bacaterus web banner retina

Review dan Sinopsis Serial His Dark Materials Season 2

Ditulis oleh Yanyan Andryan
His Dark Materials Season 2
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Pada musim pertamanya, serial His Dark Materials mengadaptasi novel populer bertemakan fantasi fiksi yang berjudul The Golden Compass karya penulis Philip Pullman.

Di musim keduanya ini, His Dark Materials mengambil materi cerita dari sekuel novel tersebut yang berjudul The Subtle Knife. Serial ini sendiri telah tayang pada tahun 2020 kemarin lewat layanan streaming HBO.

His Dark Materials masih tetap menghadirkan para pemain sebelumnya mulai dari Dafne Keen (Lyra Belacqua), Ruth Wilson (Nyonya Marisa Coulter), James McAvoy (Lord Asriel Belacqua), dan Amir Wilson (Will Parry).

Dalam situs Rotten Tomatoes, serial ini menerima ulasan yang umumnya positif dari para kritikus, dan penonton. His Dark Materials Season 2 memiliki rating 85% berdasarkan ulasan dari 33 kritikus, dan nilai 7/10, sedangkan untuk audience score serial ini mendapatkan rating 88% dari para penonton.

Baca Juga: Review dan Sinopsis Series His Dark Materials Season 1

Sinopsis

His Dark Materials Season 2 poster_

Pada akhir cerita di musim pertama, Lord Asriel mengorbankan nyawa Roger Parslow, sahabat dari Lyra, agar dirinya bisa membuka portal dunia paralel di kutub. Selepas menangisi atas kehilangan sahabatnya itu, Lyra kemudian pergi melangkah menuju portal itu untuk kembali mencari Lord Asriel.

Sementara itu di dunia yang lain, Will Parry bersembunyi dari orang-orang suruhan Lord Boreal yang menginginkan dirinya. Di tempat tersebut, Will tanpa sengaja menemukan sebuah portal misterius yang menghubungkannya ke dunia asing yang belum pernah ia lihat.

Selanjutnya, setelah Lyra keluar dari portal, ia lalu berada di sebuah kota yang bernama Cittagazze. Di tempat itu juga, ia bertemu dengan Will Parry, yang telah tiba beberapa hari sebelumnya. Will kemudian dikejutkan dengan daemonnya Lyra, Pan, yang bisa berbicara bahasa manusia.

Di dunia tempat tinggalnya Will, tidak ada yang namanya daemon, dan orang-orang tidak mempunyai sahabat binatang yang bisa berbicara. Lyra dan Will kemudian saling bercerita bahwa kedua dunia mereka sama-sama mempunyai universitas Oxford, dan beberapa kesamaan lainnya.

Sekelompok anak penduduk Cittagazze lalu menemui Lyra dan Will, mereka kemudian memberitahu kepada keduanya bahwa orang-orang dewasa telah meninggalkan kota, dan juga memperingatkan jika ada spesies jahat bernama Spectre yang bisa menyerap jiwa orang-orang ketika mereka mencapai usia dewasa.

Di tempat lain, para klan penyihir bersiap untuk memulai perang melawan Magisterium. Mereka lalu menugaskan Lee Scoresby, pilot balon udara (aeronaut), untuk menemukan Stanislaus Grumman, seorang penjelajah yang diyakini masih hidup, dan belum meninggal.

Di dalam kapal selam, Nyonya Coulter menginterogasi dan menyiksa seorang penyihir yang berhasil ditangkap. Ia memaksa kepada penyihir untuk mengungkapkan nama “anak dalam ramalan” yang selalu dirahasiakan oleh klan penyihir.

Sebelum sang penyihir membocorkan namanya, ratu klan penyihir, Ruta Skadi, tiba dan membunuh beberapa awak kapal, termasuk melukai Kardinal Sturrock. Selanjutnya, lewat portal di Cittagazze, Will mengajak Lyra untuk pergi ke dunianya.

Will kemudian mengunjungi ibunya, sementara Lyra pergi ke Oxford di mana dia bertemu dengan Charles Latrom alias Lord Boreal. Kompas alethiometer lalu memandu Lyra ke Mary Malone, seorang fisikawan Oxford yang meneliti Dark Matter atau Dust dalam dunianya Lyra.

Kardinal Sturrock pada akhirnya meninggal, dan Pastor MacPhail terpilih menjadi penggantinya. Nyonya Coulter lalu bekerjasama dengannya untuk kemudian melakukan pengeboman di wilayah tempat tinggal klan penyihir, dan peperangan pun sudah dimulai.

Kompleksitas Cerita Semakin Meningkat

Kompleksitas Cerita Semakin Meningkat_

Di alam semesta fiksi yang penuh dengan penyihir, daemon, beruang lapis baja yang bisa berbicara, dan portal jendela yang membuka dunia paralel, His Dark Materials tentunya menyajikan sebuah cerita fantasi yang menyenangkan.

Serial ini sejak di musim pertamanya memang memiliki materi cerita yang menarik perhatian, dan menjadi salah satu serial fantasi yang tidak membosankan untuk ditonton.

Di musim keduanya, serial ini rasanya jauh lebih mencekam dibandingkan seri pertamanya itu. Banyak intrik yang terjadi, terutama peperangan antara klan penyihir melawan Magisterium.

Pada season kedua ini juga, hubungan antar karakter terlihat lebih kompleks dan konflik semakin dilematis. Namun, hal itu juga membuat alur ceritanya sepanjang 7 episode terasa semakin hidup, dan seru.

Untungnya juga, musim kedua His Dark Materials cukup mengalami perkembangan dengan penampilan yang meningkat dari setiap para pemainnya. Selain itu juga, efek visual sinematografinya masih tetap menakjubkan.

Konsep dunia paralel, khususnya di Kota Cittagazze, digambarkan dengan cara yang elegan, dan hangat, tapi di sisi lain menyimpan misteri kegelapan yang bisa mengancam perjalanan Lyra, dan Will.

Lalu, twist cerita yang diberikan pun rasanya lumayan cukup mengejutkan. Apalagi, di musim pertamanya saja kita sudah diberitahu jika Lord Asriel, dan nyonya Coulter sebenarnya adalah orang tuanya Lyra.

Sedangkan ayahnya Will, Kolonel John Parry alias Dr. Stanislaus Grumman, ternyata masih hidup, dan ia pun menjadi seorang cenayang, yang berusaha menemukan anaknya sebagai pemilik “Pisau Gaib.”

Para Karakter Masih Bermain dengan Solid

Para Karakter Masih Bermain Dengan Solid_

Pada musim kedua ini, Lyra menggunakan nama Silvertongue di belakang namanya setelah membantu Raja Beruang, Iorek Byrnison, untuk mengambil tahtanya kembali sebagai penguasa Svalbard di wilayah Arktik.

Setelahnya itu, Lyra (Dafne Keen) menjelajahi kota misterius Cittagazze setelah meninggalkan dunianya melalui portal dunia paralel yang diciptakan oleh ayahnya Lord Asriel (James McAvoy). Di kota tersebut, dia dan daemonnya, Pantalaimon “Pan”, bertemu Will Parry (Amir Wilson), yang sama-sama kabur dari dunianya sendiri.

Meskipun awalnya mereka curiga satu sama lain, Lyra dan Will dengan cepat belajar untuk saling memahami, dan peduli. Ikatan keduanya yang tumbuh pesat kemudian menjadi salah satu tulang punggung kekuatan cerita untuk seri kedua serial His Dark Materials ini.

Selepas keduanya mempunyai narasi cerita yang terpisah di musim pertamanya, Dafne dan Amir lalu dipertemukan, dan secara cepat berhasil membangun chemistry yang dibaik diantara dua karakter yang mereka mainkan.

Tetapi, penampilan yang paling memikat di serial ini rasanya kembali jatuh kepada Ruth Wilson sebagai nyonya Marisa Coulter. Ruth terus memukau di setiap episode His Dark Materials, dan ia secara hati-hati memainkan antara penjahat yang kejam sekaligus ibu yang menyayangi Lyra.

Di musim kedua ini juga, nyonya Coulter semakin terlihat lebih jahat karena ia mampu mengendalikan Spectre untuk melakukan niat jahatnya melawan klan penyihir, menemukan Lyra, hingga tak segan-segan membunuh orang-orang yang menghalangi jalannya, termasuk Lord Boreal yang tewas olehnya.

Sementara itu, sosok Lee Scoresby diperankan dengan rasa humoris oleh Lin-Manuel Miranda, sedangkan John Parry (Andrew Scott) terlihat sangat unik, dan eksentrik sebagai seorang cenayang yang misterius.

Di lain sisi, James McAvoy sebagai Lord Asriel hanya muncul menjadi cameo, dan sepertinya perannya bakal lebih intens lagi di His Dark Material Season 3 mendatang, yang saat ini sedang dalam proses produksi.

Musim Kedua yang Lebih Imajinatif

Musim Kedua yang Lebih Imajinatif_

Rasanya tidak terlalu berlebihan jika mengatakan bahwa musim kedua His Dark Materials masih tetap memuaskan seperti seri sebelumnya. Serial ini mengalami cukup banyak peningkatan, dan intensitas cerita yang disajikan pun memiliki tempo yang lebih kompleks, dramatis, dan cenderung sedikit gelap.

Dengan durasi masing-masing episodenya sekitar 55 menit, keseluruhan jalan cerita yang diberikan pun masih terasa menjanjikan, dan tidak membosankan. Setiap narasi antar karakter yang berbeda dirangkai secara apik, dan kita tidak akan kebingungan untuk mengikuti setiap perjalanan cerita diantara masing-masing karakternya.

Di sisi lain, secara visual serial ini masih terlihat sempurna. Proses produksinya juga berhasil menciptakan konsep dunia paralel yang jauh lebih hidup, dan mengesankan.

Singkatnya, musim kedua serial His Dark Materials terbilang mumpuni di semua episodenya. Cerita fantasi fiksi disajikan lewat petualangan yang imajinatif, penuh resiko, namun tetap menyenangkan dari episode awal hingga akhir.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram