Sinopsis & Review I Promised You the Moon, Kisah Kasih Realistis

Menyusul keberhasilan bagian pertamanya, I Told Sunset About You, ada babak kedua dari cerita Teh dan Oh-aew dalam I Promised You the Moon (kita singkat jadi IPYTM, oke?). Dengan usia yang bertambah, tentunya problem yang mereka hadapi akan lebih kompleks lagi.

Akan ada hal menarik apa dalam kisah mereka kali ini? Daripada penasaran, langsung aja simak sinopsis dan review IPYTM dari Showpoiler di bawah ini, yuk.

Sinopsis

Bagian kedua dari I Told Sunset About You, I Promised You the Moon menceritakan tentang Teh dan Oh-aew yang udah mulai kuliah. Ini pertama kalinya mereka tinggal jauh dari orang tua masing-masing. Mereka harus beradaptasi di kota baru dan juga di kampus baru, bertemu dengan orang-orang baru, dan jadi jauh dengan masing-masing juga.

Soalnya, walau sama-sama kuliah di Bangkok, Teh dan Oh-aew enggak tinggal bersama. Teh tinggal di dorm kampus, sementara Oh-aew di condo (apartemen) dekat kampusnya. Secara ekonomi, memang keluarga Oh-aew lebih mampu dari keluarga Teh.

Karena kampus Teh dan Oh-aew berbeda, juga berada jauh satu sama lain, Teh yang pada awalnya sering nginep di condo Oh-aew lama-lama capek juga. Di episode awal diperlihatkan betapa gigihnya perjuangan Teh demi bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan Oh-aew.

Walau dia harus bangun lebih pagi agar enggak telat ke kampusnya, tapi dia enggak mempermasalahkan itu. Sampai dia tumbang dan akhirnya Oh-aew meminta Teh untuk pulang ke dorm aja supaya enggak kelelahan.

Teh mulai sibuk dengan perkuliahan dan ekskulnya di klub drama. Sementara Oh-aew yang enggak merasa terlalu cocok dengan jurusan pilihannya struggling to fit in, dia juga enggak punya teman, tapi dia enggak berani curhat sama Teh karena enggak mau jadi beban.

Sementara Teh yang ada kegiatan klub drama jadi dekat dengan beberapa seniornya: Jai, Khim, dan Top. Jai senior satu tingkat dari Teh, kalau Khim dan Top senior dua tingkat di atas Teh. Walau ada perbedaan usia, mereka tetap klop dan sering hangout bareng. Mungkin karena semuanya punya passion kuat di bidang akting, ya?

Top (Na Naphat Vikairungroj) adalah aktor rookie, walau masih kuliah dia udah debut dan udah lumayan terkenal. Teh looks up to him, tapi dia lebih bangga pada Khim (Goy Arachaporn Pokinpakorn) yang pantang menyerah walau udah berkali-kali gagal kasting.

Di sisi lain, Oh-aew akhirnya punya grup teman juga. Mereka adalah Q, Plug, Maengpong, dan Auu. Mereka enggak satu jurusan dengan Oh-aew, melainkan anak Bisnis semua.

Suatu hari, Khim, Teh, dah Oh-aew mengikuti kasting untuk drama. Khim udah kasting lebih dulu namun dia ditolak. Kemudian giliran Oh-aew yang masuk ruangan kasting. Dia diberi komentar kurang menyenangkan tentang fisik dan gelagatnya yang 'terlalu feminin' untuk seorang cowok, jadi dia enggak cocok memerankan tokoh di drama tersebut.

Di situlah puncak di mana Oh-aew merasa dia enggak cocok di bidang akting. Walau dulu dia sempat sangat ingin berkecimpung di dunia entertainment bersama dengan Teh, tapi kini hati dan pikirannya udah enggak seperti dulu lagi. Mungkin karena kini dia telah dewasa dan lebih mengerti apa yang terbaik untuk dirinya.

Setelah mempertimbangkan matang-matang, Oh-aew akhirnya bilang pada Teh kalau dia enggak ingin melanjutkan akting. Dia juga akan pindah ke jurusan bisnis. Teh awalnya mengira Oh-aew mudah menyerah, baru sekali gagal kasting langsung belikan.

Terus, teman-teman Teh kan anak bisnis semua, jadi Teh berpikir Oh-aew cuma ikut-ikutan doang. Itu membuat Teh dan Oh-aew jadi semakin jauh, walau mereka tetap bersama.

Teh dan Oh-aew enggak menyembunyikan orientasi seksual mereka dan openly dating. Makanya, tiap-tiap dari mereka saling mengenalkan pada inner circle-nya.

Teh mengajak Oh-aew hangout dengan teman-temannya, begitu pula sebaliknya. Tapi, sebenarnya Teh kurang merasa klop dengan teman-teman Oh-aew. Mungkin karena semuanya major Bisnis sementara dia anak Seni.

Oh-aew enggak menunjukkan keenggaksukaan pada kelompok teman Teh, tapi sikap Teh ketika makan malam yang meledek Oh-aew plin-plan membuatnya tersinggung dan akhirnya enggak sengaja menyinggung Khim. Itu membuat Teh marah lagi pada Oh-aew.

Kepindahan jurusan Oh-aew dari Seni ke Bisnis membuat Teh merasa 'ditinggalkan'. Makanya mereka sempat renggang. Namun, saat hari kelulusan Top dan Khim, Teh dibuat terkejut dengan Khim yang realistis karena memilih jadi pramugari walau masih akan mencoba kasting sesekali.

Teh enggak mengerti kenapa orang-orang begitu mudah untuk berpindah haluan. "I don't like it.", katanya. Oh-aew pun memberi penerangan pada Teh, kalau jalan hidup tiap orang itu berbeda-beda dan dia harus bisa menerimanya. Akhirnya Teh dan Oh-aew kembali baik-baik saja setelahnya.

Time skip, sekarang Teh dan Oh-aew udah naik semester. Oh-aew semakin disibukkan dengan tugas kuliahnya, begitu pula Teh yang sibuk dengan klub dramanya.

Walau sama-sama enggak ada waktu lowong, Teh mengusahakan untuk spend time sama Oh-aew di apartemen Oh-aew, soalnya enggak mungkin Oh-aew yang ke dorm kampus Teh (ada roomate Teh di sana).

Sekarang Teh tengah membintangi drama buatan Jai (Oab Oabnithi Wiwattanawarang), karena sebagai syarat kelulusan Jai nanti, dia harus sukses menjadi screenwriter dan sutradara pementasan drama. Selain membantu Jai, ini juga kesempatan bagi Teh yang belum pernah lolos kasting manapun.

Dipercaya sebagai pemeran utama pria udah membuat Teh cukup stres, apalagi ketika dia enggak bisa menguasai satu scene terakhir bersama lawan mainnya, Dream. Jai selaku sutradara dan teman dekat Teh pun mencoba membantunya.

Jai memberikan buku log yang bisa diisi apapun yang ada di pikiran Teh, mengajaknya menonton pementasan drama lain, makan bareng, hingga enggak sengaja (atau sengaja?) membuat Teh suka padanya. Teh yang memang tengah dilanda kejenuhan antara hubungannya dengan Oh-aew pun seperti diberi celah untuk berpaling.

Teh mengatakan kalau perubahan-perubahan yang terjadi pada Oh-aew membuatnya jadi merasa jauh pada kekasihnya itu. Tapi, mungkin itu hanya alasannya saja.

Puncaknya adalah ketika Teh menggunakan Oh-aew sebagai 'pengingat' malam pertama mereka demi kelangsungan pementasan dramanya. Kemudian Teh ciuman dengan Jai yang enggak sengaja disaksikan oleh Oh-aew.

Oh-aew tadinya berusaha mengalah, menjadi pacar yang baik dan pengertian. Tapi, lama kelamaan terlihat jelas kalau hati Teh udah dipenuhi Jai. Sakit hati, Oh-aew pun pergi tanpa kabar. Sementara Jai ketika dikonfrontasi Teh mengatakan kalau selama ini dia sengaja melakukan semuanya pada Teh demi keuntungan pribadinya saja.

Patah hati dua kali, Teh berusaha menghubungi Oh-aew namun kekasihnya itu enggak ada di apartemennya. Rupanya, Oh-aew kabur ke rumah Au yang memang selalu jadi base camp geng mereka. Teh dan Oh-aew berbincang singkat dan akhirnya Oh-aew meminta putus.

Waktu berlalu, kini Oh-aew dan teman-temannya ada di tingkat akhir. Sementara Teh telah menjadi aktor muda populer yang bahkan enggak cuma tenar di Thailand tapi di Cina juga.

Enggak menaruh dendam, Oh-aew malah tersenyum bangga melihat Teh di televisi. (Dia juga diam-diam mengoleksi majalah yang ada Teh-nya, tapi kalian pura-pura enggak tahu aja, ya!).

Time skip lagi hingga ketika Oh-aew udah bekerja dan Teh semakin terkenal. Teh direkrut sebagai model untuk perusahaan Oh-aew, di sanalah mereka bertemu lagi setelah sekian tahun lamanya.

Walau singkat, pertemuan mereka membuat keduanya jatuh cinta lagi. Tapi, Teh yang tengah menjalin kasih dengan rekan kerjanya tentu enggak bisa begitu aja mengejar Oh-aew kembali.

Oh-aew pun tadinya hanya berniat berteman lagi dengan Teh. Namun, saat Teh membuat pementasan drama tentang cerita mereka, lalu menyatakan perasaannya dan meminta mereka balikan, Oh-aew marah besar dan menolak Teh.

Dia terlalu sakit hati untuk kembali ke pelukan mantannya itu. Lalu, apakah mereka akan berakhir bersama atau enggak, ya?

Ada Spin Off-nya Sebelum Ini

"Last Twilight in Phuket" adalah spin off dari cerita Teh dan Oh-aew. Latar waktunya berada di tengah-tengah antara "I Told Sunset About You" dan "I Promised You the Moon". Short movie berdurasi 14 menit ini menceritakan Teh dan Oh-aew yang udah jadi pasangan kekasih. Mengikuti hari-hari terakhir mereka di Phuket sebelum belajar di Bangkok.

Btw, saya selalu terpukau dengan pemilihan judul cerita ini. "I Told Sunset About You", "Last Twilight in Phuket", dan "I Promised You the Moon", semuanya terdengar hopeless romantic! Enggak cuma sembarang judul, semuanya benar terpakai di dalam cerita.

Seperti di ITSAY, Teh dan Oh-aew berakhir mengutarakan perasaan dengan latar matahari terbenam di pantai Phuket. Kemudian di LTIP menceritakan hari-hari terakhir mereka di Phuket sebelum fokus belajar di Bangkok. 'Twilight' sendiri berarti senja, jadi masih nyambung dengan judul sebelumnya yang ada kata 'Sunset'-nya.

Untuk I Promised You The Moon walau enggak ada unsur waktu dan matahari, tapi menurut saya masih masuk dengan keseluruhan cerita. 'Moon' adalah sequence terakhir, dari sunset ke twilight lalu ke malam hari di mana bulan muncul.

Judul musim pertama, 'I Told Sunset', terkesan kalau Teh baru merasakan cinta dan ingin memberitahukan hal ini pada sunset saking senangnya. Atau, saking kalutnya dia hanya bisa membicarakan tentang Oh-aew pada sunset.

Kemudian untuk judul spin off, 'Last Twilight', seperti pertanda kalau ini adalah akhir cerita di mana Teh dan Oh-aew mengalami momen indah sebelum akhirnya sempat merasakan sakit di musim kedua.

"I Promised You the Moon", berbeda dari dua judul sebelumnya, judul ini berbau penyesalan. Seperti Teh yang mengumbar janji akan selalu bersama Teh dan mencintainya mau terjadi perubahan apapun di hidup pasangannya itu.

Tapi, pada akhirnya janji itu menjadi past tense, karena Teh berkhianat. Semua judulnya sangat romantis dalam caranya sendiri, bukan?

Cerita Pendewasaan Diri

Dua karakter utama kita, Teh dan Oh-aew, mengalami kegusaran dalam menemukan jati diri. Teh yang sejak kecil punya ambisi untuk jadi aktor bersiteguh dengan pendiriannya walau teman-temannya ada yang udah enggak sejalur lagi.

Sementara Oh-aew yang baru mengetahui potensinya yang sebenarnya akhirnya mengejar Bisnis. Memang, kesannya Oh-aew itu wishy-washy, seperti kata Teh bilang. Waktu kecil hanya Teh yang suka akting, namun karena ter-influence Teh, Oh-aew juga jadi suka dan akhirnya mereka sama-sama mengejar jurusan akting di kampus terbaik.

Apalagi terjadi kesalahpahaman yang membuat Teh kehilangan beasiswa, dan Oh-aew yang masuk kejurusan dan kampus impian Teh malah menyia-nyiakannya. Saya cukup mengerti apa yang Teh rasakan, tapi itu enggak membenarkan tindakan selingkuhnya.

Konflik yang Lebih Kompleks

Mengingat para karakter telah memasuki usia dewasa, tentu problema yang mereka hadapi lebih meningkat lagi dari sebelumnya.

Enggak cuma bagaimana menyikapi rasa jenuh terhadap pasangan, tapi ada juga konflik antar teman, memilih masa depan, tahu kapan harus menyerah dan terus mengejar mimpi, hal-hal seperti ini memang umum di cerita coming of age.

Siapa yang Enggak Punya Pendirian, Sekarang?

Teh selalu 'meledek' Oh-Aew enggak punya pendirian, karena Oh-Aew menyadari dirinya enggak suka akting dan pada akhirnya memilih jurusan lain. Saya terpukau dengan penulis cerita ini, begitu konsisten membuat karakter Teh yang menyebalkan.

Sejak musim pertama, Teh orang yang enggak bisa mengambil keputusan dan egois. Dia ingin punya semuanya sambil berada di 'batas aman'. Tapi, ketika orang yang peduli padanya menghilang, dia tantrum seperti balita. Itu terulang lagi di season 2, bahkan lebih parah dengan skandal perselingkuhan Teh.

Teh mengatakan Oh-aew enggak berpendirian, padahal sendirinya juga punya kekurangan akan hal tersebut. Walau pada akhirnya dia sadar dan menyesal, seharusnya dia enggak deserve Oh-aew, sih.

Nggak Se-Aesthetic Musim Pertama

I Promised You The Moon kebanyakan berlatarkan di perkotaan Bangkok alih-alih di Phuket seperti musim pertama. Makanya, kita disuguhkan pemandangan ala kota saja, jadinya enggak se-spesial season 1 di mana kita dimanjakan dengan pesona Phuket dan suasana Thailand yang lebih tradisional.

Terus, season 2 ini enggak pakai filter kuning seperti di musim sebelumnya. Mungkin karena ada di perkotaan bukan di pinggir pantai? Tapi jadinya agak bingung karena season 1 terkesan terjadi di masa lampau yang jauh banget, padahal cuma beda beberapa tahun aja latar waktunya dengan season 2.

Ending Manis yang Enggak Diperlukan

Saya agak bias, tapi menurut saya happy ending dalam cerita ini enggak bagus. Banyak penggemar yang kecewa dengan bagaimana jalan cerita ini mengalir. Penggemar berekspektasi tinggi dari "I Told Sunset About You". Ternyata, sama seperti kebanyakan part 2 series hit yang kemudian flop, "I Promised You The Moon" adalah sekuel yang enggak dibutuhkan.

Saya mau menambahkan sesuatu. Saya apresiasi penempatan iklan di drama ini yang enggak 'maksa'. Sejak season 1, spin off, hingga season 2, drama ini enggak pernah 'mengiklankan' sponsor secara berlebihan.

Misalnya ketika iklan skincare, penempatannya sangat natural. Bahkan yang pakai skincare-nya bukan Billkin maupun PP Krit yang bintang utama, melainkan teman Oh-aew (PP Krit Amnuaydechkorn). Jadinya enggak terlalu terkesan ngiklan, kan?

Yang mau saya komplain dari season ini adalah terlalu banyak time skip. Jadinya cerita terlalu menclok kesana kemari. Mungkin karena drama ini terbatas hanya 5 episode aja, sementara rentang waktu yang diceritakan banyak (dari awal kuliah hingga usia bekerja).

Anyway, I Promised You the Moon bukan cerita yang buruk, tapi enggak bisa mengalahkan I Told Sunset About You. Bagaimana tanggapanmu tentang serial ini? Tinggalkan jejak di kolom komentar, yuk!