bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Inang, Tumbalkan Bayi Demi Anak Tetap Hidup

Ditulis oleh Lady S
Inang
2
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Satu lagi film horor Indonesia yang tayang tahun ini. Film Inang dirilis pada 13 Oktober 2022 yang lalu. Disutradarai oleh Fajar Nugros, film ini sekaligus menjadi film come back dari aktris yang lebih banyak tampil dalam sinetron Indonesia, Naysilla Mirdad.

Tidak sendiri, Naysila juga akan beradu akting dengan sang ibu, Lydia Kandou. Penasaran seperti apa filmnya? Simak ulasan film Inang berikut ini.

Sinopsis

Inang-2_

Wulan (Naysila Mirdad) adalah seorang gadis muda yang hidup sendiri dengan keadaan yang sangat pas-pasan. Ia hanya bekerja sebagai karyawan supermarket biasa dan tinggal di kontrakan kumuh. Wulan bahkan sudah menunggak pembayaran kontrakan selama beberapa waktu.

Seakan tak cukup miris, Wulan tengah hamil belasan minggu. Ia dihamili kekasihnya. Lebih menyedihkannya lagi, sang kekasih tak mau bertanggung jawab dengan kondisinya itu. Si lelaki malah mengajak Wulan untuk aborsi. Karena Wulan menolak, ia pun ditinggalkan lelaki itu.

Di tengah kekalutannya, Wulan berupaya mencari bantuan kesana kemari. Ia meminta bantuan ke manager-nya agar bisa mencairkan gajinya lebih awal.

Sang manager mau membantunya dengan syarat Wulan juga harus mau melayani nafsu bejadnya. Tentu saja Wulan menolak mentah-mentah permintaan itu. Ia bahkan spontan menampar si manager. Wulan pun dipecat dari pekerjaannya.

Pulang ke rumahnya, Wulan bertemu dengan pemilik kosan. Meskipun sudah berusaha membujuk, pemilik kosan tak mau memberi Wulan kesempatan untuk menunggak uang sewa kontrakan lagi.

Wulan pun diusir dari kontrakannya. Ia lalu mendatangi kontrakan sahabatnya, namun sahabatnya itu malah asyik bermesraan dengan manager mesum. Hidup Wulan benar-benar kacau dan helpeless.

Belum patah semangat, Wulan akhirnya mencari bantuan ke grup Facebook. Disana ada sebuah grup bernama 'Support Bumil'. Wulan memutuskan untuk bergabung dalam komunitas di FB tersebut.

Orang dari grup FB itu menelpon dan menawarkan bantuan. Pertama Wulan bisa memilih untuk mempertahankan kandungannya.

Kedua aborsi, dan pilihan ketiganya, Wulan bisa menggunakan orang tua asuh dimana ketika bayinya lahir, Wulan bisa memberikan anak itu ke orang tua asuh. Selama masa kehamilan, Wulan juga akan dibiayai dan dipenuhi segala kebutuhannya.

Tak punya pilihan, Wulan memutuskan untuk menggunakan orang tua asuh bernama Eva (Lydia Kandou) dan Agus (Rukman Rosadi). Ia lalu mendatangi rumah Eva dan Agus di sebuah daerah yang jauh dari Jakarta.

Lokasi rumahnya bisa dibilang terpencil, dikelilingi hutan, dan jauh dari rumah tetangga lainnya. Namun Wulan merasa senang karena meskipun jauh, rumah yang akan ia tinggali selama beberapa waktu itu terasa nyaman dan asri.

Terlebih lagi, orang tua asuhnya yaitu Eva dan Agus memperlakukan Wulan dengan sangat baik seperti ke anak mereka sendiri. Eva selalu berbicara dengan lembut pada Wulan dan memberikan perhatian pada Wulan. Begitu juga dengan Agus. Hari-hari Wulan terasa membahagiakan, beban hidup Wulan pun terasa jauh berkurang.

Agar kandungan Wulan tetap terjaga, Eva berinisiatif mengundang seorang dokter kandungan bernama Nita ke rumahnya. Tak cukup sampai di situ, Eva juga mengajak orang pintar yaitu Ki Ageng, untuk mendoakan Wulan. Ki Ageng melakukan ritual khusus pada Wulan dan meminta Wulan untuk menggunakan peniti di bajunya.

Sejak dilakukan ritual itu, Wulan mulai merasa ada yang aneh. Ia sering bermimpi buruk dan menyeramkan. Di mimpinya itu ada sosok perempuan berkebaya yang menghampirinya.

Sejak itu, Wulan mulai waspada. Ia bahkan malah ingin pergi dari rumah itu dan mengurungkan niatnya untuk memberikan bayinya pada orang tua asuh.

Beberapa waktu kemudian, tiba-tiba saja anak kandung Eva dan Agus yang bernama Bergas (Dimas Anggara) muncul di rumah itu. Bergas yang baru tiba setelah bekerja di Singapura, memang tidak memberitahu orang tuanya kalau ia akan pulang ke rumah dan menetap di situ. Orang tua Bergas tampak gusar saat tahu anak mereka pulang.

Wulan semakin ingin kabur dari rumah itu. Sayangnya ia tak punya uang untuk pergi. Ia pun mengendap-endap ke kamar Eva dan mencari uang simpanan tapi aksinya itu ketahuan oleh Bergas. Ia pun ditanyai oleh Bergas. Wulan lalu menceritakan kegelisahannya pada Bergas tapi Bergas tidak mempercayainya.

Meskipun Bergas tampak tak peduli, tapi pada akhirnya Bergas mencoba mencari tahu apa yang tengah disembunyikan kedua orang tuanya. Lalu apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang diinginkan Eva dan Agus? Bisakah Wulan pergi dari rumah itu?

Alur Cerita yang Terlampau Lambat

Inang-3_

Film bergenre misteri ataupun horror memang biasanya punya cara tersendiri dalam menjabarkan ceritanya agar penonton dibuat penasaran. Biasanya, penonton juga diajak untuk menerka-nerka sendiri tentang apa yang terjadi pada karakter utama di filmnya.

Sayangnya jalan cerita di film ini terasa sangat lambat. Sampai pertengahan film, saya masih kebingungan akan kemana film ini dibawa. Bahkan pemeran utamanya, yakni Dimas Anggara, baru dimunculkan di pertengahan film.

Hampir 80% dari durasi film ini terasa habis untuk menceritakan kehidupan Wulan dan bagaimana Wulan menjalani kehidupan barunya di rumah keluarga Santoso.

Memang ada beberapa adegan pendukung yang menjadi 'petunjuk' keanehan keluarga Santoso, tapi sepertinya film ini malah lebih banyak menghadirkan adegan-adegan yang 'kurang perlu' sehingga alurnya terasa lambat.

Film Horor yang Terasa Nanggung

Inang-5_

Sejak melihat trailer-nya, saya berharap dapat melihat sebuah film horror yang menyajikan banyak misteri dan ketegangan.

Film ini cukup bisa menghadirkan adegan-adegan horor yang lumayan menganggu, didukung juga dengan scoring apik yang semakin membuat suasana lebih mencekam. Sayangnya, semua ini terasa sia-sia karena tidak didukung dengan alur cerita yang matang.

Diceritakan bahwa keluarga Santoso yakni Eva dan Agus berniat untuk mengambil bayi yang dikandung Wulan untuk dijadikan tumbal. Pada akhirnya Wulan harus dibunuh juga.

Tumbal ini adalah proses ritual yang rutin dilakukan untuk menjaga agar anak mereka yang asli yakni Bergas tetap hidup dan terhindar dari bahaya.

Saat melakukan ritual itu, terlihat kalau film ini berusaha memunculkan vibes ngeri serupa Midsommar yakni tempat ritual di tengah lapang dengan nuansa serba putih serta hiasan bunga-bunga, korban yang terlentang di atas meja di tengah-tengah, dan seorang dukun yang merapal mantra dengan keras.

Sayangnya, tidak jelas darimana ritual ini berasal. Tidak ada penjelasan yang jelas mengapa bayi yang ditumbalkan harus dimasukan ke dalam kotak dan sang ibu harus turut dilenyapkan.

Tak hanya itu, kemunculan beberapa sosok horor dan adegan-adegan ngeri lainnya pun terasa hanya seperti penambah kesan horor saja tanpa ada makna apapun. Mungkin akan lebih baik jika semua adegan-adegan itu saling terkoneksi dengan alur ceritanya.

Setting dan Properti yang Detail

Inang-4_

Meskipun alur cerita film ini tidak sesuai ekspektasi, tapi sebenarnya di awal tayang, film ini cukup menjanjikan. Saya sangat ingin mengapresiasi tim artistik, wardrobe dan make up-nya karena berhasil menghadirkan karakter Wulan dan lingkungannya yang memang berasal dari kalangan menengah ke bawah dengan cukup detil.

Dari mulai setting tempat, kostum, make up, dan bahkan handphone yang dipakai Wulan pun berusaha dibuat semirip mungkin dengan kondisi di kehidupan nyata. Jadi secara penggarapan, sebenarnya film ini sangat bisa bersaing di ajang penghargaan internasional.

Itu dia ulasan mengenai film Inang. Meskipun terlihat digarap dengan serius, sayangnya alur cerita dan elemen lainnya kurang bisa menjadikan film ini sebagai film horor yang worth to watch. Tapi kalau kamu ingin lihat penampilan come back dari Naysila Mirdad, film ini tentu saja wajib kamu tonton.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram