showpoiler-logo

Review dan Sinopsis Film Netflix Irreplaceable You (2018)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Irreplaceable You
2.5
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Sepasang kekasih yang telah saling mengenal sejak usia 8 tahun ditakdirkan untuk bersama hingga maut memisahkan mereka. Drama komedi romantis yang dibintangi oleh Gugu Mbatha-Raw dan Michiel Huisman ini disutradarai oleh Stephanie Laing dan naskahnya ditulis oleh Bess Wohl.

Irreplaceable You adalah original film Netflix yang dirilis pada 16 Februari 2018 dan bercerita tentang persiapan seorang penderita kanker dalam menyiapkan kehidupan pasangannya setelah dia wafat nanti. Tema film ini sudah pasti menjanjikan banyak tangis air mata yang mengiringi jalan cerita film yang berlokasi di kota New York ini.

Berikut ini review kami tentang film Netflix kedua bagi Gugu Mbatha-Raw di tahun 2018 setelah The Cloverfield Paradox (2018) yang dirilis beberapa hari sebelumnya.

Sinopsis

Sinopsis

Abbie merasakan sesuatu di perutnya yang dia kira adalah calon bayi. Setelah memeriksakannya ke dokter, ternyata itu adalah kanker.

Abbie menanggapinya dengan tenang, meski rasa khawatir akan maut selalu berada di pikirannya. Sedangkan Sam yang memang bersifat pendiam, selalu berusaha menguatkan Abbie setiap saat.

Abbie dan Sam sudah lama bersama sejak usia 8 tahun karena sebuah insiden lucu di akuarium, ketika petugas akuarium menjelaskan tentang jenis ikan yang hanya memiliki satu pasangan dimana ikan itu akan menggigit pasangannya dan hal itulah yang dilakukan Abbie kepada Sam, menggigit bahunya hingga harus menerima 6 jahitan karenanya.

Cerita ini selalu mereka banggakan di depan semua rekan-rekannya. Langkah Abbie untuk mempersiapkan kematiannya ialah mencarikan pasangan bagi Sam setelah dia tidak ada. Abbie membuat profil Sam di sebuah situs kencan online dan mewawancara beberapa kandidat diantaranya.

Sementara itu, dia juga mengikuti kelompok penderita kanker dimana mereka bisa berbagi cerita tentang apa yang mereka rasakan. Abbie kemudian berteman dengan Myron, pria tua yang sudah lama menjadi anggota kelompok tersebut.

Anehnya, mereka berdua memiliki pola pikir berbeda dalam menyikapi apa yang dilakukan oleh Abbie, tetapi mereka lebih banyak menghabiskan waktu bersama dibandingkan dengan pasangan masing-masing. Abbie pun berusaha membuat ibunya tenang atas kondisinya yang semakin memburuk.

Sam akhirnya memberanikan diri untuk melamar Abbie dan menggunakan cincin yang dibelikan oleh Abbie untuk calon wanita pasangan Sam jika dia sudah tidak ada nanti.

Mereka mempersiapkan pesta pernikahan yang sederhana di apartemen, yang sayangnya, tidak bisa dihadiri oleh Abbie karena dia sudah wafat sehari sebelumnya dengan meninggalkan sebuah surat untuk Sam bacakan di hari spesial itu.

Mencoba Meringankan Tema yang Berat

Mencoba Meringankan Tema yang Berat

Tema film tentang penderita kanker biasanya ditampilkan dalam bentuk melodrama yang sendu dan mendayu-dayu, karena dipastikan diakhiri dengan kematian. Film jenis ini sangat disukai oleh masyarakat kita di Indonesia dan bisa saja Irreplaceable You juga diminati oleh penonton kita.

Tapi yang perlu dicatat, film ini bukanlah melodrama yang hanya akan mendulang tambang air mata kita. Penulis naskah Bess Wohl mencoba untuk menampilkan cerita dengan nada yang ringan, sehingga emosi film akan sedikit berkurang, meski tidak hilang begitu saja.

Contohnya respon Abbie ketika menerima info jika dia menderita kanker, “Setidaknya kita tidak perlu membayar biaya kuliah.” Kalimat ini bernada humor satir dimana mengindikasikan mereka tidak akan memiliki anak untuk dikuliahkan.

Karakter Abbie adalah sosok yang mencoba tampil santai di permukaan, tapi penuh kemelut jiwa di dalam hatinya. Persentase permukaan tampaknya lebih banyak dibandingkan dengan kedalamannya, sehingga film ini tampil sangat ringan dari semestinya.

Bahkan untuk karakter penderita kanker, Abbie tidak banyak memperlihatkan rasa sakitnya, sepertinya hanya sekali dia muntah karena efek chemotherapy.

Selebihnya dia bisa kesana-kemari, bahkan menghabiskan waktu dengan orang lain lebih sering daripada waktunya untuk Sam.

Uniknya, Sam seperti tidak mempermasalahkan itu, dan dia adalah karakter yang sangat lurus cenderung statis minim emosi. Untuk ukuran film romantis, adegan Abbie dan Sam cenderung sedikit dan hanya berkesan ketika adegan terakhir saja.

Karakter Pencuri Perhatian

Karakter Pencuri Perhatian

Tentunya kita tahu jika para aktor dan aktris akan berusaha untuk mengeluarkan segenap kemampuannya untuk tampil baik dalam membawakan karakter yang disematkan padanya, begitupun yang dilakukan Gugu Mbatha-Raw dan Michiel Huisman di film ini.

Selain kurang chemistry, sayangnya akting mereka pun terasa datar. Justru ada beberapa aktor lain yang berhasil mencuri perhatian. Ada Christopher Walken yang berperan sebagai Myron, salah satu teman di kelompok penderita kanker yang sudah divonis memiliki hidup yang tidak lama lagi.

Sikapnya yang dingin tapi suka berbicara apa adanya terasa cocok dengan Abbie, meski pada dasarnya mereka memiliki prinsip yang berbeda. Hanya atas alasan waktu yang tidak lama, mereka menikmati pertemanan singkat ini.

Christopher Walken seperti biasanya, tampil dalam kadar performa yang sangat baik, malahan bisa dibilang cuma dialah yang paling pantas memerankan karakter ini.

Rasanya dia sudah sering memerankan karakter seperti Myron ini di beberapa film lainnya, sehingga dia sudah pasti merasa nyaman membawakannya. Catatan, adegan-adegan yang menampilkan Walken adalah yang terbaik dari film ini.

Selanjutnya ada Steve Coogan sebagai pimpinan kelompok yang diikuti Abbie yang percaya metode menjahitnya (crocheting) bukanlah metafora dan memang bisa mengalihkan emosi penderita kanker ke arah positif. Coogan juga tampil cukup baik dengan humor satir dan kekikukan khasnya ditambah logat British yang masih terasa kental.

Kate McKinnon tampil sebagai penceria adegan dengan sikap positifnya dalam menghadapi kanker, dimana rekan-rekannya di kelompok sepertinya selalu dalam kondisi murung. Dengan celotehnya yang tidak disaring dulu, menjadikan film ini memiliki beberapa adegan penghibur.

Bahkan lagu yang dinyanyikan olehnya secara sekilas di pertemuan kelompok, ditampilkan secara utuh di credit title. Dan yang paling bisa menghibur di film ini ialah karakter Benji yang diperankan oleh Brian Tyree Henry.

Sebagai teman dekat Sam, dia selalu ada untuknya dan menghiburnya dengan lelucon-lelucon out-of-the-box-nya yang benar-benar bisa memancing tawa. Hebatnya, dia membawakannya secara natural seolah-olah memang keseharian dia seperti begitu.

Keromantisan Seperti dalam Dunia Fantasi

Keromantisan Seperti dalam Dunia Fantasi

Bess Wohl sebagai penulis naskah berusaha menampilkan cerita yang romantis nan puitis. Akhir film ini sendiri kita sudah bisa menebaknya sejak awal film dan kita hanya ingin tahu apa yang terjadi sebelum hari Abbie meninggal dunia, dan Wohl mengalirkan cerita yang ringan dengan dialog-dialog yang rasanya sangat jarang orang mengucapkannya. Mungkin dia ingin menghindari kesan dialog tipikal.

Irreplaceable You adalah karya pertama aktris ini dalam penulisan naskah film, disini dia juga merangkap sebagai produser eksekutif, sehingga banyak celah dalam cerita yang meninggalkan lubang disana-sini, contohnya seperti kurangnya penceritaan tentang kanker itu sendiri.

Sepertinya Wohl berusaha membawa film ini tidak menjadi melodrama, tapi justru menampilkan semua elemen melodrama. Penampikan ini berujung kepada rancunya identitas film. Bahkan Abbie dan Sam memilih pindah ke apartemen baru dengan dapur yang mewah, padahal Abbie sendiri diceritakan tidak bisa memasak.

Apakah ini tipikal kehidupan pasangan di kota New York? Saya sendiri kurang tahu. Tapi yang pasti, ini seperti sebuah kesia-siaan dalam hal seting sebuah film dan lubang besar dalam cerita.

Irreplaceable You, diatas segala kekurangannya, memiliki pesan yang baik bagi kita, yaitu jangan pedulikan apa yang terjadi nanti, tapi fokuslah dengan apa yang terjadi kini.

Abbie terlalu sibuk merencanakan kehidupan Sam saat nanti dia telah tiada, tapi justru dia lupa untuk menghabiskan saat-saat terakhirnya dengan orang yang dia cintai. Dan film ini sukses menggambarkan itu semua.

Melodrama tetaplah melodrama. Di adegan terakhir ketika Sam membacakan surat Abbie di pesta yang seharusnya menjadi acara pernikahan mereka tapi berubah menjadi acara belasungkawa, bendungan air mata pastinya tidak akan tertahankan mendengar kalimat demi kalimat yang dibacakan. Jadi, bagi kalian yang mencari film yang bisa membuat menangis, maka film ini bisa dimasukkan ke dalam watchlist.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram