bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review He’s All That, Make Over yang Nanggung

Ditulis oleh Siti Hasanah
He’s All That
2.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Tahun 2020 yang lalu Miramax mengeluarkan pengumuman bahwa pihaknya akan membuat film versi remake dari She’s All That, He’s All That. Mark Waters berkolaborasi dengan penulis asli She’s All That, R. Fleming Jr, untuk menulis naskah dari film ini. Keduanya bersama membangun kisah Padgett Sawyer yang diperankan oleh aktris pendatang baru, Addison Rae.  

Tanner Buchanan dipasangkan sebagai lawan mainnya. Rachael Leigh Cook juga dipastikan bergabung dalam proyek ini sebagai ibu Padgett.

Di film pertamanya, Rachael berperan sebagai Laney Boggs, gadis cupu yang di-make over oleh Freddie Prinze Jr. Namun, karakter Rachael di film ini berbeda dengan karakter di film sebelumnya. Berikut ini sinopsis dan ulasannya filmnya. 

Baca juga: 11 Film Netflix Bertema Remaja yang Seru untuk Ditonton

Sinopsis

nopsis

He’s All That mulai tayang pada Jumat 27 Agustus 2021. Proses pembuatan film ini dilakukan bulan November-Desember tahun sebelumnya. Film yang sangat kental dengan aroma milenial ini menjadi lineup film musim panas yang ditayangkan Netflix.

Penayangan film ini bersamaan dengan tayangnya trilogi Fear Street, Kissing Booth yang sudah mencapai season terakhir dan beberapa film lainnya juga.

Bagi generasi 90-an, keterlibatan Rachael Leigh Cook dan Matthew Lillard memunculkan dugaan bahwa film He’s All That adalah sekuel dari film sebelumnya, She’s All That.

Namun, Miramax menegaskan bahwa He’s All That bukanlah sekuel dari film ini melainkan sebuah remake. Rachael Leigh Cook dan Matthew Lillard tidak ada kaitannya dengan film baru itu. Kedua aktor yang menjadi bagian dari pemeran utama di film terdahulunya pun mendapatkan karakter yang baru.

Di film terbarunya, Cameron Kweller (Tanner Buchanan) cowok culun yang dipermak oleh Padgett, sementara di film pendahulunya, Rachael Leigh Cook-lah yang menjadi perempuan culun yang disulap penampilannya menjadi cantik oleh Zach (Freddie Prinze Jr).

Kisah dalam He’s All That berpuat pada perjalanan seorang bintang TikTok, Padgett Sawyer dan kehidupan masa SMA-nya. Padgett adalah seorang influencer terkenal dengan nama Padgett HeadToToe di TikTok.

Ia punya jumlah follower yang sudah mencapai rajusan juta orang. Kehidupan Padgett nampak sempurna. Ia cantik, selalu modis, dan meraih nilai yang baik di sekolah. Ia juga dikelilingi teman-teman yang popular di media sosial.

Kepopulerannya hancur saat suatu hari ia mendapati pacarnya, Jordan van Draanen (Peyton Meyer) berselingkuh dengan salah satu penari latar di video musiknya. Sialnya, insiden memalukan tersebut terjadi saat Padget sedang live di tiktok. Ini berarti jutaan follower-nya menyaksikan hal tersebut.

Video Padgett yang tengah marah-marah karena pacarnya berselingkuh pun menjadi viral, tapi dalam konteks buruk. Akibatnya ia kehilangan follower-nya, sponsor yang menjadi penyokong dana sekolahnya dan merek-merek lain yang telah sepakat menjalin kerja sama dengan dirinya.

Insiden tersebut bukannya membuatnya mendapatkan simpati, ia malah diolok-olok dan menjadi meme yang viral dalam sekejap. Demi membuktikan bahwa dirinya belum hancur, ia bertaruh dengan Alden (Madison Pettis).

Padget dan Alden bertaruh apakah ia masih bisa mengubah seorang murid tidak terkenal di sekolahnya menjadi raja pesta dansa nanti. Kedua gadis tersebut mulai berburu dan menentukan siapa cowok yang sangat tidak popular dan bisa dipermak sedemikian rupa hingga menjadi popular.

Pilihan terbaik menurut mereka jatuh pada cowok pendiam, antisosial dan punya selera unik serta tidak mengikuti perkembangan zaman. Dialah Cameron Kweller (Tanner Buchanan). Meskipun tadinya Padgett menolak, tapi dia pun tanpa sadar mendapati dirinya mulai mendekati cowok itu.

Aksi membujuk Cameron pun dimulai. Ia mulai mengamati kegiatan Cameron, mempelajari tentang dirinya dan mendekatkan diri pada kehidupannya. Hal terakhir ini membuat Padget menyukai Cameron. Cowok itu punya banyak sisi lain yang menarik yang selalu ia sembunyikan dari orang-orang.

Kebersamaannya bersama Cameron pun mulai membuatnya jatuh cinta. Namun, saat ia mulai menyadari perasaannya, masalah mulai muncul dan mengancam hubungannya dengan Cameron. Ia pun berada di posisi sulit apakah harus memilih reputasinya sebagai influencer terkenal atau Cameron.

Pengenalan Karakter He’s All That

Pengenalan Karakter He’s All That

Addison Rae didapuk sebagai pemeran utama dalam film He’s All that. Ia sebenarnya adalah seorang artis yang viral berkat video pendeknya yang diunggah di TikTok.

Saya tidak akan menilai kemampuannya berakting, hanya saja saya menyukai perannya sebagai figur popular di mana ia harus memperhatikan penilaian orang dibandingkan dengan kenyamanan dirinya.

Karena reputasinya tersebut ia harus berbohong pada teman-temannya tentang keadaan dirinya yang sebenarnya, seperti tempat tinggalnya, dan latar belakang keluarganya. Itu ia lakukan agar disukai oleh anak-anak SMA Cali yang rata-rata berasal dari keluarga kaya.

Padgett punya dua teman yang sama-sama popular, Alden dan Quinn (Myra Molloy). Kedua teman yang sering bersama ini sudah lama mengetahui rahasia Padgett, hanya saja sikapnya berbeda.

Quinn lebih tulus berteman dengannya, sementara Alden memanfaatkan rahasia tersebut untuk menjatuhkan Padgett. Teman yang satu ini rupanya menyimpan rasa iri padanya. Dan ia pulalah yang membuat skenario insiden viral yang menghancurkan nama Padget saat itu.

Karakter yang mencuri perhatian dengan sikapnya yang menjauhi perhatian ini tidak boleh kita lewatkan. Tanner Buchanan, alias Cameron Kweller adalah karakter anak SMA yang menurut dirinya berprinsip dan tidak terpengaruh apa pun. Ia juga tipikal anak yang blak-blakan dan sarkas.

Di samping bicaranya yang kejam, ia membenci orang-orang yang sok popular demi mendapatkan pengakuan. Ia juga menganggap menjadi pusat perhatian adalah hal yang melelahkan.

Jangan lupakan tokoh antagonis kita yang suka berulah dan menggoda gadis-gadis, Jordan van Draanen si influencer yang terkenal berkat Padgett. Ialah pengacau yang bikin gadis itu kesulitan. Jordan dan Alden belakangan menjadi pasangan yang bekerja sama menghancurkan Padget.

Kisah yang Sangat Milenial

Kisah yang Sangat Milenial

Mengusung genre komedi romantis yang melibatkan kehidupan remaja masa kini, He’s All That hadir dengan tampilan yang sangat mencerminkan generasi milenial. Jokes yang terselip di dalam dialog film ini sangat khas generasi sekarang.

Ini menjadikan mereka yang terlahir di generasi sebelumnya mungkin akan sedikit kurang paham letak humornya. Kehidupan generasi yang tidak pernah lepas dari gadget canggih dan media sosialnya mengisi hampir semua adegan di film ini.

Kisah dalam He’s All That sebetulnya menarik. Hanya saja mungkin bagi sebagian orang, film ini kurang memberikan ruangan bagi penonton yang tidak begitu memahami dunia remaja dengan kesehariannya untuk memahami alur ceritanya.

Chemistry yang Tidak Begitu Apik

Chemistry yang Tidak Begitu Apik_

Saya masih ingat beberapa bagian menarik dari film ini, misalnya saja chemistry menarik dari kedua tokoh utamanya, Rachael Leigh Cook dan Freddie Prinze Jr.

Kisah ini sangat populer sehingga membuat anak-anak sesuai mereka saat itu berharap menjadi sosok Laney Boggs di kehidupan nyata. Ini pula yang membuat saya menantikan kisah yang baru yang diangkat dalam film akan meninggalkan kesan.

Sayangnya, saya harus menghilangkan harapan tersebut ketika banyak hal dalam film ini yang terasa datar. Padgett dan Cameron seharusnya menjadi pusat perhatian dalam film ini. Namun, nampaknya mereka belum berhasil memperlihatkan chemistry romantis tersebut. Masih terasa tanggung.

Tampilan Visual yang Terang

Tampilan Visual yang Terang

Dari segi visual, He’s All That menampilkan gambar yang sangat terang. Warna-warna yang akan mengingatkan kita pada dunia remaja tergambar dengan jelas dalam film ini. Kamu akan dimanjakan oleh pemandangan dalamnya.

Para pemeran utama pun tampak keren, ganteng dan cantik. Mereka seolah menggambarkan remaja kebanyakan di masa kini dengan hal-hal yang ada di kehidupan mereka, seperti gadget yang canggih, penampilan yang stylish, media sosial dan hal lain yang hanya dilakukan oleh remaja seusia mereka.

Setelah film usai, saya merasa bahwa film ini seharusnya tidak ditonton setelah kamu menonton She’s All That terlebih dahulu. Ini dimaksudkan agar kamu tidak terpengaruh dengan pencapaian bagus dari film pertamanya. 

Kalau boleh memilih, She’s All That memang lebih bagus dari segi cerita, karakter pemain dan akting mereka. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa saksikan filmnya langsung di Netflix.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram