bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Hotel Rwanda, Pilihan Sulit di Tengah Krisis

Ditulis oleh Gerryaldo
Hotel Rwanda
3.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Setelah seru-seruan bareng nonton Hotel Mumbai, ternyata di tahun 2004 sudah ada film serupa yang sama-sama menceritakan bagaimana kisruhnya keadaan di hotel tempat si tokoh utama bekerja akibat satu keadaan krisis super genting. Film ini sendiri berdasarkan kisah nyata loh yang terjadi di negara Rwanda, Afrika Timur.

Berangkat dari kasus Rwanda itu lah, sang sutradara, Terry George, mengangkat kisahnya supaya kita bisa sedikit paham mengenai apa yang sebenarnya terjadi di sana. Pemain yang didapuk untuk memerankan tokoh utama ini adalah Don Cheadle yang sudah hilir mudik di dunia perfilman seperti Ocean Thirteen, Iron Man, Captain America dan film keren lainnya.

Sinopsis

Hotel Rwanda_Poster (Copy)

Paul Rusesabagina (Don Cheadle) merupakan seorang manajer operasi di sebuah hotel mewah kota Kigali, Rwanda bernama de Milles Collines milik negara Belgia. Hotel tersebut merupakan satu-satunya hotel paling terkenal yang sering dikunjungi oleh para bangsawan, pemerintah, orang-orang penting bahkan dipakai oleh PBB untuk kampanye perdamaian.

Satu kali di tahun 1994, suku Hutu dan Tutsi yang menjadi penduduk Rwanda mengalami bentrok dan tidak saling percaya satu dengan yang lain.

Hal tersebut menyebabkan ketegangan antara pemerintah yang adalah etnis Hutu dengan pemberontak yang adalah etnis Tutsi. Semuanya menjadi kisruh dan terjadilah peristiwa genosida di Rwanda dimana korupsi dan suap antar politisi menjadi salah satu rutinitas.

Hal ini terdengar oleh Paul. Paul sendiri adalah orang Hutu, tetapi istrinya Tatiana (Sophie Okonedo) adalah orang Tutsi. Pernikahan mereka menjadi sumber gesekan dengan ekstremis Hutu, termasuk Georges Rutaganda (Hakeem Kae-Kazim) pemasok barang ke hotel yang juga pemimpin lokal Interahamwe, milisi brutal Hutu.

Paul mendukung jenderal Angkatan Darat Rwanda, Augustin Bizimungu (Fana Mokoena), yang mendukung Hutu. Namun meski demikian, tidak menjadi jaminan bahwa Paul dan seluruh keluarganya bisa selamat dari ancaman perang saudara ini.

Satu malam bahkan Paul dan keluarganya melihat tetangganya yang terbunuh juga pembunuhan presiden yang sudah direncanakan, menjadi tahap awal dari genosida. 

Segala hal mulai kusut, Paul dan keluarganya bahkan di datangi oleh Kapten Angkatan Darat Rwanda dan diancam. Padahal jelas-jelas Paul ada di pihaknya namun Augustin malah akan membunuh keluarganya dan tetangganya yang merupakan suku Tutsi.

Paul dengan segera memohon belas kasihan dan memberi uang supaya semua orang yang ada di rumahnya tidak dibunuh namun dilindungi. 

Setelah berhasil negosiasi, semua orang termasuk Paul dibawa untuk ditempatkan di hotel tempat Paul bekerja. Betapa terkejutnya Paul setelah menemukan salah satu stafnya yang kurang ajar bernama Gregoire (Tony Kgoroge), menempati kamar VIP dan mengancam akan mengekspos para pengungsi Tutsi, termasuk istri Paul, jika dia dipaksa bekerja.

Ini membuat Paul tidak bisa berbuat apapun selain membiarkan stafnya yang busuk itu berkeliaran tak bekerja. Pasukan penjaga perdamaian PBB, yang dipimpin oleh Kolonel Oliver (Nick Nolte) dari Kanada, dilarang untuk campur tangan dalam konflik dan mencegah genosida.

Ini membuat Kolonel Oliver pun tidak bisa bergerak dan membantu banyak untuk keselamatan nyawa warga Rwanda termasuk Paul. PBB menarik semua warga asing selain Rwanda untuk dievakuasi. Ini membuat warga Rwanda tertinggal di hotel dan menjadi sasaran empuk para militan Hutu.

Ini disebabkan karena Hotel de Milles Collines sudah kosong dari anggota PBB dan warga asing sehingga tidak ada hukum lagi yang bisa mencegah mereka menyerang Hotel yang jadi tempat pengungsian warga Rwanda yang lain.

Begitu semua warga asing di evakuasi, ada sekitar 800 orang pengungsi yang ada di hotel itu. Hal tersebut jadi beban di pundak Paul karena selain harus mengalihkan perhatian militan Hutu, ia juga harus merawat para pengungsi, melindungi keluarganya, dan menjaga Hotel bintang 5 itu untuk tetap berfungsi. 

Kewalahan, Paul pun meminta jendral Augustin untuk memaksa Gregoire untuk bekerja membantu semua orang dan juga melayani para militan Hutu dibawah komando jendral Augustin.

Akhirnya Gregoire pun mau ikut membantu mengingat persediaan di Hotel sudah semakin menipis. Paul dan Gregoire berkendara untuk mengumpulkan persediaan Hotel dari Georges Rutaganda dan menyaksikan milisi Interahamwe memperkosa sandera Tutsi. 

Paul shock bukan main lantas menegur mengapa Georges membiarkan milisi yang ia pimpin melakukan hal tersebut dan pembunuhan lainnya, mendengar pertanyaan itu Georges hanya tertawa bengis dan mengatakan bahwa ia akan memastikan bahwa ekstrimis Hutu akan memusnahkan semua suku Tutsi.

Setelahnya ia meninggalkan Paul dan Gregoire yang akan kembali ke hotel melewati tepi sungai atas rekomendasi Georges.

Saat melewati jalan tersebut, jalanan tepi sungai menjadi karpet mayat, semua suku Tutsi yang tewas ada di sana, secara tidak langsung Georges sengaja meminta Paul untuk pergi melewati jalan itu untuk menyaksikan apa yang sedang para milisi Hutu dan Interahamwe lakukan.

Paul kembali ke jalan utama dan balik ke hotel, sesampainya di hotel, Paul ambruk tak percaya apa yang baru saja ia saksikan, rasa takut menyerang karena khawatir hal itu akan menimpanya dan keluarganya.

Satu kali, pasukan PBB berusaha untuk mengevakuasi sekelompok pengungsi, termasuk keluarga Paul, namun Gregoire mengkhianati mereka, proses evakuasi tersebut ia sebar ke milisi Interahamwe. Akibatnya milisi tersebut menyerang rombongan warga Rwanda yang terpilih dari tanah kelahiran untuk dievakuasi PBB. Suasananya chaos dan membuat semuanya harus kembali ke hotel. 

Segera setelah itu proses evakuasi pun kembali dilakukan akibat adanya konvoi PBB yang ikut. Hal itu jelas membuat milisi Interahamwe tidak bisa menyerang. Ditambah lagi para pemberontak Tutsi membantu proses evakuasi membuat semuanya bisa pergi ke kamp pengungsian.

Tatiana pun bisa kembali bertemu dengan kedua keponakannya meski tidak bisa bertemu adik dan iparnya lagi yang jadi orang tua dari kedua keponakannya itu. Paul dan keluarga juga para tetangganya akhirnya selamat. Paul berhasil menyelamatkan setidaknya 1.200 pengungsi Tutsi dan Hutu.

Kisah Super Seru

Hotel Rwanda_Plot (Copy)

Terry George sukses membuat film Hotel Rwanda menjadi salah satu film terseru yang pernah saya tonton. Selain diangkat dari kisah nyata, semua pemain yang terlibat di film itu menampilkan kemampuan akting yang mumpuni. Apalagi saat semua harus berperang melawan milisi Hutu dan Interahamwe. 

Bahkan dari 52 ajang perhargaan yang memasukan film Hotel Rwanda berikut para pemain dan elemen film di dalamnya, film ini sukses menyabet 14 penghargaan bergengsi dan berhasil meraup keuntungan bersih sebesar $33,9 juta! Tak hanya itu, film Hotel Rwanda pun masuk ke dalam daftar 100 Most Inspirational Movies All The Time oleh Institut Film America (AFI)

Diangkat dari Kisah Nyata

Hotel Rwanda_Real Story (Copy)

Seperti yang sudah diinformasikan sebelumnya, jalan cerita film ini diangkat dari kisah nyata yang benar-benar terjadi pada Paul Rusesabagina di hotel tempat ia bekerja dan di negara yang ia tempati. Dilansir dari berbagai sumber, Rwanda mengalami genosida.

Peristiwa genosida adalah peristiwa pembantaian besar-besaran secara terstruktur terhadap satu atau sekelompok suku bangsa, ras atau agama dengan maksud memusnahkan semua yang terlibat.

Genosida yang terjadi di Rwanda sendiri merupakan perseteruan suku Hutu dan Tutsi. Dahulu kala, pihak Belgia menganggap Tutsi merupakan suku paling unggul di Rwanda mengalahkan suku Hutu.

Hal ini akhirnya malah membuat suku Hutu tersebut ingin merebut kekuasaan dengan dalil satu pemerintahan harus satu suku yaitu Hutu. Meledaklah perang saudara akan hal tersebut.

Perjuangan Paul Rusesabagina

Hotel Rwanda_Paul (Copy)

Sebagai seorang yang biasa, tidak kebal hukum, commoner dan bisa dibilang jauh dari kata jutawan, Paul Rusesabagina bisa dibilang super berani untuk menghadapi para tentara baik Hutu dan Tutsi seorang diri untuk menyelamatkan sekitar 1.200 penduduk Rwanda yang terbagi atas macam suku.

Paul yang hanya manajer sebuah hotel mampu untuk bernegosiasi dengan baik sehingga hal yang ditakutkan bisa diminimalisir olehnya.

Tak hanya itu saja, Paul juga harus terus mengawasi keluarganya khususnya istri Paul yang adalah suku Tutsi yang sedang diincar. Paul harus pintar-pintar dalam mengatur strategi meski taruhannya nyawa.

Berkat hal tersebut Paul diganjar penghargaan tak berhenti, seperti penghargaan dari Lantos Human Rights Prize dan U.S. Presidential Medal of Freedom untuk tindakan dan keberaniannya saat tragedi genosida di Rwanda.

Cerita yang ditawarkan, akting yang mumpuni dari para pemain utamanya juga sejarah yang ada di balik film ini membuat film ini layak sekali untuk ditonton. Bacaterus memberi skor 3.3/5 untuk film Hotel Rwanda. Apakah kalian sudah menontonnya filmnya? Kalau belum coba deh untuk menontonnya. Dijamin seru sekali!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram