bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film It's Kind of a Funny Story (2010)

Ditulis oleh Aditya Putra
It’s Kind of a Funny Story
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Kesehatan mental merupakan masalah yang serius. Apalagi masalah itu bisa menimpa kepada siapa saja. Termasuk pada anak-anak muda yang tengah dalam fase perkembangan serta pencarian jati diri.

Dalam beberapa tahun terakhir, masalah kesehatan mental mulai mendapat perhatian besar. Hal itu didukung oleh banyaknya pesohor yang berani menyuarakan permasalahan tersebut.

Ada banyak masalah kesehatan mental yang dimiliki orang-orang. Salah satu yang paling kritis adalah mereka yang berpikiran untuk mengakhiri hidup. Bagi mereka, pilihan mengakhiri hidup menjadi opsi terakhir untuk keluar dari masalah.

Di film It’s Kind of a Funny Story, orang yang memiliki pikiran mengakhiri hidup adalah seorang remaja. Bagaimana ceritanya? Yuk, simak sinopsis dan review filmnya berikut ini!

Baca juga: 11 Film Netflix Bertema Remaja yang Seru untuk Ditonton

Sinopsis

Sinopsis

Craig Gilner adalah seorang remaja berusia 16 tahun. Dia sudah beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri tapi selalu gagal. Dia merasa dirinya memerlukan pengobatan yang tepat.

Pada Minggu pagi, dia mendatangi Rumah Sakit Argenon. Dr. Mahmoud memeriksanya. Hasilnya adalah Craig harus dirawat selama lima hari di Argenon.

Craig merasa tertekan sebagai siswa SMA. Dia tertekan karena harus membuat berkas guna bisa masuk ke program sekolah musim panas bergengsi.

Ayah Craig memberi tekanan supaya Craig bisa melakukan segala sesuatu dengan baik. Craig nggak yakin mau dirawat di Argenon. Dia khawatir ketahuan teman-temannya. Terutama Nia, perempuan yang dicintainya sekaligus pacar dari Aaron.

Craig akhirnya menyerah. Dia memutuskan untuk dirawat di Argenon.  Dia dirawat di 3 North, tempat para orang dewasa mendapatkan perawatan yang berkaitan dengan kesehatan mental.

Craig seharusnya belum boleh dimasukkan ke sana. Hanya saja, tempat perawatan untuk remaja sedang direnovasi. Craig tinggal di sebuah kamar bersama pasien lainnya, Muqtada.

Muqtada sama sekali nggak pernah meninggalkan tempat tidur. Craig kemudian berkenalan dengan seorang pasien dewasa lain, Bobby.

Dalam sebuah sesi diskusi sesama pasien, Bobby menyatakan kekhawatirannya. Dia khawatir akan gagal dalam wawancara yang akan membuatnya pindah tempat perawatan.

Bobby nggak mau hanya menggunakan sweater yang dipakainya untuk wawancara. Craig menawari Bobby pakaian ayahnya untuk dipakai wawancara.

Noelle, seorang pasien di Argenon terkesan dengan kebaikan Craig. Noelle sendiri masuk ke Argenon karena kerap melukai dirinya sendiri. Noelle meninggalkan sebuah catatan untuk Craig. Dalam catatan itu, Noelle mengajak Craig bertemu.

Craig dan Noelle sama-sama mengikuti kelas melukis. Craig menggambar peta kota imajiner. Peta itu disebutnya sebagai perwujudan dari jalan pikirannya.

Semakin lama di Argenon, Craig semakin kerasan. Bobby bercerita pada Craig bahwa dia sudah punya seorang anak perempuan. Bobby juga mengaku sudah enam kali mencoba bunuh diri.

Craig berniat membantu Bobby. Sebagai gantinya, Bobby membantu Craig supaya bisa mengajak kencan Noelle. Suatu malam, Nia datang mengunjungi Craig.

Nia mengatakan bahwa hubungannya dengan Aaron sudah berakhir. Craig membawa Nia ke kamarnya. Sebelum Craig beraksi, Muqtada beserta pasien lain ternyata tengah berada di ruangan yang sama.

Nia merasa risih dalam situasi tersebut dan memilih kabur. Craig menyatakan bahwa dia mencintai Nia. Sementara itu, di belakang Craig ada Noelle.

Noelle hendak memberikan sebuah lukisan khusus yang dibuat untuk Craig. Siapakah yang akan dipilih Craig? Bagaimana cara Craig menyembuhkan diri dari masalah kesehatan mentalnya?

 Mengangkat Isu Kesehatan Mental

Mengangkat Isu Kesehatan Mental

 It’s Kind of a Funny Story secara tegas mengangkat isu kesehatan mental. Karakter yang disajikan pun bukanlah orang dewasa, melainkan Craig yang masih remaja.

Hal itu seperti bentuk penegasan bahwa masalah kesehatan mental bisa menimpa siapa saja. Bagi sebagian orang, masalah Craig merupakan masalah biasa.

Pada kenyataannya, apa yang dirasakan Craig nggak bisa dianggap sepele. Penanganannya pun nggak bisa disamakan dengan orang lain.

Keunikan film ini adalah keinginannya untuk mengungkap berbagai sisi kehidupan remaja. Craig khawatir teman-temannya tahu dia memiliki masalah kesehatan mental. Ada juga subplot romansa yang melibatkan Noelle, Aaron dan Nia.

Subplot itu bukan hanya tempelan belaka. Kisah percintaan merupakan salah satu variabel yang biasa dirasakan oleh remaja.

Sublot romansa di film ini menjadi menarik karena harus beririsan dengan masalah kesehatan mental. Dua hal kontradiktif itu dijahit menjadi sebuah cerita dengan alur yang mudah diikuti.

Film garapan sutradara Anna Boden dan Ryan Fleck ini mengemas plot dengan sederhana. Masalah kesehatan mental memang bukan cerita baru dalam film. One Flew Over Cuckoo’s Nest pun mengangkat tema serupa.

Bedanya, film tersebut menceritakan represi yang dirasakan penyintas kesehatan mental. Sedangkan It’s Kind of a Funny Story lebih berfokus pada faktor internal penyintas.

Film ini memberikan pendalaman yang cukup untuk para karakternya. Masalah mental yang dirasakan Craig, Bobby dan Noelle diungkap penyebabnya.

Secara sinematografi, film ini bisa merekam kondisi rumah sakit Argenon dengan jitu. Lorong yang panjang, kamar yang sunyi serta ruangan untuk mengembangkan kepribadian pasien ditampilkan dengan baik.

Perpaduan Pas Drama dan Komedi

Perpaduan Pas Drama dan Komedi

It’s Kind of a Funny Story nggak mencoba mengangkat sisi gelap penyintas masalah kesehatan mental. Justru sebaliknya, ia memperlihatkan bahwa masalah ini bisa menimpa siapa saja.

Ia juga menunjukkan perlunya dukungan bagi penyintas untuk bisa sembuh. Dengan berada di Argenon, para pasien diharapkan bisa berjuang bersama.

Film ini juga menyelipkan unsur komedi dalam plotnya. Keberadaan unsur komedi dengan isu kesehatan mental sangat riskan untuk disalahartikan.

Untungnya, film ini berhasil tampil netral. Gejala-gejala yang dirasakan pasien lain diangkat secukupnya. Komedi situasional pun nggak terasa ofensif. Bisa dibilang, komedi yang ditampilkan masih cukup aman.

Penampilan Menghibur Tiga Karakter Utama

Penampilan Menghibur Tiga Karakter Utama

Salah satu keunggulan It’s Kind of a Funny Story adalah kemampuannya dalam memaksimalkan para cast. Keir Gilchrist tampil cukup baik dalam menghidupkan karakter Craig.

Sang aktor bisa membuat sosok Craig merasakan suasana asing. Gerak-geriknya dibuat awkward. Volume suaranya yang rendah menunjukkan bahwa dia bukanlah orang yang punya kepercayaan diri tinggi.

Zach Galifianakis nggak kalah tampil bagus. Sang aktor berperan sebagai Bobby. Dibandingkan dengan tipikal karakternya di film lain, kali ini dia tampil lebih serius.

Nggak banyak komedi slapstick, sang aktor malah lebih banyak bermain deadpan di film ini. Ketika harus serius pun, Galifianakis menunjukkan kemampuannya dengan tampil secara meyakinkan.

Bintang lainnya dalam It’s Kind of a Funny Story adalah Emma Roberts. Sang aktor tampil menawan dengan karismanya. Dia menunjukkan karakter berjiwa bebas.

Perbedaannya adalah dengan penggambaran memiliki masalah mental, jiwa bebasnya itu diredam. Tapi hal itu nggak menyurutkan kemampuannya untuk memberikan suguhan yang optimal.

Chemistry-nya bersama Gilchrist begitu cair.It’s Kind of a Funny Story memang judul menjebak. Kenyataannya, filmnya nggak akan membuat kita terbahak-bahak. Kita hanya akan dibuat tersenyum.

Durasi 101 menit nggak akan terasa panjang untuk suguhan ringan yang terasa hangat ini. Punya rekomendasi film bertema kesehatan mental? Ayo kasih tahu di kolom komentar, guys!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram