bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review In the Tall Grass, Rumput Pemangsa Manusia

Ditulis oleh Yanyan Andryan
In the Tall Grass
2.8
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

In the Tall Grass merupakan sebuah film horor berdasarkan novel karya Stephen King dan Joe Hill dengan judul yang serupa. Film ini memulai penayangan perdananya di acara Fantastic Fest pada tanggal 20 September 2019, dan di tahun yang sama juga, Netflix merilisnya secara global lewat platform streaming mereka.

Aktor pemeran Ed Warren di franchise film The Conjuring, Patrick Wilson, membintangi film ini sebagai Ross Humboldt. Di sini, ia memerankan sesosok ayah yang kasar, dan juga menjadi karakter yang misterius karena ada sebuah kekuatan supernatural yang menguasai dirinya untuk berbuat jahat serta kejam.

In the Tall Grass sendiri bukanlah film horor pertama karya Stephen King yang ditayangkan oleh Netflix. Sebelumnya ada film Gerald's Game (2017), 1922 (2017), Doctor Sleep (2019), dan juga IT Chapter Two (2019).

Lalu, apakah film ini mampu memberikan kesan horor seperti pada film adaptasi King yang lain? Untuk mengetahui jawabannya, mari kita simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Sinopsis

In the Tall Grass

Becky DeMuth sedang hamil 6 bulan, dan ia akan pergi ke San Diego bersama dengan saudara laki-lakinya, Cal Demuth. Di tengah perjalanan, mereka berhenti sejenak di sebuah gereja karena Becky merasa mual.

Saat mereka ingin melanjutkan kembali perjalanan, keduanya mendengar suara seorang anak laki-laki yang berteriak meminta bantuan dari padang rumput yang tinggi dan lebat.

Keduanya pun masuk ke dalam sana, tetapi secara tidak terduga Becky dan Cal terpisah setelah melewati jalan setapak di padang rumput tersebut. Mereka mencoba untuk menemukan jalan keluar secara bersama-sama, namun kesulitan karena kondisi padang rumput yang sangat tinggi.

Dalam pencarian jalan keluar, Becky lalu bertemu dengan Ross Humboldt, ayah dari Tobin, anak laki-laki yang berteriak meminta bantuan. Ross kemudian mengajaknya untuk menemukan Cal sembari mencari Tobin, dan jalan pulang. Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang hingga malam hari, Becky pun kehilangan jejak dari Ross.

Sementara itu, Cal bertemu Tobin yang sedang memegang seekor burung gagak yang mati. Tobin lalu membicarakan sebuah batu misterius yang “hidup” di dalam padang rumput ini kepada Cal.

Ia juga memberitahunya bahwa Becky akan segera mati. Tobin kemudian membawa Cal ke tempat batu tersebut, dan menyuruh untuk menyentuhnya.

Akan tetapi, Cal tidak jadi memegangnya setelah ia mendengar suara teriakan dari Becky. Namun sayangnya, sesosok makhluk misterius menyerang Cal hingga membuatnya tidak sadarkan diri. Di lain sisi, Travis, ayah dari bayi yang dikandung Becky, berupaya mencarinya, dan juga Cal yang dinyatakan telah hilang.

Travis selanjutnya menemukan mobil Cal yang diparkir di gereja. Dia lalu menemukan jejak keduanya yang masuk ke dalam padang rumput tinggi tersebut.

Travis pun masuk ke sana, dan kemudian bertemu Tobin, yang secara misterius mengatakan bahwa ia mengenalnya. Tobin lalu membawanya untuk melihat mayat Becky yang terkampar di tanah.

Pada garis waktu yang berbeda, Tobin sedang berada di gereja bersama dengan ayahnya, Ross, dan juga ibunya, Natalie. Ia kemudian mendengar suara Travis yang sedang memanggil namanya di padang rumput yang tinggi itu.

Anjing Tobin yang bernama Freddy berlari masuk ke sana, dia beserta kedua orang tuanya pun ikut mengejarnya ke dalam padang rumput tersebut.

Di sana, Ross tidak sengaja menyentuh batu misterius, dan membuatnya seperti kerasukan penghuni dari padang rumput. Ross selanjutnya bersikap aneh, hingga bertingkah kasar serta mencurigakan kepada keluarganya.

Pada momen itu, Becky, dan Cal masuk kembali ke padang rumput. Keduanya bertemu Tobin yang bersedih karena anjingnya mati.

Travis kemudian berhasil menemukan Becky, Cal, dan juga Tobin. Ia langsung memberi tahu kepada Becky bahwa mereka telah hilang selama dua bulan lamanya.

Keempatnya kemudian berusaha mencari jalan keluar secara bersama-sama. Sosok penghuni padang rumput mulai menghantui Becky, dan ia ternyata mengincar bayi yang dikandung olehnya.

Ross kemudian berhasil menemukan Tobin bersama dengan mereka. Ia lalu membawa mereka ke batu misterius untuk menyembuhkan Becky.

Tetapi, Natalie pun datang, dan mengatakan kepada Travis serta yang lainnya bahwa Ross telah dirasuki, dan mempunyai niat jahat kepada mereka. Mereka lalu menyadari telah terjebak dalam lingkaran waktu yang mengancam nyawa semuanya.

Tidak Sepenuhnya Menakutkan

Tidak Sepenuhnya Menakutkan

Dengan durasi 90 menit, In the Tall Grass berjalan ramping, cukup berisi lewat sebuah cerita horor yang lumayan menakutkan. Segala atmosfer kengerian, keajaiban yang misterius hingga perasaan takut yang mendebarkan dari dunia horor Stephen King masih bisa terasa dalam film ini.

Selama waktu tersebut, alur ceritanya sendiri bisa dibilang gelap, dan mampu memberikan kejutan yang menyenangkan sebagai film horor. Dalam sejumlah adegan, film ini juga menghadirkan visual yang cukup sadis seperti kepala yang hancur, tubuh yang membusuk, darah, dan beberapa adegan penusukan yang mengerikan.

Meskipun begitu, In the Tall Grass sebenarnya bukanlah film horor yang benar-benar brutal, sadis, dan tidak juga sepenuhnya menakutkan. Semua aspek horor dari menit awal hingga akhir tersaji dengan porsi ringan, dan tidak terlalu menantang.

Beberapa momen bisa membuat kita terkaget, dan takut, tetapi di bagian lainnya pun malah terasa kurang berbahaya.

Selain itu, sosok supranutral penghuni padang rumput diperlihatkan secara misterius, dan juga tipis-tipis. Kemunculannya yang paling menyeramkan terjadi ketika memasuki babak akhir, dan semua kengerian pada akhirnya terungkap di momen tersebut.

Lalu, hamparan padang rumput menjadi lokasi yang mempunyai “nyawa” untuk membuat suasana horor lebih terasa meyakinkan lagi.

Dalam film ini, padang rumput terlihat seperti kuburan bagi para manusia, khususnya untuk wanita yang sedang hamil. Padang rumput pun digambarkan layaknya labirin yang tidak berujung, ditengah-tenganya terdapat batu besar misterius, yang di bawahnya tersimpan ratusan mayat bayi yang terlihat mengerikan.

Visualnya Indah, Namun Karakternya Kurang Meyakinkan

Visualnya Indah, Namun Karakternya Kurang Meyakinkan

Sutradara Vincenzo Natali bersama sinematografer Craig Wrobleski, memberikan sentuhan yang terasa mengesankan terhadap film ini. Sepanjang film berjalan, In the Tall Grass memiliki gambar yang cukup sempurna.

Hamparan padang rumput yang hijau, dan indah mampu disulap menjadi tempat yang penuh ancaman, dan juga menakjubakan disaat bersamaan.

Sentuhan sinematografinya bisa membuat suasana tontonan yang kurang horor menjadi menegangkan dan juga mengesankan. Dalam film ini, visual sinematiknya harus diakui terlihat impresif, dan berhasil memberikan daya pikat yang sangat memukau.

Selain hamparan padang rumput yang hijau, pemandangan langitnya pun terlihat sangat cantik, dan biru cemerlang. Namun, di balik keindahan tersebut, di dalam padang rumput yang luas kemudian menyimpan kengerian yang mematikan.

Pada bagian pemainnya, Patrick Wilson sebagai Ross Humboldt menjadi sorotan utama sepanjang jalan cerita. Ia berperan dengan baik sebagai sosok yang gelap, jahat, dan berhasil “menghantui” para karakter lainnya. Di sini, performanya sebagai seorang yang kejam karena dirasuki oleh kekuatan mistis terlihat cukup meyakinkan. 

Tetapi sayangnya, karakter lain tidak berjalan dengan baik, terutama Becky DeMuth (Laysla De Oliveira), dan Cal DeMuth (Avery Whitted). Duet keduanya sebagai sepasang saudara terasa hambar, dan mudah untuk dilupakan.

Lalu, kemunculan karakter Travis McKean (Harrison Gilbertson) tidak cukup istimewa untuk membuatnya menjadi sosok penyelamat untuk mereka.

Adaptasi Stephen King yang Tidak Boleh Terlewatkan

Adaptasi Stephen King yang Tidak Boleh Terlewatkan

Lewat durasi yang tidak terlalu panjang, dan jalan cerita yang juga padat, tidak terlalu banyak yang bisa ditawarkan oleh film ini. Sesuai dengan kisah aslinya, In the Tall Grass menawarkan ide cerita horor yang menarik, dan lumayan menakutkan.

Namun, atmosfer horor yang diberikan rasanya tidak sepenuhnya bisa membuat penonton benar-benar ketakutan.

Ada banyak karya Stephen King yang diadaptasi menjadi film bahkan serial televisi. Beberapa diantaranya mampu meraih kesuksesan, dan menjadi salah satu film horor paling ikonik seperti The Shining (1980).

Sampai sejauh ini, In the Tall Grass sendiri bukanlah yang terburuk dari semua adaptasi King. Dengan segala keterbatasannya, film ini masih menyenangkan untuk dinikmati.

Secara keseluruhan, jangan ragu menyaksikan film ini karena jalan ceritanya masih bisa memberikan rasa keseruan, dan perasaan menakutkan yang tidak berlebihan. Bagi para penggemar novel-novel horor karya Stephen King, In the Tall Grass adalah film yang tidak boleh terlewatkan. Selamat menonton!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram