showpoiler-logo

Sinopsis & Review Hymn of Death (2018), Kisah Cinta yang Tragis

Ditulis oleh Siti Hasanah
Hymn of Death
4.1
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang awak kapal feri Jepang tengah kebagian tugas memeriksa kabin penumpang. Ia membawa lampu senter dan berkeliling. Adegan di lorong kabin itu sedikit bikin bergidik.

Pencahayaan lampu yang temaram membangkitkan suasana seram. Terdengar alunan musik dari piringan hitam yang diputar dari salah satu kamar. Iramanya terdengar menyayat hati.

Awak kapal itu mengetuk pintu kabin no. 3, namun tidak ada sahutan dari dalam. Ia kemudian membuka pintu dan tidak mendapati siapa-siapa di sana.

Hanya ada dua lembar uang, jam tangan dan pena di atas meja. Ketika berbalik, ia melihat dua koper dengan secarik kertas di atasnya bertuliskan, “Tolong antarkan koper ini ke alamat saya.” Itulah kisah yang mengawali serial drama Hymn of Death.

Baca juga: 14 Drama Terbaik Shin Hye Sun yang Seru untuk Ditonton

Sinopsis

Sinopsis_

Hymn of Death sekarang dapat disaksikan di Netflix. Drama pendek berjumlah 3 episode ini diangkat dari kisah nyata dua nama terkenal di Korea, yakni Kim Woo Jin, seorang sastrawan jenius yang aktif menulis naskah drama, buku dan puisi, dengan Yoon Sim Deok, penyanyi sopran pertama Korea.

Mereka hidup di tahun 20-an di mana saat itu Korea berada di bawah kekuasaan Jepang. Korea di masa itu serba terbatas. Kegiatan sastra diawasi pemerintah Jepang, dan wanita yang berkarir di dunia tarik suara pun bisa dihitung jari. 

Kisah tragis yang melegenda itu diawali dengan pertemuan sekelompok mahasiswa yang sedang merencanakan propaganda lewat sebuah pementasan teater yang nantinya diadakan di Korea.

Woo Jin bertugas sebagai sutradara dan penulis naskah, dibantu dengan beberapa rekannya sesama mahasiswa Korea yang kuliah di Jepang yang mempunyai kesamaan visi.

Saat itu Woo Jin masih berstatus mahasiswa jurusan sastra Inggris di Universitas Waseda. Woo Jin dan rekannya sedang berdiskusi guna menentukan siapa pemeran wanita yang akan tampil dalam pementasan mereka. Satu nama kemudian tercetus, yaitu Yoon Sim Deok.

Gadis pemberontak yang cenderung blak-blakan itu kuliah di Universitas Tokyo jurusan musik. Ia mendapat beasiswa untuk studinya. Sim Deok awalnya tidak tertarik pada pementasan tersebut sebab itu takut akan berdampak buruk bagi kuliahnya.

Namun, karena diprovokasi oleh Woo Jin, gadis itu akhirnya mau bergabung asal 2 syaratnya terpenuhi. Singkat cerita Sim Deok setuju ikut latihan setiap hari bersama kelompok itu dan tampil di beberapa kota di Korea sampai akhirnya mereka pun semakin dekat.

Hong Nan Pa (Lee Ji Hoon) menangkap sinyal ketertarikan antara Sim Deok dan Woo Jin. Ia berharap Sim Deok berhenti sebab ia tidak mau gadis itu terluka. Luka seperti apa, Sim Deok masih belum paham.

Setelah pementasan usai, karena masih berada di Korea, Woo Jin mengundang seluruh rekannya, termasuk Sim Deok ke rumahnya di Mokpo.

Di sanalah gadis itu mendapatkan fakta baru bahwa Woo Jin adalah anak sulung keluarga Kim yang terkenal sebagai pengusaha paling kaya di Mokpo.

Dan yang lebih mengejutkan lagi adalah ia sudah memiliki seorang istri yang tinggal bersama ayahnya di rumah itu. Rupanya inilah yang dimaksud oleh Nan Pa dengan luka yang akan didapatkan Sim Deok jika ia tidak melupakan perasaannya.

Fakta barunya itu sangat menghancurkan hatinya dan ia memutuskan untuk menjauhi Woo Jin. Namun, perasaan keduanya terlalu dalam untuk dihentikan. Pasalnya meskipun terpisah selama 5 tahun, perasaan mereka tidak pernah mati, justru semakin kuat.

Sim Deok selalu teringat Woo Jin, apalagi saat ia naik panggung, ia merasakan pria itu ada di sampingnya menyemangatinya. Serupa dengan Sim Deok, Woo Jin pun tak pernah lupa akan gadis itu. Ia menuangkan isi hatinya lewat tulisan-tulisannya yang menyentuh.

Rentetan Derita Woo Jin dan Sim Deok

Rentetan Derita Woo Jin dan Sim Deok

Hubungan Sim Deok dan Woo Jin bukanlah sebuah hubungan yang membahagiakan. Sekalipun cinta mereka tulus, mereka selalu dihadapkan pada pilihan dan keadaan yang memaksa mereka untuk berpisah.

Woo Jin misalnya, pria itu adalah boneka bagi ayahnya. Hidupnya tak lepas dari kendali sang ayah. Bahkan untuk urusan hati pun Woo Jin tidak diberi hak untuk memilih. Pernikahan Woo Jin dengan Jung Cheom Hyo (Park Sun Im) terjadi bukan karena keinginannya, melainkan atas perintah ayahnya.

Sang ayah juga tidak membiarkan Woo Jin menulis. Ia membakar habis buku-buku karyanya karena benda-benda itu dianggap mendistraksi Woo Jin dari bisnis dan perusahaan yang harus diurusnya.

Suatu hari kemarahan yang telah dipendamnya bertahun-tahun meledak juga. Ia bertengkar hebat dengan ayahnya hingga akhirnya Woo Jin pergi ke Tokyo agar bisa menulis dengan bebas.

Kepergian Woo Jin mau tak mau membuat ayahnya terpukul tapi ia tidak bergeming dan memilih tinggal. Situasi Sim Deok pun tidak jauh lebih baik. Ia dipaksa menerima lamaran anak pengusaha kaya yang katanya bersedia membantu perekonomian keluarga.

Kim Hong Ki (Lee Sang Yeob), lelaki yang melamar Sim Deok juga berjanji akan membantu menyekolahkan adik-adiknya ke Amerika.

Tapi dasarnya cinta Sim Deok pada Woo Jin sudah kuat, ia meminta Hong Ki membatalkan lamarannya. Sayangnya, pembatalan pertunangan itu berujung rumor yang tidak sedap.

Sim Deok dituduh menjadi wanita simpanan seorang pengusaha kaya yang memberikan uang banyak kepadanya. Ia juga dikabarkan ditinggalkan tunangannya karena ketahuan berselingkuh.

Rumor tak sedap itu nampaknya berimbas pada karir menyanyinya. Ia jadi bahan gunjingan seluruh kota dan stasiun penyiaran membatalkan kontrak kerja samanya.

Derita Sim Deok tidak sampai di situ. Pejabat pemerintah Korea yang berpihak pada Jepang memaksanya menjadi bintang tamu untuk acara yang diadakan pemerintah Jepang. Jika ia menolak, keluarganya akan terancam. Sempurna sekali penderitaan Sim Deok.

Mengakhiri Penderitaan dengan Bunuh Diri

Mengakhiri Penderitaan dengan Bunuh Diri

Di episode terakhir, Woo Jin tampak mengunjungi rekannya, Myeong Hee (Jung Moon Sung) yang tengah mendampingi latihan para aktor untuk pementasan terbarunya.

Sebelumnya ia juga telah merampungkan tulisan untuk buku terbarunya yang ditunggu oleh para penggemar Woo Jin. Di penginapannya, Woo Jin meninggalkan secarik kertas yang berisi pesan kepada Myung Hee untuk menemuinya lima hari ke depan di Osaka.

Rupanya itu adalah pesan terakhir Woo Jin pada Myung Hee. Di Osaka, ia menemani Sim Deok rekaman dan menghabiskan waktu bersama dengan saling mengutarakan perasaan masing-masing.

Obrolan tentang Takeo Arishima yang dikabarkan bunuh diri dengan pasangannya itu menjadi topik yang didiskusikan ketika mereka bersama. 

Sebelum melancarkan rencana bunuh diri bersama Woo Jin, Sim Deok berpesan kepada adiknya, Yoon Seong Deok (Go Bo Gyeol) untuk menjaga keluarga Yoon. Ia juga telah menyelesaikan rekaman lagu Praise of Death ciptaannya dengan diiringi piano adiknya itu. 

Film dengan Visual yang Menarik dan Tata Busana yang Cantik

Film dengan Visual yang Menarik dan Tata Busana yang Cantik

Menonton drama ini, agaknya saya setuju dengan ulasan yang menyatakan bahwa sinematografi Hymn of Death harus diapresiasi. Sepanjang penayangan drama ini, kita dimanjakan dengan warna-warni set ala tahun 20-an yang indah.

Memang bukan yang terbaik, tapi latar yang diambil cukup meninggalkan kesan mendalam saat menontonnya. Suasana Korea dan lingkungan tempat tinggal chaebol Korea di zaman itu pun terlihat menawan.

Selain itu, rupa-rupa pakaian yang dikenakan oleh para aktor dan aktris harus diacungi jempol. Mereka tampil mempesona dengan balutan pakaian model zaman dulu. Bahkan hanbok yang dikenakan oleh istri Woo Jin pun tampak luar biasa.

Sayangnya, ada sedikit yang mengganggu, yaitu gaya berpakaian Shin Hye Sun. Dia memang tampil cantik dengan balutan pakaian ala zaman dulu. Akan tetapi ini sangat jomplang dengan situasi yang digambarkan dalam drama ini.

Shin Hye Sun yang memerankan Yoon Sim Deok digambarkan sebagai anak dari keluarga miskin. Tetapi pakaiannya jauh dari kata sederhana. Pilihan pakaiannya membuat ia tampak seperti putri keluarga Kim yang kaya raya dibandingkan putri keluarga Yoon yang sering kehabisan beras untuk makan.

Hymn of Death merupakan sebuah tontonan menarik bagi para pencinta genre melodrama. Apalagi dengan fakta bahwa drama ini adalah sebuah kisah nyata yang pernah terjadi di tanah Korea, rasanya sulit untuk melewatkannya.

Untungnya sutradara Park Soo Jin berhasil mengemas cerita dengan baik sehingga drama ini menarik banyak perhatian. Ditambah dengan para punggawa yang dipercaya memerankannya, drama ini cukup menjanjikan.

Salah satu tokoh yang pasti membangkitkan rasa penasaran adalah hadirnya nama Shin Hye Sun di jajaran pemeran utamanya.

Dipasangkan dengan Lee Jong Suk, ia sukses mengaduk emosi dengan perannya sebagai perempuan yang menderita karena percintaannya tidak berjalan mulus.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram