showpoiler-logo

Sinopsis & Review Hunger, Memasak dengan Cinta atau Ambisi?

Ditulis oleh Suci Maharani R
Hunger (2023)
3.8
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Kayaknya film-film Thailand yang dibintangi oleh Aokbab Chutimon Chuengcharoensukying tidak pernah gagal memukau penonton. Sukses dengan Bad Genius (2017), Aokbab kembali membintangi film thriller lain berjudul Hunger (2023).

Film original Netflix ini memang unik, karena mengisahkan kehidupan para koki gourmet yang jarang diketahui khalayak.

Tak hanya menampilkan hidangan yang cantik dan lezat, film arahan Dom Sitisiri Mongkolsiri ini menyelipkan banyak kritik sosial. Mulai dari kesenjangan sosial, hingga sebab dan akibat dari ambisi buruk dan keserakahan.

Alasan lain yang bikin film ini wajib banget ditonton adalah sinematografi, scoring, akting hingga alur ceritanya yang bisa membuat penonton berdecak kagum.

Berambisi jadi chef yang istimewa, bagaimana cara Aokbab Chutimon Chuengcharoensukying menggapai keinginannya di dapur Hunger (2023)? Buat kamu yang penasaran dengan alur cerita dan ulasan filmnya, bisa mencari tahu informasi lengkapnya di bawah ini.

Sinopsis

Hunger 1_

Bagi Aoy (Aokbab Chutimon) jadi koki di kedai kwetiau adalah caranya untuk mendapatkan nafkah. Namun pikiran sederhananya berubah, pasca ia bertemu dengan chef paling terkenal di Thailand. Pria itu dikenal dengan nama Chef Paul (Peter Nopachai) pemilik dari restoran private bernama ‘Hunger’.

Untuk orang-orang rendahan sepertinya, nama Hunger memang terasa sangat asing.Tapi untuk para politisi, artis dan pengusaha berduit, Hunger adalah impian dan simbol dari status sosial mereka.

Lalu, bagaimana Aoy bisa bertemu dengan Chef Paul? Semuanya berawal ketika Aoy didatangi oleh pria misterius bernama Tone (Gun Svasti). Entah dari mana datangnya, Tone tiba-tiba memberikan Aoy kartu nama ‘Hunger’ setelah ia menyantap kwetiu buatannya.

Sembari memberikan kartu nama, Tone berkata bahwa sangat disayangkan jika kemampuan Aoy harus berakhir di kedai kwetiau pinggir kota.

Awalnya Aoy tidak menggubris perkataan Tone, tapi setelah mencari tahu lebih mengenai Hunger, wanita ini langsung mengubah keputusannya. Ia terpesona melihat sosok Chef Paul, pemilik Hunger yang kemampuan memasaknya membuat orang begitu tergila-gila.

Singkat cerita, nasi goreng kampung buatan Aoy berhasil membawanya ke dapur Hunger. Sejak saat itu hidup Aoy benar-benar berubah. Wanita ini terlihat sangat berambisi untuk menampilkan kemampuan terbaiknya di hadapan Chef Paul.

Aoy tidak memperdulikan hal lainnya, ia hanya fokus untuk menunjukkan bahwa dirinya pantas bekerja bersama Chef Paul di Hunger.

Bersama Hunger, pikiran Aoy mengenai estetika memasak pun berubah drastis. Ia sangat memperhatikan penampilan setiap masakannya, hingga table manner dari orang-orang terdekatnya.

Semakin lama Aoy bersama Chef Paul, wanita ini melihat sisi lain dari sang chef yang membuatnya muak. Sikap Chef Paul yang pemarah, arogan dan tidak terbantahkan membuat tim Hunger runtuh.

Satu persatu anggota tim dipecatnya. Bahkan, salah satu tim yang sudah lama bersamanya malah berkhianat dan menikam Chef Paul hingga hampir tewas.

Bencana lain muncul, saat Aoy mendengar berita salah satu klien mereka tempo hari melakukan aksi bunuh diri massal. Tak hanya itu, Chef Paul seperti tidak memiliki rasa takut hingga nekat memasak daging burung langka yang dilindungi.

Aoy bertanya-tanya, apa yang membuat Chef Paul begitu istimewa? Kenapa orang kaya berlomba-lomba mengundangnya ke rumah mereka?

Tiap kali mereka menyantap masakan Chef Paul, orang-orang itu terlihat seperti kesetanan. Terlebih lagi Aoy penasaran, sebenarnya apa yang memotivasi Chef Paul menjadi seorang juru masak yang tidak memiliki rasa takut?

Alurnya Tajam dan Membakar Emosi

Hunger 2_

Hunger (2023) bisa dikatakan sebagai salah satu film slow burning. Digarap oleh Lek Kongdej Jaturanrasame, alur ceritanya sangat detail dan bikin emosi penonton naik secara perlahan.

Contohnya di bagian prolog, sang scriptwriter langsung menyuguhkan dua juru masak dari dua dunia yang berbeda.

Menjadikan Chef Paul sebagai highlight utamanya, dapur Hunger diperlihatkan sangat dingin dan sibuk. Ketegangan para koki ketika mempersiapkan bahan-bahan pendukung untuk Chef Paul, berhasil bikin penonton merinding.

Selain itu, sosok Chef Paul yang dingin, perfeksionis dan begitu percaya diri diperlihatkan lewat hidangan-hidangannya. Unik dan out of the box, masakan karya Chef Paul ini berhasil membuat penikmatnya seperti kerasukan setan.

Di tempat lain, Lek Kongdej Jaturanrasamee menunjukkan bagaimana dapurnya orang-orang kelas menengah ke bawah lewat Aoy. Dapurnya terlihat super sibuk, banyak bahan dan barang berserakan, belum lagi para pelanggan yang berlalu-lalang di kedai kwetiau milik ayah Aoy.

Tapi momen paling menegangkan di film ini adalah melihat Aoy dan Chef Paul sebagai murid dan guru. Di balik sikap tegas dan acuhnya, Chef Paul terlihat menyimpan harapan bahwa Aoy bisa sama sepertinya.

Namun, perbedaan keyakinan dan sudut pandang membuat Aoy seperti terombang-ambing dalam ketidakpastian. Wanita ini bingung, apakah ia harus tetap hidup dalam kesederhanaan atau mengikuti kegilaan dan sikap ala diktator seperti Chef Paul?

Penggambaran hubungan antara Chef Paul dan Aoy terasa sangat intense, mulai dari kesamaan hingga berbagai perbedaan keduanya diperlihatkan dengan sangat baik.

Ketika membahas Chef Paul, alurnya terasa sangat tajam. Tapi saat membahas Aoy, emosinya yang tidak terkendali ikut membakar emosi para penontonnya.  

Kritik Sosial Lewat Kehidupan Koki Gourmet

Hunger 3_

Film-film Thailand memang terkenal unik karena alur ceritanya yang terkadang di luar nalar. Salah satu hal yang membuat film Thailand spesial adalah berbagai kritik sosial yang diselipkan dalam filmnya.

Contohnya dalam Hunger (2023), saya tidak menyangka kalau film ini ternyata membahas soal kesenjangan ekonomi dan ambisi buruk yang merusak kehidupan.

Tak hanya fokus soal panasnya persaingan para koki gourmet, film ini menyuguhkan kritik sosial lewat masakan yang disajikan.

Pada saat kecil, ia pernah disalahkan oleh para orang kaya karena tidak sengaja menjatuhkan setoples caviar. Padahal, menurutnya caviar memiliki rasa yang tidak enak dan hambar.

Dari kejadian tersebut, Paul merasa sakit hati karena dihina oleh para orang kaya hanya karena sebuah makanan yang hambar. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk balas dendam kepada orang kaya itu.

Cara balas dendamnya adalah, ia bertekad menjadi seorang juru masak yang begitu diinginkan oleh orang-orang kaya. Mereka akan mengemis dan memohon, agar dirinya mau memasak untuk mereka. Masakan buatannya akan membuat para orang kaya ini lapar hingga jadi serakah.

Dari sisi Aoy, wanita ini menunjukkan kalau ambisi buruknya bagaikan sebilah pisau. Ambisinya untuk mengalahkan Chef Paul tidak hanya membuat pria itu terluka. Jauh di dalam lubuk hatinya, Aoy pun merasakan luka yang sama.

Berbagai kebingungan yang ada dalam hati dan pikirannya, membuat Aoy perlahan sadar akan kesalahannya.

Kemistri Tidak Biasa dari Aokbab dan Peter

Hunger 4_

Punya durasi yang sangat panjang, Hunger (2023) tidak akan sukses tanpa kehadiran Aokbab Chutimon sebagai Aoy dan Peter Nopachai sebagai Chef Paul. Dua aktor papan atas Thailand ini berhasil menyuguhkan akting, development karakter dan kemistri yang luar biasa.

Memerankan karakter seorang chef killer, Peter Nopachai sukses memberikan ekspresi dingin yang mengintimidasi. Caranya berbicara, pandangan matanya hingga caranya bersikap benar-benar terlihat seperti seorang chef diktator.

Beralih ke akting Aokbab Chutimon, sejujurnya karakter wanita di pertengahan dua puluhan sudah sering diperankannya. Ekspresi wajah hingga pembawaaan karakternya bisa dikatakan sangat natural. Aokbab Chutimon selalu bisa membuat emosi penontonnya begolak, terutama di adegan krusial.

Punya karakter yang berlawanan, entah bagaimana keduanya terlihat sangat selaras. Perlahan-lahan keduanya mulai saling memengaruhi satu sama lain. Suasana intense dan menegangkan selalu ditampilkan tiap kali keduanya berada di satu scene yang sama.

Scoring dan Sinematografi yang Intense

Hunger 5_

Selain para pemerannya yang tampil gemilang, Hunger (2023) juga menyuguhkan sinematografi dan scoring yang intense.

Untuk sinematografi, film arahan sutradara Dom Sitisiri Mongkolsiri ini memiliki banyak gambar memukau. Hal ini bisa kamu lihat dari bagian prolognya ketika plot mengenai dapur Hunger dan Chef Paul diperlihatkan.

Angle pengambilan gambarnya sederhana, tapi bisa memberikan kesan intense, terutama gambar-gambar yang mengeksplor keindahan masakan oleh Chef Paul.

Di tema “blood and meat”, cara Chef Paul mengetuk saus berwarna merah yang ada di piring terlihat sangat indah. Lalu, caranya memotong daging satu persatu benar-benar bikin penonton ngiler.

Sisi ngeri ditampilkan saat para bangsawan dan selebriti menyantap hidangan tersebut. Saus yang melumuri bibir setiap orang membuat kesan lapar dan rakus tersampaikan dengan baik.

Tentunya gambar-gambar tadi bakal terasa hambar tanpa scoring-nya yang menegangkan. Film ini menyuguhkan background music yang bikin bulu kuduk para penontonnya merinding.

Bukan suara-suara yang kencang, justru suara alat masak seperti wajah yang sedang menumis, pisau yang memotong sayuran hingga suara gigitan daging, semuanya sangat jernih. Saking jelas dan jenihnya, seakan para penonton sedang menyaksikan video ASMR.

Inilah sinopsis dan review singkat saya mengenai film thriller dan kuliner Thailand berjudul Hunger (2023). Harus diakui, judul ‘Hunger’ yang dipilih benar-benar merepresentasikan film dan pesan-pesan yang disampaikan dengan sangat baik. Tak hanya itu, film ini dilengkapi dengan kualitas akting, sinematografi hingga scoring yang bikin merinding.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram