bacaterus web banner retina

Review & Sinopsis Home for Christmas S1, Relate Banget!

Ditulis oleh Aditya Putra
Home for Christmas Season 1
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Menghabiskan waktu bersama keluarga dan orang-orang terdekat merupakan kegiatan favorit di hari Natal. Kita bisa  beribadah, mengobrol, bercanda dan bertukar kado dengan mereka yang di hari-hari biasa sibuk dengan urusan masing-masing sehingga sulit untuk ditemui. Hal itu juga yang membuat perayaan hari Natal spesial.

Ketika berkumpul bersama keluarga, ada banyak topik yang dibicarakan. Dari mulai hal umum sampai hal personal seperti pacar atau pernikahan. Walau kesannya basa-basi, tapi sebagian orang menganggap hal itu mengganggu. Seperti menurut Johanne di serial Home for Christmas Season 1 yang jengah ditanya mengenai pacar. Simak review dan sinopsisnya dulu yuk!

Sinopsis

Johanne adalah seorang wanita berusia 30 tahun yang bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit. Dia dikenal sebagai perawat yang handal dan  hidup di apartemen bersama sahabatnya, Gabrielle. Secara garis besar, dia merupakan wanita sukses hanya saja percintaannya nggak sesukses karirnya.

Menuju hari Natal, Johanne merasa dunia nggak berada di sisinya. Pernak-pernik yang dijual di toko banyak yang dijual untuk pasangan. Dia merasa sebagai satu-satunya orang yang single. Bahkan dia berencana untuk mengambil pekerjaan pada malam Natal di rumah sakit karena pegawai yang lain menghabiskan waktu dengan keluarga dan pasangan.

Pada tanggal 1 Desember, Johanne menghadiri makan malam keluarga di rumah orang tuanya, Tor dan Jorid. Di meja makan, Johanne dipilihkan tempat duduk di samping anak kembar adiknya karena Johanne dianggap sangat handal mengurusi mereka. Pembicaraan dimulai dari yang ringan sampai membahas mantan pacar Johanne baru saja mempunyai anak.

Jorid yang awalnya menjauhi topik percintaan mulai menanyakan status Johanne. Bahkan pertanyaan itu mulai terdengar seperti sebuah desakan. Merasa tertekan, Johanne secara sembarangan mengatakan bahwa dia sudah punya pacar.

Keluarganya merasa bahagia dan meminta Johanne untuk membawa pria itu untuk datang ke makan malam keluarga di malam Natal. Johanne yang sebenarnya nggak punya pacar berniat mencari cintanya dalam waktu 24 hari.

Dia tentu nggak mau menanggung rasa malu di hadapan keluarganya dan mengecewakan mereka. Johanne meminta saran pada Gabrielle supaya bisa punya pacar. Gabrielle menyarankan agar Johanne mulai mencoba dating app yang banyak digunakan orang-orang.

Pria pertama yang Johanne temui adalah Stein. Dia sangat menyukai olahraga bahkan memaksa Johanne untuk bermain ski bersamanya. Stein nggak melanjutkan pendekatan karena merasa Johanne terlalu lambat untuk bisa mengimbanginya.

Johanne nggak menyerah begitu saja, dia kembali mencari pria guna bisa membuktikan pada orang tuanya dia nggak single. Jonas merupakan pria kedua yang berkencan dengan Johanne. Berasal dari Swedia, Jonas mengaku punya orang tua yang kaya dan hidup di Stockholm.

Dia nggak mencari pacar untuk hubungan serius melainkan mencari wanita hanya untuk hubungan seks. Dia memperlakukan Johanne dengan baik sampai mereka memilih berpisah karena perbedaan visi.

Selanjutnya Bengt, seorang politisi yang ternyata mengenal dua orang tuanya. Kemudian bertemu seorang pria lain yang tampak baik hati tapi ternyata punya masalah dengan emosinya. Ada juga seorang hipster yang nyambung secara obrolan tapi malah meledek film favorit Johanne, Love Actually.

Berbagai upaya sudah dilakukan Johanne untuk bisa membawa seorang pria untuk makan malam di malam Natal bersama keluarganya. Merasa akan mengecewakan keluarganya, Johanne punya sebuah rencana brilian yang bisa tetap membuat semangat Natal nggak hilang pada saat makan malam. Seperti apa rencananya? Tonton dulu serialnya.

Eksekusi Menarik dari Premis Sederhana

Home for Christmas menggunakan premis Johanne yang ingin membawa pacar pada makan malam keluarga sementara dia nggak punya pacar. Premis serupa sudah banyak diusung di berbagai judul film dan serial sehingga bukanlah hal yang baru lagi. Tapi eksekusi premis itu melampaui ekspektasi karena berhasil menyuguhkan tontonan yang menarik.

Untuk bisa mendapatkan pacar atau setidaknya pria yang tepat untuk makan malam, Johanne mendengarkan saran Gabrielle. Berbekal dating app dan internet, dia bertemu banyak pria dan menyeleksinya guna menemukan satu yang terbaik tapi terus menemukan kegagalan. Walau terkesan klise, tapi pengemasannya jauh dari kata membosankan.

Baca juga: Film Romantis Netflix yang Cocok Ditonton Saat Natal

Mengangkat Tema Relevan

Pertanyaan tentang pacar, suami atau istri, menikah atau sudah punya anak merupakan tipikal pertanyaan yang sering ditemui ketika ada acara keluarga. Home for Christmas dengan jitu menangkap momen itu untuk dijadikan cerita. Hal itu digabungkan dengan Johanne yang terbilang sukses berkarir tapi belum punya pacar.

Cara Johanne untuk mendapatkan pria adalah dengan menggunakan dating app dan internet. Dia bisa dengan mudah mendapatkan pria yang dirasa menarik kemudian mengobrol dan berkencan.

Penggunaan dating app dan internet saat ini untuk mencari pacar atau teman kencan merupakan tema yang sangat relevan sebagaimana banyak orang menggunakan cara serupa. Selain relevansi menggunakan teknologi, ada juga kenyataan tentang menemui pria yang dengan berbagai macam karakter.

Ada yang keranjingan olahraga, hanya ingin berhubungan seks, hipster, pemarah, sampai politisi. Kenyataan yang nggak menyenangkan itu dikemas dengan bumbu komedi sehingga menyenangkan untuk ditonton.

Penggunaan Tempo yang Tepat

Home for Christmas menggunakan tempo yang tepat dalam setiap episodenya. Dari satu episode satu ke episode lain dibuat menggantung dan bisa membuat penasaran.

Masalah yang coba diungkap dan nggak diselesaikan menjadi jembatan ke episode berikutnya. Malah masalah-masalah itu bisa diselesaikan dalam waktu relatif cepat tapi terasa nggak terburu-buru. Hanya menyertakan enam episode untuk satu season, serial ini bisa memberi tontonan yang solid dan menghibur.

Nggak banyak subplot yang membuat cerita terkesan menumpuk atau malah mengubah jalan cerita. Yang terpenting fokus pada Johanne tetap dipertahankan walau cukup memberi porsi pada karakter pendukung lainnya.

Johanne Melawan Keklisean

Fondasi awal cerita di Home for Christmas adalah keklisean. Seorang wanita berumur 30 tahun yang sukses dalam pekerjaannya dianggap belum lengkap kalau belum menikah dan mempunyai anak. Padahal, Johanne sebagai karakter utama dalam film hidup dalam trek yang benar. Dan yang terpenting dia berbahagia.

Ukuran sukses dan bahagia Johanne berbeda dibandingkan dengan orang tuanya, terutama sang ibu, Jorid. Dia merasa sang anak harus punya pasangan karena adiknya saja sudah menikah dan punya dua anak. Oleh karena itu, dia bersikap pasif-agresif. Pasif karena nggak mau menyakiti anaknya dan agresif karena dia merasa perlu memberi tekanan.

Johanne nggak serta-merta melawan segala keklisean yang ditujukan padanya. Dia mengikuti kemauan sang ibu bahkan berupaya untuk mewujudkannya.

Tapi di episode akhir, kita akan diperlihatkan bagaimana Johanne punya cara sendiri untuk melawan keklisean itu. Dengan cara yang cantik dan nggak merusak suasana Natal.

Home for Christmas merupakan serial yang menghibur walau menggunakan formula yang terbilang klise. Tapi sang sutradara berhasil mengubah formula lama menjadi tontonan yang menarik.

Penasaran dengan akhir perjuangan Johanne di malam Natal? Merasa relate dengan Johanne? Ayo nonton dulu lalu bagikan pengalamanmu di kolom komentar, teman-teman!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram