyerang perahu disaat Dr. Grant sedang mencoba menghubungi Dr. Ellie lewat telepon satelit. Dengan membakar perahu yang membuat api besar menyala, Spinosaurus pergi dari mereka. Kemudian mereka bertemu dengan sekelompok Raptor dan Dr. Grant memberikan telur yang sebelumnya dicuri oleh Billy.

Sekelompok Raptor ini pergi setelah Dr. Grant meniup replika tenggorokan Raptor yang menghasilkan suara yang aneh. Setiba di pantai, mereka disambut oleh sepasukan militer yang datang untuk mengevakuasi mereka atas laporan dari Dr. Ellie.

Proyek Sisa yang Sempat Tertunda

Proyek Sisa yang Sempat Tertunda

Sutradara Joe Johnston sempat meminta kepada Steven Spielberg untuk mengarahkan sequel Jurassic Park, tetapi Steven Spielberg sudah menyiapkan dirinya untuk melanjutkan kesuksesan film pertamanya dan menjanjikan Johnston untuk menggarap film ketiga nanti. Janji Spielberg dia tepati dengan menyerahkan proyek ini ke tangan Johnston yang memang sangat antusias untuk menggarapnya.

Tetapi yang jadi masalah adalah menemukan ide cerita yang tepat dan menarik menjadi masalah di awal produksi. Berbagai macam ide dimunculkan oleh para calon penulis naskah, seperti kembalinya Dr. Grant ke Jurassic Park untuk meneliti dinosaurus lebih lanjut dan terjebak di pulau, sekelompok remaja yang berlibur dan diteror dinosaurus, hingga akhirnya ide misi penyelamatan ini yang dipilih.

Penentuan lokasi syuting di Hawaii disetujui oleh Universal Pictures sesaat sebelum proses syuting dimulai, setelah sebelumnya tim produksi membuat replika hutan di studio milik Universal. Syuting di Hawaii selesai dalam waktu dua minggu dan kemudian kembali ke studio Universal untuk menyelesaikan sisanya. Nivola dan Leoni mengalami banyak luka memar karena melakukan adegan aksi sendiri.

Tempo Film yang Lebih Cepat

Tempo Film yang Lebih Cepat

Alexander Payne dan Jim Taylor yang menulis naskah ini tidak menyangka jika hasilnya ternyata memiliki kadar action yang tinggi dalam tempo yang cepat. Dan mereka sedikit kecewa ketika banyak unsur humor yang diselipkan tidak banyak ditampilkan di dalam film. Memang bisa dibilang film ketiga ini lebih banyak adegan aksi menegangkan jika dibandingkan dua film sebelumnya, meski dalam skala cerita yang minim.

Keberingasan Tyrannousaurus Rex di dua film sebelumnya digantikan oleh kehadiran Spinosaurus yang sepertinya memiliki dendam pribadi kepada kelompok ini, mungkin karena dia sempat menelan telepon satelit ke dalam perutnya. Dan tentu saja Velociraptor mendapat porsi yang seimbang dan lebih memfokuskan pada tingkat kecerdasan dari jenis dinosaurus berkelompok ini.

Special effect yang ditampilkan bisa dibilang setara dengan dua film sebelumnya, tidak lebih baik dan tidak berada di bawah standar, hanya saja tampilan animatronic di awal film terlihat bergerak tidak mulus dan kaku, tetapi seiring film berjalan, pergerakan animatronic ini semakin baik. Ini adalah salah satu titik lemah film ini selain jalan cerita yang tidak menentu.

Dikabarkan juga, ada beberapa adegan dinosaurus yang merupakan sisa adegan yang tidak terpakai dari film pertama dan kedua yang kemudian digabungkan dengan tampilan baru dinosarus yang dibuat khusus film ini. Mungkin mereka menggunakan paham “dibuang sayang”. Selama proses syuting, kursi bertuliskan Spielberg selalu ada meski orangnya tidak pernah hadir, karena beliau sibuk syuting film lain.

Film Terburuk sebagai Penutup Trilogi

Film Terburuk Sebagai Penutup Trilogi

Jurassic Park III memang memiliki adegan aksi yang lebih menegangkan dan pameran special effect yang setara meski tidak mengesankan lagi, tapi kelemahan cerita membuat film ini berada jauh di bawah pendahulunya dan menjadi film terburuk untuk menutup sebuah trilogi kebangkitan dinosaurus di era modern ini.

Bahkan film ini masuk ke dalam nominasi Worst Remake or Sequel di ajang Golden Raspberry Awards. Untung saja tidak menang, ya! Jadi jangan heran jika melihat rating film ini di IMDb hanya 5,9 saja dengan Metascore sebesar 42 yang menyatakan bahwa film ini tidak berkesan bagi penonton juga kritikus film. Penyelamat film ini hanyalah pendapatan sebesar lebih dari $181 juta dan mantap di tangga box-office.

Bagi penggemar berat film bertema dinosaurus atau yang sudah terkesima dengan dua film Jurassic Park sebelumnya, film ini tidak boleh dilewatkan, karena karakter yang kita cintai, Dr. Grant, kembali dalam aksinya dalam mode Indiana Jones. Biar tidak kecewa, setelah menonton film ini langsung simak Jurassic World (2015) yang sudah tersedia di layar Netflix juga.

[rwp_box id="0"]

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram