showpoiler-logo

Sinopsis & Review Hush, Psikopat Meneror Perempuan Bisu

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Hush
3.3
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang perempuan yang bisu dan tuli sejak remaja berprofesi sebagai penulis horor. Dia adalah Maddie. Guna menuntaskan proyek novelnya, Maddie memutuskan untuk mengasingkan diri di sebuah rumah di dalam hutan. Siapa sangka keputusannya ini membawa dia pada satu bahaya yang tidak pernah diduga sebelumnya.

Sarah, seseorang yang sebelumnya berkunjung secara mengejutkan tewas dibunuh lelaki bertopeng. Dia meminta pertolongan tapi Maddie tidak mendengarnya. Lelaki itu lantas menyadari bahwa pemilik rumah tersebut tidak bisa mendengar dan bicara. Dia pun berencana membunuhnya. Tanpa diketahui Maddie, si psikopat sudah berada dalam rumah; dia menunggu waktu yang tepat untuk menghabisinya. Jika penasaran dengan jalan ceritanya Anda bisa baca sinopsis serta ulasan terlebih dulu berikut ini!

Sinopsis

Madison Young (Kate Siegel) kehilangan kemampuan untuk mendengar dan berbicara sejak usia 13 tahun karena penyakit meningitis bacterial. Tumbuh dewasa, dirinya menjadi seorang penulis horor dan memutuskan tinggal di sebuah rumah di tengah hutan untuk menyelesaikan novel yang sedang dikerjakan. Walau sepi, hidup Maddie baik-baik saja.

Suatu hari, Sarah Greene (Samantha Sloyan), tetangganya datang berkunjung untuk mengembalikan buku yang dia pinjam. Sarah ternyata merupakan salah satu penggemar tulisan-tulisan Maddie. Kedua perempuan itu lalu berbincang dengan seru. Tak terasa hari menginjak petang dan Sarah berpamitan pulang. Setelah melihat Sarah berjalan menjauh, Maddie masuk ke dalam rumah dan lanjut membersihkan kediamannya tersebut.

Dari arah luar, Sarah tiba-tiba datang dengan panik dan dalam keadaan berlumuran darah. Perempuan itu berusaha meminta bantuan dengan mengetuk-ngetuk pintu, tapi Maddie tidak mendengar. Sarah terus berteriak memanggil Maddie hingga sebuah anak panah tertancap di tubuhnya. Tak lama, sesosok lelaki bertopeng datang menghampiri Sarah dan menghabisinya.

Lelaki itu terlihat menggunakan topeng berwarna putih dan hoodie. Dia lantas mencoba mengetuk-ngetuk pintu kaca rumah Maddie, lagi-lagi perempuan itu tidak merespon karena dia memang tidak bisa mendengar. Mengetahui Maddie tidak bisa mendengar, psikopat itu mengincar Maddie jadi korban selanjutnya.

Selesai beres-beres rumah, Maddie kembali membuka laptopnya dan mulai melanjutkan novel yang ingin segera dia terbitkan. Saat sedang konsentrasi terhadap tulisannya, lelaki bertopeng itu kembali muncul di belakang Maddie. Namun, Maddie tidak merespon dan tampak santai. Perempuan itu sama sekali tidak menyadari ada orang asing yang berbahaya sudah masuk ke dalam rumah dan kini ada di belakangnya.

Beberapa saat kemudian, Maddie mendapat panggilan video call dari salah satu temannya. Lelaki bertopeng yang semula ada di belakang Maddie, segera menyingkir. Temannya terlanjur menyadari ada sesuatu di belakang Maddie. Saat memberitahunya, Maddie tidak menanggapi dengan serius.

Akibat kejadian tersebut, si psikopat tidak jadi membunuh Maddie di malam itu tapi mengambil telepon genggam miliknya. Panggilan video call pun berakhir dan Maddie masih belum menyadari dirinya ada dalam bahaya. Penulis novel tersebut kembali membuka laptopnya sambil duduk di sebuah sofa. Tidak lama dari sana, sebuah pesan masuk ke dalam laptopnya.

Saat dibuka, Maddie kaget karena pesan itu berisi foto dirinya beberapa saat yang lalu. Lelaki itu masih ada di dalam rumah dan sengaja memfoto Maddie lalu mengirimkannya; bahkan foto saat dirinya duduk di sofa turut dikirimkan, yang artinya, lelaki tersebut ada di dekatnya saat itu juga.

Mulai dari sana,  Maddie menyadari dirinya sedang dibuntuti. Merasa janggal, Maddie melihat ke arah pintu rumahnya yang ternyata sudah dalam posisi terbuka. Maddie beranjak dan berjalan ke arah pintu. Begitu sampai di depan pintu, Maddie melihat lelaki bertopeng itu ada di sana, berdiri sambil memperlihatkan handphone Maddie yang berhasil dia ambil beberapa waktu lalu.

Tahu dirinya terancam, Maddie bergegas mengunci pintu, beradu cepat dengan lelaki bertopeng tersebut. Setelah merasa semua pintu sudah terkunci, Maddie segera mencari pertolongan, sayang jaringan internet yang dia butuhkan sudah lebih dulu diputus oleh si lelaki psikopat.

Maddie benar-benar bingung dan merasa nyawanya terancam. Ulah si lelaki bertopeng itu tidak berhenti dengan memutus jaringan internet, tapi juga menusuk ban mobil Maddie agar perempuan itu tidak bisa melarikan diri. Dalam keadaan terpojok, Maddie memilih untuk coba berkomunikasi dengan bertanya mengapa dia ingin melukainya.

Maddie berkomunikasi dengan menuliskan pertanyaan di kaca jendela. Dia bertanya siapa lelaki itu dan bolehkah Maddie  melihat wajahnya. Tak lama, lelaki itu membuka topengnya dan memperlihatkan ekspresi wajah seperti mengejek. Maddie yang bingung hanya mampu duduk di samping pintu. Dia lantas mendengar sesuatu mengetuk-ngetuk pintu dan mendapati mayat Sarah ada di sana, digerakkan oleh lelaki bertopeng itu.

Maddie ketakutan luar biasa, tapi satu-satunya cara untuk melarikan diri adalah melawannya. Perempuan itu lalu ingat bahwa Sarah menyimpan sebuah handphone di saku belakang celananya. Maddie lantas mengalihkan perhatian si lelaki bertopeng dengan sengaja menyalakan alarm mobilnya.

Usahanya berhasil membuat lelaki itu panik dan memeriksa mobil tersebut. Saat lelaki bertopeng itu pergi memeriksa mobil, Maddie bergegas memecahkan jendela kaca dan mengambil handphone di saku belakang celana Sarah, sayang handphone itu tidak ada di sana.

Upaya Maddie segera diketahui lelaki psikopat itu. Dia pun berlari ke arah Maddie dan memaksa masuk. Usahanya ditahan Maddie dengan sekuat tenaga agar dia tidak masuk ke dalam rumah. Menyadari tenaganya kalah besar, perempuan itu segera mengambil palu di dekatnya dan memukulkan palu tersebut ke arah tangan lelaki bertopeng.

Maddie kembali berpikir untuk menyelamatkan diri. Dia pun bergegas pergi ke lantai dua rumahnya dan keluar melalui jendela sambil membawa sebuah senter. Senter tersebut dia lempar ke arah hutan, dengan harapan dapat mengecoh si psikopat. Lalu apakah upayanya kali ini berhasil? Bagaimana nasib Maddie selanjutnya?

Menegangkan Meski Dimainkan Sedikit Karakter Saja

Hush tidak punya cast yang berderet seperti film horor pada umumnya. Ia minim konflik, sepi, tapi sejak scene kemunculan sang psikopat, alur berubah sangat menegangkan. Selama 81 menit, pemain yang terlibat hanya 5 orang, yaitu Maddie, Sarah, John kekasih Sarah, sang psikopat dan seorang wanita yang sempat melakukan video call dengan Maddie.

Dari lima karakter itu pun, hanya dua yang benar-benar intens tampil di setiap scene; Maddie dan si pembunuh. Namun, menyaksikan Maddie diteror  dari dalam rumahnya sendiri, menyaksikan si pembunuh mengirim foto-foto Maddie secara real time, ditambah topeng yang creepy, sudah lebih dari cukup untuk membuat jantung berdebar sepanjang film berjalan.  

Adegan-adegan penyelamatan diri yang dilakukan Maddie dalam film ini menambahnya semakin menegangkan. Terhitung lebih dari dua kali Maddie berupaya lepas dari kejaran pembunuh itu, yang terakhir bahkan membuat tangannya terluka karena secara kasar dijepit menggunakan pintu oleh si pembunuh. Saat menonton adegan ini, rasanya ikutan nyeri.

Baca juga: Film dengan Karakter Psikopat Terbaik di Dunia

Psikopat yang Terlalu Percaya Diri

Ketika mengetahui Maddie tidak bisa bicara dan mendengar, psikopat ini terpancing untuk menjadikan Maddie sebagai korban selanjutnya. Dia merasa akan mudah menghabisi perempuan ini. Ekspresinya yang meremehkan Maddie terlihat ketika dia melepaskan topeng. Namun yang terjadi? Dia kewalahan.

Secara realistis, karakter Maddie sangat tidak berdaya dalam film ini. Jaringan internet mati, dia kehilangan handphonenya, ban mobilnya pun digembosi si psikopat. Sementara itu, sang pembunuh terlihat berada di atas angin. Dengan tubuhnya yang lebih besar, tenaga yang dimiliki pun melebihi Maddie. Dia juga berbekal panah yang bisa dipakai membunuh kapan saja. Namun, plot cerita justru di luar dugaan. Psikopat itu terlalu percaya diri.

Secara tersirat, film ini justru ingin memperlihatkan bahwa sesuatu yang tidak diperhitungkan, bisa jadi itu yang mengalahkan. Pasalnya ketegangan dalam film ini juga disuguhkan melalui ketidakberdayaan Maddie melawan pembunuh itu, tapi dalam keadaan ‘kalah’ tersebut, Maddie melawan psikopat yang lengah.

Tidak Menyerah untuk Mempertahankan Hidup

Karakter Maddie menjadi yang paling berkesan dalam film Hush. Dia adalah seorang perempuan, bisu, tuli dan hidup sendirian serta terlihat tidak memiliki kekuatan apa-apa. Pembunuh menganggapnya sebagai mangsa yang empuk. Sehingga tanpa persiapan pun, perempuan tersebut akan mudah dikalahkan.

Namun, Maddie punya hal lain yang membuatnya berhasil selamat, yaitu kekuatan untuk tidak menyerah dan ingin terus mempertahankan hidupnya. Walau menjelang akhir film Maddie terlihat pasrah, dia tetap berusaha melawan si psikopat. Maddie juga kehilangan banyak darah sehingga membuat tubuhnya lemas. Dalam keadaan sudah seperti itu pun, sang tokoh utama tetap melawan.

Karakternya benar-benar mengagumkan. Strategi-strategi Maddie untuk mengalihkan perhatian si psikopat dalam film ini pun terhitung berhasil. Maddie masih bisa berpikir dalam keadaan terdesak. Itu semua karena dia mampu mengelola rasa takutnya dengan baik dan punya keinginan besar untuk bertahan; dua kekuatan yang berhasil menyelamatkannya.

Film yang tayang pada 2016 dan disutradarai oleh Mike Flanagan ini banjir pujian dari banyak pihak. Hush dinilai memberi ketegangan yang cerdik. Ia juga mendapat pujian sebagai salah satu film horor terbaik dalam sejarah perfilman modern. Nyatanya film ini memang punya ketegangan yang bertensi tinggi. Daripada semakin berlama-lama, lebih baik Anda langsung menontonnya saja! Sudah siap tegang menghadapi psikopat?

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram