showpoiler-logo

Sinopsis & Review I Used to Be Famous, Usaha untuk Kembali Terkenal

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
I Used to Be Famous
3.8
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

20 tahun setelah puncak kariernya sebagai salah satu anggota boyband terkenal, Vince kini hanya hidup sendiri dan berusaha mencari cara untuk memperkenalkan lagunya.

Secara tidak sengaja, dia bertemu dengan Stevie saat mengamen di tengah pasar. Mereka kemudian membuat sebuah band dan tampil dalam sebuah acara. Apakah kesuksesan ada di depan mereka?

I Used to be Famous adalah film komedi drama produksi Inggris karya Eddie Sternberg yang dirilis secara internasional sebagai original film Netflix pada 16 September 2022. Menampilkan Ed Skrein sebagai pemeran utama, premis film ini terasa ringan dan tidak menyimpan misteri atau twist apapun di dalamnya.

Tapi yang kita harapkan, film ini mampu mengolah cerita sederhana dengan emosi yang baik, seperti film-film komedi drama sejenis. Apakah benar seperti itu? Simak review berikut sebelum kalian memutuskan untuk menontonnya.

Sinopsis

I Used to Be Famous_Sinopsis_

Vince adalah mantan anggota boyband terkenal yang popularitasnya sudah pudar sejak 20 tahun yang lalu. Kini dia hanya mendatangi café satu persatu untuk menawarkan diri agar bisa mengisi live music di tempat itu.

Sayangnya, dia hanya menerima penolakan demi penolakan. Satu alasan mereka tidak mau menerimanya karena dia tidak memiliki follower yang banyak di media sosial.

Dengan hanya membawa keyboard dan synthesizer-nya ke mana-mana, yang kini ditopang oleh papan setrika, Vince mencoba untuk menarik perhatian orang di tengah keramaian. Ada saja orang yang langsung mencemoohnya, tapi dia tidak peduli.

Tiba-tiba ada seorang remaja yang membawa stik drum mengikuti irama lagunya dengan memukul kursi besi yang didudukinya. Awalnya Vince merasa terganggu, tapi ketika orang-orang mulai berkumpul dan menonton mereka, Vince semakin bersemangat.

Namun, mendadak remaja itu kehilangan fokus dan langsung dijemput oleh ibunya. Rupanya, remaja bernama Stevie itu mengidap autistik.

Di titik ini, Vince merasa sangat lemah dan putus asa. Dia sampai harus masuk ke bazar di gereja hanya untuk mendapatkan makanan gratis dan tidak punya uang bahkan hanya untuk membeli minum. Vince sempat mendaftar ke instansi pencari lowongan kerja dengan hanya memiliki keahlian bermusik saja tanpa memiliki lisensi.

Sepulang dari tempat itu, seorang wanita di pasar memperlihatkan video penampilannya bersama Stevie kemarin, yang ternyata sudah disukai oleh ribuan orang. Vince menjadikan ini sebagai modal untuk mendapat tempat show di café yang disukainya.

Café itu memberikan dia waktu persiapan selama 2 minggu untuk tampil di acara parade band yang diadakannya. Kendala utama yang harus dia lalui adalah izin dari Amber, ibu Stevie yang sangat protektif. Sebab saat berkunjung ke rumah mereka, Vince dan Amber bertengkar.

Stevie kemudian mengalami gangguan autistik. Amber berusaha mencari stik drum agar bisa membuat Stevie tenang, sementara Vince mengajarkan Stevie ritme yang dipelajarinya di kelompok musik gereja.

Melihat Vince bisa menenangkan Stevie, Amber sedikit menaruh kepercayaan kepadanya. Vince dan Stevie mulai latihan secara rutin dan menyempurnakan lagu-lagu mereka, hingga waktu untuk tampil pun tiba. Mereka datang membawa perlengkapan musik ditambah beberapa panci dapur sebagai tambahan perkusi.

Dua lagu mengalir lancar dan mendapat applause meriah dari pengujung café. Tapi ego Vince mulai berbicara. Dia menambah satu lagu lagi yang membuat penonton bosan.

Salah satu pengunjung berusaha mengejek Stevie yang membuat Vince marah dan memukulnya. Vince ditendang ke luar café tepat di depan sahabatnya, Austin, yang hendak melihat penampilannya.

Vince tentu merasa hancur. Karena kejadian itu, Amber juga melarangnya untuk bertemu lagi dengan Stevie. Dia merasa karier barunya sudah hancur sebelum berkembang.

Vince kemudian menonton video mendiang adiknya. Dia merasa sedih karena tidak berada di sisi adiknya saat dia wafat sebab sedang konser di Amerika.

Kematian adiknya membuat dia menghentikan kariernya. Vince kemudian mengunjungi ibunya untuk meminta harmonika milik adiknya, tapi ibunya seolah acuh kepadanya.

Sementara itu, Stevie ingin hidup lebih mandiri tanpa merepotkan ibunya. Dia pergi ke museum musik sendiri, bahkan mencarikan tempat show bagi band mereka dengan brosur yang dicetaknya sendiri. Dan dia berhasil mendapatkan jadwal pentas tersebut.

Stevie kemudian mengabarkan Vince akan hal ini. Vince pun datang ke kelompok musik gereja dan memperlihatkan talenta terpendamnya sebagai guru musik. Dia pun ditawarkan posisi sebagai guru musik yang baru. Amber kembali menaruh kepercayaan kepada Vince karena hal ini.

Tiba-tiba Austin menghubungi Vince dan menawarinya untuk menjadi salah satu pengisi konsernya. Tapi dia terkejut ketika manajer Austin berkata bahwa Stevie tidak boleh dibawa serta.

Dengan berat hati, dia memberi tahu Stevie tentang ini. Stevie mendukung Vince untuk terus maju, meski ada kesedihan menyelinap di dalam hatinya.

Vince ditawari kontrak oleh manajer Austin. Apakah dia akan meneruskan karier barunya ini tanpa Stevie? Atau dia menolaknya dan kembali merangkak dari bawah bersama sahabat barunya itu? Saksikan terus film ini hingga usai. Bersiaplah untuk terharu dengan apa yang dilakukan Vince di hari ulang tahun Stevie!

Perbedaan Konsep Terkenal Bagi Vince dan Stevie

I Used to Be Famous_Perbedaan Konsep Terkenal Vince dan Stevie_

Sebagai mantan anggota boyband terkenal di masanya, tentu hidup di jalanan tanpa memiliki pekerjaan dan berada dalam kesulitan ekonomi bukanlah gambaran ideal bagi siapapun, termasuk Vince. Tapi dia tidak pernah lelah menawarkan talentanya untuk dipertunjukkan, meski selalu mendapat penolakan.

Padahal, rekan satu grupnya dahulu telah menjadi terkenal dan memiliki karier musik yang gemilang. Sedikit banyak, hal ini membuat batinnya tertekan.

Selain itu, kematian adiknya yang tak sempat dihadirinya juga menjadi penderitaan menahun yang sulit untuk dihilangkan. Setidaknya dua beban mental ini terus mengiringinya selama 20 tahun setelah popularitasnya memudar.

Vince lalu bertemu dengan remaja bertalenta bernama Stevie. Secara tidak terduga, kombinasi mereka berhasil menciptakan peluang bagi karier bermusik mereka berdua. Saat berbincang, Stevie menggambarkan aspirasinya untuk menjadi musisi hebat suatu saat nanti.

Vince kemudian bertanya tentang sosok drummer yang menjadi idolanya. Stevie menyebutkan nama yang tidak populer, tapi dia menyebut Bach sebagai salah satu idolanya.

Vince bilang tentu Stevie ingin menjadi seperti Bach, tapi pernyataan ini segera ditepis oleh Stevie dengan bilang bahwa dia hanya ingin menjadi diri sendiri.

Berbeda dengan Vince yang selama ini berpikir bahwa menjadi musisi dan tampil di atas panggung di hadapan ribuan penonton adalah untuk menjadi seperti idolanya, atau dalam bahasanya, “to be someone”.

Dia tidak pernah menjadi dirinya sendiri selama menjadi anggota boyband. Bahkan dia menggunakan nama populer Vinnie D sebagai identitas keartisannya.

Hal ini yang perlu diperhatikan untuk menjadi seorang musisi yang baik. Kita memang boleh menjadikan musisi lain sebagai idola dan musiknya sebagai inspirasi, tapi kita tetap harus menancapkan jati diri kita sendiri dalam kepribadian dan juga karya yang diciptakan.

Kalau sudah begini, tentu karya kita akan jauh dari kesan plagiat. Sebagai calon musisi, Stevie sudah memahami hal ini.

Dalam perjalanannya di film berdurasi 1 jam 44 menit ini, Vince digambarkan sedikit demi sedikit mulai mengerti konsep terkenal yang sebenarnya. Di sepertiga akhir film, memang dia dihadapkan oleh dilema untuk bisa terkenal lagi, tapi tanpa melibatkan Stevie.

Namun di sisi lain, dia pun tidak bisa meninggalkan Stevie begitu saja yang selama ini sudah menumbuhkan semangatnya.

Dan ketika Vince mengambil keputusan, tentunya itu adalah pilihan terbaiknya yang sudah dipikirkan dengan dalam olehnya. Keputusan itu ditampilkannya di akhir film yang mampu menghangatkan hati dan meneteskan sedikit air mata haru kita.

Kesempatan Ketiga bagi Vince

I Used to Be Famous_Kesempatan Ketiga bagi Vince_

Ada ucapan yang menarik perhatian ketika Stevie bilang bahwa kesempatan ketiga tidak akan datang dua kali. Apa maksudnya? Setelah kita telaah lebih dalam, ucapan Stevie ada benarnya. Vince melewatkan kesempatan pertamanya ketika adiknya wafat dan dia tidak bisa bersamanya karena sedang konser di Amerika.

Sedangkan kesempatan keduanya adalah kehadiran Stevie dalam hidupnya. Dan dengan tidak mengikutsertakan Stevie dalam penampilannya di konser Austin, kesempatan kedua itu pun tertutup.

Tapi Stevie secara tersirat menyatakan jangan sampai melewatkan kesempatan ketiga yang maksudnya kembali menjadi sahabatnya lagi. Dan kesempatan ini tidak dilewatkan lagi oleh Vince.

Secara tersirat, akhir film ini menyatakan bahwa Vince lebih memilih bermusik dengan Stevie dan membatalkan kontraknya dengan manajer Austin. Persahabatan Vince dan Stevie ini adalah inti cerita yang naskahnya ditulis oleh Eddie Sternberg dan Zak Klein ini.

Meski memiliki premis klise, tapi cerita yang sederhana ini bisa diolah menjadi sebuah kisah yang menyentuh hati. Semua terkesan natural dan berjalan apa adanya. Sayangnya, naskahnya masih menyisakan beberapa lubang dalam cerita yang belum dijawab. Salah satunya adalah apa yang dilakukan oleh Vince selama 20 tahun.

Lalu, ketika Vince berhasil menyentuh hati salah satu anggota kelompok musik gereja untuk bernyanyi, dia ditawari pekerjaan sebagai guru di kelompok itu. Rasanya hal ini terkesan kurang realistis. Terlalu mudah baginya untuk mendapat tanggung jawab besar.

Dua karakter utamanya memang terolah dengan baik, tapi tidak dengan Amber. Dia terkesan plin-plan dalam menentukan sikap kepada Vince. Sesaat melarang Vince bertemu lagi dengan Stevie, tapi kemudian menjadi lunak hanya karena alasan ringan.

Dan masih ada satu lagi yang menggantung, yaitu alasan Austin mundur dari dunia musik yang sudah dia geluti selama ini. Dia sama sekali tidak menjelaskan mengapa dia ingin menutup karier musiknya.

Menampilkan Performa Akting yang Bagus

I Used to Be Famous_Menampilkan Performa Akting yang Bagus_

I Used to Be Famous adalah debut penyutradaraan Eddie Sternberg. Sebelumnya, dia hanya membuat dua film pendek yang salah satunya adalah versi awal dari film Netflix ini. Dia handal dalam mengarahkan para pemainnya, sehingga kita bisa hanyut dalam perasaan Vince yang diperankan dengan apik oleh Ed Skrein.

Dan uniknya, aktor debutan Leo Long yang berperan sebagai Stevie memang adalah seorang musisi muda pengidap autistik. Sehingga kesan nyata begitu tampak dalam setiap adegan dimana penyakitnya itu datang secara mendadak.

Untuk film ini, semua bagian drum di setiap lagu dimainkan langsung olehnya. Tentunya kita mengharapkan karier cemerlang baginya, baik di musik maupun film.

Selain Leo Long, seluruh anggota kelompok musik gereja juga diperankan oleh para pengidap neurodiversitas yang membuat film ini memiliki nilai autentik yang tinggi. Dan penampilan mereka membawa warna tersendiri bagi film ini.

Di atas beberapa lubang dalam ceritanya, I Used to Be Famous hadir penuh kehangatan. Banyak momen-momen yang menyentuh hati dalam film ini, terutama adegan di penghujung filmnya yang mampu mengundang air mata.

Dengan performa akting pemerannya yang apik dan pengarahan yang cermat dari sutradaranya, film ini menghadirkan vibe yang menghibur dengan suntikan komedi ringan yang tidak berlebihan.

Iringan musik new wave di dalamnya bisa mengurai perasaan gundah dan menenangkan kita, meski jenis musik yang dibawakan cenderung mirip dengan Coldplay.

Pada akhirnya, film ini adalah salah satu film indie sederhana yang wajib untuk kalian tonton. Sudah tersedia di Netflix dan bisa ditonton sekarang juga!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram